Anda di halaman 1dari 21

Pembentukan Selaput Ekstra Embrionik dan Plasenta

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Embriologi Hewan
Dosen Pengampu : Iseu Laelasari, M.Pd

Oleh :
1. Syarifah Azizatul Muzdalifah (1810810052)
2. Mutiara Aulia An Nidhof (1810810054)
3. Musdalifah (1810810055)
4. Alfiatur Rohmah (1810810067)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ciri mahkluk hidup salah satunya yaitu mampu menghasilkan
keturunan (reproduksi). Induvidu setelah mengalami pembuahan maka
akan terbentuk zigot dan menjadi embrio (janin). Setelah mengalami
pembuahan atau fertilisasi, embrio akan dilapisi oleh selaput yang disebut
membran ekstra embrionik untuk menjaga dan memberikan perlindungan
kepada embrio. Membran ekstra embrio terbentuk dan berfungsi
memenuhi kebutuhan nutrisi, sarana untuk mengeluarkan sisa metabolisme
dan perlindungan baik fisik maupun biologis di lingkungan mikro serta
makro agar embrio yang sedang berkembang tumbuh dengan baik. Selaput
embrio merupakan bagian dari tubuh embrio dan letaknya berada di luar
tubuh embrio.
Embrio yang telah terbentuk mampu bertahan hidup sendiri hingga
beberapa waktu, dengan melakukan penyerapan makanan dari kantong
kuning telur (yolk sac) dan susu uterus, tetapi hal ini tidak dapat
berlangsung lama atau terus-menerus. Ada empat bagian selaput ekstra
embrionik yaitu kantong kuning telur (yolk sac), amnion, korion dan
allantois yang akan dibahas di makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian selaput ekstra embrionik?
2. Apa saja macam selaput ekstra embrionik?
3. Bagaimana pembentukan selaput ekstra embrionik pada kelas aves?
4. Bagaimana pembentukan selaput ekstra embrionik pada kelas
mamalia?
5. Bagaimana pengertian plasenta?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian selaput ekstra embrionik
2. Untuk mengetahui macam selaput ekstra embrionik
3. Untuk mengetahui pembentukan selaput ekstra embrionik pada kelas
aves
4. Untuk mengetahui pembentukan selaput ekstra embrionik pada kelas
mamalia
5. Untuk mengetahui pengertian plasenta
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Selaput Ekstra Embrionik


Selaput ekstra embrionik merupakan beberapa selaput yang
terbentuk pada masa perkembangan embrio yang berasal dari tubuh
embrio, namun terletak di luar tubuh embrio. Selaput ekstra embrio ini
memiliki fungsi secara umum sebagai media perantara zat dan sebagai
pelindung embrio.1

Gambar 1. Ilustrasi zigot membentuk selaput janin dan ekstraembrionik seperti plasenta,
amnion dan kantong kuning telur

Pada fase embrionik, hanya manusia dan hewan-hewan golongan


Amniota yang mengembangkan membran (selaput) ekstra embrio.
Kelompok Amniota memiliki kantong amnion yang berperan langsung
dalam perlindungan perkembangan embrionya. Golongan hewan Amniota
adalah Reptilia, Aves dan Mamalia, sedangkan vertebrata An-amniota
adalah golongan Pisces dan Amphibia.2

1
Herlina Pratiwi, dkk, Embriologi Hewan, diakses dari https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=aFDSDwAABAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=info:kw9aTIgQ5QJ:scholar.google.com/
&ots=pX3gwONBqx&sig=U2k2ovfwl95iGe7fM6PcCG3qPWo&redir_esc=y#v=onepage&q&f=f
alse pada tanggal 22 Oktober 2020 pada pukul 17.25 WIB
2
Priyantini Widiyaningrum, 2019, Embriologi Hewan, (FMIPA Universitas Negeri Semarang:
Semarang), 94.
Gambar 2. Selaput ekstra embrionik

