Anda di halaman 1dari 47

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING

BERBASIS APLIKASI JOOMLA PADA MATERI SISTEM EKSRESI


MANUSIA KELAS VIII SMP

Proposal Penelitian
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Pendidikan (S.Pd)

Oleh
Erna Juliani
NIM 140384205013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Peneliti mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal

yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran E-learning Berbasis Aplikasi

Joomla Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Kelas VIII SMP” dapat tersusun

dengan baik dan lancar.

Proposal ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai

pihak yang telah memberikan inspirasi dan motivasi kepada peneliti. Oleh karena

itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Bapak Prof.

Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc., yang telah memberikan motivasi sebagai

pembimbing kami di kampus dan telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menuntut illmu di kampus yang bapak pimpin.

2. Dr. H. Abdul Malik, M. Pd. sebagai dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan motivasi kepada kami sebagai calon

pendidik yang baik.

3. Dr. Hj. Nevrita, M.Pd., M.Si sebagai ketua prodi pendidikan biologi sekaligus

dosen pembimbing II yang juga telah memberikan motivasi kepada kami

sebagai calon pendidik yang baik.

4. Nurul Asikin, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing I

atas segala ilmu yang telah memberikan ilmu bermanfaat dalam penyusunan

skripsi ini, serta masukan-masukannya yang membangun.

ii
5. Bapak Ibu dosen pendidikan biologi Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH), yang telah memberikan ilmunya baik secara langsung atau tidak

langsung.

6. Terimakasih kepada keluarga tercinta Bapak Kurus, Ibu Jumiatin, dan Abang

Erianto yang telah memberikan kasih sayang tiada habis dam selalu

memberikan semangat sehingga proposal ini dapat berjalan lancar sesuai

dengan waktu yang ditentukan.

7. Terimakasih kepada Fitriadi yang telah memberikan dukungan, memberi

semangat dan membantu dalam penyelesaian proposal peneliti.

8. Terimakasih kepada Afriliani, Tree Evryanti, Febrisa, Dayu Mailina, Reni

SN, Rachma Oktaviani dan Nita yang telah memberikan semangat dan

motivasi.

9. Terimakasih kepada teman-teman seangkatan FKIP pendidikan biologi yang

selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti.

Tanjungpinang, Januari 2020

Penulis

Erna Juliani

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ............................................................................................ 4
D. Spesifikasi Produk yang Diharapakan ............................................................ 4
E. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan....................................................... 6
G. Definisi Operasional ....................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 8


A. Landasan Teori ............................................................................................... 8
1. Media Pembelajaran .................................................................................. 8
2. E-Learning ............................................................................................... 15
3. Content Management System (CMS) Joomla .......................................... 19
4. Konsep Sistem Ekskresi .......................................................................... 21
B. Penelitian yang Relevan................................................................................ 24
C. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 27


A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 27
B. Model Penelitian dan Pengembangan ........................................................... 27
C. Prosedur Penelitan dan Pengembangan ........................................................ 28
D. Uji Coba Produk ........................................................................................... 32
1. Desain Uji Coba ....................................................................................... 32
2. Subjek Uji Coba....................................................................................... 32
3. Jenis Data ................................................................................................. 32
4. Instrumen Pengumpulan Data.................................................................. 33
5. Teknik Analisis Data ............................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman


1. Kisi-kisi lembar validasi materi media pembelajaran e- 33
learning
2. Kisi-kisi lembar validasi tampilan media pembelajaran e- 34
learning
3. Kisi-kisi lembar praktikalitas media pembelajaran e- 34
learning
4. Kisi-kisi tes evaluasi peserta didik 35
5. Kriteria penetapan tingkat validitas 37
6. Kriteria penetapan tingkat praktikalitas 38

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman


1. Kerangka Berfikir 26
2. Tahapan Model penelitian Pengembangan 4D 31

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat

mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani

kehidupan. Oleh karena itu, sudah seharusnya pendidikan didesain guna

memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dunia

pendidikan semakin hari semakin berkembang, perkembangan yang terjadi pada

dunia pendidikan tidak terlepas dari lajunya perkembangan teknologi saat ini.

Banyak perubahan yang terjadi pada dunia pendidikan yang dikarenakan

berkembangnya teknologi. Salah satu contohnya yaitu penggunaan website.

Menurut Kadir (2009: 10) website adalah kumpulan halaman yang

menampilkan informasi data teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, video

dan gabungan dari semuanya baik yang bersifat statis maupun dinamis yang

membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait. Website sangat berperan

penting dalam proses pertukaran informasi baik secara lokal maupun internasional

sehingga menjadi salah satu media yang dapat memberikan informasi,

pengetahuan dengan mudah dan cepat.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru IPA di

SMP negeri 6 Tanjungpinang yaitu (1) materi yang diberikan kepada peserta didik

belum tersampaikan dengan baik karena kurangnya media visual yang dapat

menggambarkan informasi sesungguhnya (2) tujuan pembelajaran kurang tercapai

dikarenakan peserta didik kurang antusiasme terhadap materi sistem ekskresi

1
2

sehingga hasil belajar tidak memenuhi ketuntasan ketentuan minimal (KKM) (3)

penggunaan media pembelajaran biologi dapat menarik minat siswa untuk belajar

(4) hampir sebagian peserta didik memiliki smartphone dan bisa memanfaatkan

untuk mencari informasi-informasi pembelajaran yang tersedia internet (5) SMP

Negeri 6 Tanjungpinang termasuk sekolah yang memiliki fasilitas memadai

memiliki laboratorium komputer serta fasilitas wifi yang cukup memudahkan

akses internet di sekolah, tetapi pemanfaatan media pembelajaran berbasis e-

learning masih kurang diperhatikan dan dimanfaatkan dengan baik oleh guru (6)

kurangnya pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning dalam

menyampaikan materi sehingga siswa lebih mudah mengerti terkait dengan materi

yang membutuhkan visualisasi yang baik.

Melihat dari fakta-fakta tersebut pemanfaatan website dalam pembelajaran

baik di kelas maupun di luar kelas menjadi penting dan bermanfaat bagi peserta

didik. Pembelajaran berbasis website ini sering disebut dengan e-learning

(elektronik learning). E-learning merupakan konsep pembelajaran baru atau

modern yang muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi khususnya teknologi informasi.

