Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA BIOSONG PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN


UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA XI SMA

Proposal ini Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Seminar Proposal Biologi

Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd.

Disusun oleh :

Dewi Rahmadona 11190161000076

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 9
BAB I .................................................................................................................................................... 10
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 10
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 10
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................................. 12
C. Batasan Masalah ....................................................................................................................... 13
D. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................................................... 13
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................................... 14
BAB II .................................................................................................................................................... 8
KAJIAN TEORI ................................................................................................................................... 8
A. Deskripsi Teoritis ........................................................................................................................ 8
B. Kajian Penelitian Relevan ......................................................................................................... 18
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................................................... 20
BAB III................................................................................................................................................. 20
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................................ 20
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................................... 20
B. Metode Penelitian ..................................................................................................................... 20
C. Prosedur Penelitian ................................................................................................................... 20
D. Populasi dan Sampel ................................................................................................................. 22
E. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data ............................................................................... 22
F. Teknik Analisis Data ................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 28
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat esensial dalam proses
pembelajaran masyarakat yang berbudaya. Pendidikan senantiasa mampu memproses
manusia menjadi lebih baik dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan
dunia yang semakin maju. Proses pembelajaran oleh guru dan siswa tidak senantiasa
berhasil, terkadang adanya suatu hal yang mengakibatkan terjadinya kegagalan atau
kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Terjadinya kesulitan belajar dapat
dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam diri seseorang baik minat maupun motivasi. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik baik media dalam belajar,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat.1
Kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) saat ini
menimbulkan dampak positif diberbagai bidang kehidupan. Salah satu dampak
perkembangan teknologi adalah kemajuan di bidang pendidikan. Di Indonesia,
teknologi pendidikan dimanfaatkan untuk pengembangan media pembelajaran,
misalnya dengan mengembangkan bahan ajar untuk siswa berbasis multimedia.2 Bahan
ajar merupakan rancangan suatu materi yang memungkinkan peserta didik untuk
belajar, atau dapat dikatakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik
tertulis maupun tidak tertulis.3 Pembelajaran merupakan kegiatan profesional yang
mengharuskan pendidik memiliki kemampuan dan keterampilan mumpuni dalam
menghadirkan suasana pembelajaran yang nyaman sehingga dapat memberikan
pengetahuan secara berkelanjutan.4
Pendidikan yang bermutu dapat diwujudkan melalui usaha yang mampu
mensinergikan seluruh komponen pendidikan secara optimal sehingga proses interaksi

1
Aisah Ainil Mardiah et al., “Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Manusia dalam
Pembelajaran Daring di Kelas XI IPA SMA Negeri1 Angkola Selatan,” Jurnal Edugenesis 3, no. 1 (2021): 13–
22.
2
I Putu Novri Febrianto, Dessy Seri Wahyuni, dan Nyoman Sugihartini, “Pengembangan Media Pembelajaran
Multimedia Interaktif pada Kelas XI Mata Pelajaran Biologi dengan Materi ‘ Sistem Sirkulasi pada Manusia
dan Sistem Pencernaan Makanan’’’ di SMA Negeri 2 Singaraja,’” Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan
Teknik Informatika (KARMAPATI) 10 (2021): 271–277.
3
Muh Fahrurrozi dan Mohzana, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tinjauan Teoretis dan Praktik
(Lombok : Universitas Hamzanwadi Press, 2020), h.75.
4
Ramen A Purba et al., Media dan Teknologi Pembelajaran (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2021), h. 3.
antara siswa dan sumber belajar dapat berjalan sesuai dengan setting belajar. Guru
dituntut untuk memiliki kemampuan seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis
didalam sebuah proses pembelajaran, disamping menguasai ilmu dan bahan yang akan
diajarkan.5 Media audio visual adalah bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi
belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan
pengetahuan, sikap dan ide. Terkait dengan menyampaikan pengetahuan diperlukan
adanya pemahaman konsep dan pemecahan masalah dari peserta didik.6
Media audiovisual merupakan salah satu media yang diyakini dapat
meningkatkan gairah semangat belajar siswa, dan menjadi salah satu sarana alternatif
dalam mengoptimalkan proses pembelajaran. Terdapat sajian materi dalam bentuk
suara dan gambar-gambar dalam media audiovisual sehingga dapat disebut media
video. Media audiovisual yang interaktif adalah video yang dapat memancing siswa
pada saat proses pembelajaran sehingga siswa akan memberikan respon dari apa yang
mereka lihat dan dengar, dengan demikian siswa akan dapat meresap pesan dari materi
yang terdapat dalam bahan ajar yang di sajikan.7 Bukti menyatakan bahwa, uji coba dan
penerapan media Biosong pada peserta didik kelas X MIA SMA Xaverius 2 Kota Jambi
dapat membantu memaksimalkan pemanfaatan gadget siswa yang biasanya digunakan
untuk hiburan semata dan mendengarkan musik saat merasa bosan ketika proses
pembelajaran berlangsung. Media Biosong yang dikembangkan juga dapat mengatasi
kelemahan buku teks yang cenderung monoton karena banyaknya teks dan gambar
yang sedikit didalamnya, Media Biosong merupakan media pembelajaran dengan lagu
dan terdapat gambar serta teks yang mendukung, yang dapat menarik siswa untuk
meningkatkan minat belajarnya.8
Sistem pencernaan manusia meliputi materi tentang organ pencernaan dan juga
proses pencernaan pada manusia. Adanya materi yang sulit dipahami oleh siswa karena
konsepnya yang bersifat abstrak membuat pemahaman siswa terhadap materi tersebut

5
Rahmat Arofah dan Hari Cahyadi, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model,” Halaqa: Islamic
Education Journal 3, no. 1 (2019): 35–43.
6
Fransina Thresiana Nomleni, Theodora Sarlotha, dan Nirmala Manu, “Pengembangan Media Audio Visual dan
Alat Peraga dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah,” Scholaria : Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan 8, no. 3 (2009): 219–230.
7
Lia Pradilasari, Abdul Gani, dan Ibnu Khaldun, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual
pada Materi Koloid Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA,” Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia 07, no. 01 (2019): 9–15.
8
Husmayani Muny Putri et al., “Pengembangan Media Biosong untuk Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik
Kelas X SMA pada Materi Sistem Klasifikasi Tumbuhan Pendahuluan,” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia
(Indonesian Journal of Science Education) 10, no. 1 (2022): 21–36.
belum optimal. Seperti halnya kegiatan pada proses pencernaan manusia yang mungkin
sulit untuk dieksplorasi secara detil karena tidak ada obyek langsung yang dapat
dipelajari. Guru dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran
yang sesuai dengan bahan ajar yang akan diberikan kepada siswa, dengan
mempertimbangkan kemampuan media pembelajaran yang membangkitkan
rangsangan indra penglihatan, pendengaran, minat belajarnya serta kesesuaian dengan
tingkat hirarki belajar.
Pemilihan media yang keliru dan kurang menarik dapat menyulitkan guru untuk
menyampaikan materi biologi dengan konsep abstrak, sehingga dapat mengganggu
hubungan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Tidak jarang beberapa sekolah
belum mempunyai gedung laboratorium dengan peralatan praktek biologi yang lengkap
membuat terbatasnya siswa dalam mempelajari materi dengan konsep abstrak melalui
pengamatan dan praktikum. Penggunaan Media Biosong yang terdapat lirik lagu,
gambar-gambar, musik dan video mengenai sub materi pokok Sistem Pencernaan
Manusia dapat menambah daya tarik media, sehingga diharapkan mampu menarik
minat belajar peserta didik dan membantu memahami materi yang dipelajari. Oleh
karena itu, Media Biosong dapat menjadi alternatif pilihan media yang mampu
menyesuaikan kebutuhan dan minat peserta didik dalam pembelajaran.9