Selaput ekstra embrionik terdiri dari empat macam yaitu kantung


kuning telur (yolk sac), amnion, korion dan allantois. Pada fase embriologi
amnion dan karion terbentuk dari lapisan eksoderm dan mesoderm somatis
(somatopleura) sedangkan kantung kuning telur dan alantois pada masa
embriologi terbentuk dari lapisan endoderm dan mesoderm splankis
(spanknopleura).3
B. Macam Selaput Ekstra Embrionik
Terdapat empat macam selaput ekstra embrionik, yaitu kantung
kuning telur, anmion, korion dan alantois. Keempat macam selaput ini
sebenarnya terbentuk dari dua lapis yaitu dari lapis ektoderm dengan
mesoderm somatis (somatopleura) untuk amnion dan korion serta dari
lapis endoderm dengan mesoderm splanknis (splanknopleura) untuk
kantung kuning telur dan alantois.
a. Kantung Yolk (kantung kuning telur / yolk sac)
Kantung yolk adalah selaput splanknopleura, sangat erat
fungsinya dalam nutrisi embrio khsusnya kelompok reptilian dan
unggas karena mempunyai yolk yang sangat banyak. Walaupun
mamalia tidak mempunyai yolk atau sangat sedikit, namun kantung
yolk masih dipertahankan dan digunakan untuk fungsi-fungsi vital
3
Herlina Pratiwi, dkk, Embriologi Hewan, diakses dari https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=aFDSDwAABAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=info:kw9aTIgQ5QJ:scholar.google.com/
&ots=pX3gwONBqx&sig=U2k2ovfwl95iGe7fM6PcCG3qPWo&redir_esc=y#v=onepage&q&f=f
alse pada tanggal 22 Oktober 2020 pada pukul 17.25 WIB
lainnya. Endoderem kantung yolk merupakan sumber bakal sel
kelamin, sedangkan mesoderem kantung yolk merupakan sumber
sel-sel darah.
Kantung yolk berfungsi untuk membungkus kuning telur
pada telur megalechital dan mamalia bertelur (megatromata), dan
tempat berjalannya pembuluh darah vitellin untuk menyerap yolk.
Endoderem kantung yolk mengandung enzim yang berfungsi untuk
mencerna yolk yang dibutuhkan oleh embrio selama tahap
perkembangannya. Kantung yolk tersusun atas splanknopleura,
dimana endoderem terletak pada bagian dalam dan mesoderem
sphlaknik terletak disebelah luar. Setelah yolk habis terserap,
kantung yolk mengecil. Pada monotremata, kantung yolk hanya
sebagai tempat berjalannya pembuluh darah.4

Gambar 3. Yolk sac

b. Amnion

4
Adnan, Implantasi Dan Selaput Ekstra Embrio, Makassar : Biologi, FMIPA UNM, 2010.
Diakses pada 25 Oktober 2020 pukul 11:45 WIB https://docplayer.info/47106800-Implantasi-dan-
selaput-ekstra-embrio-adnan-biologi-fmipa-unm-2010.html
Amnion merupakan selaput ekstra embrionik yang
menyelubungi embrio (embrio dalam rongga amnion berisi cairan
amnion). Berdasarkan ada atau tidaknya selaput amnion, hewan
dikelompokkan menjadi hewan amniota yaitu hewan yang
memiliki amnion (reptil, unggas, mamalia) dan hewan an-amniota
yaitu hewan yang tidak memiliki amnion (ikan dan amfibi).
Amnion sebagai salah satu bagian dari selaput ekstra
embrionik terdiri dari dua bagian yaitu kantung amnion dan caian
amnion. Kantung amnion berfungsi mencegah embrio kering,
mencegah perlekatan embrio pada selaput ekstra embrionik,
meredam guncangan dan menyerap albumin (pada unggas). Cairan
amnion yang terletak di dalam kantung amnion akan bertambah
volumenya sesuai dengan umur kebuntingan, kecuali saat bunting
tua. Cairan amnion berfungsi untuk membantu melebarkan leher
rahim dan melumasi jalan lahir. 5

Gambar 4. Amnion

c. Korion
Korion merupakan selaput ekstra embrionik yang terletak
pada bagian paling luar. Korion memiliki fungsi untuk membawa
bahan-bahan berupa gas masuk ke peredaran darah fetus serta