Untuk mengembangkan e-learning dalam pembelajaran dapat

dikembangkan dengan menggunakan aplikasi salah satunya yaitu joomla. Joomla

adalah salah satu aplikasi untuk membantu dalam pembuatan website dan solusi

open surce yang tersedia secara gratis untuk semua orang. Pengembangan media

pembelajaran menggunakan joomla akan menghasilkan sebuah website yang

dibuat akan lebih menarik dengan fitur yang lebih lengkap (Bakri dkk, 2018:
3

102). Dalam media yang dikembangkan akan dapat memuat fitur diantaranya

yaitu kompetensi dasar, indikator pembelajaran, apersepsi, materi ajar, evaluasi

pembelajaran dan nilai peserta didik hasil evaluasi pembelajaran. Selain fitur-fitur

diatas website akan didesain menarik, efektif dan praktis dengan memasukkan

audio, animasi visual, audio-visual dan video. Menggabungkan semua aktifitas

peserta didik dalam 1 (satu) file yaitu sebuah website akan membuat guru lebih

mudah dalam mengajar dan siswa lebih mudah dan memahami dalam belajar.

Selain itu dari hasil wawancara di SMP Negeri 6 Tanjungpinang yang

dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa salah satu materi yang membutuhkan

visualisasi yang baik yaitu sistem ekskresi pada manusia. Materi ini sulit untuk

disampaikan karena dengan hanya mendeskripsikan secara audio peserta didik

belum mampu menggambarkan dan memahami materi sistem eksresi itu sendiri.

Oleh karena itu, materi tersebut akan lebih mudah dipahami peserta didik jika

guru menggunakan media visual agar peserta didik termotivasi yang didukung

konten video dan animasi.

Bedasarkan latar belakang yang dikemukakan peneliti tertarik

mengembangkan e-learning sebagai media pembelajaran melalui sebuah

penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran E-learning

Berbasis Aplikasi Joomla Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Kelas VIII SMP”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu

“Bagaimana pengembangan media pembelajaran e-learning berbasis aplikasi


4

joomla yang valid, praktis, dan efektif sebagai media pembelajaran biologi pada

materi sistem ekskresi manusia untuk siswa SMP kelas VIII?”

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan menghasilkan produk media pembelajaran e-

learning berbasis aplikasi joomla yang valid, praktis, dan efektif sebagai media

pembelajaran biologi pada materi sistem ekskresi pada manusia untuk siswa SMP

kelas VIII.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapakan

Spesifikasi produk yang diharapkan untuk penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Media pembelajaran ini berupa e-learning yang dihasilkan dari penggunaan

aplikasi joomla versi 3.9.14.

2. Media pembelajaran e-learning terdiri dari tujuh komponen utama meliputi:

a. Home (Halaman Utama). Pada halaman utama terdapat beberapa menu

pilihan yaitu Apersepsi, Tujuan Pembelajaran, Kompetensi Dasar, Indikator,

Paparan Materi, Evaluasi atau kumpulan soal.

b. Apersepsi. Memuat tentang “ketika siswa melihat kulit yang sedang

berkeringat. Proses apa yang terjadi?”.

c. Tujuan pembelajaran. memuat tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh

peserta didik telah menggunakan media pembelajaran e-learning.

d. Kompotensi Dasar. Memuat tentang menjelaskan struktur dan fungsi sistem

ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri.


5

e. Indikator. Memuat tentang mengidentifikasi organ-organ penyusun sistem

ekskresi pada manusia, menjelaskan sktruktur dan fungsi organ-organ,

menjelaskan proses pengeluaran zat sisa, mendata gangguan dan bagaimana

cara menanggulanginya.

f. Paparan Materi. Memuat materi sistem ekskresi yang dapat digunakan

secara langsung peserta didik.

g. Evaluasi atau Kumpulan Soal. Disusun untuk melakukan evaluasi tentang

pemahaman peserta didik setelah menggunakan media pembelajaran e-

learning. Terdiri dari 20 soal pilihan ganda.

3. Animasi digunakan untuk perhatian peserta didik. Pembuatan animasi

dilakukan dengan memanfaatkan fitur animations atau mengunduh dari

internet.

4. Suara dan video ditambahkan untuk membuat kesan media yang lebih

interaktif serta dapat menjelaskan materi yang lebih kongkret bagi peserta

didik.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, dapat mempermudah penyampaian materi dalam proses

pembelajaran yang lebih bervariatif.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran

melalui internet sehingga pengetahuan peserta didik lebih luas.


6

3. Bagi peneliti, hasil media penelitian ini bermanfaat untuk menambah

pengalaman dan wawasan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran

yang lebih menarik.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

a. Asumsi Pengembangan

Asumsi yang digunakan peneliti pada pengembangan media pembelajaran

berbasis website pada materi sistem ekskresi manusia adalah media pembelajaran

yang dikembangkan pada penelitian ini dibuat dengan aplikasi joomla. Penulis

memilih aplikasi joomla karena mendukung proses pembelajaran secara online

dan membuat pembelajaran lebih menarik, termotivasi, dan meningkatkan minat

belajar siswa.

b. Keterbatasan Pengembangan

Terdapat keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini yaitu:

1. Pengembangan media pembelajaran berbasis website hanya membahas tentang

materi sistem ekskresi manusia pada kelas VIII.

2. Uji coba dilakukan di SMP Negeri 6 Tanjungpinang dan dibatasi dengan satu

kelas yaitu kelas VIII.

G. Definisi Operasional

1. Media Pembelajaran merupakan sebagai alat bantu yang digunakan dalam

proses interaksi yang berlangsung antara guru dan peserta didik untuk

mendorong terjadinya proses belajar mengajar.

2. E-learning merupakan suatu media elektronik yang dapat mendukung proses

belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi informasi.


7

3. Joomla merupakan sebuah aplikasi untuk membantu dalam pembuatan website.

Pengembangan media pembelajaran menggunakan joomla akan menghasilkan

sebuah website yang dibuat akan lebih menarik dengan fitur yang lebih

lengkap.

4. Materi Sistem Ekskresi pada Manusia adalah materi pelajaran dalam bidang

ilmu biologi yang terdapat dalam mata pelajaran IPA Terpadu. Materi sistem

ekskresi pada manusia mengkaji pengeluaran hasil metabolisme yang tidak

dibutuhkan oleh tubuh.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Media Pembelajaran

Peran guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan

memotivasi peserta didik dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang

ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang melainkan dari sumber-

sumber belajar yang lain. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, pilih dan

kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik.

