ENDODERM
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Embriologi Hewan
Dosen Pengampu: Iseu Laelasari, M. Pd
Oleh :
1. Betty Nur Humaidah (1810810039)
2. Adif Fatus Syarofah (1810810047)
3. Khoirun Nisak (1810810070)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme pembentukan organ pencernaan?
2. Bagaimana mekanisme pembentukan kelenjar pencernaan?
3. Bagaimana mekanisme pembentukan organ pernapasan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan organ pencernaan
2. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan kelenjar pencernaa
3. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan organ pernapasan
BAB II
PEMBAHASAN
1
Soeminto, Embriologi Hewan (Banten: Universitas Terbuka, 2002), 4.32.
Gambar 1: Pembentukan saluran sistem pencernaan
Sumber: https://images.app.goo.gl/jDCpho5BMSRQfnde8
2
Nelly Karlinah, Bahan Ajar Embriologi (Sleman: DEEPUBLISH, 2015), 344.
Mesoderm septum transversum antara dinding ventral perut dan hati
menjadi teregang dan sangat tipis sehingg membentuk ligamentum falcimorfe,
sedangkan mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut akan
meregang sehingga terbentuk selaput omentum minus. Septum yang terdiri dari
mesoderm yang tersusun rapat akan membentuk tendon sentral diafragma.
Perkembangan berikutnya, pada minggu ke 10 berat hati kurang lebih 10% dari
berat badan total. Sarang-sarang proliferatif yang terletak diantara sel-sel hati
dan dinding akan menghasilkan eritrosit dan leukosit. Pada usia minggu ke-12,
hati akan menghasilkan empedu. Aktivitas berlangsung sekitar 2 bulan terakhir
dari kehidupan intrauterus (kehidupan di dalam rahim), kemudian pada saat
lahir berat hati hanya 5% dari berat badan total.3
3
Al- Muqsith, Embriologi Sistem Pencernaan, diakses pada tanggal 16 November, 2020.
https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-muqsith-m-si.html
pankreastikus utama dan duktus biliaris, masuk ke duodenum di tempat papila
mayor, sedangkan muara duktus aksesoris (jika ada) masuk ke dalam papila
minor. Pada minggu ke 3 kehidupan janin, terbentuklah pulau pankreas
(langerhans) dari jaringan parenkim pankreas dan tersebar di seluruh pankreas.
Sel penghasil glukagon dan somatostatin juga terbentuk dari sel parenkim.
Mesoderm splaknik yang mengelilingi tunas parenkim membentuk jaringan
ikat pankreas dan sekresi insulin dimulai pada umur kehamilan bulan kelima.4
2. Kelenjar Lambung
Kelenjar lambung adalah kelenjar pada sistem pencernaan yang
menghasilkan enzim asam klorida, pepsin dan renin. Enzim pada bagian
lambung dihasilkan oleh dinding lambung. Asam klorida (HCL)
dipengaruhi oleh hormon gastrin dan gerak reflek yang muncul ketika
makanan masuk ke dalam organ lambung. Proses pembentukan lambung
sebagai berikut:
a. Muncul sebagai hasil dilatasi fusiform dari usus depan.
b. Bentuk dan posisi berubah karena pertumbuhan diferensial dan
perubahan organ sekelilingnya.
c. Lambung mengalami rotasi sebesar 90° disekitar sumbu longitudinal.
Pada bagian sisi kiri menjadi permukaan anterior dan pada bagian sisi
kanan akan menjadi permukaan posterior. Perbatasan kiri tumbuh lebih
cepat dari pada perbatasan bagian kanan yang menyebabkan
pembentukan greater dan lesser curvatures. Bagian ujung pilorus
berpindah ke kanan dan ujung kardiak berpindah ke bagian kiri dan
akhirnhya terbentuk lambung.
Gambar 10:Pembentukan organ lambung
Sumber:https://images.app.goo.gl/d3LNtV5Tk6TyL8Fv5
3. Kelenjar Usus
Kelenjar usus dibedakan menjadi usus dua belas jari dan usus halus.
Usus dua belas jari berfungsi sebagai menyalurkan enzim yang dihasilkan
oleh pankreas dan getah empedu dari hati menuju ke dalam usus halus untuk
melakukan proses sistem pencernaan. Usus halus juga menghasilkan enzim
pencernaan yaitu enzim amylase, tripsin dan lipase.
5
Priyantini Widiyaningrum. Embriologi Hewan. (Semarang: Penerbit FMIPA Universitas
Negeri Semarang, 2019), 84-87.
6
Soeminto, dkk. Embriologi Hewan .(Banten: Universitas Terbuka, 2008). 36.
dari usus depan membentuk bagian epitel trakea, sedangkan tulang rawan,
jaringan ikat dan ototnya berasal dari mesenkim di sekitarnya.7
Ujung trakea akan membesar dan bercabang dua untuk membentuk tunas
paru-paru. Tunas paru-paru akan terus tumbuh membentuk percabangan
bronkus dan bronkiolus. Di akhir percabangan, epitel akan menipis dan
terbentuklah alveolus.8 Epitel bronkus sampai dengan alveolus terbentuk dari
endoderm, demikian pula dengan kelenjar-kelanjarnya. Sedangkan jaringan
ikat dan otot pada paru-paru terbentuk dari mesenkim. Pleura yang
membungkus paru-paru berasal dari mesoderm splanknik.
Pada perkembangan paru-paru, kedua kuncup paru akan membentuk dua
cabang. Bagian kanan akan menjadi tiga bronkus utama, sedangkan bagian kiri
akan membentuk dua bronkus utama.9
7
Priyantini Widiyaningrum. Embriologi Hewan. (Semarang: FMIPA Universitas Negeri
Semarang, 2019). 86-87.
