Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

A. Judul : Gagal ginjal dan Dialisis (Cuci darah)


B. Tujuan : Menganalisis masalah mengenai gagal ginjal dan dialisis
Memperoleh hubungan antara struktur ginjal dengan bioprosesnya
Menganalisis sistem mekanisme ekskresi pada ginjal
Menjelaskan struktur jaringan penyusun ginjal

C. Nama Anggota kelompok


1. 4.
2. 5.
3. 6.

D. Langkah Kerja
1) Bacalah kasus mengenai gagal ginjal dan dialisis dibawah ini!
2) Jawablah pertanyaan yang ada dengan diskusi kelompok dan menggunakan berbagai
sumber yang ada.

Artikel 1

Wasapada, Ini Gejala Awal Gagal Ginjal yang Harus Segera Ditangani

Gagal ginjal dapat diartikan saat ginjal tidak dapat menyaring kotoran, tidak mampu
mengontrol jumlah air dalam tubuh, dan tidak bisa mengendalikan tekanan darah. Saat
kondisi ini terjadi, kadar racun dan cairan berbahaya akan terkumpul di dalam tubuh dan
dapat berakibat fatal jika tidak diobati. Hal inilah yang nantinya memberikan masalah bagi
kesehatan Anda. Sebagian besar penyebab gagal ginjal bisa akibat komplikasi dari
penyakit hipertensi, diabetes militus, dan obesitas.
Penyakit gagal ginjal dibagi menjadi dua tahap, yaitu gagal ginjal akut dan gagal
ginjal kronis. Penyakit gagal ginjal Akut (GGA) dimana ginjal tiba-tiba mengalami kerusakan
secara mendadak sehingga tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Penyakit gagal ginjal
kronis (GGK) terjadi di mana fungsi ginjal mulai menurun secara progresif dalam beberapa
bulan atau beberapa tahun yang sering hilang timbul. Umumnya gagal ginjal kronis timbul
akibat dari kerusakan ginjal yang sudah parah dan bersifat permanen (irreversibel).
Penyebab utama dari gagal ginjal akut adalah Kurangnya aliran darah ke ginjal,
kerusakan langsung pada ginjal itu sendiri, dan penyumbatan urin dari ginjal. Sedangkan
penyebab umumnya adalah trauma cedera dengan kehilangan darah, dehidrasi, kerusakan
ginjal akibat dari syok selama infeksi berat yang disebut sepsis, obstruksi aliran urin, seperti
dengan pembesaran prostat, kerusakan dari obat-obatan tertentu atau toksin, dan Komplikasi
kehamilan, seperti eklampsia dan preeklampsia, atau terkait sindrom HELLP.
Berbeda dengan gagal ginjal akut, gagal ginjal kronis merupakan kerusakan ginjal dan
penurunan fungsi yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyakit ginjal kronis sangat
berbahaya, karena Anda mungkin tidak memiliki gejala gagal ginjal apapun sampai akhirnya
menjadi parah. Seringnya, saat diobati, kerusakan ginjal sudah terlanjur terjadi. Diabetes (tipe
1 dan 2) dan tekanan darah tinggi adalah penyebab paling umum dari penyakit ginjal kronis.
Penyebab gagal ginjal kronis lainnya adalah kondisi sistem kekebalan tubuh seperti lupus dan
penyakit virus, infeksi saluran kemih di dalam ginjal, peradangan pada filter kecil (glomeruli)
dalam ginjal, penyakit ginjal polikistik, di mana kista berisi cairan terbentuk di ginjal, cacat
bawaan, hadir pada saat lahir, dan paparan jangka panjang untuk beberapa obat dan bahan
kimia. .(https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/gejala-awal-gagal-ginjal/)