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan
adalah sebagai berikut:
1. Guru sulit menyampaikan materi biologi yang memuat konsep abstrak tanpa
adanya visualisasi, sehingga dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami
materi yang berakibat pada rendahnya minat belajar siswa.
2. Pemilihan media pembelajaran yang kurang menarik dan tidak tepat dapat
menyulitkan guru menyampaikan materi biologi yang bersifat abstrak kepada
siswa.
3. Rendahnya minat belajar siswa pada materi biologi yang bersifat abstrak membuat
siswa kurang memahami pelajaran yang di sampaikan guru.

9
Husmayani Muny Putri et al., “Pengembangan Media Biosong untuk Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik
Kelas X SMA pada Materi Sistem Klasifikasi Tumbuhan,” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian
Journal of Science Education) 10, no. 1 (2022): 21–36.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah, maka peneliti membatasi penelitian
sebagai berikut:
1. Penelitian ini menghasilkan produk berupa Media Biosong.
2. Produk Media Biosong membahas sub materi pokok Sistem Pencernaan Manusia
kelas XI SMA.
3. Penelitian ini dibatasi pada peningkatan minat belajar siswa kelas XI SMA ketika
menggunakan Media Biosong pada sub materi pokok Sistem Pencernaan Manusia.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah peningkatan minat belajar siswa SMA kelas XI ketika
menggunakan Media Biosong pada sub materi pokok Sistem Pencernaan Manusia?
2. Bagaimanakah kelayakan Media Biosong pada sub materi pokok Sistem
Pencernaan Manusia kelas XI SMA?
3. Apakah terdapat perbedaan minat belajar siswa SMA kelas XI ketika pembelajaran
dilakukan dengan media tambahan berupa Media Biosong, dengan media
pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru untuk mempelajari sub materi
pokok Sistem Pencernaan Manusia?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, tujuan dalam penelitian
ini antara lain untuk mengetahui:
1. Peningkatan minat belajar siswa SMA kelas XI setelah menggunakan Media
Biosong pada sub materi pokok Sistem Pencernaan Manusia.
2. Kelayakan Media Biosong pada sub materi pokok Sistem Pencernaan Manusia
kelas XI SMA.
3. Perbedaan minat belajar siswa SMA kelas XI ketika pembelajaran dilakukan
dengan media tambahan berupa Media Biosong dengan media pembelajaran yang
biasanya digunakan oleh guru untuk mempelajari sub materi pokok Sistem
Pencernaan Manusia.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi peserta didik, diharapkan produk ini akan dapat lebih menarik minat siswa
dalam mempelajari dan memahami konsep materi biologi yang bersifat abstrak
seperti materi Sistem Pencernaan Manusia.
2. Bagi pendidik, produk ini dapat digunakan sebagai media tambahan yang menarik
dalam belajar mengajar sehingga terhindarnya pembelajaran secara monoton.
Selain itu, dapat memberikan motivasi guru untuk aktif mengembangkan media
guna meningkatkan kualitas pribadi dan pembelajaran di kelas.
3. Bagi sekolah, Penelitian ini akan memberi masukan berharga bagi sekolah
(institusi) tempat berlangsungnya penelitian dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran Biologi SMA.
4. Bagi prodi pendidikan biologi dan masyarakat, penelitian ini sebagai bahan
perbandingan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian pengembangan
selanjutnya.
5. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai wadah mengekspresikan kreatifitas dalam
mengembangkan media pembelajaran dan menambah pengalaman dalam
meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah
dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru merupakan makna belajar menurut
Anthony Robinso. Adanya 3 dimensi belajar yang menandakan bahwa belajar tidak
berarti memulai dari sesuatu yang tidak dipahami sama sekali, melainkan berangkat
dari sesuatu yang sudah ada lalu dikaitkan dengan pengetahuan yang baru. Dimensi
belajar tersebut diantaranya: (1) penciptaan hubungan; (2) sesuatu pengetahuan
yang sudah dipahami; dan (3) sesuatu pengetahuan yang baru.1 Belajar merupakan
proses untuk melakukan perubahan diri terhadap lingkungannya, agar dapat
memperoleh pengetahuan baru dan mengembangkan pengetahuan yang sudah
dimiliki sebelumnya.
Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku dari hasil interaksi
individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan
tingkah laku tersebut akan terlihat signifikan dalam seluruh aspek tingkah laku.2
Proses memperoleh pengetahuan dapat dikatakan juga sebagai makna dari belajar.
Perlu kerja keras dan terkadang membuat peserta didik frustasi dan bosan, sehingga
kehilangan perhatiannya pada suatu kegiatan pembelajaran. Konteks tersebut
menunjukkan bahwa, penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat
dibutuhkan untuk menarik perhatian peserta didik dan membuat kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik serta efektif.3 Pembelajaran menggunakan
media juga menjadi faktor pendukung untuk terlaksananya tujuan pembelajaran,
dan menjadi alat bantu guru dalam mentransfer pengetahuan.
Pembelajaran mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajarnya dan
menjadi aspek kegiatan manusia yang lebih kompleks. Hakikat pembelajaran
merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya agar
dapat mencapai tujuan yang diharapkan.4 Kegiatan pembelajaran dalam prosesnya

1
Sudirman dan Rosmini Maru, Buku Refrensi Implementasi Model-Model Pembelajaran dalam Bingkai
Penelitian Tindakan Kelas (Makasar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, 2016), h.7.
2
Nurdyansyah, Media Pembelajaran Inovatif (Sidoarjo, JawaTimur: UMSIDA Press, 2019), h. 2.
3
Muhammad Hasan et al., Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Group, 2021), h. 2.
4
Sudirman dan Rosmini Maru, Op.cit, h. 8.
melibatkan minimal dua unsur, diantaranya peserta didik sebagai pembelajar dan
guru sebagai fasilitator. Peran guru untuk membimbing, mengarahkan, dan
mendidik peserta didik dalam proses pembelajaran. Penting dalam kegiatan tersebut
ketika terjadinya proses belajar (learning process) dan adanya hasil belajar.5

