Anda di halaman 1dari 3

Langkah Kerja

1. Tentukan genotip terlebih 2. masukan data hasil


dahulu pada kolom yang telah pengamatan pada kolom
disediakan yang telah disediakan

4. menentuka deviasi “d’ dengan


3. data yang diharapkan secara
cara data hasil pengamatan di
teoritis dimasukan ke kolom E
kurangi data yang di harapkan

7. barulah mencari Chi Square dengan cara


hasil yang dikuadratkan tadi dibagi dengan
data yang diharapkan

Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 2. Hasil Pengamatan

Kelas Genotip O E O-E= d


fenotip X2= (d)2 /E
Tinggi TT, Tt 94 97,5 -3,5 0,125
Pendek tt 36 32,5 3,5 0,376
Jumlah 130 0 0,501

X2Hitung < X2Tabel

0,501 < 3,841

Jadi, data hasil percobaan dapat diterima atau sesuai dengan teori yaitu perbandingan.

Pembahasan

Untuk mengetahui suatu observasi terhadap peluang suatu variable, maka perlu
dilakukan pengujian salah satunya dengan melakukan uji Chi-Square. Chi-Square digunakan
untuk mentaksir diterima atau tidaknya suatu observasi. Untuk penerimaan hipotesis nol,
perbedaan antara frekuensi observasi dengan yang diharapkan harus dapat dilambangkan
dengan variabilitas secara sampling pada tingkat signifikasi yang diinginkan. Dengan
demikian, uji Chi-Square didasarkan pada besarnya perbedaan masing-masing kategori dalam
distribusi frekuensi (Anonim, 2009: ).

Dasar dari uji Chi-Square atau Khi-Kuadrat test adalah perbandingan frekuensi hasil
observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Hasilnya dapat dinyatakan sesuai
dengan jumah perhitungan Chi-Square dengan tabel (dari tabel X2) (Murti, 1996: ).

Pada percobaan praktikum uji Chi-Square ini, contohnya praktikan diberikan Tomat
yang tinggi disilangkan dengan tomat yang kerdil. Pada F1 diperoleh tanaman yang tinggi
semuanya. Pada keturunan F2 terdiri dari 94 tanaman tinggi dan 36 tanaman yang kerdil. Jika
data yang kita amati sama dengan yang kita harapkan (d=0) maka X 2 akan = 0. Jadi semakin
kecil nilai X2 menunjukkan bahwa data yang kita amati semakin tipis perbedaannya dengan
yang kita harapkan. Sebaliknya semakin besar X2 menunjukkan semakin besar pula
penyimpangannya. Untuk percobaan biologi bahwa batas terjadinya penyimpangan hanya
satu kali dalam 20 percobaan (peluangnya 1/20 = 0,05). Maka pada P = 0,05 adalah batas
diterima atau ditolaknya data percobaan.

Pada peluang 0,05 besarnya X2tabel adalah 3,841 pada derajat bebas 1. Jadi nilai X2hitung
= 0,501 lebih kecil dari nilai X2tabel pada P = 0,05, maka sesuai dengan kesepakatan data hasil
percobaan dapat kita terima atau sesuai dengan teori yaitu perbandingan 3 : 1.

Faktor yang menyebabkan hasil pengujian dapat menjadikan signifikan atau tidak
signifikan adalah apabila nilai X2 hitung lebih kecil dari nilai X2 tabel, maka hasil pengujian
signifikan (pengujian sesuai dengan perbandingan). Sedangkan apabila nilai X 2 hitung lebih
besar dari nilai X2 tabel, maka hasil pengujian tidak signifikan (pengujian tidak sesuai dngan
perbandingan). Berdasarkan nilai Signifikansi, kita bisa mengambil kesimpulan atas
hipotesis:

H0 = Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel.

H1 = Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel.

Uji ini dilakukan dua sisi atau arah. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan
probabilitas menggunakan kriteria:

- Jika probabilitas > 0,05 (atau 0,01), maka H0 diterima.


- Jika probabilitas < 0,05 (atau 0,01), maka H0 diterima.
Percobaan yang dilakukan dapat bersifat signifikan dan tidak signifikan. Percobaan
bersifat signifikan apabila nilai X2 hitung lebih kecil daripada nilai X2 tabel. Jika pengujian
tidak signifikan apabila nilai X2 hitung lebih besar daripada nilai X2 tabel. Signifikan berarti
pengujian yang dilakukan sesuai dengan perbandingan. Sedangkan apabila percobaan bersifat
tidak signifikan berarti percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan perbandingan. Faktor
yang menyebabkan pengujian bersifat signifikan atau tidak signifikan dalam kegiatan
praktikum ini adalah ketelitian, kecermatan dan terlalu tergesa-gesa dalam melakukan
penghitungan pada contoh. Tindakan yang tidak teliti, tidak cermat dan terlalu tergesa-gesa
membuat data yang dihasilkan menjadi tidak akurat dan percobaan akan berpeluang besar
mengarah kepada sifat yang tidak signifikan (tidak sesuai dengan perbandingan) (Setiadi,
2016: 220).

Kesimpulan

1. Uji yang digunakan untuk menganalisa H0 diterima atau ditolaj dinamakan uji Chi-
Square merupakan suatu pengukuran penyimpangan dan suatu hasil pengamatan yang
dibandingkan dengan angka-angka yang diharapkan secara hipotesa, diterima atau
ditolaknya suatu hipotesa ditentukan oleh X2 hitung.
2. Pada peluang 0,05 besarnya X2tabel adalah 3,841 pada derajat bebas 1. Jadi nilai X 2hitung =
0,501 lebih kecil dari nilai X2tabel pada P = 0,05, maka sesuai dengan kesepakatan data
hasil percobaan dapat kita terima atau sesuai dengan teori yaitu perbandingan 3 : 1.

DAFTAR PUSTAKA

Murti, Bhisma. 1996. Penerapan Metode Statistik Non Parametik Dalam Ilmu-ilmu
Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Setiadi, Budi dan Miftahul Mushlih. 2016. Pola Pewarisan Kaki Rengket Secara Autosomal
Resesif dan Koefisen Inbreeding Pada Ayam Pelung di Cianjur (The Autosomal
Recessive In Cooper Toes Inherritance Pattern and Inbreeding Coefficient In Pelung
Chicken at Cianjur). Jurnal Veteriner. Vol 17. No 2. Hal 218-225.

Anda mungkin juga menyukai