Cara belajar dengan mendengarkan ceramah dari guru merupakan salah

satu wujud interaksi. Namun belajar hanya dengan mendengarkan, patut

diragukan efektifitasnya. Belajar yang efektif jika peserta didik untuk melakukan

sesuatu melalui media pembelajaran. Peserta didik akan dapat berinteraksi secara

aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki.

Media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru

dalam kegiatan mengajar. Alat bantu mengajar yang digunakan adalah alat bantu

visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu

dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkret, memotivasi serta

mempertinggi daya serap dan daya ingat peserta didik dalam belajar (Falahudin,

2014: 108).

a. Definisi Media Pembelajaran

Arsyad (2017: 3) mengemukakan bahwa kata “media” berasal dari bahasa

latin medius yang secara harfiah yang berarti “perantara”. Media pembelajaran

8
9

adalah alat yang dapat meyalurkan pesan, dapat merasang fikiran dan kemauan

peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Adam dkk., (2015: 79) media pembelajaran merupakan

segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses belajar mengajar

yang dapat membantu guru untuk mempermudah dalam menyampaikan materi

pelajaran kepada peserta didik sehingga memudahkan tercapainya tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. sementara, Miarso (2011: 458)

membedakan pengertian media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang digunakan

untuk meyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang

disengaja, bertujuan, dan terkendali.

Selain itu, menurut Daryanto (2010: 4) kontribusi media pembelajaran

yaitu:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar dengan menggunakan

media agar tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Pembelajaran biologi dapat lebih menarik bagi peserta didik.

3. Pembelajaran lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.

4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. Guru tidak harus

menjelaskan materi secara berulang-ulang sebab menggunakan media

pembelajaran peserta didik akan lebih mudah memahami dan menyerap

pelajaran biologi.

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.


10

7. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran biologi serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

8. Peran guru mengalami perubahan ke-arah positif. Dimana peran guru dalam

media pembelajaran memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-

aspek edukatif lainnya seperti membantu kesulitan belajar peserta didik,

pembentukan kepribadian, dan memotivasi belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran merupakan sebagai alat bantu proses belajar mengajar untuk

menyalurkan bahan pembelajaran sehingga tumbuh rasa minat serta penuh

motivasi, semangat, dan menarik perhatian guna untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

1. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena guru

dapat menyampaikan materi kepada peserta didik menjadi lebih bermakna. Guru

tidak hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah tetapi dapat membawa

peserta didik untuk memahami secara nyata materi yang di sampaikan tersebut.

Menurut Sanjaya (2014: 73-75) ada beberapa fungsi dari penggunaan media

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Fungsi komunikatif, media pembelajaran digunakan untuk mempermudahkan

komunikasi antara guru dan peserta didik sehingga tidak ada kesulitan dalam

menyampaikan bahasa verbal dan salah persepsi dalam menyampaikan pesan.


11

2. Fungsi motivasi, media pengajaran dapat memotivasi peserta didik dalam

belajar dengan pengembangan media pembelajaran tidak hanya mengandung

unsur artistik akan tetapi memudahkan peserta didik mempelajari materi

pelajaran sehingga dapat meningkatkan gairah peserta didik dalam proses

belajar mengajar.

3. Fungsi kebermaknaan, penggunaan media pembelajaran dapat lebih bermakna

yakni pembelajaran bukan hanya meningkatkan penambahan informasi tetapi

dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan

mencipta.

4. Fungsi penyamaan persepsi, dapat menyamakan persepsi setiap peserta didik

sehingga memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang di

sampaikan.

5. Fungsi individualitas, dengan latar belakang peserta didik yang berbeda, baik

itu pengalaman, gaya belajar, dan kemampuan peserta didik maka media

pembelajaran dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat

dan gaya belajar yang berbeda.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

berfungsi untuk mempermudah komunikasi, membangkitkan motivasi, informasi

yang tersampaikan lebih bermakna, dan menumbuhkan minat belajar peserta

didik.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi maka guru

dalam memberikan materi pelajaran biologi harus mengikuti kemajuan tersebut.


12

Guru harus dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik,

menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan belajar sehingga peserta didik dapat

dengan mudah menerima pelajaran yang di berikan oleh guru.

Menurut Rusman (2012: 164) manfaat media pembelajaran sebagai alat

bantu dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran biologi lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan minat dan

motivasi belajar peserta didik.

2. Media pembelajaran biologi lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami dan peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

3. Penggunaan metode pembelajaran akan lebih bervariasi dalam proses belajar

mengajar dikelas tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui

penuturan kata-kata lisan dari guru, peserta didik tidak merasa bosan dikelas,

dan guru tidak kehabisan tenaga dalam mengajar.

4. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan penjelasan materi dari guru, tetapi juga melalukan aktivitas lain

seperti melakukan observasi, mendemontrasikan dan wawancara.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media

pembelajaran, yaitu:

1. Manfaat media pembelajaran bagi guru, yaitu memberikan pedoman bagi guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga dapat menjelaskan materi

pembelajaran dengan urutan yang sistematis dan membantu dalam penyajian

materi yang menarik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.


13

2. Manfaat media pembelajaran bagi siswa, yaitu dapat menumbuhkan minat

belajar peserta didik sehingga siswa dapat berpikir dan menganalisis materi

pelajaran biologi yang diberikan oleh guru dengan situasi belajar yang

menyenangkan, tidak membosankan dan lebih memahami materi pelajaran

biologi dengan mudah.

c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan perkembangannya, Arsyad (2017: 80-98) mengklasifikasi

media pembelajaran dalam empat kelompok, antara lain:

1. Media hasil teknologi cetak, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.

b. Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.

c. Teks dan visual ditampilkan statis (diam).

d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan

persepsi visual.

e. Baik teks maupun visual berpusat kepada peserta didik.

f. Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.

2. Media hasil teknologi audio-visual, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Biasanya bersifat linear.

b. Menyajikan visual yang dinamis.

c. Teknologi audio-visual digunakan dengan cara yang telah ditetapkan

sebelumnya oleh perancang.

d. Teknologi audio-visual merupakan reprentasi fisik dari gagasan real atau

abstrak.
14

e. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif.

f. Umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif peserta

didik yang rendah.

3. Media hasil teknologi yang berbasis komputer, memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linear.

b. Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan peserta didik dan keinginan

perancang sebagaimana direncanakannya.

c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata simbol

dan grafik.

d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.

e. Pembelajaran dapat berorientasi peserta didik dan melibatkan interaktivitas

yang tinggi.