2. Teori Belajar
Teori yang mendasari tentang bagaimana manusia belajar dapat dikatakan
sebagai teori belajar yang mengarah pada pengembangan pengetahuan,
keterampilan atau sikap baru sebagai individu dengan informasi dan lingkungan.
Teori belajar menjadi landasan berpikir tentang proses pembelajaran, yang
dibuktikan melalui penelitian dan pengalaman. Teori ini fokus pada beberapa aspek
seperti cara belajar peserta didik atau kondisi psikologisnya. Terdapat empat
perspektif umum tentang teori belajar diantaranya, perspektif behavioris, perspektif
kognitif, perspektif konstruktivis dan perspektif sosial-psikologis. Perspektif -
perspektif tersebut menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam merancang bahan
ajar pembelajaran.6
Berikut ini adalah salah satu teori belajar yang memiliki hubungan dengan
media pembelajaran:
1) Teori Behaviorisme
Semiun berpendapat teori behaviorisme dapat dijadikan dasar dalam
penggunaan media pembelajaran. Hal ini karena, teori behaviorisme
merupakan teori belajar yang memperhatikan perubahan tingkah laku siswa
dengan melihat respon yang diperoleh ketika diberikannya stimulus -
stimulus khusus.7 Media pembelajaran dapat dijadikan sebagai stimulus
yang bisa mempengaruhi perubahan tingkah laku siswa (minat belajar)
dalam proses pembelajaran.
2) Teori Kognitivisme
Teori belajar kognitivisme memiliki perspektif yang berbanding terbalik
dengan teori belajar behaviorisme. Jika teori belajar behaviorisme lebih
menekankan pada hasil belajar atau perubahan tingkah laku siswa, maka
sebaliknya teori belajar kognitivisme lebih menekankan pada proses yang

5
Muhammad Hasan et al., Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Grup, 2021), h. 65.
6
Ibid, h. 6.
7
Yustinus Semiun, Teori-teori Kepribadian Behavioristik (Yogyakarta: PT. Kanisius, 2020), h. 10.
dilakukan oleh siswa dalam mencapai hasil belajar. Teori ini memandang
siswa memproses informasi dan pelajarannya melalui upaya mengorganisir,
menyimpan dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang
baru dengan pengetahuan sebelumnya. Oleh karena itu, Media pembelajaran
menjadi bagian penting dalam menyampaikan informasi yang berkaitan
dengan pembelajaran.8
3) Teori Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme memiliki pandangan bahwa belajar adalah
suatu proses mengkonstruksi pengetahuan yang menuntut siswa agar lebih
aktif dalam proses pembelajaran.9 Implementasi teori ini yaitu terbentuknya
pembelajaran kontekstual yang akan membuat siswa memahami suatu
materi pelajaran dengan menghubungkan materi tersebut dengan kehidupan
sehari - hari. Media pembelajaran menjadi sarana untuk menyajikan materi
dengan mudah tanpa harus melihat objek yang nyata.

3. Minat Belajar
Minat merupakan keinginan atau ketertarikan seseorang terhadap sesuatu yang
berasal dari dirinya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Minat belajar
merupakan salah satu aspek terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini
dikarenakan minat belajar merupakan ketertarikan siswa terhadap proses belajar
yang dijalaninya, kemudian ditunjukkan dalam bentuk antusias, perhatian,
partisipasi serta keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran. Minat belajar
yang ditunjukkan siswa akan mempengaruhinya dalam memahami materi yang
disampaikan guru. Sehingga minat belajar yang dimiliki siswa tentu akan sangat
membantu guru dalam mencapai tujuan belajar yang telah di rancang sebelumnya.10
Sutrisno mengemukakan, “Minat belajar memiliki peran yang sangat
mendukung dalam pembelajaran”. Minat memiliki fungsi sebagai pendorong yang
kuat dalam mencapai pemahaman materi, prestasi dan dapat membuat siswa lebih
semangat saat melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, akan lebih baik jika
seorang guru memiliki keterampilan dalam menumbuhkan juga meningkatkan

8
Halim Simatupang, Strategi Belajar Mengajar Abad Ke-21 (Surabaya: CV. Cipta Media Edukasi, 2019), h. 27.
9
Saifuddin Mahmud dan Muhammad Idham, Teori Belajar Bahasa (Banda Aceh: Syiah Kuala University Press,
2019), h. 13.
10
Hasrian Rudi Setiawan dan Danny Abrianto, Menjadi Pendidik Profesional (Medan: UMSU Press, 2021),
h.15.
minat belajar pada siswa.11 Penggunaan media dalam proses pembelajaran sebagai
pemantik yang dapat membangkitkan keinginan, minat baru, motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, serta akan membawa pengaruh terhadap psikologis
peserta didik. Media ini dapat berguna untuk membangkitkan gairah belajar,
meningkatkan fokus peserta didik, dan juga memungkinkan peserta didik untuk
belajar mandiri sesuai dengan minat atau kemampuannya.12

4. Media Pembelajaran
a. Pengertian
Media merupakan istilah yang berasal dari kata "medium" yang
mempunyai arti perantara. Media sangat berkaitan dengan komunikasi, jika
dalam proses pembelajaran komunikasi antara guru dengan peserta didik, guru
dengan guru dan antara peserta didik sudah pasti dilakukan selama
pembelajaran berlangsung. Guru sebagai komunikator yang akan
menyampaikan pesan (berupa pengetahuan, gagasan, atau pengalaman) kepada
peserta didik harus memikirkan cara-cara komunikasi yang efektif agar tidak
menimbulkan miskonsepsi yang nantinya akan menimbulkan masalah.13
Media dapat dikatakan semua alat fisik yang menyajikan pesan dan
merangsang peserta didik untuk belajar. Jika dalam konteks komunikasi, media
merupakan salah satu komponen strategi pembelajaran yang menjadi wadah
pesan atau distributor yang diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan, dan
materi yang ingin disampaikan merupakan pesan pembelajaran yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran.14
Media memberikan fleksibilitas dalam penyampaian pesan, sehingga
peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan dan memperluas pengetahuan.
Media juga berfungsi sebagai alat komunikasi, sebagai sarana pemecahan
masalah dan sebagai sarana pengembangan diri. Dengan demikian, media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan (bahan ajar), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan

11
Sutrisno, Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar TIK Materi Topologi Jaringan dengan Media Pembelajaran
(Malang: Ahlimedia Press, 2020), h. 11.
12
Nurdyansyah, Media Pembelajaran Inovatif (Sidoarjo, JawaTimur: UMSIDA Press, 2019), h. 59.
13
Novi Ratna Dewi, Pengembangan Media dan Alat Peraga Konsep & Aplikasi dalam Pembelajaran IPA,
pertama. (Jawa Tengah: Pustaka Rumah Cinta, 2021), h. 1.
14
Hasan et al., Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Grup, 2021), h. 10.
perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar agar tercapainya tujuan
pembelajaran.15

b. Fungsi Media Pembelajaran


Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu pembelajaran,
yang akan mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh guru.
Media ini dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal (dalam
bentuk kata tetulis dan kata lisan belaka). Untuk mengurangi sikap pasif peserta
didik, maka memanfaatkan media secara tepat dan bervariasi adalah solusi yang
baik.16 Menurut Sudjana & Rivai, fungsi media pembelajaran sebagai sarana
untuk meningkatkan minat belajar, maka materinya harus jelas dan
menggunakan metode yang bervariasi berdasarkan komunikasi verbal, sehingga
peserta didik dapat berperan aktif dalam pembelajaran.17
Levie dan Lentz mengemukakan fungsi media pembelajaran khususnya
media visual, memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi
kognitif, dan fungsi kompensatoris.
1. Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan guru atau menyertai teks materi pelajaran yang
disampaikannya.
2. Fungsi afektif dapat dilihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika
belajar dan membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang yang
bersifat visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik.
3. Fungsi kognitif, terlihat dari hasil-hasil penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan
pembelajaran untuk memahami dan mengingat informasi yang terkandung
dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris, terlihat dari hasil penelitian yang membuktikan
bahwa media visual memberikan konteks untuk memahami teks dan

15
Nurdyansyah, Media Pembelajaran Inovatif (Sidoarjo, JawaTimur: UMSIDA Press, 2019), h. 60.
16
Ibid, h. 59.
17
Hasan et al., Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Grup, 2021), h. 188.
membantu peserta didik yang lemah dalam membaca agar dapat
mengorganisasikan informasi dalam teks serta mengingatnya kembali.18

c. Manfaat Media Pembelajaran


Pemanfaatan media dalam pembelajaran menurut Sukiman ialah,
membangkitkan keinginan belajar, minat baru, motivasi dan merangsang
peserta didik pada saat kegiatan belajar, bahkan berpengaruh secara psikologis
terhadapnya. Penggunaan media pembelajaran dapat sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (materi dan isi
pelajaran) dalam pembelajaran. Kehadiran media juga dapat membantu
meningkatkan pemahaman peserta didik, penyajian data/informasi lebih
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, serta memadatkan
informasi. Maka dapat dikatakan bahwa, fungsi media adalah sebagai alat bantu
dalam kegiatan belajar mengajar.19
Kemp dan Dayton mengemukakan bahwa peran media pembelajaran
diantaranya:
1) Membuat penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih memenuhi
sekitar
2) Membuat pembelajaran lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran
5) Mengefektifkan waktu pembelajaran
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung di mana pun dan kapan pun
diperlukan20
Reiser dan Dick menyampaikan manfaat dari penggunaan media
pembelajaran yaitu dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar.
Beberapa media pembelajaran dapat digunakan untuk menarik perhatian dan
membangkitkan keingintahuan siswa dengan menghadirkan gambar dan suara.

18
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, Anggota IKAPI,
2012), h. 38.
19
Ibid, h. 42.
20
Aryadillah dan Fifit Fitriansyah, Teknologi Media Pembelajaran: Teori dan Praktik (Bogor: Herya Media,
2017), h. 17
Media pembelajaran ini juga dapat digunakan untuk menyajikan informasi yang
dibutuhkan sebagai perantara untuk menyampaikan materi ajar kepada siswa.21

d. Jenis Media Pembelajaran


Media pembelajaran jika dilihat dari bentuknya maka terbagi menjadi
media auditif atau suara, media bentuk visual dan media gerak (audio-visual).
Jika macam media berdasarkan kategori audiens-nya (peserta didik), maka
dapat berupa media yang digunakan pada audiens besar seperti media televisi
dan radio. Jika audiens-nya dalam jumlah kecil, maka dapat menggunakan
papan tulis, poster dan lain sebagainya. Kemudian berdasarkan
perkembangannya, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat
kelompok, yaitu:
1) Media cetak, seperti buku, modul, gambar, teks, grafik, dan foto
2) Media audiovisual seperti film, dan video
3) Media hasil teknologi computer seperti CAI (Computer Aided Instruction)
dan CBT (Computer Based Training)
4) Media gabungan antara komputer dan cetak22

Sementara itu, banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam


pembelajaran, klasifikasi media yang lebih sederhana dalam buku Hasan, dkk
adalah sebagai berikut:

a) Media yang tidak diproyeksikan


b) Media yang diproyeksikan
c) Media audio
d) Media video
e) Media berbasis computer
f) Multi media kit23

5. Media Pembelajaran Audiovisual


Media pembelajaran berbasis audiovisual menurut Sukiman yaitu “Media
penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.”

21
Hasan et al., Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Grup, 2021), h. 47.
22
Aryadillah dan Fitriansyah, Teknologi Media Pembelajaran: Teori dan Praktik (Herya Media, 2017), h. 19.
23
Hasan et al., Loc.Cit, h. 99.
Menurut teori kerucut pengalaman Edgar Dale, media audiovisual secara umum
memiliki efektivitas yang tinggi daripada media visual atau audio saja.24 Media
visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan
dalam memproduksinya. Ketika dilakukannya pengembangan media audiovisual
maka diperlukan beberapa unsur seperti teks, gambar, animasi maupun audio untuk
melengkapi media tersebut.
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan media audiovisual
oalah penulisan naskah dan storyboard. Guru memerlukan persiapan, rancangan,
dan penelitian untuk menghasilkan media pembelajaran audiovisual. Guru
membutuhkan naskah yang akan menjadi bahan narasi, dengan konteks didalamnya
yaitu isi materi pelajaran, yang kemudian disintesis dan membentuk rancangan pasti
yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntun bagi guru
untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi
pelajaran.25

6. Pengertian dan Fungsi Lagu


Musik mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia, alunannya membuat
pikiran tentram dan dapat menghibur diri. Ketika diteliti oleh para ilmuwan, musik
klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ
(Emotional Quotien), hal ini membuktikan bahwa musik mempunyai nilai positif
bagi individu yang mendengarkannya.26 Oleh karena itu, music yang memiliki lirik
akan membentuk sebuah lagu yang dapat dinyanyikan. Lagu dapat membantu
peserta didik memahami materi yang disajikan, banyaknya generasi muda saat ini
yang gemar terhadap lagu-lagu memberikan peluang guru untuk memanfaatkan
media lagu dalam pembelajaran. Lagu dapat menciptakan lingkungan belajar yang
positif dan membawa pengaruh pada sikap serta motivasi belajar peserta didik.
Kurikulum di Indonesia mengharuskan guru memiliki keterampilan dan dituntut
kompeten dalam mengemas bahan ajar menjadi hal yang menarik saat disampaikan
kepada peserta didik. Musik dan lagu yang diintegrasikan dalam pembelajaran
dapat membantu seseorang memusatkan perhatian pada apa yang sedang pelajari.