5
Herawati, A. Firmawati, H. Pratiwi, Embriologi Hewan, (Malang : UB Press, 2019), 69
mencegah masuknya bakteri. 6 Pada mamalia, chorion bukan hanya
berperan sebagai pembungvkus, tetapi juga berperan untuk nutrisi,
eksresi, filtrasi, dan system hormone. Pada mamalia, chorion
berasal dari trophoblas dan bersama-sama dengan allantois turut
dalam pembentukan plasenta bersama dengan endometrium induk.
Pada aves, chorion terletak di bawah cangkang dan bersama-sama
dengan allantois berperan untuk respirasi.7

Gambar 5. Korion

d. Alantois
Allantois merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai
hasil evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal
perkembangan. Fungsi utama allantois adalah sebagai tempat
penampungan dan penyimpanan urine dan sebagai organ
pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. Pada
reptilia dan burung, allantois merupakan suatu sistem tertutup,
maka allantois harus memisahkan sisa-sisa metabolisme nitrogen
agar tidak menimbukan efek toksik terhadap embrio. Pada
mamalia, peran allantois erat kaitannya dengan efisiensi pertukaran
yang berlangsung pada perbatasan fetus maternal. Allantois embrio
6
Herawati, A. Firmawati, H. Pratiwi, Embriologi Hewan, (Malang : UB Press, 2019), 70
7
Adnan, Implantasi Dan Selaput Ekstra Embrio, Makassar : Biologi, FMIPA UNM, 2010.
Diakses pada 25 Oktober 2020 pukul 12:25 WIB https://docplayer.info/47106800-Implantasi-dan-
selaput-ekstra-embrio-adnan-biologi-fmipa-unm-2010.html
babi mempunyai ukuran dan fungsi yang sama seperti pada burung,
sedangkan allantois manusia telah sangat terduksi dan hanya
berperan sebagai tempat lalunya pembuluh darah ke plasenta.8

Gambar 6. Allantois

C. Pembentukan Selaput Ekstra Embrionik Pada Kelas Aves


Ekstra embrionik pada aves berguna untuk memberikan
perlindungan di sebelah dalam di samping kerabang telur di sebelah
luarnya. Amnion dan karion berasal dari ektoderm ekstra embrionik dan
somatik mesoderm( somatopleura). Splanknopleura merupakan kolektif
dari lapisan mesoderm dan splanknik yang membentuk alantois dan
kantong yolk.9

8
Qomarizzaman, Ridho Aka, Struktur Perkembangan Hewan II Selaput Ekstraembrio, Malang :
Biologi, FMIPA UNM, 2010. Diakses pada 25 Oktober 2020 pukul 13:16 WIB
https://www.academia.edu/10427061/MAKALAH_STRUKTUR_PERKEMBANGAN_HEWAN_
II_SELAPUT_EKSTRAEMBRIO_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_matakuliah_Sruktur_Perke
mbangan_Hewan_II_Yang_dibimbing_oleh_Ibu_Drs
9
Priyantini Widiyaningrum, 2019, Embriologi Hewan, (FMIPA Universitas Negeri Semarang:
Semarang), 96.
Gambar 7. Pembentukkan ekstra embrionik pada Aves

a. Yolk sac (kantong kuning telur)


