Informasi Umum
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik perlu memahami struktur 1. Papan Tulis
dan fungsi sel serta jaringan pada 2. Spidol
organisme manusia, seperti sel saraf, 3. Buku
sel otot, dan jaringan epitel. 4. LCD
Peserta didik perlu mengerti tentang 5. Laptop
struktur dan fungsi organ pencernaan, 6. LKPD
seperti mulut, lambung, usus, dan hati,
serta proses pencernaan makanan dan
penyerapan nutrisi oleh tubuh.
Peserta didik perlu memahami struktur
dan fungsi organ pernapasan, seperti
paru-paru, trakea, dan bronkus, serta
proses respirasi dan peran oksigen
dan karbon dioksida dalam tubuh.
Peserta didik perlu mengerti tentang
struktur dan fungsi organ
kardiovaskular, seperti jantung,
pembuluh darah, dan sistem limfatik,
serta peran mereka dalam sirkulasi
darah dan transportasi nutrisi, oksigen,
dan limbah dalam tubuh.
Peserta didik perlu memahami struktur
dan fungsi sistem saraf, seperti otak,
sumsum tulang belakang, dan saraf
tepi, serta bagaimana sistem saraf
mempengaruhi perilaku, gerak, dan
persepsi.
Peserta didik perlu mengerti tentang
kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan, serta peran hormon dalam
mengatur fungsi tubuh dan menjaga
keseimbangan dalam tubuh.
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Model Pembelajaran Discovery Based Learning
Model Problem Based Learning
Komponen Inti
Capaian Pembelajaran
Peserta didik memiliki kemampuan mendeskripsikan bioproses yang terjadi dalam sel, dan
menganalisis keterkaitan struktur organ pada sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau
gangguan yang muncul pada sistem organ tersebut. Selanjutnya peserta didik memiliki kemampuan
menerapkan konsep pewarisan sifat, pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan sehari-hari
dan mengevaluasi gagasan baru mengenai evolusi. Konsep-kosep yang dipelajari diterapkan untuk
memecahkan masalah kehidupan yang diselesaikan dengan keterampilan proses secara mandiri
hingga menciptakan ide atau produk untuk mengatasi permasalah tersebut. Melalui keterampilan
proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila.
Alur Tujuan Pembelajaran
11.5. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan
mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf, hormon, dan alat
indra dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem koordinasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
11.6 Mengevaluasi pemahaman diri tentang bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya
terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat.
11.7 Menyajikan hasil analisis data dari berbagai sumber (studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi) pengaruh pola hidup dan kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang
menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia melalui berbagai bentuk media.
11.8 Melakukan kampanye antinarkoba dalam berbagai bentuk media informasi baik di lingkungan sekolah
maupun masyarakat.
...
Pemahaman Bermakna
Peserta didik dapat memahami Sistem Koordinasi dengan cara menghubungkan konsep yang satu
dengan yang lain. Misalnya, hubungan antara sistem saraf dan sistem endokrin, atau hubungan
antara hormon dan reseptor.
Peserta didik dapat memahami Sistem Koordinasi dengan cara menjelaskan konsep tersebut
dengan kata-kata mereka sendiri. Hal ini dapat membantu Peserta didik untuk memperkuat
pemahaman mereka terhadap konsep.
Peserta didik dapat memahami Sistem Koordinasi dengan cara mengaitkan konsep yang dipelajari
dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bagaimana sistem koordinasi bekerja dalam
situasi stres atau bagaimana gangguan pada sistem koordinasi dapat mempengaruhi kesehatan.
Melakukan praktikum atau eksperimen: Peserta didik dapat memahami Sistem Koordinasi dengan
cara melakukan praktikum atau eksperimen yang berkaitan dengan konsep tersebut. Hal ini dapat
membantu Peserta didik untuk melihat konsep dalam tindakan dan memperkuat pemahaman
mereka..
Pertanyaan Pemantik
1. Bagaimana mekanisme penghantaran impuls (rangsang) dari reseptor (indra) hingga terjadi gerakan
tubuh?
2. Apa fungsi otak?
3. Apa fungsi sumsum tulang belakang?
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal 1. Membuka pembelajaran dengan salam, berdoa dan menanyakan kabar,
dan kehadiran peserta didik.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru menyampaikan tentang capaian tujuan pembelajaran yang akan
dipealajari pada pagi hari ini
4. Guru melakukan kegiatan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab
Kegiatan Inti: Pertemuan 1
1) Guru mengajak murid untuk memperagakan dan membedakan gerak sadar
dengan gerak refleks.
2) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar otak dan sumsum tulang
belakang.
