Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
betina
(tempat
embrio
berkembang)
yang
berfungsi
dalam
membran
ekstra
embrional
menggunakan
fetus
mencit
disebabkan karena fetus mencit berukuran cukup besar sehingga lebih mudah
dalam pengamatannya. Selain itu, mencit mudah untuk didapatkan karena
harganya yang cukup murah dan mudah dalam pemeliharaannya. Tidak hanya itu,
mencit
merupakan
salah
satu
spesies
dari
mamalia
sehingga
dalam
II.
Alat-alat yang digunakan pada acara praktikum ini adalah gunting, pinset
dan gelas arloji.
Bahan yang digunakan pada acara praktikum ini adalah fetus kadal, fetus
mencit umur 11-16 hari kehamilan dan embrio ayam umur 15-18 hari.
B. Metode
1. Semua alat dan bahan praktikum yang diperlukan disiapkan.
2. Fetus mencit dan embrio ayam yang telah diambil dari masing-masing
tubuhnya diletakkan di atas gelas arloji.
3. Semua bagian fetus mencit maupun embrio ayam diamati dan semua bagian
membran ekstra embrionalnya diidentifikasi.
4. Fetus/embrio mencit dan kadal diamati perbedaan diantara keduanya.
5. Embrio/fetus mencit beserta membran ekstra embrionalnya digambar dan
disebutkan bagian-bagiannya.
III.
A. Hasil
Gambar 1. Membran ekstra embrional pada Fetus Mencit
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Fetus mencit
Umbilical cord
Amnion
Placenta
Gambar 3. Membran ekstra embrional pada Fetus Ayam
4
3
2
1
Fetus ayam
Amnion
Saccus vitelinus
Allantois
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
membran ekstra embrional yang terdapat pada embrio ayam berupa amnion,
chorion, allantois dan yolk sac atau saccus vitellinus. Membran ekstra embrional
yang terdapat pada fetus mencit terdapat umbilical cord, amnion dan chorion.
Bagian Kuning telur (yolk sac) terlihat dilapisi oleh pembuluh-pembuluh darah
pada saat kami melakukan pengamatan.
Endoderm kantung yolk merupakan sumber bakal sel kelamin, sedangkan
mesoderm kantung yolk merupakan sumber sel-sel darah. Kantung yolk berfungsi
untuk membungkus kuning telur pada telur megalechital dan mamalia bertelur
(megatromata), tempat berjalannya pembuluh darah vitellin untuk menyerap yolk.
Endoderm kantung yolk mengandung enzim yang berfungsi untuk mencerna yolk
yang dibutuhkan oleh embrio selama tahap perkembangannya. Setelah yolk habis
terserap, kantung yolk mengecil. Pada monotremata, kantung yolk hanya sebagai
tempat berjalannya pembuluh darah (Adnan, 2008).
Amnion adalah suatu membrane tipis yang berasal dari somatoplura
berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio dan berisi cairan.
Keberadaan selaput ini sangat khas pada reptilia, burung, dan mamalia sehingga
kelompok hewan ini sering disebut sebagai kelompok amniota, sedangkan ikan
dan amphibian tidak memiliki amnion dan disebut sebagai kelompok anamniota.
Membran amnion dianggap sebagai sumberpotensial yang pentinguntuk
pertumbuhan embrio. Membran amnion merupakan lapisan terdalam plasenta
danterdiri darilapisan epitel tunggal, membran basal tebal dan stroma vaskular
(Niknejad, 2008).
Menurut Pereira et al (2011), pembentukan amnion di mulai dari sebuah
lipatan amniochorionic ectoderm dan epiblast selama awal gastrulasi oleh
akumulasi dari mesoderm ekstra embrionik streak primitiva. Pembentukan
exocoelom dalam lipatan amniochorionic tampaknya tidak melibatkan apoptosis
dalam mesoderm. Lipatan amniochorionic dan exocoelom berkembang tanpa
mengganggu persimpangan anterior epiblast, ektoderm dan endoderm viseral
ekstra embrionik. Amnion berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap
kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intra uterus, dan anti adhesi.
Lapisan penyusunnya adalah somatopleura yang tersusun atas ektoderem di dalam
dan mesoderm somatic di luar. Kantung amnion robek pada saat partus atau
menetas (Adnan, 2008).