24
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, Anggota IKAPI,
2012), h. 184.
25
Hasan et al., Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Grup, 2021), h. 104.
26
Ainoer Roffiq, Ikhwanul Qiram, dan Gatut Rubiono, “Media Musik dan Lagu pada Proses Pembelajaran,”
Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 2, no. September (2017): 35–40.
Lagu dengan irama musik dapat meningkatkan minat seseorang dan mengaktifkan
informasi secara mental, fisik dan emosional, sehingga dapat membantu seseorang
mengingat informasi.27 Suasana belajar yang kurang kondusif seperti materi yang
tidak menarik, suasana kelas yang membosankan, gangguan teman serta kesulitan
dalam berkonsentrasi menjadi hambatan yang perlu diperhatikan dalam proses
pembelajaran. Salah satu cara mengatasi kendala tersebut ialah, dengan
mengembangkan Media Biosong yang dapat memberikan cara berbeda untuk
menguasai konsep pembelajaran.28

7. Pengembangan Media Biosong


Guru sebagai tenaga pendidik harus tampil kreatif dan inovatif untuk
mengembangkan media ajar yang akan digunakan untuk kegiatan belajar peserta
didik. Setiap peserta didik belum tentu memiliki kemampuan pemahaman dan
semangat belajar yang sama. Melihat kondisi perbedaan tingkah laku dan respon
peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan guru, maka perlu adanya
media pendukung untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Pemanfaataan
musik dan lagu merupakan salah satu inovasi dalam pengembangan media ajar yang
mengikuti kemajuan teknologi. Guru dapat berkreasi dalam pengembangan media
pembelajaran, sehingga hal tersebut dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan
dapat mengatasi permasalahan didalam pembelajaran ketika makin beragamnya
media yang digunakan.29
Biosong merupakan media video audiovisual yang menggunakan musik,
gambar, dan juga lirik lagu didalamnya. Media Biosong menjadi salah satu media
tambahan yang akan mendukung proses kegiatan belajar. Terutama dalam materi
yang sifatnya abstrak seperti Sistem Pencernaan Manusia, media pendukung sangat
di butuhkan untuk menguatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang
disampaikan. Sehingga guru dapat menghindari rendahnya minat belajar siswa
terhadap materi tersebut. Media Biosong yang dikemas dalam penelitian ini

27
Pradilasari, Gani, dan Khaldun, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual pada Materi
Koloid Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA.” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia 7,
no. 1 (2019): 9–15.
28
Dwi Septi Saputri et al., “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi dengan Macromedia Flash Berbasis
Lagu Sains,” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2, no. 4 (2017): 154–162.
29
Husmayani Muny Putri et al., “Pengembangan Media Biosong untuk Meningkatkan Pemahaman Peserta
Didik Kelas X SMA pada Materi Sistem Klasifikasi Tumbuhan,” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia
(Indonesian Journal of Science Education) 10, no. 1 (2022): 21–36.
memungkinkan siswa untuk meningkatkan minat belajarnya karena disajikan dalam
bentuk lagu yang memudahkan siswa untuk menghafalnya. Selain itu, adanya
gambar, teks, serta lirik lagu membuat peserta didik memperoleh banyak visual
yang dapat membuatnya cepat dalam memahami materi yang disampaikan oleh
guru.
B. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Penelitian Ibe & Abamuche (2019) menggunakan eksperimen semu dengan
desain kelompok kontrol yang tidak setara. Ukuran sampel adalah 150 siswa yang diuji,
150 siswa sekolah menengah atas dua (SS2) dari dua kelas utuh yang dipilih secara
acak dari dua sekolah ditugaskan satu untuk eksperimen dan lainnya untuk kontrol.
Pelatihan diberikan kepada guru Biologi reguler yang mengajar kelompok eksperimen
sedangkan guru kelompok kontrol tidak mendapatkan pelatihan tetapi diberikan
template tentang pelaksanaan pembelajaran. Hasilnya mengungkapkan bahwa
kelompok yang mendapatkan pelajaran dengan konten teknologi Audiovisual
terintegrasi mencapai nilai tes yang lebih tinggi daripada kelompok yang tidak
mendapatkan pelajaran dengan konten teknologi Audiovisual.30
Pradilasari, dkk (2019) melakukan penelitian jenis R&D (Penelitian dan
Peengembangan) dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Subjek
penelitian berjumlah 24 orang yang terdiri dari 8 siswa dan 16 siswi. Teknik
pengumpulan data diperoleh dari angket validasi media, angket motivasi belajar dan
soal tes. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi media, lembar angket
motivasi belajar dan lembar soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah
penilaian kelayakan media, motivasi dan hasil belajar siswa. Kesimpulan dari penelitian
ini ialah media pembelajaran berbasis audio visual pada materi koloid sangat layak
digunakan dalam proses belajar mengajar serta dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.31
Penelitian Yusuf, et.al (2017) menghasilkan suatu bahan ajar terkait video
animasi pada materi enzim dan metabolisme untuk siswa SMA dengan model
penelitian dan pengembangannya adalah ADDIE. Metode analisis data yang digunakan
adalah kuantitatif-kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari hasil validasi ahli media
dan materi, partisi pendidikan dan keterbacaan siswa. Hasil validasi berupa skor dan
saran. Persentase produk dari validasi ahli media (100%), validasi ahli materi (89,58%),

30
Ebere Ibe dan Joy Abamuche, “Heliyon Effects of audiovisual technological aids on students achievement
and interest in secondary school biology in Nigeria,” Heliyon 5, (2019).
31
Pradilasari, Gani, dan Khaldun, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual pada Materi
Koloid Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA.” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia 7,
no. 1 (2019): 9–15.
praktik pendidikan (84,61%), dan keterbacaan siswa (81,91%) menunjukkan kriteria
valid dan layak digunakan setelah revisi.32
Pengembangan video menggunakan media audiovisual seperti video klip lagu
sains juga menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan, efektif, dan efisien. Seperti
penelitian yang dilakukan pada pembelajaran IPA Sekolah Dasar untuk siswa kelas IV
SDN Kadumerak 1 kecamatan karangtanjung dengan model penelitian dan
pengembangan (R&D). Prosedur Pengembangan mengadaptasi dari prosedur yang
dikembangkan oleh Borg & Gall, subjek uji coba lapangan awal terdiri dari tiga siswa,
dan subjek uji coba lapangan utama terdiri dari sembilan siswa yang belum terlibat
dalam uji coba lapangan awal, kemudian subjek uji coba lapangan operasional terdiri
dari 32 siswa. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, pedoman
observasi, lembar penilaian produk video klip lagu sains, skala respon guru, dan skala
respon siswa.33
Penelitian yang dilakukan Putri, dkk merupakan penelitian pengembangan
(Research and Development/R&D) dengan menggunakan model pengembangan
ADDIE. Subjek dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas X MIA
berjumlah 26 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan nonprobability sampling
menggunakan teknik purposive sampling. Uji coba kelompok kecil terdiri atas 6 orang
peserta didik dan ujicoba kelompok besar terdiri atas 20 orang peserta didik. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan angket dan dokumentasi. Instrumen penelitian
menggunakan angket validasi ahli materi, angket validasi ahli media, angket respon
guru dan angket respon peserta didik. Hasil uji coba kelompok kecil pada tahap
implementasi adalah 77,6% dan kelompok besar 88,5% dengan kategori sangat baik.
Hasil penilaian guru mata pelajaran biologi adalah 90,6% dengan kategori sangat baik.
Dengan demikian media pembelajaran biosong yang dikembangkan layak untuk
digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat membantu siswa dalam mempelajari
klasifikasi tumbuhan bahan sistem.34