8
Priyantini Widiyaningrum. Embriologi Hewan. (Semarang: FMIPA Universitas Negeri
Semarang, 2019). 87.
9
Rayn Mboeik, “organogenesis turunan endoderm”, acadima.edu. diakses tanggal 15
november, 2020
https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_ENDODERM
Gambar 14: Kuncup baru bercabang. Kanan (3), kiri (2)
Sumber:https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_ENDODER
M
10
Rayn Mboeik, “organogenesis turunan endoderm”, acadima.edu. diakses tanggal 15
november, 2020
https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_ENDODERM
Tabel 1: Tahap pertumbuhan dan pematangan paru-paru
Fase Waktu Karakteristik
Embrionik 3-5 Organogenesis paru mulai, tunas paru,
minggu pembentukan calon bronki
Pseudoglandular 5-16 Percabangan berlanjut membentuk
minggu bronkiolus terminalis.
Terjadi pembelahan membentuk 15-20
saluran udara. Saluran udara dilapisi oleh
selapis sel kuboid yang kaya akan
glikogen. Pembuluh darah juga
berkembang seiring dengan perkembangan
saluran udara. Di akhir periode
pseudoglandular saluran udara, arteri dan
vena telah berkembang menyerupai pola
yang ditemukan pada paru dewasa. Pada
fase ini diafragma terbentuk dan
memisahkan rongga dada dan abdomen.
Canalicular 17-26 Setiap bronkiolus terminalis terbagi
minggu menjadi dua atau lebih bronkiolus
respiratorius yang kemudian terbagi
menjadi 3 – 6 ductus alveolaris.
Terbentuknya asinus, diferensiasi epitel
dengan pembentukan air blood barrier
(tempat terjadinya pertukaran gas) dan
dimulainya sintesis surfactant di sel tipe II.
Asinus berdiferensiasi menjadi 3 bagian
bronkiolus respiratori : saluran alveolar,
kantung alveolar dan alveoli.
Saccular 26-36 Terbentuk terminal saccular (alveoli
minggu primitive) dan kapiler membentuk
hubungan erat.
Mulai terbentuk septasi saccular.
Pemipihan epitel respiratory
Alveolar 36-masa Alveoli matang dengan hubungan kapiler
kanak- yang sudah berkembang dengan baik.
kanak Terjadi septasi sekunder yang akan
membentuk alveoli. Alveolarisasi dimulai
pada minggu ke 32-36 dari terminal sakular
dengan munculnya septa yang mengandung
kapiler, serat elastin, dan kolagen
BAB III
PENUTUP
Simpulan
11
Rembulan Ayu NP dan Ratna Dewi Puspita Sari, “Jurnal Kedokteran” Peran
Kortikosteroid dalam Pematangan Paru Intrauterin, 6, no. 3 (2017): 143, diakses pada 17
november 2020. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1125/972
Lapisan endoderm membentuk dua bumbung entodermal yang berfungsi
untuk membentuk lapisan yang melapisi dua saluran utama dalam tubuh. Saluran
tersebut yaitu adalah saluran pencernaan dan saluran pernapasan. Bumbung
entodermal pertama meluas sepanjang sumbu tubuh yang akan menjadi calon
penyusun saluran pencernaan.
Tunas dari bumbung ini juga akan membentuk hati, kantung empedu dan
pankreas. Selain itu dalam mekanisme organogenesis derivat endoderm juga
terjadi pembentukan kelenjar sistem pencernaan yang terdiri atas kelenjar ludah,
kelenjar lambung dan kelenjar usus.
Bumbung kedua merupakan calon saluran pernapasan, selain itu lapisan
endoderm membentuk usus primitif yang akan berkembang menjadi usus depan,
usu tengah dan usus belakang.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu NP, Rembulan dan Ratna Dewi Puspita Sari, “Jurnal Kedokteran” Peran
Kortikosteroid dalam Pematangan Paru Intrauterin,”6, no. 3 (2017) - 17
november 2020.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/112
5/972
Al- Muqsith, Embriologi Sistem Pencernaan - 16 November, 2020.
https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-
muqsith-m-si.html
Karlinah, Nelly, Bahan Ajar Embriologi, Sleman: DEEPUBLISH, 2015.
Mboeik, ,Rayn, Organogenesis Turunan Endoderm”, acadima.edu - 15
november, 2020
https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_E
NDODERM
Soeminto, Embriologi Hewan, Banten: Universitas Terbuka, 2002.
Widiyaningrum, Priyantini, Embriologi Hewan. Semarang: Penerbit FMIPA
Universitas Negeri Semarang, 2019.
Gambar 1: : https://images.app.goo.gl/jDCpho5BMSRQfnde8
Gambar 2: https://images.app.goo.gl/hJGj7mmT9uC33sPq5
Gambar 3, 4, 5, 6, 7, 8: https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-
pencernaan-dr-al-muqsith-m-si.html
Gambar 9: https://images.app.goo.gl/VoQvWokXUd2URJBj7
Gambar 10: https://images.app.goo.gl/d3LNtV5Tk6TyL8Fv5
Gambar 11: https://images.app.goo.gl/jdkWGeeXmudsrpWB7
Gambar 12:https://books.google.co.id/books?
id=UsQzDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Embriologi+manusia&hl=
id&sa=X&ved=2ahUKEwieicrhupDtAhXHfH0KHbbuB6gQ6AEwAHoEC
AAQAg#v=onepage&q=Embriologi%20manusia&f=false
Gambar 13, 14, 15,
16:https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN
_ENDODERM
Gambar
17:https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1
125/972