Anda di halaman 1dari 18

MEKANISME ORGANOGENESIS DERIVATE

ENDODERM
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Embriologi Hewan
Dosen Pengampu: Iseu Laelasari, M. Pd

Oleh :
1. Betty Nur Humaidah (1810810039)
2. Adif Fatus Syarofah (1810810047)
3. Khoirun Nisak (1810810070)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Embriologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang proses terbentuknya embrio (janin). Proses pembentukan embrio cukup
panjang dimulai dengan gametogenesis, fertilisasi, cleavage, gastrulasi,
neurulasi, organogenesis hingga berakhir pada gestasi. Proses yang memakan
waktu cukup panjang yaitu terjadi pada organogenesis.
Organogensis adalah proses pembentukan organ yang berawal dari tiga
lapisan germinal embrio yang dihasilkan pada proses gastrulasi. Ketiga lapisan
tersebut yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Masing-masing dari lapisan
tersebut akan membentuk beberapa organ melalui proses organogenesis.
Lapisan ektoderm akan berkembang menjadi jantung (cor), sistem saraf (otak),
kulit (integumen), rambut dan alat indera. Lapisan mesoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat ekskresi, alat peredaran darah, alat reproduksi, otot
dan rangka (tulang/osteon). Lapisan endoderm akan berdifernsiasi membentuk
alat pencernaan, kelenjar pencernaan dan alat pernapasan. Pembentukan organ
dari lapisan endoderm berlangsung beberapa tahap yang cukup panjang, untuk
itu dalam makalah ini akan membahas mekanisme organogenesis derivate
endoderm.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme pembentukan organ pencernaan?
2. Bagaimana mekanisme pembentukan kelenjar pencernaan?
3. Bagaimana mekanisme pembentukan organ pernapasan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan organ pencernaan
2. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan kelenjar pencernaa
3. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan organ pernapasan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mekanisme Pembentukan Sistem Pencernaan


Pada proses pembentukan sistem pencernaan, lapisan endoderm
membentuk dua bumbung entodermal yang berfungsi untuk membentuk
lapisan yang melapisi dua saluran utama dalam tubuh. Saluran tersebut yaitu
adalah saluran pencernaan dan saluran pernapasan. Bumbung entodermal
pertama meluas sepanjang sumbu tubuh yang akan menjadi calon penyusun
saluran pencernaan. Tunas dari bumbung ini juga akan membentuk hati,
kantung empedu dan pankreas. Bumbung kedua merupakan calon saluran
pernapasan. Bumbung saluran pernafasan terbentuk sebagai pertumbuhan ke
luar dari bumbung pertama (bumbung pencernaan) dan kemudian membentuk
tunas paru. Selain itu lapisan endoderm membentuk usus primitif yang akan
berkembang menjadi usus depan, usu tengah dan usus belakang. Berikut adalah
penjelasan mengenai usus depan, usu tengah dan usus belakang:1
1. Usus depan
Usus depan terbentuk karena adanya pelipatan endoderm atap arkenteron
pada bagian anterior, pelipatan pada bagian tersebut yang akan diikuti oleh
mesoderm splanknik. Usus depan akan menjadi rongga mulut, faring,
esophagus, lambung dan duodenum.
2. Usus tengah
Usus tengah merupakan daerah arkenteron antara usus depan dan usus
belakang. Bagian usus tengah akan menjadi yeyenum, ileum dan kolon.
3. Usus belakang
Usus belakang terbentuk karena adanya pelipatan endoderm atap arkenteron
bagian posterior, pelipatan pada bagian tersebut yang akan diikuti oleh
mesoderm splanknik. Usus belakang akan menjadi rektum dan kloaka atau
anus.

1
Soeminto, Embriologi Hewan (Banten: Universitas Terbuka, 2002), 4.32.
Gambar 1: Pembentukan saluran sistem pencernaan
Sumber: https://images.app.goo.gl/jDCpho5BMSRQfnde8