Yolk sac merupakan selaput ekstra embrio yang pertama
berkembang, dan fungsinya sebagai saluran pencernaan dan bertindak
sebagai usus embrionik ekstra Embrio aves dan reptil tumbuh di luar
tubuh induk sehingga membutuhkan nutrisi perkembangan di lipoprotein
dari kantung kuning telur dan menjadikan yolk sac dapat berkembang
baik pada aves. Yolk sac berkembang saat umur 6 hari dari masa
inkubasi. Semakin tumbuh embrio maka penyerapan kuning telur akan
semakin banya dan kantung kuning telur semakin mengecil tertarik ke
dalam rongga perut pada hari ke-19 inkubasi. Sisa kuning telur akan
terserap semuanya setelah 6 hari setelah menetas.
Awal terbentuknya kantong yolk: Lapisan ektoderm yang
berdekatan dengan membran vitelin (tempat pembentukkan sel-sel darah
dan pembuluh darah pertama ) dan lapisan endoderm yang berdekatan
dengan yolk. Lapisan mesoderm terbelah menjadi 2 oleh rongga, coelom
ekstra embrionik dan hanya mesoderm berikutnya yang berdekatan
dengan endoderm untuk mengembangkan pembuluh darah. Dua lapisan
inilah yang membentuk dinding definitif kantong yolk. 10
Terbentuk dari ekstra embrionik splanchnopleure yang
berkembang dan menyelebungi kuning telur. Splanchnopleure ini
berawal dari hipoblas primer dan sekunder. Adanya yolk sac adalah
menghubungkan antara yolk dengan lambung. Fungsi dari yolk sac yaitu
sebagai organ haematopesis dan melakukan fungsi biokimia.11
Bersamaan dengan melebarnya splanknopleura ekstra embrio, pada
splanknopleura intra embrio terjadi pula lipatan-lipatan di dalam embrio
dan terbentuk dinding pencernaan atau usus. Bagian tengah usus tengah
yang menghadap ke yolk tetap terbuka dan pada daerah ini dinding
kantung yolk berhubungan dengan dinding usus pada tangkai yolk.
Lapisan endoderm kantung yolk membuat lipatan masuk ke dalam yolk
dengan bantuan enzim-enzim pencernaan yolk (sebagai nutrisi embrio)
yang telah diserap dengan dialirkan ke embrio melalui vena vitelin,
vena omfalomensenterika yang terdapat pada tangkai yolk.
Putih telur (albumen) akan kehilangan airnya pada perkembangan
embrio, sehingga lebih kental serta volumenya berkurang. tumbuhnya
alantois, albumen terdorong ke ujung distal dari kantung yolk. Albumen,
seperti hanya yolk, dikelilingi oleh perpanjangan splanknopleura
kantung yolk (kantung albumen), yang mengarbsorbsi dan mentransfer
nutrisi melalui sirkulasi ekstra embrio ke dalam tubuh embrio.
Menjelang akhir masa inkubasi (ke-19), sisa yolk beserta kantung yolk
masuk ke dalam rongga perut dan selanjutnya dinding perut menutup.
Sisa yolk penting bagi anak ayam yang baru menetas dan akan
digunakan sebagai makanan kemudian selama awal masa kehidupan
bebasnya.
10
Priyantini Widiyaningrum, 2019, Embriologi Hewan, (FMIPA Universitas Negeri Semarang:
Semarang), 96.
11
Herlina Pratiwi, dkk, Embriologi Hewan, diakses dari https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=aFDSDwAABAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=info:kw9aTIgQ5QJ:scholar.google.com/
&ots=pX3gwONBqx&sig=U2k2ovfwl95iGe7fM6PcCG3qPWo&redir_esc=y#v=onepage&q&f=f
alse pada tanggal 25 Oktober 2020 pada pukul 10.00 WIB
b. Amnion
Terbentuk dari lapisan ektoderm non vaskular (tidak
mengembangkan pembuluh darah) dan mesodern vaskular yang
berbatasan langsung dengan embrio. Jaringan ini melipat membentuk
lipatan diatas kepala dan ekor embrio yang sedang berkembang dan
pada hari ke-4 inkubasi, lipatan menyatu diatas embrio untuk
membentuk kantung amnion. Setelah itu akan muncul sel-sel otot di
dalam mesoderm, sehingga amnion pada hari ke-5 inkubasi menjadi
kontraktil. Pertama terbentuk, amnion langsung dengan tubuh, dengan
berjalannya wakru cairan amnion akan menumpuk dan memisahkan
dengan embrio. Cairan amnion diproduksi sel-sel dinding amnion.
Cairan amnion yang bertambah akan menjadikan amnion mengembang
dan akhirnya melekat pada permukaan bagian dalam korion. Saat
embrio semakin berkembang maka cairan amnion semakin banyak dan
ruang amnion semakin besar. Hal ini berkebalikkan dengan korion,
dimana korion akan semakin menyusut. Amnion dan korion dipisahkan
oleh ruang ekstra embrionik (extraembryonic coelom). Amnion berisi
cairan amnion yang berasal dari ginjal fetus, kelenjar mulut dan alat
pernafasan. Amnion dan cairan amnion ini berfungsi sebagai media
untuk mengambang (mencegah adhesi ke membran embrionik),
melindungi embrio dari dehidrasi, mencegah perlekatan organ-organ
tubuh yang sedang terbentuk serta memungkinkan pergerakan dari
tubuh dan tungkai embrio. Selain itudapat sebagai pengatur temperatur
embrio agar stabil.
c. Korion
Korion menempel pada pada selaput kerabang sebelah dalam
setelah hari ke 7-8 inkubasi. Korion bersama-sama dengan alantois
berfungsi di dalam pertukaran gas dan air. Korion merupakan selaput
ekstra embrio yang berbatasan dengan selaput cangkang.korion
terbentuk oleh lipatan arah luar dari amnion dengan dimulai dengan
gastrulasi dan neurulasi dengan pembentukkan somatopleura mesoderm
dan ekstoderm. Perlekukan ini disebut amniotic folds. Bagian dalam
lapisan somatopleura berkembang menjadi amnion dan bagian luar
menjadi korion. Ruang diantara amnion dengan embrio yaitu kantong
amnion (amniotic cavity), sedangkan ruang diantara amnion dengan
karion disebut chorionic cavity. Susunan lapisan ektoderm dan
mesoderm karion berlawanan dengan amnion sehingga sering disebut
dengan amnion palsu (false amnion). Karion awalnya dekat dengan
kantong amnion, naun bertambah besar embrio menyebabkan karion
menjauh dan melekat dengan selaput cangkang. Bersama-sama denganm
mesoderm vaskular alantois akan membentuk korio alantois. Pada hari
ke-11inkubasi alantois sepenuhnya dilapisi korion dan korion alantois
hingga 98% dari luas kulit telur. Membran ini kemudian bertindak
sebagai jalur pernapasan utama embrio dari separuh masa inkubasi.
Fungsi korion, antara lain: menyerap ion Ca2+ dari cangkang dan
mendistribusikan kebagian paruh dan tulang rangka.12
d. Alantois
Alantois pada awalnya berbentuk kantung kecil di sisi kanan
embrio pada hari ke 3 inkubasi dan te!ah memenuhi seluruh ruang ekstra
embrionik (ruang antara amnion dan korion) pada hari ke 10 inkubasi.
Korio alantois kaya akan pembuluh darah alantois yang berkembang
dari mesodenn splanknis alantois. Pembuluh darah ini memungkinkan
korioalantois melaksanakan perannya di dalam pertukaran oksigen dan
karbon dioksida pada selaput kerabang telur. Selain itu alantois
berfungsi untuk menampung ekskresi urin embrio, sarana pertukaran O2
bagi embrio bersama-sama dengan korion, mencerna albumen,
membantu penyerapan kalsium dari cangkang, sebagai kantong
pembuangan asam urat yaitu limbah bernitrogen yang tidak larut dan
menjadi sisa metabolisme embrio. Saat alantois mengembang maka