4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Menggabungkan

beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer, memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, dan secara linear.

b. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, bukan saja dengan

cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.

c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman

peserta didik, menurut apa yang relevan dengan peserta didik, dan dibawah

pengendalian peserta didik.


15

d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan

penggunaan pelajaran.

e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan

dikuasi jika pelajaran itu digunakan.

2. E-Learning

a. Pengertian E-learning

E-learning merupakan suatu teknologi pembelajaran yang relatif baru di

Indonesia. E-learning terdiri dari dua bagian yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan

dari ‘electronic’ dan ‘learning’ yang berati ‘pembelajaran’. Kata ‘e’ pada e-

learning tidak hanya singakatan dari electronic, tetapi juga bisa dari kata

experience (pengalaman), extended (perpanjangan), dan expended (perluasan)

(Husamah 2014: 109).

Ariani (2018: 60) mendefinisikan e-learning sebagai pembelajaran dengan

bantuan perangkat elektronik yang memfasilitasi peserta didik memperoleh akses

ke sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Darmika

dkk., (2019: 10) mengemukakan bahwa pengertian e-learning merupakan sebuah

pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik seperti

komputer maupun intenet. Adapun pendapat dari Karwati (2014: 43) proses

belajar mengajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan

penyampaian materi pembelajaran secara digital yang terdiri dari dukungan

layanan dalam belajar.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa e-learning

merupakan suatu media elektronik yang dapat mendukung proses belajar


16

mengajar secara online melalui internet berupa tulisan, gambar hingga

multimedia.

b. Fungsi dan Manfaat E-learning dalam Pendidikan

a. Fungsi E-learning

Terdapat tiga fungsi pembelajaran elektronik (e-learning) terhadap kegiatan

pembelajaran di dalam kelas menurut La Hadisi dan Wa Muna (2015: 125-126),

yaitu:

a. Sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya opsional dikatakan berfungsi

sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih,

apakah materi pembelajaran e-learning dapat dimanfaatkan atau tidak. Dalam

hal ini, tidak ada kewajiban peserta didik untuk mengakses materi

pembelajaran e-learning. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang

memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan dan wawasan.

b. Sebagai pelengkap (komplemen) berfungsi sebagai komplemen, apabila materi

pembelajaran e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran

yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai pelengkap berarti materi

pembelajaran e-learning diprogramkan untuk menjadi materi pengayaan atau

remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

konvensional.

c. Sebagai pengganti (substitusi) berfungsi sebagai pengganti, apabila sekolah

memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para

peserta didik. Tujuannya agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola
17

kegiatan peserta didik sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari

peserta didik.

b. Manfaat E-learning

Menurut Prasojo dkk., (2011: 219) proses belajar mengajar antara guru dan

peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dilakukan

dengan menggunakan media-media tersebut. Melalui teknologi ini guru mengajar

di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan para peserta didik

mengikuti pelajaran tersebut dari komputer-komputer di tempat yang berbeda dan

pada saat bersamaan.

Adapun manfaat e-learning dalam pendidikan sebagai berikut:

1. E-learning mempemudah interaksi antara peserta didik dengan materi

pembelajaran dengan guru dan antar sesama peserta didik.

2. Peserta didik dapat saling berbagi informasi mengenai berbagai hal yang

menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik.

3. Guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik ditempat tertentu di dalam website untuk diakses

oleh peserta didik.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran E-learning

 Kelebihan Pembelajaran E-learning

Menurut Yazdi (2012: 147-148) Adapun kelebihan dari pembelajaran e-

learning antara lain, yaitu:


18

1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan peserta didik dapat

berkomunikasi dengan secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler

atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak.

2. Guru dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar yang terstuktur dan

terjadwal melalui internet.

3. Peserta didik dapat belajar me-review materi bahan ajar setiap saat dan dimana

saja apabila diperlukan mengingat bahan ajar tesimpan di komputer.

4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.

5. Baik guru maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang

dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak.

6. Berubahnya peran peserta didik dari pasif menjadi aktif adanya pembelajaran

e-learning

 Kekurangan Pembelajaran E-learning

Pemanfaatan internet untuk e-learning juga tidak terlepas dari berbagai

kekurangan, antara lain disebutkan sebagai berikut:

1. Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik atau bahkan peserta didik itu

sendiri bisa memperlambat terbentuknya nilai-nilai dalam proses belajar

mengajar.

2. Proses belajar dan mengajar cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.

3. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran

konvensional, kini dituntut untuk menguasai teknik pembelajaran dengan

menggunakan ICT (Information Communication Technology).


19

4. Peserta didik yang tidak menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi akan

cenderung gagal dalam belajar.

5. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah

tersedianya listrik, telepon, dan komputer).

6. Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan soal-soal

internet.

3. Content Management System (CMS) Joomla

a. Pengertian Content Management System (CMS) Joomla

Content Management System (CMS) merupakan suatu perangkat lunak yang

digunakan untuk mengelola content. Yang dimaksud dengan content adalah

semua bentuk informasi digital yang berupa file audio, video, teks dan file

komputer lainnya. CMS berbentuk aplikasi berbasis website yang diterapkan

menggunakan bahasa pemograman yang memiliki kemampuan pemograman

berbasis website (Siambaton dan Fakhriza 2016: 11).

Joomla merupakan salah satu program yang dapat digunakan oleh siapa saja

untuk keperluan pembuatan website, mulai dari yang sangat sederhana sampai

dengan website yang sangat kompleks.

b. Kelebihan dan Kekurangan Website dengan Joomla

Joomla sangat cocok digunakan untuk membangun hampir semua jenis

situs, mudah digunakan (user friendly), menyediakan bermacam-macam fitur

untuk membuat content situs yang dinamis, dan yang paling utama adalah karena

program ini tersedia secara gratis dan dapat dikembangkan oleh siapa saja tanpa

ada licence (opensource). Opensource merupakan istilah yang digunakan aplikasi


20

yang membebaskan source code-nya untuk dilihat oleh orang lain dan

membiarkan orang lain mengetahui cara kerja aplikasi tersebut dan sekaligus

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada aplikasi tersebut.

 Kelebihan Membuat Website dengan Joomla

Menurut Prabowo (2011: 56-57), ada beberapa kelebihan yang dimiliki dari

joomla sehingga banyak dipakai oleh para pengembang website:

1. Karena merupakan produk opensource, maka banyak pengguna yang dapat ikut

berinteraksi untuk mengembangkan dan memperbaiki program ini beserta fitur-

fiturnya, artinya semua pengguna joomla juga dapat menikmati perkembangan

aplikasi ini beserta fitur-fiturnya.