Epitel saluran pencernaan terbentuk dari endoderm, kecuali epitel mulut


dan anus, epitel mulut dan anus terbentuk dari ektoderm. Jaringan-jaringan atau
struktur-struktur lain penyusun saluran pencernaan dibentuk oleh mesoderm
splanknik.
Bagian sistem pencernaan mulut terbentuk pada bagian anterior usus
depan. Invaginasi ektoderm (lekuk stomodeum) yang akan diikuti dengan
evaginasi endoderm usus depan menyebabkan terbentuknya keping oral.
Keping oral semakin lama semakin menipis kemudian keping oral tersebut
pecah dan akan menjadi lubang mulut.
Bagian sistem pencernaan anus terbentuk pada bagian posterior usus
belakang. Invaginasi ektoderm (lekuk stomodeum) yang akan diikuti dengan
evaginasi endoderm usus belakang menyebabkan terbentuknya keping anal.
Keping analsemakin lama semakin menipis kemudian keping oral tersebut
pecah dan akan menjadi lubang anus.
Pembentukan esophagus dimulai pada umur mudigah ± 4 minggu,
kemudian muncul diverticulum di dinding ventral usus sederhana depan
(diverticulum trachea- bronchiale), selanjutnya diverticulum ini berangsur-
angsur dipisahkan dari bagian dorsal foregut melalui septum oesopago
tracheale, dengan cara ini usus sederhana depan terbagi atas bagian ventral
yaitu primordium pernafasan dan bagian dorsal yaitu esophagus. Awalnya
esophagus sangat pendek memanjang dengan cepat (akibat gerak turun jantung
dan paru-paru).

Gambar 2: Perkembangan esophagus


Sumber:https://images.app.goo.gl/hJGj7mmT9uC33sPq5

Proses pembentukan duodenum yaitu terbentuk dari bagian akhir usus


depan dan bagian kranial usus tengah. Daerah kuncup liver menandai junction
antara usus dengan stomach. Pada awalnya, duodenum berupa tabung lurus,
tetapi karena adanya rotasi lambung, duodenum membentuk struktur seperti
huruf C dan terdapat di sebelah kiri. Kepala pankreas tumbuh kearah cekungan
duodenum. Selanjutnya pankreas dorsal dan ventral bergabung dan berada pada
posisi retroperitoneal.

Gambar 3: Proses pembentukan duodenum


Sumber: https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-muqsith-m-
si.html
Kumpulan sel yang akan menjadi bakal organ hati (primordial hati) mulai
muncul dalam usia kandungan minggu ke tiga dengan berupa tonjolan dari
epitel endoderm di bagian ujung distal usus depan.

Gambar 4: Tunas Hati


Sumber: https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-muqsith-m-
si.html

Tunas hati (divertikulum hati) berkembang dengan cepat hingga


menembus septum transversum. Septum transversum adalah lapisan mesoderm
yang terletak diantara rongga perikerdium dan kuning telur (yolk sac).
Divertikulum hati ini terus menembus septum hingga membentuk duktus
biliaris (saluran empedu). Saluran empedu ini kemudian membentuk tonjolan
ventral kecil yang menjadi kandung empedu dan duktus sistikus. Sel kupffer,
sel hema-topoietik dan sel jaringan ikat merupakan perkembangan dari
mesoderm septum transversum. Kemudian sel-sel hati menembus septum
transversum hingga membentuk tonjolan ke arah abdomen.2

Gambar 5: Proses pembentukan hati


Sumber: https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-muqsith-m-
si.html

2
Nelly Karlinah, Bahan Ajar Embriologi (Sleman: DEEPUBLISH, 2015), 344.
Mesoderm septum transversum antara dinding ventral perut dan hati
menjadi teregang dan sangat tipis sehingg membentuk ligamentum falcimorfe,
sedangkan mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut akan
meregang sehingga terbentuk selaput omentum minus. Septum yang terdiri dari
mesoderm yang tersusun rapat akan membentuk tendon sentral diafragma.
Perkembangan berikutnya, pada minggu ke 10 berat hati kurang lebih 10% dari
berat badan total. Sarang-sarang proliferatif yang terletak diantara sel-sel hati
dan dinding akan menghasilkan eritrosit dan leukosit. Pada usia minggu ke-12,
hati akan menghasilkan empedu. Aktivitas berlangsung sekitar 2 bulan terakhir
dari kehidupan intrauterus (kehidupan di dalam rahim), kemudian pada saat
lahir berat hati hanya 5% dari berat badan total.3

Gambar 6: Terbentuknya hati


Sumber: https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-muqsith-m-
si.html

Pembentukan pankreas berasal dari bagian dorsal dan ventral endoderm


yang melapisi duodenum. Letak tunas pankreas dorsal berada pada mesentrium
dorsal, sedangkan tunas pankreas ventral terletak didekat duktus biliaris.
Dudenum berputar ke arah kanan sehingga membentuk huruf C, sedangkan
tunas pankreas ventral bergerak ke arah dorsal. Hal ini mengakibatkan letak
tunas pankreasn ventral berada di bawah dan belakang tunas pankreas dorsal.
Kemudian duktus tunas pankreas dorsal dan ventral serta parenkim menyatu.
Proses berikutnya tunas ventral mengalami prosesus unsinatus. Duktus