12
Priyantini Widiyaningrum, 2019, Embriologi Hewan, (FMIPA Universitas Negeri Semarang:
Semarang), 100.
karion akan terdesak ke arah selaput cangkang sel telur. Bersama-sama
korion, alantois membentuk organ respirasi untuk pernapasan embrio.13
Hari ke-2 alantois masih berupa tunas kecil dari sel-sel
endodermal, selanjutnya pada hari ke-4 terlihat sebagai kantong yang
tumbuh dari bagian belakang embrio primitif. Sisi dalamnya adalah
endoderm dan permukaan luarnya yaitu veskular mesoderm. Kantong ini
akan mengembang dan akhirnya mengisi coelom ekstra-embrionik. Hari
ke-6 mesoderm vaskular menyatu dengan korion untuk membentuk
korio alantois, serta menyatu dengan mesoderm non veskular dari
amnion. Dengan demikian alantoisdapat memasok darah melalui kapiler
darah untuk korio alantois dan amnion.
D. Pembentukan Selaput Ekstra Embrionik Pada Kelas Mamalia
Berbeda dengan perkembangan embrio aves,embrio mamalia dan
manusia berkembang didalam rahim induk. Embrio yang sedang
berkembang dilengkapi dengan empat selaput ekstra-embrio seperti pada
aves, tetapi berkembang setelah terjadi pelekatan embrio dengan dinding
uterus induk.
a. Kantong Yolk
Pada mamalia kantong yol terbentuk pada awal gastrulasi. Pada
tahap blastosis, sel- sel emdoderm hipoblast yang ada dalam inner cell
mass muali memanjang si sepanjang permukaan bagian dalam
tropoblast dan akhirnya mengelilingi rongga dalam blastosis.
Pembuluh darah segera meluas ke kantong yolk untuk membentuk
sirkulasi vitelin. Kantong yolk pada mamalia pada akhirnya terhubung
dengan dinding uterus untuk menyatu membentuk plasenta14. Kantong
yolk tidak berisi yolk tetapi di bentuk dengan cara yang serupa dengan
pada unggas yakni dengan penyebarannya hipoblas (endoderm
premitif),dari keping embrio, mendindingi blastosoel. Meskipun
13
Priyantini Widiyaningrum, 2019, Embriologi Hewan, (FMIPA Universitas Negeri Semarang:
Semarang), 101.
14
Priyantini Widiyaningrum, 2019, Embriologi Hewan, (FMIPA Universitas Negeri Semarang:
Semarang), 102.
kantung yolk tidak berisi yolk, tetapi fungsinya cukup penting, yaitu
pada awalnya berfungsi sebagai tempat terbentuknya pembuluh darah
vitelin (pada mesoderm splanknik) untuk mendarahi bagian saluran
pencernaan dan tempat berlalunya bakal sel kelamin pada endoderm
kantung yolk dekat alantois.
Sitotrofoblas merupakan bagian trofoblas proksimal yang tetap
epitalial, sedangkan sintrofoblas terbentuk sinsitium. Sintrofoblas yang
merupakan bakal bagian dari korion bersentuhan langsung dengan
endometrium, setelah embrio terimplantasi di dalam endometrium.
Oleh karena itu, kantong yolk tidak berkembang dan tidak berfungsi
sebagai penyimpan nutrisi seeperti halnya pada embrio aves.15
b. Amnion dan Karion
Amnion dan Karion berkembang secara bersamaan dari kelipatan
somatopleura. Dua jenis lipatan amnion berkembang juga bersamaan,
yaitu lipatan amnion kedua ujung. Lipatan amnion bagian caudal
tumbuh diatas embrio dibagian ekor, kemudian meluas ke depan.
Liapatan yang lain melintang muncul dibagian frontal ( kepala
embrio), tumbuh keatas dan ke belakang melewati embrio. Terakhir
lipatan kepala dan lipatan ekor bertemu dan melebur menjadi satu.
Setelah penggabungan lipatan, lapisan dalam dan luar terpisah.
Perkembangan selanjutnya smaa seperti pada perkembangan amnion
dan karion embrio aves. Rongga amnion berisi cairan dan berfungsi
untuk melindungi embrio dari guncangan mekanis. Korion terbentuk
dari lapisan ektoderm luar dan mesoderm somatik dalam. Antara
korion dan amnion ada rongga korionik atau coelom-embrionik.
Korion mengembangkan vili- vili korion yang lebih banyak disisi
mesometrium dan membangun hubungan dengan dinding uterus untuk
menyerap cairan nurtrisi.