2. Memudahkan dan menghemat waktu dalam membuat dan mengedit isi situs,

cocok dengan frase yang terkenal di kalangan pengguna joomla.

3. Instalasi modul (aplikasi/fitur pendukung) yang mudah untuk situs joomla.

4. Tersedianya berbagai macam template dan plugin gratis yang dapat digunakan

untuk mempercantik tampilan situs website.

5. Sistem keamanan yang lebih baik, karena source code aplikasi opensource

seperti joomla misalnya, meski terbuka untuk umum, memiliki semacam rule

code yang tidak mengijinkan penyertaan sourcecode virus ke dalam aplikasi

mereka.

 Kekurangan Membuat Website dengan Joomla

1. Jarang sekali penyedia layanan hosting gratis seperti www.wordpress.com

untuk aplikasi joomla.


21

2. Joomla cukup rumit bagi pemula, namun tetap jauh lebih sederhana dari web

builder lain yang berbasiskan bahasa pemograman.

Setiap teknologi yang diciptakan oleh manusia pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan. Namun yang lebih penting adalah, bagaimana cara mengembangkan

kelebihan yang ada agar lebih bermanfaat dan juga mengatasi kekurangan yang

dimiliki teknologi tersebut.

3. Konsep Sistem Ekskresi

Berdasarkan kurikulum 2013 dalam silabus IPA kelas VIII SMP disebutkan

bahwa Kompetensi Dasar dari materi pokok sistem ekskresi pada manusia adalah

menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya

dalam menjaga kesehatan diri. Pengertian sistem ekskresi adalah proses

pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Sistem

ekskresi melibatkan beberapa organ, yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.

Materi biologi sistem ekskresi pada manusia yang diajarkan pada peserta

didik berdasarkan kurikulum 2013 antara lain :

1) Ginjal

- Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang pinggang, yaitu di dalam rongga perut

pada dinding tubuh bagian belakang (dorsal).

- Ginjal berfungsi untuk menyaring darah yang mengandung zat sisa

metabolisme dari sel di seluruh tubuh.

- Ginjal memiliki bentuk seperti kacang merah. Apabila sebuah ginjal dipotong

melintang, maka akan tampak tiga lapisan.


22

- Bagian luar disebut korteks renalis, dibawahnya terdapat medula renalis, dan di

bagian dalam terdapat rongga yang disebut pelvis penalis.

- Proses pembentukan urine menjadi 3 tahapan, yaitu :

1) Filtrasi (Penyaringan)

2) Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)

3) Augmentasi (Penambahan Zat-Zat Sisa)

- Gangguan pada Ginjal

1) Uremia, tertimbunnya urea dalam darah sehingga mengakibatkan keracunan

2) Albuminuria, urine mengandung albumin (protein darah)

3) Diabetes insipidus, penyakit kekurangan hormon vasopresin.

4) Diabetes melitus ditandai oleh adanya glukosa dalam urine.

5) Nefritis, suatu gangguan pada ginjal karena infeksi bakteri Streptococcus

sehingga mengakibatkan protein masuk ke dalam urine.

2) Kulit

- Kulit berfungsi sebagai tempat keluarnya keringat, sebagai pelindung jaringan

dibawahnya dan berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh dan menerima

rangsangan luar.

- Sktruktur kulit terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis (lapiasan kulit ari) dan

dermis (lapisan kulit jangat).

- Gangguan pada paru-paru

1) Jerawat, gangguan kronis pada kelenjar minyak yang biasanya dialami oleh

remaja.

2) Scables atau kudis, penyakit kulit karena infeksi tungau (Sarcoptes scabies).
23

3) Pruvitus kutanea, penyakit kulit karena infeksi atau iritasi suatu bahan dari

luar yang termakan atau menyentuh kulit (alergi).

4) Gangren, kelainan pada kulit karena kematian sel-sel jaringan tubuh.

3) Paru-paru

- Oksigen yang memasuki alveolus akan berdifusi dengan cepat memasuki

kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Sedangkan karbondioksida akan

berdifusi dengan arah sebaliknya.

- Gangguan pada paru-paru

1) Asma atau sesak napas, penyumbatan saluran pernapasan (bronkiolus) yang

disebabkan alergi terhadap benda-benda asing, seperti rambut, bulu, debu,

atau tekanan psikologis.

2) Kanker paru-paru, gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan

merokok.

3) Emfisema, penyakit pembengkakan alveolus dalam paru-paru yang

mengakibatkan saluran pernapasan menyempit.

4) Hati

- Hati berfungsi sebagai mengekskresikan zat warna empedu yang disebut

dengan bilirubin.

- Gangguan pada hati

1) Penyakit wilson, penyakit keturunan dengan kadar zat tembaga dalam tubuh

yang berlebihan sehingga mengakibatkan gangguan fungsi hati.

2) Hepatitis, radang atau pembengkakan hati yang disebabkan oleh virus

alkohol, narkoba, obat-obatan, dan racun.


24

3) Sirosis, penyakit hati yang kronis dan mengakibatkan guratan pada hati

sehingga hati menjadi tidak berfungsi.

B. Penelitian yang Relevan

Sebagai referensi dalam penelitian ini terdapat jurnal yang dijadikan sebagai

acuan, yaitu:

1. Penelitian berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Untuk

Mengukur Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Komputer Jaringan Dasar

Program Keahlian Teknik Komputer Dan Jaringan” yang dilakukan oleh Heny

Vidia Sari dan hary Suswanto. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil

penelitian sebesar persentase kelayakan rata-rata 90,56%. Sehingga secara

keseluruhan bahwa media pembelajaran e-learning yang dikembangan telah

memenuhi standar kelayakan. Bedanya dengan penelitian yang sedang

dilakukan oleh peneliti website dengan menggunakan joomla terdapat fitur-

fitur lengkap dan segala bentuk animasi.