Artikel 2

Apakah Cuci Darah Harus Dilakukan Seumur Hidup

Cuci darah atau dialisis adalah prosedur yang dilakukan untuk membuang limbah
berbahaya di dalam tubuh. Normalnya, proses ini dilakukan secara alami oleh ginjal. Ginjal
akan menyaring darah dan memisahkan zat berbahaya serta cairan berlebih dari dalam tubuh
untuk kemudian dikeluarkan melalui urin. Tetapi, ketika ginjal tidak dapat melakukan fungsi
utamanya, maka diperlukan alat bantu berbentuk mesin.
Dialisis biasanya dilakukan bagi pasien gagal ginjal kronis, yakni kondisi di mana
ginjal mengalami penurunan fungsi di bawah batas normal. Bila Anda menderita gagal ginjal
kronis, itu artinya ginjal tidak dapat menyaring kotoran, tidak mampu mengontrol jumlah air
dalam tubuh, juga kadar garam dan kalsium dalam darah. Sehingga zat-zat sisa metabolisme
yang tidak berguna akan tetap tinggal di dalam tubuh dan membahayakan kondisi pasien.
Dialisis umumnya terbagi menjadi hemodialisis dan dialisis peritoneal. Hemodialisis
merupakan prosedur cuci darah yang dapat Anda lakukan di klinik dialisis, rumah sakit.
Sedangkan dialisis peritoneal adalah dialisis yang dilakukan di rumah. Lamanya cuci darah
dilakukan bergantung pada kondisi masing-masing pasien. Dalam beberapa kasus, cuci darah
pada kasus gagal ginjal sementara atau yang belum memasuki masa akut bisa dihentikan saat
ginjal Anda sembuh dan sudah dapat melakukan fungsi yang seharusnya.  Namun, lain cerita
pada orang yang mengalami gagal ginjal kronis. Orang dengan gagal ginjal kronis stadium
akhir biasanya membutuhkan transplantasi ginjal. Sayangnya menemukan donor ginjal yang
cocok tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk itulah pasien gagal ginjal kronis
dengan kondisi akut memerlukan dialisis sampai donor ginjal yang cocok tersedia.
(https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/apakah-cuci-darah-seumur-hidup/)

E. Pertanyaan
1. Kemukakan apa hubungan dari artikel pertama dan artikel kedua?

2. Jelaskan mengapa penyakit hipertensi dapat menyebabkan gagal ginjal?

3. Jelaskan mengapa penyakit diabetes dapat menyebabkan gagal ginjal?

4. Apa yang akan terjadi pada penderita gagal ginjal kronis yang berhenti melakukan
dialisis atau cuci darah?

5. Bagaimanakah solusi yang tepat untuk mengurasi resiko terkena gagal ginjal?
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

A. Judul : Jerawat, hepatitis, dan emfisema


B. Tujuan : Menganalisis masalah mengenai jerawat, hepatitis, dan emfisema
Memperoleh hubungan antara struktur kulit, hati, dan paru-paru dengan
bioprosesnya
Menganalisis sistem mekanisme ekskresi pada kulit, hati, dan paru-paru
Menjelaskan struktur jaringan penyusun kulit, hati, dan paru-paru
C. Langkah Kerja
1) Bacalah artikel mengenai jerawat, hepatitis, dan emfisema dibawah ini!
2) Jawablah pertanyaan yang ada dengan diskusi kelompok dan menggunakan berbagai
sumber yang ada.

Artikel 1

Emfisema: Gejala, Penyebab, Pengobatan


Emfisema adalah penyakit paru-paru yang ditandai dengan gejala utama berupa sesak
napas yang hebat. Pada emfisema paru sesak napas yang hebat ini terjadi karena adanya
hambatan aliran udara pada saluran napas yang timbul akibat terjadinya kerusakan pada
jaringan paru – paru setelah paparan terhadap partikel gas beracun dan berbahaya secara terus
menerus. Penyakit ini termasuk dalam penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) yang dapat
timbul sendiri atau bersamaan dengan bronkitis kronis. Penyakit emfisema banyak diderita
masyarakat dunia, terutama pada laki-laki yang merokok.
Emfisema adalah suatu kelainan anatomis pada paru – paru yang ditandai oleh adanya
pelebaran rongga udara pada daerah distal bronkiolus terminal yang disertai oleh kerusakan
pada dinding alveoli. Secara anatomis emfisema paru dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
Emfisema tipe sentriasinar : pada emfisema ini kerusakan dimulai dari bronkiolus respiratori
yang meluas ke daerah tepi, terutama mengenai paru – paru bagian atas. Emfisema ini sering
terjadi sebagai akibat dari kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang lama. Emfisema tipe
panasinar : pada emfisema ini kerusakan terjadi pada seluruh alveoli distal dan bronkiolus
terminal secara merata, terutama mengenai paru – paru bagian bawah. Emfisema ini sering
terjadi pada pasien yang kekurangan alpha 1 antitripsin. Emfisema asinar distal : pada
emfisema ini kerusakan lebih banyak mengenai saluran napas distal, duktus dan sakus
alveoler, terutama mengenai daerah septa atau dekat pleura.
Emfisema paru dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut, yaitu : 1) Kebiasaan
merokok merupakan penyebab yang paling penting untuk timbulnya emfisema, jauh lebih
penting dari faktor penyebab yang lain. 2) Adanya riwayat terpapar polusi udara di
lingkungan dan tempat kerja, seperti asap dari kendaraan, asap kayu bakar. 3) Adanya
hipereaktiviti bronkus 4) Adanya riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
(https://mediskus.com/penyakit/emfisema)