32
Muhammad Mustofa Yusuf, Mohamad Amin, dan Nugrahaningsih, “Developing of instructional media-based
animation video on enzyme and metabolism material in senior high school,” Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia 3, no. 3 (2017): 254.
33
Mohamad Jajuli, “PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR ( The Development of Science Song Clip
Video in The Learning of Science in Primary School ),” Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran
(2019): 12–20.
34
Husmayani Muny Putri et al., “Pengembangan Media Biosong untuk Meningkatkan Pemahaman Peserta
Didik Kelas X SMA pada Materi Sistem Klasifikasi Tumbuhan,” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia 10, no. 1
(2022): 21–36.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan di era digitalisasi lebih memudahkan proses belajar mengajar di
sekolah, guru sebagai tenaga pendidik mempunyai banyak tantangan dan juga kendala-
kendala yang di hadapi untuk melangsungkan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien kepada siswa. Proses pembelajaran tidak senantiasa berhasil sepenuhnya, karena
seringkali terdapat hal-hal yang mengakibatkan peserta didik kesulitan untuk
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Menciptakan pendidikan yang bermutu
dapat terwujud dengan usaha yang mampu mensinergikan seluruh komponen
pendidikan secara optimal sehingga proses interaksi antara siswa dan sumber belajar
dapat berjalan sesuai dengan setting belajar.35
Teknologi pendidikan di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
media pembelajaran, seperti mengembangkan bahan ajar untuk siswa berbasis
multimedia. Bahan ajar multimedia memiliki manfaat yang lebih efektif jika
dibandingkan media yang hanya melibatkan satu unsur media saja. Salah satu bahan
ajar multimedia yang dapat digunakan adalah Biosong sebagai media tambahan dalam
mempelajari materi biologi yang sifatnya abstrak seperti sistem pencernaan manusia,
didalamnya menggabungakan dua unsur atau lebih media terdiri yang dari teks, grafis,
gambar, foto, audio, vidio dan animasi.

Permasalahan yang sering dihadapi guru yaitu kurangnya minat belajar siswa
dalam mempelajari materi biologi yang bersifat abstrak seperti sub materi pokok
sistem pencernaan.

Media pembelajaran multimedia yang


Kemajuan IPTEK mendukung
menarik dan efisisen dapat meningkatkan
guru untuk lebih kreatif dalam
minat dan memudahkan siswa untuk
mengembangkan media
memahami materi yang disampaikan
pembelajaran
guru

Perlunya pengembangan media Keberhasilan pengembangan media


biosong sebagai media tambahan biosong pada sub materi pokok sistem
dalam mempelajari materi biologi pencernaan manusia dapat dilihat dari
yang sifatnya abstrak seperti peningkatan minat siswa dalam
sistem pencernaan manusia mempelajarinya

35
Rahmat Arofah dan Hari Cahyadi, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model,” Halaqa: Islamic
Education Journal 3, no. 1 (2019): 35–43.
Semakin banyak unsur media yang digunakan dalam bahan ajar maka akan
sangat berpengaruh bagi peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan dengan
mudah. Pengembangan Media Biosong pada sub materi pokok Sistem Pencernaan
Manusia dijadikan media tambahan dalam mempelajari materi yang sifatnya abstrak
tersebut agar dapat meningkatkan minat belajar siswa. Kelayakan Media Biosong pada
sub materi pokok Sistem Pencernaan Manusia kelas XI SMA dapat merangsang
semangat belajar siswa karena penggunaan media lagu (audio) yang dikombinasikan
dengan gambar, foto, serta animasi (visual) yang disajikan dalam bentuk audiovisual
dan Full Colour dapat lebih menarik minat siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Adanya peningkatan dan perbedaan minat belajar siswa SMA kelas XI
ketika pembelajaran dilakukan dengan media tambahan berupa Media Biosong dengan
media pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru untuk mempelajari sub materi
pokok Sistem Pencernaan Manusia dapat terlihat, karena media yang dikemas dengan
menarik dan adanya subtitle (lirik lagu) mempermudah siswa memahami materi
pembelajaran, bahkan memungkinkan siswa lebih cepat memahami dan menghafal
materi dalam bentuk lagu dibandingkan sesuatu bacaan yang sudah dibacanya berulang
kali.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian pengembangan ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2022/2023. Lokasi penelitian dan uji coba produk dilakukan pada siswa kelas di
salah satu SMA wilayah JABODETABEK.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Pengembangan (Research and
Development) yang biasa dikenal dengan sebutan penelitian R&D. Model penelitian
yang digunakan adalah model ADDIE, model ini merupakan suatu pendekatan yang
menekankan suatu analisa setiap komponen yang dimiliki agar dapat berinteraksi dan
berkoordinasi sesuai dengan fase yang ada. Model pengembangan ADDIE terdiri dari
5 tahapan, yaitu Analysis (analisis), Design (perancangan), Development
(pengembangan), Implementation (penerapan) dan Evaluation (evaluasi).1

C. Prosedur Penelitian
Model pengembangan ADDIE pada penelitian ini menggunakan tahap-tahap
pengembangan sebagai berikut:
1. Analysis (Analisis)
Tahap awal dari penelitian pengembangan ini adalah tahap analisis.
Proses analisis dilakukan dengan mewawancarai guru biologi dan menyebarkan
angket kebutuhan kepada siswa. Peneliti melakukan analisis kebutuhan terkait
materi, media dan karakteristik siswa. Analisis ini diawali dengan menganalisis
permasalahan dan kesulitan yang dialami saat memepelajari sub materi pokok
Sistem Pencernaan Manusia serta menganalisis kurikulum yang dipakai di
sekolah, Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini akan menghasilkan data
deskriptif yang dapat menguatkan terkait dibutuhkannya bantuan media
pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini.

1
Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan R2D2 : Teori dan Praktek
(Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute, 2020), h. 33.

20
21

2. Design (Perancangan)
Tahap kedua yaitu penentuan jadwal penelitian, penentuan sumber, dan
penyusunan kerangka media pembelajaran. Penentuan jadwal penelitian
bertujuan agar pelaksanaan terencana secara matang dan tidak diundur-undur.
Penentuan sumber yang dimaksud adalah sumber materi dan sumber instrumen
yang digunakan didalam pengembangan media. Untuk sumber materi
digunakan beberapa buku teks biologi materi Sistem Pencernaan Manusia.
Tahap penyusunan kerangka media pembelajaran dimulai dari proses
mengarang lirik lagu, perekaman lagu, dan pengeditan lagu (aplikasi Camtasia
Studio, Wondershare Filmora, Photoshop, serta Paint).