2. Penelitian berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Siswa Kelas VII” yang dilakukan

oleh Erwin Januarisman dan Anik Ghufron. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah penelitian menunjukkan hasil produk media pembelajaran berbasis web

pada mata pelajaran IPA telah dinyatakan layak sebagai media pembelajaran

berdasarkan hasil validasi dari ahli materi dengan nilai rata-rata 3,98 dengan

kategori “Baik”, ahli media dengan nilai rata-rata 4,07 dengan kategori “Baik”,

uji coba lapangan awal diperoleh rata-rata penelitian sebesar 4,13 dengan

kategori “Baik” dan uji coba lapangan utama diperoleh nilai untuk SMP
25

Muhammadiyah 2 sebesar 22,2, SMP N 2 sebesar 24, SMP N 3 sebesar 21,6

dan SMP N 5 sebesar 19,6. Bedanya dengan penelitian yang sedang dilakukan

oleh peneliti adalah website dengan menggunakan joomla terdapat fitur-fitur

lengkap dan segala bentuk animasi.

3. Penelitian berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web

Dengan Pemanfaatan Video Conference Mata Pelajaran Produktif Teknik

Komputer Dan Jaringan Di Sekolah Menegah Kejuruan” yang dilakukan oleh

Agustinus Agung Permadi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengembangan media interaktif berbasis web

dikatakan praktis karena penilaian guru terhadap media pembelajaran berada

pada kategori praktis. Media pembelajaran berbasis web dikatakan efektif

karena telah memenuhi kriteria penilaian aktivitas guru terhadap media

pembelajaran yaitu berada pada kategori sangat efektif. Bedanya dengan

penelitian yang sedang dilakukan website dengan menggunakan joomla

terdapat fitur-fitur lengkap dan segala bentuk animasi.


26

C. Kerangka Berfikir

Materi Biologi

Materi Sistem Ekskresi


Pada Manusia

Penggunaan media pembelajaran


yang tidak sesuai dengan
karakteristik materi dan siswa
Tujuan pembelajaran tidak
tercapai dan hasil belajar
Perlu menggunakan media <KKM
pembelajaran yang bisa mengatasi
masalah tersebut

Menggunakan media pembelajaran

Media aplikasi Joomla

Diharapkan menarik perhatian peserta didik dan


sesuai dengan materi sistem ekskresi

Perlu dikembangkan media pembelajaran e-learning


berbasis aplikasi joomla yang valid , praktis, dan efektif

Gambar 1. Kerangka Berfikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah Research and development

(R&D). Metode R&D penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

produk tersebut (Sugiyono, 2011: 333). Untuk menghasilkan produk tertentu

digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji

keaktifan suatu produk tertentu. Jadi, penelitian dan pengembangan ini bersifat

longitudinal artinya dilakukan secara bertahap. Metode penelitian dan

pengembangan R&D ini selain digunakan pada bagian ilmu alam dan teknik juga

dapat digunakan pada bidang ilmu-ilmu sosial. Penelitian ini cocok untuk

pengembangan produk.

B. Model Penelitian dan Pengembangan

Model penelitian yang digunakan adalah model 4D oleh Thigarajan.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam model 4D adalah Define, Design,

Develop, dan Disseminate. setiap tujuan memiliki tujuan masing-masing, adapun

tujuannya sebagai berikut:

1. Tahap pendefinisian (define) untuk mendefinisikan cara untuk

mengembangkan sebuah produk.

2. Tahap perancangan (design) untuk merancang sebuah desain pedoman website

yang akan dibuat sehingga menarik.

27
28

3. Tahap pengembangan (develop) untuk mengembangkan media e-learning

berbasis joomla yang telah direvisi berdasarkan masukan dari validator.

Rencana pengembangan yang dilakukan peneliti sampai tahap 3-D, karena

produk pengembangan tidak disebarkan dikarenakan membutuhkan waktu

yang lama dalam penelitian.

C. Prosedur Penelitan dan Pengembangan

Prosedur pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini untuk

lebih jelasnya terdapat pada tahapan berikut :

1. Tahap Pendefinisian (Define Phase)

Tahap analisis bertujuan untuk mengetahui perlunya pengembangan media

pembelajaran interaktif. Pada tahap ini dilakukan yaitu observasi terhadap kondisi

sarana belajar, guru dan peserta didik. Berikut langkah-langkah yang akan

dilakukan:

a. Potensi dan Masalah

Tahap potensi dan masalah dilakukan untuk menerapkan masalah maupun

potensi dasar yang diperlukan dalam pengembangan media pembelajaran e-

learning yang meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Potensi dapat

dijadikan sebagai kelebihan untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada.

b. Analisis Materi

Tujuan dari analisis materi untuk mengidentifikasi apakah media

pembelajaran yang dikembangkan ini dapat diterapkan pada materi tersebut atau

tidak.
29

2. Tahap Perancangan (Design Phase)

Tujuan tahap perancangan adalah untuk merancang media pembelajaran e-

learning pada materi sistem ekskresi manusia yang sesuai dengan indikator dan

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Langkah-langkah yang dilakukan pada

tahapan perancangan adalah sebagai berikut:

1. Rancangan Awal

Rancangan awal yang yang dimaksudkan merupakan rancangan media

pembelajaran e-learning yang dibuat sebelum diuji coba. Rancangan awal media

pembelajaran e-learning sebagai berikut:

a. Mengumpulkan bahan materi, teks, gambar, video, audio dan juga animasi

flash.

b. Instalasi CMS Joomla.

c. Mengumpulkan extention-extention fitur joomla.

d. Melakukan editing aplikasi joomla.

3. Tahap Pengembangan (Development Phase)

Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran e-

learning yang valid, praktis, dan efektif. Adapun langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Validitas Media Pembelajaran E-learning

Rancangan media pembelajaran e-learning yang telah dibuat dengan aspek-

aspek tertentu, selanjutnya dikonsultasikan dengan validitas terdiri dari ahli materi

dan ahli media.Validitas dilakukan oleh validator. Dengan langkah-langkah

sebagai berikut :
30

a) Meminta kesediaan dosen sebagai validator ahli materi untuk kelayakan media

pembelajaran e-learning serta kebenaran konsep yang telah dibuat.

b) Meminta kesedian dosen sebagai validator ahli media untuk memberikan

penilaian terhadap media pembelajaran e-learning yang dibuat untuk

memberikan saran dan kritik.

2. Uji Praktikalitas Media Pembelajaran E-learning

Praktikalitas menunjukkan sifat praktis, artinya media pembelajaran e-

learning ini sangat praktis untuk dijadikan media pembelajaran biologi dan mudah

dipahami oleh peserta didik.

3. Uji Efektifitas Media Pembelajaran E-learning

Uji efektifitas suatu media tersebut efektif digunakan oleh peserta didik

kelas VIII SMP Negeri 6 Tanjungpinang sebagai media pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sistem ekskresi.