15
Sukamah,dkk,Pembentukan Selaput Ekstra Embrio , diakses melalui
https://www.academia.edu/24468895/PEMBENTUKAN_SELAPUT_EKSTRAEMBRIO pada
tanggal 24 Oktober 2020 Pukul 18.45 WIB.
Pada beberapa mamalia, misalnya babi dan ternak, amnion di
bentuk dengan pelipatan pada bagian tepi simpul embrio. Simpul
embrio ialah bagian ICM yang terdedah ke permukaan, setelah
trofoblas di atasnya berdegenerasi. Setelah tropfoblas yang berbatasan
dengan simpul membentuk lipatan amnion dan bertemu satu sama lain,
terbentuklah rongga amnion di atas keping embrio, serupa dengan
yang terbentuk secara kavitasi.
Dalam cairan amnion, selain air terdapat juga sel-sel epidermis
embrio yang terkelupas, sedikit leukosit, berbagai elektrolit dan juga
ca. Pada trimester ketiga kehamilan manusia, volume normal cairan
amnion ialah sekitar 500 ml sampai 1000 atau 2000 ml. Keadaan
cairan amnion yang terlalu banyak disebut bidramnios, sedangankan
bila cairan amnion terlalu sedikit disebut oligobidramnios.
c. Alantois
Perkembangan alantois pada mamalia sama seperti pada embrio
ayam. Pada kelinci, alantois tumbuh dari lapisan splanknik dari
mesoderm ekstra-embrionik. Alantois belekatan dengan korion,
dimana lapisan mesodermal menyatu dan menjadi sangat vaskular
( banyak kapiler darah). Lapisan yang terbentuk disebut korio-alantois.
Vili- vili korionik dalam perkembangannya akan menginvasi dinding
uterus induk dan menjadi bagian dari plasenta untuk menyerap nutrisi.
Alantois yang awalnya merupakan divertikulum dari usus belakang,
pada beberapa mamalia, termasukmanusia, mula-mula berongga tetapi
rongga itu kemudian menyempit di batasi oleh epitel endoderm.
Selanjutnya, rongga menjadi hilang kecuali pada pangkal alantois dan
hanya mesodermnya saja yang berkembang dan meluas menyatu di
bawah korion. Oleh karena itu, korio-alantois mamalia tidak hanya
sebagai alat respirasi dan ekspresi, tetapi berperan dalam pemasokan
nutrisi embrio dari dinding rahim16.
E. Pengertian Plasenta