3. Development (Pengembangan)
Tahap ini memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang sudah di
kembangkan selanjutnya akan di validasi oleh ahli materi dan ahli media dengan
masing-masing 1 orang ahli. Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan saran dan
komentar terhadap media yang dikembangkan sebagai acuan untuk proses revisi
sebelum di ujicobakan.

4. Implementation (Penerapan)
Pada tahap ini dilakukan uji coba produk kelompok kecil dan besar pada
peserta didik kelas XI jurusan IPA berjumlah 30 orang. Pada tahap ini, guru dan
peserta didik diminta mengisi angket respon terhadap media Biosong yang telah
dikembangkan.

5. Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi pada pengembangan model ADDIE dilakukan pada tiap
tahap penelitian. Evaluasi tahap analisis dilakukan dengan pemeriksaan kembali
data hasil analisis agar media yang dibuat benar-benar sesuai dengan kebutuhan
siswa dan pembelajaran. Evaluasi tahap perancangan dilakukan ketika proses
produksi, seperti saat pembuatan lagu ketika ada lirik yang kurang sesuai,
pengeditan video ketika terdapat irama yang terlalu lambat, kesalahan
pengetikan dan sebagainya. Evaluasi tahap pengembangan, dilakukan bersama-
22

sama saat proses revisi media berdasarkan hasil validasi ahli. Terakhir, evaluasi
tahap implementasi dilakukan berdasarkan hasil uji coba produk.

D. Populasi dan Sampel


Subjek yang dijadikan sebagai sample uji coba adalah Siswa kelas XI jurusan
IPA yang ada di SMA. Pengambilan sampel dilakukan dengan nonprobability sampling
menggunakan teknik purposive sampling. Pertimbangan dalam pengambilan sampel
adalah mengambil peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif rendah, sedang
dan tinggi sebagai subjek ujicoba kelompok kecil dan kelompok besar. Pengembangan
ini menggunakan kelompok kecil yang terdiri dari 6 orang siswa sebagai responden dan
kelompok besar yang terdiri dari 24 orang siswa sebagai responden.

E. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini adalah dengan
menggunakan wawancara dan angket respon. Maka dari itu, dibutuhkannya instrument
penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini. Instrumen
ditujukkan untuk guru biologi SMA, siswa, dan ahli materi.

Tabel 3.1. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


No. Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen
Analisis Pedoman
1 Wawancara
kebutuhan Guru wawancara
Analisis
2. Respon Peserta didik Angket Respon
kebutuhan siswa
Validitas Validasi Pakar Ahli (Media Lembar Validasi
3.
dan Materi)
4. Uji Coba Media Respon peserta didik Angket respon

1. Instrument Analisis Kebutuhan


Instrumen analisis kebutuhan digunakan pada awal sebelum terbentuknya
media yang akan dikembangkan. Instrumen ini ditujukan untuk guru biologi
SMA dan siswa. Analisis kebutuhan kepada guru biologi dilakukan dengan
wawancara dan siswa menggunakan angket.
23

a. Kisi-kisi Pedoman Wawancara guru biologi


No Indikator No Item

1 Kondisi Pembelajaran materi Sistem 1,2


Pencernaan Manusia
2 Kemampuan siswa memahami 3,4
materi Sistem Pencernaan Manusia
3 Mengetahui bahan ajar yang 5,6,7
digunakan untuk mempelajari materi
Sistem Pencernaan Manusia
4 Mengetahui ketertarikan guru 8
menggunakan bahan ajar berbasis
Audiovisual
5 Mengetahui kebutuhan media 9,10
pembelajaran

b. Kisi-kisi Angket kebutuhan siswa

No Indikator Nomor Item

1. Minat terhadap materi Sistem 1,2,3


Pencernaan Manusia

2. Mengetahui cara siswa memahami 4,5,6


materi Sistem Pencernaan Manusia

3. Mengetahui kebutuhan terhadap media 7,8,9.10


pembelajaran

4. Mengetahui minat siswa terhadap musik 11,12

5. Mengetahui ketertarikan siswa terhadap 13,14,20


bahan ajar yang menarik untuk dipelajari

6. Mengetahui ketertarikan siswa terhadap 15,16,17


media yang akan dikembangkan

7. Fasilitas yang mendukung 18,19


pengembangan media
24

2. Instrument Pengembangan Media


Instrumen ditujukan untuk beberapa ahli yang terlibat dalam validasi
produk, di antaranya ahli materi dan ahli media pembelajaran. Instrumen yang
digunakan untuk ahli materi adalah sebagai berikut.

a. Kisi-kisi Instrument Validasi Ahli Materi


Aspek Indikator No
Item

Kesesuaian materi dengan kompetensi 1


inti dan kompetensi dasar
Kesesuaian materi dengan tujuan 2
pembelajaran
Isi Materi Kemudahan materi untuk dipelajari dan 3
dipahami
Bahasa mudah dimengerti 4

Kebenaran ejaan bahasa yang berlaku 5


(EYD)
Bahasa
Kesesuaian gaya bahasa dengan siswa 6

Kesesuaian video dan gambar dengan 7


konsep mater
Tampilan Video Kejelasan informasi pada gambar dan 8
video yang ditampilkan

Sedangkan, instrumen yang digunakan untuk ahli media pembelajaran


adalah sebagai berikut.
b. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media
Aspek Indikator N0
Item

Kemenarikan gambar media 1

Kemenarikan animasi media 2

Visual Media Keterhubungan gambar sehingga 3


mendukung kejelasan konsep
Daya dukung efek transisi 4
25

Kualitas tampilan video 5

Kejelasan artikulasi 6

Kejernihan suara 7

Audio Media Kesesuaian musik 8

Kesesuaian nada lagu 9

Kesesuaian lirik lagu 10

Tipografi Keterbacaan teks 11

Ketepatan tipografi 12

Kesesuaian durasi waktu 13

Keefektifan Media Mudah digunakan dan sederhana 14


pengoperasiannya

3. Instrument Respon Siswa


Instrumen respon siswa diisi setelah menggunakan produk yang
dikembangkan oleh peneliti, yaitu media Lagu Sains Berbasis Audiovisual pada
sub materi pokok Sistem Pencernaan Manusia. Sehingga, berisi tanggapan dan
evaluasi yang dapat menjadi pembelajaran peneliti dalam mengembangkan
media Lagu Sains berbasis Audiovisual. Kisi-kisi instrument angket respon
siswa sebagai berikut.
Kisi-kisi Angket Respon Minat Siswa
No Indikator Nomor Item

1. Daya tarik media yang dikembangkan 1,2,3,4,

2. Minat siswa mempelajari Sistem 5,6,7,


Pencernaan Manusia sebelum
menggunakan media yang
dikembangkan
3. Minat siswa mempelajari Sistem 8,9,10
Pencernaan Manusia menggunakan
media yang dikembangkan

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif
dan analisis kualitatif. Data kualitatif diperoleh berdasarkan hasil wawancara yang
26

dilakukan dengan guru mata pelajaran Biologi, data yang didapat dari hasil angket yang
berupa saran dan perbaikan dari validator, baik dari ahli materi maupun ahli media yang
diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Sedangkan data kuantatif
diperoleh dari hasil perhitungan skor angket subjek ujicoba Siswa dengan
menggunakan skala likert.