Berikut tahapan-tahapan pengembangan media pembelajaran e-learning

dapat dilihat gambar 2.


31

Define

Potensi Masalah Analisis Materi

Design

Rancangan Awal

Develop

Ahli Materi

Validasi Ahli
Ahli Media

Tidak
Revisi Valid

Ya

Uji Coba Produk

Tidak
Revisi Praktis

Ya
Produk Akhir

Gambar 2. Tahapan Model Penelitian Pengembangan 4D


32

D. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Uji coba produk media pembelajaran dilakukan setelah tahap validasi ahli

materi, ahli media, dan revisi. Uji coba dilakukan untuk mendapatkan data yang

akan digunakan sebagai data untuk mengetahui pemanfaatan dan kelayakan

produk bagi peserta didik SMP. Sebelum diujicobakan media pembelajaran e-

learning pada peserta didik terlebih dahulu hasil media tesebut direvisikan oleh

para validasi ahli. Setelah direvisi oleh para validasi ahli produk media tersebut

layak untuk dijadikan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

2. Subjek Uji Coba

Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 6 Tanjungpinang. Media pembelajaran e-learning digunakan untuk

membantu peserta didik dalam memahami materi sistem ekskresi pada manusia.

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan

kuantitatif dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh dua validator pakar

ahli media dan ahli materi. Data tersebut dianalisis sebagai dasar untuk

memperbaiki dan megetahui kelayakan produk terhadap hasil media pembelajaran

e-learning

.
33

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berwujud angka-angka hasil perhitungan dan pengukuran

dapat diproses dengan cara dijumlah, dibandingkan dengan jumlah yang

diharapkan dan diperoleh persentase.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini berupa lembar validasi dari ahli materi dan ahli

media yang dilakukan oleh dosen ahli, lembar praktikalitas dari guru biologi dan

lembar efektifitas dari peserta didik yang mencangkup lembar hasil belajar peserta

didik.

a. Instrumen Validasi Materi Pembelajaran E-learning

Instrumen validasi materi berupa angket yang berisi penilaian terhadap

aspek isi/content yang dinilai oleh ahli materi.

Berikut kisi-kisi lembar validasi materi media pembelajaran e-learning:

Tabel 1. Kisi-Kisi Lembar Validasi Materi Media Pembelajaran E-Learning

No Aspek Indikator No Butir


Kesesuaian isi dengan KI dan KD 1
Keakuratan materi 2
1 Aspek kelayakan isi Kemuthakhiran materi 3
Mendorong keingintahuan 4
Teknik penyajian 5
Aspek Kelayakan Pendukung penyajian
2 6
Penyajian
Penyajian pembelajaran 7
Lugas 8
Komunikatif 9
Aspek Kelayakan Dialogis dan interaktif 10
3
Bahasa Kesesuaian dengan perkembangan
11
peserta didik
Kesesuaian dengan kaidah Bahasa 12
34

Indonesia
Penggunaan istilah, simbol, dan
13
ikon
(Sumber: Ismail, 2018: 53)

b. Instrumen Validasi Media Pembelajaran E-learning

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Validasi Tampilan Media Pembelajaran E-Learning

No Aspek Indikator No Butir


Kemudahan penggunaan menu 1
Efisiensi penggunaan website 2
1 Usability Kemudahan mengakses alamat
3
website
Aktualitas website 4
Penggunaan menu utama 5
Penggunaan menu user (sign up
6
dan log in)
2 Fungsional
Penggunaan menu edit user 7
Penggunaan menu soal latihan 8
Penggunaan menu download 9
Komunikasi 10
Kesederhanaan dan kemenarikan 11
Kualiats visual 12
3 Komunikasi Visual Penggunaan media bergerak
13
(animasi dan movie)
Penggunaan audio 14
Penggunaan layout 15
(Sumber: Kustandi dkk., 2011: 44)

c. Instrumen Praktikalitas Media Pembelajaran E-learning

Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Praktikalitas Media Pembelajaran E-Learning

No Aspek Indikator No Butir

Ketertarikan peserta didik


terhadap materi yang tersedia 1
Ketertarikan peserta didik
1 Antusiasme terhadap animasi dan gambar
yang tersedia 2
Ketertarikan peserta didik
terhadap video yang tesedia 3
Peningkatan Keaktifan Melatih peserta didik untuk
2
Peserta Didik berfikir kreatif 4
35

Peserta didik mampu memahami


konsep materi yang dipelajari
dalam model pembelajaran e-
learning 5
Kemudahan menggunakan
program 6
Kemudahan
3 Kemudahan penggunaan menu 7
Penggunaan
Kejelasan petunjuk pemakaian 8
Urutan pengemasan materi 9
(Sumber: Kustandi dkk., 2011: 44)

d. Instrumen Efektifitas Media Pembelajaran E-learning

Instrumen efektifitas media pembelajaran e-learning ini dilihat hasil belajar

siswa yang memenuhi aspek penilaian kognitif dari tes hasil belajar. Instrumen tes

yang digunakan adalah tes objektif. Dengan kisi-kisi tes sebagai berikut:

Tabel 4. Kisi-Kisi Tes Evaluasi Peserta Didik

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Ranah Kunci


Soal Kognitif Jawaban
Mengidentifikasi 1 C2 A
organ-organ penyusun 5 C1 C
sistem ekskresi pada 9 C2 A
manusia 13 C3 B
18 C1 A
Menjelaskan struktur 2 C3 C
dan fungsi organ- 6 C2 A
organ penyusun 10 C4 D
3.9 Menjelaskan sistem ekskresi pada 14 C1 C
struktur dan fungsi manusia 19 C2 B
sistem ekskresi Menjelaskan proses 3 C3 D
pada manusia dan pengeluaran zat sisa 7 C3 D
penerapannya pada sistem ekskresi 11 C2 A
dalam menjaga pada manusia 15 C3 D
kesehatan diri
4 C3 B
Kelainan pada sistem 8 C3 B
ekskresi pada manusia 12 C2 A
16 C4 B
19 C5 C
20 C4 D
36

5. Teknik Analisis Data

Data yang diambil dari perolehan hasil dari validasi dan data yang diambil

dari pelaksanaan uji coba produk. Media pembelajaran e-learning divalidasi oleh

ahli materi dan ahli media yang akan direvisi sehingga diperoleh media revisi

tahap I. Media hasil revisi tahap I diujicobakan dengan cara digunakan oleh

peserta didik didalam kelas. Media yang telah melalui proses ujicoba akan direvisi

kembali. Berdasarkan tahap-tahap tersebut, maka akan dihasilkan produk akhir

media pembelajaran e-learning berbasis joomla pada materi sistem ekskresi

manusia kelas VIII SMP.