3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya:
Bagaimana mekanisme penghantaran impuls (rangsang) dari reseptor (indra)
hingga terjadi gerakan tubuh? Apa fungsi otak? Apa fungsi sumsum tulang
belakang?
4) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
5) Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya empat orang).
6) Guru memberikan lembaran berisi suatu subtopik permasalahan tertentu
kepada setiap kelompok, yaitu tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis,
gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf
pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis,
serta gangguan sistem saraf.
7) Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet tentang
neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme
penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.
8) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang neuron dan sel neuroglia,
sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls,
sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.
9) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan
pembahasan subtopik yang diberikan oleh guru, dilengkapi dengan pertanyaan
kuis.
10) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan subtopik tertentu
tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks,
mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem
saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.
11) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat, misalnya tentang
mekanisme penghantaran impuls.
12) Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang
dibahas, misalnya menganjurkan memakai helm saat berkendaraan untuk
melindungi otak dari kecelakaan.
13) Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan beberapa pertanyaan
kuis kepada seluruh siswa untuk diperebutkan. Penjawab kuis yang benar
langsung diberi nilai.
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar lidah atau mengamati lidah
temannya.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa
fungsinya lidah? Mengapa permukaan lidah kasar seperti handuk? Mengapa
kita bisa merasakan pahitnya obat? Apakah semua area lidah peka terhadap
semua rasa?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktikum.
5) Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk bertanya
jika tidak paham.
6) Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum.
7) Siswa secara berkelompok melakukan praktikum menentukan area kepekaan
rasa pada lidah.
8) Siswa diberikan tugas untuk browsing di internet tentang indra pengecap
(lidah), penglihat (mata), pembau (hidung), pendengar (telinga), dan peraba
(kulit).
9) Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen menentukan area
kepekaan rasa pada lidah.
10) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang indra pengecap (lidah), indra
penglihat (mata), pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra
peraba (kulit).
11) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point tentang indra
pengecap (lidah), penglihat (mata), pembau (hidung), pendengar (telinga), dan
peraba (kulit).
12) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil eksperimen
menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
13) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat tentang area
kepekaan rasa pada lidah.
14) Diskusi kelas tentang indra pengecap (lidah), penglihat (mata), pembau
(hidung), pendengar (telinga), dan peraba (kulit).
Pertemuan 3
1) Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing (misalnya 4 orang).
2) Guru menunjukkan gambar-gambar dan film/video tentang kasus
penyalahgunaan NAPZA.
3) Setiap kelompok disuruh menuliskan beberapa perumusan masalah berkaitan
dengan penyalahgunaan NAPZA di masyarakat.
4) Setiap kelompok melakukan studi literatur ataubrowsing internet tentang jenis
NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.
5) Siswa juga diberikan tugas studi literatur atau browsing internet tentang sistem
endokrin (hormon) dan abnormalitas sekresi hormon.
6) Setiap kelompok menganalisis informasi, berdiskusi, dan menyusun jawaban
permasalahan tentang jenis NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan
NAPZA.
7) Setiap kelompok menyusun rangkuman materi tentang sistem endokrin
(hormon) dan abnormalitas sekresi hormon.
8) Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan tentang jenis NAPZA dan
dampak negatif penyalahgunaan NAPZA. Siswa antarkelompok diberikan
kesempatan untuk menanya maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
9) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat siswa tentang jenis
NAPZA dan dampak penyalahgunaan NAPZA.
10) Guru memberikan tambahan informasi tentang kiat-kiat untuk menghindari
penyalahgunaan NAPZA.
11) Setiap kelompok menyerahkan rangkuman tertulis tentang sistem endokrin
(hormon) dan abnormalitas sekresi hormon.
12) Strategi alternatif : Guru menugaskan kepada siswa mendesain dan membuat
poster, stiker, dan leaflet untuk kampaye antinarkoba.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan
sikap yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta
No Teliti Disiplin Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik
1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : Indra Pengecap
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Peserta Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi Laporan
didik dan bahan pelaksanaan dalam praktikum
dengan cara
kelompok
kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Jenis Sistem
Saraf Sistem saraf bekerja berdasarkan impuls elektrokimia, untuk melayani tubuh dengan berbagai macam
cara. Sistem saraf berfungsi sebagai peninjau bagi tubuh dan pengumpul informasi tentang dunia diluar
maupun didalam tubuh kita. Selain itu juga berfungsi sebagai pusat komunikasi umu, pusat pemetaan strategi,
dan sebagai pembuat keputusan dalam segala sesuatu yang dilakukan tubuh.
a. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat merupakan bagian sistem saraf yang mengkoodinasikan semua fungsi saraf. Sistem
saraf pusat terdiri atas:
1) Otak
Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh
bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Otak dibagi menjadi empat
bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak tengah, otak kecil (cerebellum), dan sumsum lanjutan.
2) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis) Terdapat di dalam rongga tulang belakang. Fungsinya
sebagai penghubung impuls dari dan ke otak, memberi kemungkinan gerak refleks. Medula spinalis
bagian luar berwarna putih dan bagian dalam kelabu.
3) Gangguan pada Sistem Saraf
Sistem saraf pada manusia dapat mengalami kelainan atau penyakit. Penyebabnya dapat berasal
dari lingkungan (luar) atau dari dalam tubuh, antara lain sebagai berikut.
a) Epilepsi, yaitu suatu keadaan, bukan suatu penyakit, serangan muncul jika otak, atau bagian dari
otak tiba-tiba berhenti bekerja sebagaimana mestinya selama beberapa saat.
b) Meningitis merupakan radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus.
c) Ensefalitis merupakan peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus.
d) Neuritis merupakan gangguan saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau tekanan.
e) Rasa baal (kebas) dan kesemutan, gangguan sistem saraf akibat gangguan metabolisme,
tertutupnya aliran darah, atau kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12).
f) Epilepsi (ayan) merupakan penyakit serangan mendadak karena trauma kepala, tumor otak,
kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
g) Alzheimer merupakan sindrom kematian sel otak secara bersamaan.
h) Gegar otak merupakan bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak menyebabkan perubahan
fungsi mental atau kesadaran.
i) Stroke, merupakan penyakit yang timbul karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah
sehingga otak menjadi rusak. Penyebab penyumbatan ini ialah adanya penyempitan pembuluh
darah (arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga karena penyumbatan oleh suatu emboli. Ciri yang
tampak dari penderita stroke misalnya wajah yang tak simetris.
Sistem Hormon
1. Struktur Sistem Hormon
Sistem hormon (endokrin) adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon, yaitu
senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju sel atau jaringan tubuh. Sistem
endokrin berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme,
homeostasis, pertumbuhan, perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi.
Karakteristik Kelenjar Endokrin
1) Tidak memiliki saluran dan menyekresikan hormon langsung ke dalam cairan di sekitar sel.
2) Menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid.
3) Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh jaringan
ikat.
4) Masa aktif kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-beda.
5) Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon lainnya dan senyawa
nonhormon dalam darah, serta impuls saraf.
2. Jenis Sistem Hormon
Hormon dihasilkan oleh kelenjar. Kelenjar endokrin (kelenjar buntu) adalah kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus yang menghasilkan hormon.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar buntu dibedakan menjadi:
1) Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misal hormon yang memegang peranan dalam metabolisme.
2) Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misal hormon kelamin.
3) Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misal hormon pertumbuhan, hormon timus.
Berdasarkan aspek macam dan letaknya, kelenjar buntu dibedakan terdiri atas:
1) Kelenjar hipofisis, terletak di dasar otak besar
2) Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok, terletak di daerah leher.
3) Kelenjar paratiroid atau kelenjar anak gondok, terletak di dekat kelenjar gondok.
4) Kelenjar epifise.
5) Kelenjar timus atau kelenjar kacangan.
6) Kelenjar adrenal atau suprarenalis, terletak di atas ginjal.
7) Kelenjar pankreas atau pulau-pulau Langerhans, terletak di sebelah bawah lambung (ventrikulus).
8) Kelenjar usus dan lambung.
9) Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad, pada wanita terletak di daerah rongga perut, pada pria di
dalam buah zakar dalam kantong skrotum.
3. Gangguan pada Sistem Hormon Sistem hormon dapat mengakibatkan terjadinya gangguan atau
kelainan. Pengaruh pola hidup dapat menyebabkan kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem
hormon pada manusia. Berikut beberapa gangguan akibat kelebihan maupun kekurangan produksi
hormon pada tubuh.
1) Gigantisme, pertumbuhan raksas akibat kelebihan hormon somatotrof
2) Akromegali, pertumbuhan pada ujung-ujung tulang pipa akibat kelebihan hormon somatotrof
3) Kretinisme, kekerdilan diakibatkan kekurangan hormon somatotrof
4) Morbus basedow, meningkatnya denyut jantung, gugup, emosional, peulupuk mata terbuka lebar,
dan bola mata melotot (eksoftalmus) diakbatkan karena kelebihan hormon tiroksin.