Allantois merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil evaginasi
bagian ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi utama
allantois adalah sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urine dan sebagai
organ pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. Allantois pada
aves bersama-sama dengan chorion berperan dalam respirasi melalui pembuluh
darah allantois, juga berperan dalam penyerapan kalsium sehingga cangkang
kapur menjadi rapuh, dan hal ini memudahkan penetasan. Selain itu pada reptil
dan aves, kantung allantois sangat besar karena telur merupakan suatu sistem yang
tertutup, maka allantois harus memisahkan sisa-sisa metabolisme nitrogen agar
tidak menimbulkan efek toksik terhadap embrio. Membran chorioallantois adalah
membran ekstra embrionik yang tervaskularisasi dan berfungsi untuk respirasi,
transport nutrisi dan penyimpanan limbah selama perkembangan emrio. Setelah
menetas, membran chorioallantois biasanya terlepas bersama cangkang telur dan
dapat digunakan untuk analisis residu kimia (Christopher, 2004).
Chorion merupakan bagian dari membran ekstra embrio yang paling luar
dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk. Fungsi chorion pada
hewan-hewan ovipar terutama untuk pertukaran gas atau respirasi. Pada mamalia,
chorion bukan hanya berperan sebagai pembungkus, tetapi juga berperan untuk
nutrisi, eksresi, filtrasi, dan sistem hormon. Chorion pada mamalia berasal dari
trofoblas dan bersama-sama dengan allantois turut dalam pembentukan plasenta
bersama dengan endometrium induk. Chorion pada aves terletak di bawah
cangkang dan bersama-sama dengan allantois berperan untuk respirasi. Membran
chorioallantois adalah membran ekstra embrionik yang tervaskularisasi. Membran
chorioallantoic pada embrio ayam merupakan membran ekstra embrionik yang
sangat sederhana yang mempunyai beberapa fungsi selama perkembangan embrio
yaitu pertukaran gas pernapasan, transportasi kalsium dari homeostasis, cangkang
asam-basa dalam embrio, dan reabsorpsi ion dan H2O dari cairan allantoic. Semua
fungsi-fungsi ini dilakukan oleh epitel corionic dane pytel allantois (Maria et al,
2010).
proses
pembentukan
selaput
embrio
ayam menurut
dan
korion
(korioalantois)
berperan
dalam
respirasi
melalui
IV.
Sebaiknya
unuk
lebih
memperjelas
pemahaman
praktikan,
dalam
DAFTAR REFERENSI
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM, Makassar.
Ahmad J.G. 2010. Effects of gonadotropin releasing hormone conjugate
immunization and bioenhancing role of Kamdhenu ark on estrous cycle,
serum estradiol and progesterone levels in female Mus musculus, (2010) 8,
70-75.
Campbell, N.A., Reece, J.B. 2004. Biology, 5th ed. Benjamin Cummings, San
Francisco.
Carlson, Bruce M. 1999. Human Embryology and Developmental Biology.
Mosby, New York.
Christopher. 2004. Organochlorin Pesticides in Chorioallantoic Membranes of
Morelets Crocodile Eggs from Beliz. Journal of Wildlife Disease. 40(3),
pp : 493-500.
Djuhanda, T. 1981. EmbriologiPerbandingan. Armico, Bandung.
Fernandes, R.A., Carolina Costola-Souza, Carlos Alberto Palmeira Sarmento,
Leandro Gonalves, Phelipe Oliveira Favaron, Maria Angelica Miglino.
2012. Placental tissues as sources of stem cells. Open Journal of Animal
Science. Vol. 2 :166-173
Fried, et al. 2005. Schaums Outlines Biologi Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.
Gilbert, S.F. 1994. Developmental Biology 4th ed. Sianuer Associates inc
Publisher, Massachusetts.
Kosasih, G. 1975. Embriologi Kedokteran. CV EGC, Jakarta.
Leon,C H. 1992. Concepts in zoology. Harper Collins Publiser, New York.
Maria, Grace I, Nathan L.M, Michael P.H. 2010. The Chick Chorioallantoic
Membrane: A Model of Molecular, Structural, and Functional Adaptation
to Transepithelial Ion Transport and Barrier Function during Embryonic
Development
Niknejad et al. 2008. Properties of The Amniotic Membrane for Potensial Use in
Tissue Engineering. European Cells and Materials. 15 : 88-99.
Pereira, Hillery R, Albert K. 2011. Amnion Formation in The mouse embryo: The
single Amniochorionic Fold Model. BMC Developmental Biology. 2011,
11:48.
Soeminto. 2000. EmbriologiVertebrata. Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto.
Sumantadinata, K. 1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Pemeliharaan di
Indonesia. Sastra Budaya, Bogor.
Ville, C. A., Waren, F. W., and Jr. Robert D. 1998. Zoologi Umum. Erlangga,
Jakarta.