Adapun teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu:

a. Teknik Analisis Validasi Media Pembelajaran E-learning

Data kelayakan produk dihasilkan, ditentukan melalui analisis hasil validasi

ahli materi, ahli media dan uji coba penggunaan oleh guru serta peserta didik.

Data hasil validasi media pembelajaran e-learning yang diperoleh dengan

menggunakan skala likert, kemudian rerata nilai dicari dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

F
K = N.I.R X 100%

Keterangan :

K = Presentasi Kelayakan

F = Jumlah seluruh jawaban responden

N = Skor tertinggi dalam angket

I = Jumlah pertanyaan dalam angket

R = Jumlah Respoden
37

(Sumber: Riduwan, 2011: 15)

Rerata didapatkan dikonfirmasikan dengan kriteria menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Rentang skor mulai 1-4

2) Kriteria terbagi atas 4 tingkat, yaitu sangat valid, valid, kurang valid, dan tidak

valid

3) Rentang skor terbagi menjadi empat kelas interval

Penetapan tingkat validitas ditentukan menurut kriteria berikut:

Tabel 5. Kriteria Penetapan Tingkat Validitas

No Nilai Kriteria
1 80% < x ≤ 100% Sangat Valid
2 60% < x ≤ 80 % Valid
3 40% < x ≤ 60% Cukup Valid
4 20% < x ≤ 40% Kurang Valid
5 0% < x ≤ 20% Tidak Valid
(Sumber: Modifikasi Riduwan 2011: 15)

b. Teknik Analisis Praktikalitas Media Pembelajaran E-learning

Data tentang respon guru terhadap media pembelajaran e-learning dalam

bentuk skala likert. Mencari rerata nilai dengan menggunakan rumus:

F
K= X 100%
N. I. R

K = Presentasi Kelayakan

F = Jumlah seluruh jawaban responden

N = Skor tertinggi dalam angket

I = Jumlah pertanyaan dalam angket

R = Jumlah Respoden

(Sumber: Modifikasi Riduwan 2011: 15)


38

Rerata didapatkan dikonfirmasikan dengan kriteria menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Rentang skor mulai 1-4

2) Kriteria terbagi atas 4 tingkat, yaitu sangat valid, valid, kurang valid, dan tidak

valid

3) Rentang skor terbagi menjadi empat kelas interval

Penetapan tingkat praktikalitas ditentukan menurut kriteria berikut :

Tabel 6. Kriteria Penetapan Tingkat Praktikalitas

No Nilai Kriteria
1 80% < x ≤ 100% Sangat Praktis
2 60% < x ≤ 80 % Praktis
3 40% < x ≤ 60% Cukup Praktis
4 20% < x ≤ 40% Kutrang Praktis
5 0% < x ≤ 20% Tidak Praktis
(Sumber: Modifikasi Riduwan 2011: 15)

c. Teknik Analisis Efektifitas Media Pembelajaran E-learning

Teknik analisis data efektifitas media didapatkan dari hasil belajar peserta

didik setelah menggunakan media pembelajaran e-learning yang diperoleh dari

soal evaluasi. Selain itu, efektifitas media ini juga dilihat dari nilai afektif dan

psikomotorik yang diperoleh dari lembar observasi.

Untuk data hasil belajar kognitif dianalisis dengan menggunakan rumus

presentase ketuntasan sebagai berikut:

 ni
P= x 100%
n

Keterangan :

P : Ketuntasan belajar secara klasikal

ni : Jumlah peserta didik yang tuntas secara individual


39

n : Jumlah total peserta didik

(Sumber: Riduwan, 2011: 13)

Menurut Asyhar (2012: 14) media pembelajaran dikatakan efektif apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Hasil pengukuran media pembelajaran menunjukkan bahwa media tersebut

efektif diterapkan dalam pembelajaran.

b. Hasil belajar secara klasikal menunjukkan 80% dari jumlah peserta didik yang

memperoleh nilai KKM.

c. Apabila 75% aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Adam, S., Kom, S., & Msi, M. 2015. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda Batam.13.
Ariani, D. 2018. Komponen Pengembangan E-learning. Jurnal Pembelajaran
Inovatif, 1(1).09
Arsyad, A. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada (GP) Press Jakarta.
Bakri, F., Fajriani, F., & Muliyati, D. 2018. Media E-Learning Berbasis Cms
Joomla: Pelengkap Pembelajaran Fisika SMA. Jurnal Teknodik, 21(2), 99.
Darmika, I. P., Gunatama, G., & Sutama, I. M. 2019. Penggunaan E-Learning
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA Negeri Bali Mandara.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha, 8(2).
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Falahudin, I. 2014. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. (4), 14.
Husamah. 2014. Pembelajaran Baruan (blended learning). Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Ismail. 2018. Pengembangan Model Pembelajaran E-learning Pada Pelajaran
Teknologi Dasar Otomotif Kelas X Teknik Bisnis Dan Sepeda Motor SMK
Hang Nadim Batam.
Kadir, A. 2009. Membuat Aplikasi Web dengan PHP dan Database MySQL.
Yogyakarta: Andi Offset.
Karwati, E. 2014. Pengaruh Pembelajaran Elektronik (E-Learning) terhadap
Mutu Belajar Mahasiswa. Jurnal Penelitian Komunikasi, 17(1).5
Kustandi, Cecep, dan sutjipto, B. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
La Hadisi dan Wa Muna, 2015. Pengelolaan Teknologi Informasi Dalam
Menciptakan Model Inovasi Pembelajaran (E-learning). 8.
Miarso, Y. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Predana Media Group.
Prabowo, K. 2011. Pembuatan E-learning Berbasis Web Menggunakan CMS
Joomla.
Prasojo, L. D., dan Riyanto, 2011. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta:
Gava Media.
Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Varabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.

40
41

Sanjaya, W. 2014. Media komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kenacana Prenada


Media Group.
Siambaton, Mhd. Z., dan Fakhriza, M. 2016. Aplikasi Content Management
System (Cms) Pada Joomla Untuk Membuat Web Service. InfoTekJar
(Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan), 1(1), 11–13.32
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Yazdi, M. 2012. E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
Teknologi Informasi. 2(1), 10.

Anda mungkin juga menyukai