ABSTRAK
Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu baru. Sistem
reproduksi disebut juga sistem perkembangbiakan atau sistem genetalia. Sistem ini berfungsi
untuk menghasilkan sel kelamin (gamet), menyalurkan gamet jantan mamalia. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui organ luar dan dalam mencit jantan dan betina serta
gamet mencit. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis 01 April2021 secara virtual
dirumah masing-masing dengan menggunakan video call. Dalam praktikum ini dilakukan
dengan menggunakan tikus putih jantan dan tikus putih betina. Terlihat bahwa ada organ
reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Pada organ reproduksi eksternal jantan
terdapat penis, sedangkan pada jantan terdapat vulva. Pada organ reproduksi internal jantan
terdapat sepasang testis, vas deferens, dan epididymis, sedangkan pada organ reproduksi
betina terdapat sepasang ovarium, oviduct, dan uterus.
Kata kunci: Mencit, Testis, Ovarium
ABSTRACT
A. Landasan teori
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara jantan dan betina. Reproduksi merupakan ciri aktivitas
hidup yang bertujuan untuk melestarikan jenisnya. Sistem reproduksi disebut juga
sistem perkembangbiakan atau sistem genetalia. Sistem ini berfungsi untuk
menghasilkan sel kelamin (gamet), menyalurkan gamet jantan mamalia. Secara umum
sistem reproduksi vertebrata terdiri atas kelenjar kelamin (gonad), yang merupakan
organ utama, saluran reproduksi, dan juga kelenjar seks (Aseptianova,2016:1)
Sistem reproduksi mencit jantan tersusun atas organ genital eksternal dan
internal. Pada organ genital eksternal terdapat skrotum yang berupa kantong dan
terletak didepan anus mencit. Selain itu juga terdapat penis yang digunakan sebagai
alat kopulasi sebagian besar hewan mamalia. Toelihere (1985:34) menjelaskan bahwa
organ kopulatoris hewan jantan, penis, mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran
urin dan peletakan semen ke dalam saluran reproduksi hewan betina. Penis terdiri dari
akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada kepala penis. Badan penis terdiri dari
corpus cavernosum penis yang relatif besar dan diselaputi oleh suatu selubung fibrosa
tebal berwarna putih, tunica albuginea.
Sistem reproduksi mencit jantan tersusun atas sepasang testis berbentuk bulat
telur yang merupakan lokasi pembuatan sel gamet jantan, epididimis yang merupakan
tempat pemasakan spermatozoa mencit, dan juga terdapat saluran panjang yang
disebut vas deferens yang menghubungkan testis dengan kelenjar aksesori. Di dalam
sistem reproduksi mencit juga terdapat beberapa kelanjar aksesori seperti vesikula
seminalis dan prostate. Sistem reproduksi mencit jantan ini berakhir pada penis.
(Yatim,1994:34).
Alat reproduksi luar pada mencit betina terdiri dari vulva dan klitoris. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa pada mamalia termasuk mencit dilengkapi organ kelamin
luar (vulva) dan kelenjar susu (Partodihardjo, 1992:54).
Sistem reproduksi pada mencit betina tersusun atas sepasang ovarium di dalam
rongga pelvis yang berisi sel-sel telur mencit. Setelah ovarium, terdapat saluran
berkelok-kelok yang menghubungkan ovarium dengan uterus, yakni oviduct atau tuba
fallopi yang menjadi jalan keluar sel telur menuju uterus (saluran telur). Ovarium
berfungsi sebagai penghasil telur. Oviduk merupakan organ berbentuk tubuler yang
bergantung pada kedua sisi ovarium ke uterus. Oviduk sebagai lumen
menghubungkan rongga peritoneum dengan rongga uterus yang digantungkan pada
mesentrium. Menurut Radiopoetro (1998), oviduk bagian posterior berdilatasi
membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui organ luar dan dalam mencit
jantan dan betina serta gamet mencit.
DAFTAR PUSTAKA
Aseptianova.2016. Perkembangan Hewan. Palembang: Noerfikri Offset Bahan
Antifertilisasi. Jakarta: Adabia Press
Partodihardjo. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber.
Radiopoetro, 1998. Zoologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Toelihere, M. R. 1979. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Bandung: Angkasa.
Universitas Islam Negeri Malang.
Yatim, W. (1994 ). Embriologi. Bandung: Tarsi