D. Pertanyaan Mengenai Artikel Pertama


1. Mengapa penyakit emfisema dapat mengganggu sistem ekskresi manusia?

2. Bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit
emfisema?
Artikel 2

Informasi Seputar Penyakit Hepatitis


Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Ada 5
jenis virus hepatitis: A, B, C, D, dan E. Karakteristik dari masing-masing jenis ini berbeda,
maka dari itu gejala dan pengobatannya juga beragam. Hepatitis bisa berupa hepatitis virus
(infeksi virus) atau hepatitis non-virus (hepatitis alkoholik dan hepatitis autoimun).
Hepatitis virus disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam tubuh. Infeksi dapat
terjadi melalui penggunaan jarum yang terkontaminasi virus (seperti melalui suntikan
narkoba, tato, tindik tubuh, suntikan obat, atau jarum transfusi), tinggal bersama atau
melakukan hubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi hepatitis, atau menjadi petugas
kesehatan yang bekerja dengan pasien hepatitis juga bisa berakibat pada infeksi hepatitis.
Ada juga risiko infeksi virus hepatitis jika Anda mengonsumsi sumber air atau makanan yang
tidak aman.
Hepatitis alkoholik disebabkan karena alkohol dapat melemahkan kerja hati sehingga
membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi hepatitis. Bahkan, konsumsi alkohol bisa
menyebabkan banyak penyakit hati seperti perlemakan hati alkoholik (terlalu banyak
penumpukan lemak di hati) atau sirosis (kerusakan hati). Sedangkan hepatitis autoimun
terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang hati. Ini normalnya tidak terjadi, tetapi bisa
menyebabkan penurunan fungsi hati dan menyebabkan kerusakan hati. Ada dua jenis
hepatitis autoimun, dengan hepatitis autoimun tipe 1 lebih umum dibandingkan hepatitis
autoimun tipe 2. Penderita hepatitis autoimun juga bisa memiliki gangguan autoimun lainnya,
seperti penyakit Celiac, rheumatoid arthritis atau kolitis ulseratif.
Tidak semua kasus hepatitis menimbulkan gejala, atau jikapun ada, gejalanya cukup
samar pada tahapan awal dalam sekitar 80% kasus. Dua puluh persen kasus lainnya bisa
menunjukkan gejala dengan tingkat bervariasi. Ada kemungkinan bagi Anda untuk langsung
mengalami gejala setelah terinfeksi. Gejala bisa bersifat ringan tetapi juga parah bagi
sebagian orang, meliputi demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual atau muntah,
nyeri lambung , nyeri sendi atau otot, buang air kecil atau besar yang tidak lazim, warna kulit
dan bagian putih mata menguning (jaundice, tanda dari penyakit hati), perasaan gatal,
perubahan mental seperti kurangnya konsentrasi atau koma, dan perdarahan dalam
(https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hepatitis/informasi-lengkap-seputar-penyakit-
hepatitis-yang-wajib-anda-ketahui/)
E. Pertanyaan Mengenai Artikel Kedua
1. Bagaimana hubungan antara hati dengan organ tubuh lainnya sehingga warna kulit
pada penderita hepatitis dapat menguning?