3
Al- Muqsith, Embriologi Sistem Pencernaan, diakses pada tanggal 16 November, 2020.
https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-muqsith-m-si.html
pankreastikus utama dan duktus biliaris, masuk ke duodenum di tempat papila
mayor, sedangkan muara duktus aksesoris (jika ada) masuk ke dalam papila
minor. Pada minggu ke 3 kehidupan janin, terbentuklah pulau pankreas
(langerhans) dari jaringan parenkim pankreas dan tersebar di seluruh pankreas.
Sel penghasil glukagon dan somatostatin juga terbentuk dari sel parenkim.
Mesoderm splaknik yang mengelilingi tunas parenkim membentuk jaringan
ikat pankreas dan sekresi insulin dimulai pada umur kehamilan bulan kelima.4

Gambar 7: Proses pembentukan pankreas


Sumber: https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-muqsith-m-
si.html

Gambar 8: Terbentuknya pankreas


Sumber: https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-muqsith-m-
si.html

B. Mekanisme Pembentukan Kelenjar Sistem Pencernaan


Pembentukan kelenjar sistem pencernaan terdiri dari kelenjar ludah,
kelenjar lambung dan kelenjar usus.
1. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah adalah kelenjar pada sistem pencernaan yang pertama
kali mencerna makanan ketika makanan yang dikonsumsi tersebut masuk ke
dalam mulut. Kelenjar ludah menghasilkan enzim ptialin yang berfungsi

Nelly Karlinah, Bahan Ajar Embriologi (Sleman: DEEPUBLISH, 2015), 348


4
untuk mengubah zat tepung menjadi gula. Pembentukan kelenjar ludah
dimulai pada awal kehidupan fetus (4-12 minggu) yaitu sebagai invaginasi
epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar.

Gambar 9: Pembentukan kelenjar ludah


Sumber:https://images.app.goo.gl/VoQvWokXUd2URJBj7

2. Kelenjar Lambung
Kelenjar lambung adalah kelenjar pada sistem pencernaan yang
menghasilkan enzim asam klorida, pepsin dan renin. Enzim pada bagian
lambung dihasilkan oleh dinding lambung. Asam klorida (HCL)
dipengaruhi oleh hormon gastrin dan gerak reflek yang muncul ketika
makanan masuk ke dalam organ lambung. Proses pembentukan lambung
sebagai berikut:
a. Muncul sebagai hasil dilatasi fusiform dari usus depan.
b. Bentuk dan posisi berubah karena pertumbuhan diferensial dan
perubahan organ sekelilingnya.
c. Lambung mengalami rotasi sebesar 90° disekitar sumbu longitudinal.
Pada bagian sisi kiri menjadi permukaan anterior dan pada bagian sisi
kanan akan menjadi permukaan posterior. Perbatasan kiri tumbuh lebih
cepat dari pada perbatasan bagian kanan yang menyebabkan
pembentukan greater dan lesser curvatures. Bagian ujung pilorus
berpindah ke kanan dan ujung kardiak berpindah ke bagian kiri dan
akhirnhya terbentuk lambung.
Gambar 10:Pembentukan organ lambung
Sumber:https://images.app.goo.gl/d3LNtV5Tk6TyL8Fv5

3. Kelenjar Usus
Kelenjar usus dibedakan menjadi usus dua belas jari dan usus halus.
Usus dua belas jari berfungsi sebagai menyalurkan enzim yang dihasilkan
oleh pankreas dan getah empedu dari hati menuju ke dalam usus halus untuk
melakukan proses sistem pencernaan. Usus halus juga menghasilkan enzim
pencernaan yaitu enzim amylase, tripsin dan lipase.