16
Ibid, hal. 103-104.
Plasenta merupakan struktur gabungan yang dihasilkan oleh
pengembangan selaput ekstra embrionik dengan endometrium uterus,
dengan fungsi utama pertukaran fisiologis antara embrio dan induk.
Plasenta terdiri dari dua bagian yang disebut plasenta fatel dan plasenta
maternal. Kedua bagian ini berletakan melalui ruang intervillous yang
mengandung sejumlah besar vili-vili korionik.17

Gambar 8. Permukaan plasenta

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter


15-20 cm dan tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Plasenta memiliki
dua permukaan yaitu fetal surface dan maternal surface. Permukaan pada
fetal surface tersebut menghadap kejanin, sedangkan pada maternal
surface permukaannya menghadap ke dinding rahim.18

Tipe Plasenta :

 Beberapa Marsupialia : korion dan kantung yolk, dengan


vaskularisasi dari kantung yolk → plasenta koriovitelin.
 Manusia dan beberapa Mamalia lain : korion dan alantois, dengan
vaskularisasi dari alantois → plasenta korioalantois.
 Beberapa Marsupialia lain : korion dan alatois, dengan alantois
masih berbentuk kantung → plasenta korioalantois primitif.

17
Priyantini Widiyaningrum, 2019, Embriologi Hewan, (FMIPA Universitas Negeri Semarang:
Semarang), 104.
18
Lisa Rochmawati, Plasenta, diakses melalui https://lusa.afkar.id/plasenta pada 25 Oktober 2020
Vili Korioalantois

Adalah vili/jonjot yang terdiri atas selaput korion dan alantois,


awalnya dari trofoblas menjadi korion (epitel). Vili pada bagian
tertentudari korion berdegenerasi membentuk korion laeve sedangkan
bagian korion yang vilinya tetap dan berkembang disebut korion
frondosum (lawan korion laeve)19. Pengelompokkan plasenta
berdasarkan penyebaran vili korioalantois :

1. Plasenta difusa : vili menyebar hampir di seluruh permukaan


korioalantois
2. Plasenta kotiledonaria : vili berkembang lebih lebat pada tempat-
tempat tertentu, membentuk tonjolan seperti kancing (kotiledon)
Kotiledon = kelompok vili korioalantois bersama lacuna darah dari
plasenta maternal

3. Plasenta zonaria : vili yang tinggal dan berkembang berbentuk ikat


pinggang/sabuk
4. Plasenta diskoidal : pertautan korion frondosum dengan
endometrium berbentuk diskus (cakram)

Gambar 9. Jenis plasenta berdasarkan penyebaran vili korioalantois

Fungsi Plasenta :