1. Analisis Validitas
Analisis validitas pada penelitian ini menggunakan skala likert dalam
bentuk pilihan ganda, selanjutnya diolah dengan cara persentase dengan dengan
rumus analisis di bawah ini
∑ 𝑋𝑖
P= ∑𝑋
× 100 %

Keterangan:
P = Presentase kelayakan
∑Xi = Jumlah total skor jawaban validator (nilai nyata)
∑X = Jumlah skor ideal

2. Analisis Uji Coba Media


Analisis uji coba media menggunakan skala likert sebagai berikut
a. Memberikan skor untuk setiap item dengan jawaban:
4 = sangat setuju
3 = setuju
2 = cukup setuju
1 = tidak setuju
b. Menjumlahkan skor total pada setiap peserta didik untuk seluruh
indikator.
c. Pemberian nilai uji coba media dengan rumus
∑ 𝑥𝑖
X=
𝑛

Keterangan:
X = Nilai rata-rata akhir
∑xi = Perolehan jumlah skor
n = jumlah peserta didik yang mengisi angket
DAFTAR PUSTAKA

Arofah, Rahmat, dan Hari Cahyadi. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model.”
HALAQA: ISLAMIC EDUCATION JOURNAL 3, no. 1 (2019): 35–43.

Aryadillah, dan Fifit Fitriansyah. TEKNOLOGI MEDIA PEMBELAJARAN: Teori dan Praktik.
Pertama. Herya Media, 2017.

Dewi, Novi Ratna. Pengembangan Media dan Alat Peraga Konsep & Aplikasi dalam
Pembelajaran IPA. Pertama. Jawa Tengah: Pustaka Rumah Cinta, 2021.

Fahrurrozi, Muh, dan Mohzana. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tinjauan Teoretis


dan Praktik. Diedit oleh Khirjan Nahdi. Lombok Timur Nusa Tenggara Barat: Universitas
Hamzanwadi Press, 2020.

Febrianto, I Putu Novri, Dessy Seri Wahyuni, dan Nyoman Sugihartini. “Pengembangan Media
Pembelajaran Multimedia Interaktif pada Kelas XI Mata Pelajaran Biologi dengan Materi
Sistem Sirkulasi pada Manusia dan Sistem Pencernaan Makanan di SMA Negeri 2
Singaraja.” Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI)
10 (2021): 271–277.

Hasan, Muhammad, Milawati, Darodjat, Tasdin Harahap, Khairani Tuti Tahrim, Mufti Ahmad
Anwari, Azwar Rahmat, Masdiana, dan Made Indra. Media Pembelajaran. Pertama.
Klaten: Tahta Media Group, 2021.

Ibe, Ebere, dan Joy Abamuche. “Heliyon Effects of audiovisual technological aids on students
’ achievement and interest in secondary school biology in Nigeria.” Heliyon 5, no. July
2018 (2019): e01812. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2019.e01812.

Jajuli, Mohamad. “PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR ( The Development of


Science Song Clip Video in The Learning of Science in Primary School ).” Jurnal
Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran (2019): 12–20.

Mahmud, Saifuddin, dan Muhammad Idham. Teori Belajar Bahasa. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press, 2019.

Mardiah, Aisah Ainil, Nurhidaya Fithriyah Nasution, Nabilah Siregar, Program Studi,
Pendidikan Biologi, Program Studi, Pendidikan Kimia, Pembelajaran Daring, dan Sistem

28
29

Pencernaan Manusia. “Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan
Manusia dalam Pembelajaran Daring di Kelas XI IPA SMA Negeri1 Angkola Selatan.”
Jurnal Edugenesis 3, no. 1 (2021): 13–22.

Nomleni, Fransina Thresiana, Theodora Sarlotha, dan Nirmala Manu. “Pengembangan Media
Audio Visual dan Alat Peraga dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Pemecahan
Masalah.” Scholaria : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 8, no. 3 (2009): 219–230.

Nurdyansyah. Media Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo, JawaTimur: UMSIDA Press, 2019.

Pradilasari, Lia, Abdul Gani, dan Ibnu Khaldun. “Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Audio Visual pada Materi Koloid Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa SMA.” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia 07, no. 01 (2019): 9–15.

Purba, Ramen A, Arin Tentrem Mawati, Dewa Putu Yudhi Ardiana, Santa Maya Pramusita,
Jessica Elfani Bermuli, Sri Rezeki Fransiska Purba, Kelly Sinaga, Nana Mardiana, Imam
Rofiki, dan Michael Recard. Media dan Teknologi Pembelajaran. Diedit oleh Alex Rikki.
1 ed. Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021.

Putri, Husmayani Muny, Upik Yelianti, Mia Aina, Program Studi, Pendidikan Biologi, dan
Fkip Universitas Jambiindonesia. “Pengembangan Media Biosong untuk Meningkatkan
Pemahaman Peserta Didik Kelas X SMA pada Materi Sistem Klasifikasi Tumbuhan
Pendahuluan.” Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian Journal of Science
Education) 10, no. 1 (2022): 21–36.

Rayanto, Yudi Hari, dan Sugianti. Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan R2D2 :
TEORI DAN PRAKTEK. Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute, 2020.

Roffiq, Ainoer, Ikhwanul Qiram, dan Gatut Rubiono. “MEDIA MUSIK DAN LAGU PADA
PROSES PEMBELAJARAN.” Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 2, no. September
(2017): 35–40.

Saputri, Dwi Septi, Handoko Santoso, Agil Lepiyanto, dan Lagu Sains. “Pengembangan Media
Pembelajaran Biologi dengan Macromedia Flash Berbasis Lagu Sains.” Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan 2, no. 4 (2017): 154–162.

Semiun, Yustinus. Teori - teori Kepribadian Behavioristik. Yogyakarta: PT. Kanisius, 2020.

Setiawan, Hasrian Rudi, dan Danny Abrianto. Menjadi Pendidik Profesional. Medan. UMSU
30

Press, 2021.

Simatupang, Halim. Strategi Belajar Mengajar Abad Ke-21. Surabaya: CV. Cipta Media
Edukasi., 2019.

Sudirman, dan Rosmini Maru. BUKU REFERENSI IMPLEMENTASI MODEL-MODEL


PEMBELAJARAN DALAM BINGKAI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Diedit oleh
Syukri Nyompa. Kedua. Makasar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, 2016.

Sukiman. Pengembangan Media Pembelajaran. Diedit oleh M. Alaika Salmulloh. Pertama.


Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, Anggota IKAPI, 2012.

Sutrisno. Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar TIK Materi Topologi Jaringan dengan Media
Pembelajaran. Malang: Ahlimedia Press, 2020.

Yusuf, Muhammad Mustofa, Mohamad Amin, dan Nugrahaningsih. “Developing of


instructional media-based animation video on enzyme and metabolism material in senior
high school.” Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia 3, no. 3 (2017): 254.

Anda mungkin juga menyukai