Gambar 11: Pembentukan kelenjar usus


Sumber:https://images.app.goo.gl/jdkWGeeXmudsrpWB7

Bagian usus depan memanjang dari membran buccopharyngeal ke


divertikulum respirasi yang disebut dengan lengkung faring. Bagian yang
tersisa tersebut memanjang dari divertikulum respiratoris ke kuncup hati,
kemudian esofagus berkembang dari usus depan antara divertikulum
respiratoris dan lambung. Dinding otot berkembang dari mesoderm
splanknik dan jadilah bagian organ sistem pencernaan usus.5

C. Mekanisme Pembentukan Saluran Pernapasan


Saluran pernafasan juga berasal dari derivate saluran percernaan.
Meskipun fungsinya tidak berhubungan dengan makanan. Saluran pernafasan
berasal dari bagian usus depan (foregut). Dimana pada bagian usus depan akan
terbentuk tunas paru. Tunas paru ini terbentuk di antara perbatasan faring dan
esophagus.6 Proses pembentukan saluran pernapasan meliputi pembentukan
trakea dan pembentukan paru-paru.

Gambar 12:Tunas paru diantara perbatasan faring dan esophagus


Sumber: https://books.google.co.id/books?
id=UsQzDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Embriologi+manusia&hl=id&sa=X&ved=2a
hUKEwieicrhupDtAhXHfH0KHbbuB6gQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=Embriologi
%20manusia&f=false

Pada usus depan di perbatasan faring dan esophagus terjadi evaginasi


endoderm ke arah ventral membentuk lekuk laringotrakea. Lekuk laringotrakea
memanjang, kemudian memisahkan diri dari usus depan dan akan tumbuh
sebagai trakea yang terletak disisi ventral esophagus. Endoderm yang berasal

5
Priyantini Widiyaningrum. Embriologi Hewan. (Semarang: Penerbit FMIPA Universitas
Negeri Semarang, 2019), 84-87.
6
Soeminto, dkk. Embriologi Hewan .(Banten: Universitas Terbuka, 2008). 36.
dari usus depan membentuk bagian epitel trakea, sedangkan tulang rawan,
jaringan ikat dan ototnya berasal dari mesenkim di sekitarnya.7

Gambar 13:Pembentukan trakea


Sumber:
https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_ENDODERM

Ujung trakea akan membesar dan bercabang dua untuk membentuk tunas
paru-paru. Tunas paru-paru akan terus tumbuh membentuk percabangan
bronkus dan bronkiolus. Di akhir percabangan, epitel akan menipis dan
terbentuklah alveolus.8 Epitel bronkus sampai dengan alveolus terbentuk dari
endoderm, demikian pula dengan kelenjar-kelanjarnya. Sedangkan jaringan
ikat dan otot pada paru-paru terbentuk dari mesenkim. Pleura yang
membungkus paru-paru berasal dari mesoderm splanknik.
Pada perkembangan paru-paru, kedua kuncup paru akan membentuk dua
cabang. Bagian kanan akan menjadi tiga bronkus utama, sedangkan bagian kiri
akan membentuk dua bronkus utama.9

7
Priyantini Widiyaningrum. Embriologi Hewan. (Semarang: FMIPA Universitas Negeri
Semarang, 2019). 86-87.
8
Priyantini Widiyaningrum. Embriologi Hewan. (Semarang: FMIPA Universitas Negeri
Semarang, 2019). 87.
9
Rayn Mboeik, “organogenesis turunan endoderm”, acadima.edu. diakses tanggal 15
november, 2020
https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_ENDODERM
Gambar 14: Kuncup baru bercabang. Kanan (3), kiri (2)
Sumber:https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_ENDODER
M