5) Mixoedem, kegemukan yang luar biasa serta kecerdasan menurun diakibatkan kelebihan hormon
tiroksin
6) Tetanus, kekurangan hormon parathohormon
7) Akromegali, kelebihan hormon somatotrof
8) Diabetes mellitus, kekurangan hormon insulin
Sistem Indra
1. Struktur dan Jenis Sistem Indra
Sistem indera merupakan salah satu bagian dari sistem koordinasi yang merupakan reseptor atau
penerima rangsang. Alat indera merupakan reseptor yang peka terhadap perubahan lingkungan dan
rangsangan. Setiap reseptor hanya menerima jenis perubahan lingkungan dalam bentuk rangsangan
tertentu. Oleh karena itu, reseptor diberi nama menurut jenis rangsangan yang diterimanya, yaitu sebagai
berikut.
Fotoreseptor, penerima rangsang cahaya.
Kemoreseptor, penerima rangsang zat kimia.
Mekanoreseptor, menerima rangsang fisik, misalnya sentuhan.
Audioreseptor, penerima rangsang suara.
Termoreseptor, penerima rangsang panas/temperatur.
A. Indra Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang bertindak sebagai fotoreseptor yang mampu menerima
rangsangan berupa cahaya. Mata manusia terdiri dari 3 bagian utama yaitu bola mata, tulang orbita
dan alat penunjang/ tambahan. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1) Sklera (tunika fibrosa) merupakan lapisan terluar dari bola mata yang berwarna putih dan tidak
bening. Berfungsi untuk mempertahankan bentuk mata dan melindungi bagian-bagian dalam bola
mata
2) Koroid (tunika vaskulosa) merupakan lapisan tengah yang berwarna gelap dan banyak
mengandung pembuluh darah dan pigmen. Berfungsi untuk mencegah pemantulan cahaya yang
masuk kedalam bola mata dan mensuplai nutrisi bagi mata berupa kebutuhan makanan dan
oksigen serta pigmen bagi retina mata sehingga mampu menyerap refleksi cahaya pada mata. 3)
Retina (tunika nervosa), lapisan terdalam mata yang banyak mengandung sel reseptor cahaya.
B. Indra Pembau
Hidung merupakan indera pembau yang menerima rangsangan zat kimia yang bertindak sebagai
kemoreseptor. Reseptor hidung adalah saraf olfaktori dan terletak pada langitlangit rongga hidung
yang peka terhadap molekul bau (odoran). Daerah yang sensitive terhadap rasa bau terletak di bagian
atap rongga hidung dimana terdapat dua jenis se yaitu: sel penyokong berupa sel sel epitel dan sel-sel
pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel syaraf.
C. Indra Pengecap.
Lidah berfungsi sebagai indra pengecap yang biasa dikenal dengan kemoreseptor cair. Reseptor lidah
adalah papilla (tonjolan) yang terletak di permukaan lidah dan di dalamnya terdapat tunas pengecap
yang peka terhadap molekul yang dapat larut dalam air liur. Indera pengecap terdapat pada lidah,
Permukaan lidah bersifat kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan yang disebut papilla. Papilla yang
terdapat pada lidah adalah papilla filiformis (fili: benang, papilla fungiformis (fungi: jamur) dan papilla
sircumvalata (sirkum: bulat)
D. Indra Peraba
Kulit berfungsi sebagai indra peraba yang biasa dikenal dengan mekanoreseptor atau tangoreseptor.
Kulit memiliki reseptor. Reseptor kulit terdiri dari korpus-korpus pada lapisan epidermis dan dermis
yang dapat merasakan berbagai rangsangan.
1) Reseptor ujung saraf tanpa selaput, terletak pada lapisan epidermis, merasakan sakit/nyeri.
2) Reseptor ujung rambut, terletak di sekitar folikel rambut, merasakan gerakan rambut.
3) Ujung saraf Paccini, merasakan tekanan kuat.
4) Ujung saraf Ruffini, merasakan panas.
5) Ujung saraf Krausse, merasakan dingin.
6) Ujung saraf Meissner, merasakan sentuhan.
7) Diskus Merkel, terletak pada lapisan epidermis, merasakan sentuhan, tekanan ringan, dan
sakit/nyeri
E. Indra Pendengaran
Telinga merupakan indra pendengaran (fonoreseptor) dan sebagai pendeteksi keseimbangan
(ekuilibrium). Telinga menerima rangsangan berupa getaran sehingga disebut fonoreseptor. Reseptor
telinga untuk pendengaran adalah organ korti pada koklea, dan untuk keseimbangan adalah otolith.
Telinga berfungsi untuk menerima gelombang suara. Gelombang suara merupakan suatu perubahan
penekanan dan peregangan dari molekul udara yang disebabkan oleh bergetarnya suatu benda.
Kerasnya suara bergantung pada besarnya getaran (amplitudo) dan tinggi nada suara bergantung
pada frekuensi (getaran/detik) dari suatu gelombang.
LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
MATERI: Sistem Ekskresi
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem saraf?
4. Gambarkan skema penjalaran impuls pada gerak sadar dan gerak refleks!