2. Apa yang akan terjadi apabila seseorang yang menderita hepatitis tidak diobati?

Artikel 3

Jerawat
Jerawat (acne) adalah gangguan pada kulit yang berhubungan dengan produksi
minyak (sebum) berlebih. Hal tersebut menyebabkan peradangan serta penyumbatan pada
pori-pori kulit. Peradangan ditandai dengan munculnya benjolan kecil (yang terkadang berisi
nanah) di atas kulit. Gangguan kulit ini biasa terdapat di bagian tubuh dengan kelenjar
minyak terbanyak, yaitu di wajah, leher, bagian atas dada, dan punggung.
Pada dasarnya jerawat memiliki gejala yang cukup umum, yaitu benjolan kecil
(papul) yang muncul di atas kulit. Benjolan tersebut biasanya berwarna kemerahan atau
kuning (karena mengandung nanah). Selain itu, ada beberapa tanda lainnya dari jerawat.
Seperti sensasi panas/ terbakar akibat adanya peradangan dan timbulnya rasa gatal. Selain itu
juga ada juga gejala khas jerawat berupa komedo. Komedo merupakan benjolan-benjolan
kecil yang mengandung sumbatan sebum. Bila berwarna hitam disebut komedo hitam
(blackheads). Sedangkan yang berwarna putih disebut komedo putih (whiteheads). Komedo
putih berada di lokasi yang lebih dalam dari komedo hitam.
Jerawat dapat dipicu oleh banyak faktor. Namun secara umum jerawat dapat dipicu
karena kondisi tertentu, yaitu produksi minyak berlebih, siklus hormonal, faktor genetik,
bakteri, sres, dan penggunaan kosmetik (https://www.klikdokter.com/penyakit/jerawat)

F. Pertanyaan Mengenai Artikel Ketiga


1. Mengapa penggunaan kosmetik dapat menyebabkan timbulnya jerawat?
2. Berdasarkan artikel diatas, tuliskan upaya cara mencegah timbulnya jerawat!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

A. Judul : Transplantasi Ginjal, Skin Grafting (cangkok kulit)


B. Tujuan : Menyajikan hasil analisis teknologi sitem ekskresi.
C. Langkah Kerja
1) Bacalah artikel dibawah ini mengenai transplantasi ginjal dan skin grafting
2) Jawablah pertanyaan yang ada dengan diskusi kelompok dan menggunakan berbagai
sumber yang ada.

Artikel 1
Transplantasi Ginjal, Ini yang Harus Anda Ketahui

Transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjal adalah prosedur bedah untuk


mengganti organ ginjal yang telah mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium
akhir. Ginjal yang dicangkok dapat berasal dari donor yang masih hidup atau sudah
meninggal dunia. Ginjal adalah organ yang sangat penting bagi tubuh. Sepasang organ ini
memiliki fungsi untuk menyaring dan membuang zat sisa, cairan, mineral, dan racun yang
ada di dalam tubuh melalui urine.
Saat fungsi ginjal menurun, seperti pada gagal ginjal, zat yang seharusnya dibuang
akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Itulah
mengapa seseorang yang ginjalnya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik perlu
mendapatkan terapi yang dapat menggantikan fungsi ginjal. Pada tahap awal gagal ginjal,
fungsi ginjal mungkin masih bisa dibantu dengan cuci darah dan continuous ambulatory
peritoneal dialysis (CAPD) atau cuci darah lewat perut. Namun, jika fungsi ginjal sudah
sangat menurun, cuci darah maupun CAPD tidak dapat menanggung semua kerja ginjal. Jadi,
untuk menangani ginjal yang fungsinya sudah sangat menurun akibat gagal ginjal kronis
stadium akhir, transplantasi ginjal dipercaya lebih baik dalam memperpanjang hidup dan
meningkatkan kualitas hidup penderita.
(https://www.alodokter.com/transplantasi-ginjal-ini-yang-harus-anda-ketahui)

D. Pertanyaan Mengenai Artikel Pertama


1. Mengapa pendonor cangkok ginjal diutamakan berasal dari keluarga yang memiliki
hubungan sedarah?

2. Tuliskan upaya yang dapat dilakukan agar ginjal tetap sehat!


Artikel 2

Skin Graft
Skin graft atau cangkok kulit adalah prosedur pembedahan yang dilakukan dengan
cara mengambil kulit di area tubuh tertentu, kemudian mencangkoknya pada area kulit lain
yang bermasalah. Prosedur ini disebut juga bisa disebut sebagai transplantasi kulit. Biasanya,
prosedur ini dilakukan pada kasus luka bakar, cedera, atau penyakit lain yang memengaruhi
tampilan kulit penderitanya. (https://www.sehatq.com/tindakan-medis/skin-graft)

E. Pertanyaan Mengenai Artikel Kedua


1. Jelaskan bagaimana proses cangkok kulit (skin graft)?

2. Mengapa untuk melakukan transplantasi kulit harus berasal dari kulit pasien sendiri?

Anda mungkin juga menyukai