Gambar 15: Proses pertumbuhan paru-paru


Sumber:https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_ENDODER
M

Gambar 16: proses pertumbuhan paru-paru10


Sumber:https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_ENDODER
M

10
Rayn Mboeik, “organogenesis turunan endoderm”, acadima.edu. diakses tanggal 15
november, 2020
https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_ENDODERM
Tabel 1: Tahap pertumbuhan dan pematangan paru-paru
Fase Waktu Karakteristik
Embrionik 3-5 Organogenesis paru mulai, tunas paru,
minggu pembentukan calon bronki
Pseudoglandular 5-16  Percabangan berlanjut membentuk
minggu bronkiolus terminalis.
 Terjadi pembelahan membentuk 15-20
saluran udara. Saluran udara dilapisi oleh
selapis sel kuboid yang kaya akan
glikogen. Pembuluh darah juga
berkembang seiring dengan perkembangan
saluran udara. Di akhir periode
pseudoglandular saluran udara, arteri dan
vena telah berkembang menyerupai pola
yang ditemukan pada paru dewasa. Pada
fase ini diafragma terbentuk dan
memisahkan rongga dada dan abdomen.
Canalicular 17-26  Setiap bronkiolus terminalis terbagi
minggu menjadi dua atau lebih bronkiolus
respiratorius yang kemudian terbagi
menjadi 3 – 6 ductus alveolaris.
 Terbentuknya asinus, diferensiasi epitel
dengan pembentukan air blood barrier
(tempat terjadinya pertukaran gas) dan
dimulainya sintesis surfactant di sel tipe II.
Asinus berdiferensiasi menjadi 3 bagian
bronkiolus respiratori : saluran alveolar,
kantung alveolar dan alveoli.
Saccular 26-36  Terbentuk terminal saccular (alveoli
minggu primitive) dan kapiler membentuk
hubungan erat.
 Mulai terbentuk septasi saccular.
 Pemipihan epitel respiratory
Alveolar 36-masa  Alveoli matang dengan hubungan kapiler
kanak- yang sudah berkembang dengan baik.
kanak  Terjadi septasi sekunder yang akan
membentuk alveoli. Alveolarisasi dimulai
pada minggu ke 32-36 dari terminal sakular
dengan munculnya septa yang mengandung
kapiler, serat elastin, dan kolagen

Gambar 17:Proses pertumbuhan dan pematangan paru-paru11


Sumber: https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1125/972
.

BAB III
PENUTUP
Simpulan

11
Rembulan Ayu NP dan Ratna Dewi Puspita Sari, “Jurnal Kedokteran” Peran
Kortikosteroid dalam Pematangan Paru Intrauterin, 6, no. 3 (2017): 143, diakses pada 17
november 2020. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1125/972
Lapisan endoderm membentuk dua bumbung entodermal yang berfungsi
untuk membentuk lapisan yang melapisi dua saluran utama dalam tubuh. Saluran
tersebut yaitu adalah saluran pencernaan dan saluran pernapasan. Bumbung
entodermal pertama meluas sepanjang sumbu tubuh yang akan menjadi calon
penyusun saluran pencernaan.
Tunas dari bumbung ini juga akan membentuk hati, kantung empedu dan
pankreas. Selain itu dalam mekanisme organogenesis derivat endoderm juga
terjadi pembentukan kelenjar sistem pencernaan yang terdiri atas kelenjar ludah,
kelenjar lambung dan kelenjar usus.
Bumbung kedua merupakan calon saluran pernapasan, selain itu lapisan
endoderm membentuk usus primitif yang akan berkembang menjadi usus depan,
usu tengah dan usus belakang.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu NP, Rembulan dan Ratna Dewi Puspita Sari, “Jurnal Kedokteran” Peran
Kortikosteroid dalam Pematangan Paru Intrauterin,”6, no. 3 (2017) - 17
november 2020.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/112
5/972
Al- Muqsith, Embriologi Sistem Pencernaan - 16 November, 2020.
https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-pencernaan-dr-al-
muqsith-m-si.html
Karlinah, Nelly, Bahan Ajar Embriologi, Sleman: DEEPUBLISH, 2015.
Mboeik, ,Rayn, Organogenesis Turunan Endoderm”, acadima.edu - 15
november, 2020
https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN_E
NDODERM
Soeminto, Embriologi Hewan, Banten: Universitas Terbuka, 2002.
Widiyaningrum, Priyantini, Embriologi Hewan. Semarang: Penerbit FMIPA
Universitas Negeri Semarang, 2019.
Gambar 1: : https://images.app.goo.gl/jDCpho5BMSRQfnde8
Gambar 2: https://images.app.goo.gl/hJGj7mmT9uC33sPq5
Gambar 3, 4, 5, 6, 7, 8: https://docplayer.info/66616727-Embriologi-sistem-
pencernaan-dr-al-muqsith-m-si.html
Gambar 9: https://images.app.goo.gl/VoQvWokXUd2URJBj7
Gambar 10: https://images.app.goo.gl/d3LNtV5Tk6TyL8Fv5
Gambar 11: https://images.app.goo.gl/jdkWGeeXmudsrpWB7
Gambar 12:https://books.google.co.id/books?
id=UsQzDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Embriologi+manusia&hl=
id&sa=X&ved=2ahUKEwieicrhupDtAhXHfH0KHbbuB6gQ6AEwAHoEC
AAQAg#v=onepage&q=Embriologi%20manusia&f=false
Gambar 13, 14, 15,
16:https://www.academia.edu/30237778/ORGANOGENESIS_TURUNAN
_ENDODERM
Gambar
17:https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/1
125/972

Anda mungkin juga menyukai