19
Sukamah,dkk,Pembentukan Selaput Ekstra Embrio , diakses melalui
https://www.academia.edu/24468895/PEMBENTUKAN_SELAPUT_EKSTRAEMBRIO pada
tanggal 24 Oktober 2020 Pukul 18.45 WIB.
 Respirasi, ekskresi, nutrisi, penyaringan bahan yang berbahaya
bagi fetus, sekresi hormon.
 Bagian Sitotrofoblas korion berfungsi sebagai antigen spesifik
embrio sehingga tidak dikenal sistem imun induk jadi respon imun
uterus terhadap fetus dihambat sehingga embrio aman
terimplantasi20.
 Bagian Sintrofoblas korion sebagai kelenjar endokrin :
 hCG (human Choronic Gonadotropin) → mulai praimplantasi
 hPL (human Placental Lactogen) atau “choronic
somatomammotropin”
 Estrogen
 Progesteron
KL

hCG produksi progesteron

Sel-sel plasenta

Tes kehamilan

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Selaput ekstra embrionik merupakan beberapa selaput yang
terbentuk pada masa perkembangan embrio yang berasal dari tubuh
embrio, namun terletak di luar tubuh embrio. Selaput ekstra embrio ini
memiliki fungsi secara umum sebagai media perantara zat dan sebagai

20
Sukamah,dkk,Pembentukan Selaput Ekstra Embrio , diakses melalui
https://www.academia.edu/24468895/PEMBENTUKAN_SELAPUT_EKSTRAEMBRIO pada
tanggal 24 Oktober 2020 Pukul 18.45 WIB.
pelindung embrio. Selaput ekstra embrionik terdiri dari empat macam
yaitu kantung kuning telur (yolk sac), amnion, korion dan allantois.
Ekstra embrionik pada aves berguna untuk memberikan
perlindungan di sebelah dalam di samping kerabang telur di sebelah
luarnya. Berbeda dengan perkembangan embrio aves,embrio mamalia dan
manusia berkembang didalam rahim induk. Embrio yang sedang
berkembang dilengkapi dengan empat selaput ekstra-embrio seperti pada
aves, tetapi berkembang setelah terjadi pelekatan embrio dengan dinding
uterus induk.
Plasenta merupakan struktur gabungan yang dihasilkan oleh
pengembangan selaput ekstra embrionik dengan endometrium uterus,
dengan fungsi utama pertukaran fisiologis antara embrio dan induk.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Implantasi Dan Selaput Ekstra Embrio, Makassar : Biologi, FMIPA
UNM, 2010. Diakses pada 25 Oktober 2020 pukul 11:45 WIB melalui
https://docplayer.info/47106800-Implantasi-dan-selaput-ekstra-embrio-
adnan-biologi-fmipa-unm-2010.html
Herawati, A. Firmawati, H. Pratiwi, Embriologi Hewan, Malang : UB Press, 2019

Qomarizzaman, Ridho Aka, Struktur Perkembangan Hewan II Selaput


Ekstraembrio, Malang : Biologi, FMIPA UNM, 2010. Diakses pada 25
Oktober 2020 pukul 13:16 WIB melalui
https://www.academia.edu/10427061/MAKALAH_STRUKTUR_PERKE
MBANGAN_HEWAN_II_SELAPUT_EKSTRAEMBRIO_Disusun_untu
k_memenuhi_tugas_matakuliah_Sruktur_Perkembangan_Hewan_II_Yang
_dibimbing_oleh_Ibu_Drs

Herlina Pratiwi, dkk, Embriologi Hewan, diakses pada 22 Oktober 2020 pukul
17.25 WIB melalui https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=aFDSDwAABAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=info:kw9aTIgQ5
QJ:scholar.google.com/&ots=pX3gwONBqx&sig=U2k2ovfwl95iGe7fM6
PcCG3qPWo&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Priyantini Widiyaningrum, Embriologi Hewan, Semarang : FMIPA Universitas


Negeri Semarang, 2019.

Sukamah, dkk, Pembentukan Selaput Ekstra Embrio , diakses pada tanggal 24


Oktober 2020 Pukul 18.45 WIB melalui
https://www.academia.edu/24468895/PEMBENTUKAN_SELAPUT_EKS
TRAEMBRIO

Anda mungkin juga menyukai