Anda di halaman 1dari 78

SISTEM REPRODUKSI HEWAN

pebypebriyanti.wordpress.com

6 mins read

Sistem Reproduksi Hewan

Perkembangbiakan pada hewan juga terjadi baik secara aseksual maupun seksual. Hewan tingkat
rendah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Sedangkan hewan tingkat tinggi hanya
bereproduksi secara seksual saja.

A. Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan

Perkembangbiakan aseksual pada hewan umumnya terjadi pada hewan tingkat rendah/Avertebrata.
Reproduksi aseksual artinya reproduksi yang terjadi tanpa didahului dengan peleburan dua sel
kelamin yang berbeda jenisnya. Reproduksi aseksual pada hewan ada lima jenis, yaitu pembelahan
biner, pembelahan ganda, pembentukan tunas, regenerasi, dan partenogenesis.

1. Pembelahan biner, terjadi pada makhluk hidup uniseluler, yaitu dari golongan Monera dan
Protista. Pada pembelahan biner, dari satu individu membelah secara langsung menjadi dua sel anak.
Pembelahan biner terdiri dari lima jenis, yaitu pembelahan ortodoks, melintang, membujur, miring,
dan strobilasi. Pembelahan biner secara ortodoks/umum terjadi pada Amoeba dan mikroorganisme
lain dari golongan Rhizopoda. Pembelahan biner secara melintang terjadi pada Paramecium.
Pembelahan dengan tipe membujur contohnya pada Euglena. Tipe pembelahan miring terjadi pada
Dinoflagellata. Sedangkan pembelahan biner tipe strobilasi menghasilkan individu baru dari bagian
tubuh induk yang lepas, contohnya pada cacing pita (Taenia sp).
Gambar Perkembangbiakan Amoeba

2. Pembelahan ganda, yaitu pembelahan berulang, sehingga dalam sekali pembelahan dari satu
individu dapat dihasilkan lebih dari dua individu. Contoh hewan yang dapat melakukan pembelahan
ganda adalah Plasmodium.

3. Pertunasan atau budding, yaitu pembentukan tunas kecil yang serupa dengan induk. Tunas ini
kemudian memisahkan diri dan menjadi individu baru. Contohnya pada Hydra, ubur-ubur pada saat
berbentuk polip, dan hewan dari golongan Porifera. Selain bereproduksi dengan tunas, Porifera juga
dapat melakukan reproduksi secara seksual.
Gamber Perkembangbiakan Hydra dengan Tunas

4. Fragmentasi, individu baru terbentuk dari bagian tubuh induk yang terbagi-bagi/terputus baik
sengaja atau tidak. Setiap bagian tumbuh dan berkembang membentuk bagian yang belum ada
sehingga menjadi individu baru yang utuh. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara
fragmentasi adalah cacing tanah, bintang laut, dan Planaria. Fragmentasi bukan merupakan cara
reproduksi yang utama, karena dalam kondisi normal Planaria bereproduksi secara seksual.

Gambar Fragmentasi Planaria

5. Partenogenesis, individu baru terbentuk dari telur yang tidak dibuahi. Hewan yang mengalami
partenogenesis adalah serangga, misalnya lebah madu.

B. Perkembangbiakan Seksual pada Hewan Tingkat Tinggi

Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel kelamin/gamet jantan
dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua jenis,
yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar
tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di
luar tubuh induk betina disebut fertilisasi eksternal.
Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya katak dan ikan.
Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat memperbesar peluang
terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe acak dan
tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di sembarang tempat.
Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu untuk melepaskan sperma dan sel telur, sehingga
peluang terjadinya pembuahan lebih besar. Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam
tubuh induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui
kopulasi.

Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh testis,
sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Proses
pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel
kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina disebut
oogenesis.

Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian berkembang
menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu vivipar,
ovipar, dan ovovivipar.

1. Vivipar (hewan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang dan mendapat makanan di
dalam uterus (rahim) induk betina. Contohnya adalah kerbau, sapi, gajah, dan harimau.

2. Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan
ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan dilindungi oleh cangkang. Embrio memperoleh makanan dari
cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar mengerami telurnya
hingga menetas, misalnya ayam dan merpati. Namun banyak pula induk yang menimbun telur
dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu saja.

3. Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam
telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di
dalam tubuh induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu. Anak itik menetas dari
telur, itik termasuk hewan ovipar.

Berikut ini beberapa contoh reproduksi seksual pada hewan.


1. Reproduksi pada Ikan

Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya. Alat
kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran vas
deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang urogenital merupakan lubang yang dipakai
untuk keluarnya urin dan sperma.
Gambar a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan

Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur
dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina
mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti oleh ikan
jantan dengan mengeluarkan sperma.

2. Reproduksi pada Katak

Katak termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan air. Pembuahan katak terjadi secara eksternal
yang dilakukan di air. Katak bersifat ovipar atau bertelur. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang
testis yang berwarna putih kekuningan.

Gambar a. alat kelamin jantan katak, b. alat


kelamin betina katak

Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas efferentia dan menuju kloaka. Kloaka merupakan
tempat keluarnya sperma, saluran urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat kelamin betina terdiri
dari sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati oviduk dan menuju kloaka.

Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak betina. Dengan jarinya, katak
jantan menekan katak betina sehingga katak betina mengeluarkan sel telur ke dalam air. Saat
keluarnya telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah pembuahan sel telur di
dalam air dan akan berkembang menjadi zigot.

3. Reproduksi pada Reptilia

Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada reptilia jantan, alat
kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas deferens. Memiliki alat kelamin khusus
yang disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat kawin. Sedangkan reptilia betina
memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang ovarium dan oviduk. Telur bermuara di oviduk. Pada
reptil ovovivipar telur akan menetas dalam oviduk.

Gambar a. alat kelamin jantan reptil, b. alat


kelamin betina reptil

4. Reproduksi pada Burung


Burung berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami hingga
menetas. Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis. Sperma yang dihasilkan
testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan alat kelamin betina pada burung terdiri dari
ovarium kiri dan oviduk.

Gambar a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada burung

Saat kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat sehingga ketika sperma keluar dari kloaka
jantan akan langsung masuk ke kloaka betina sehingga sel telur dapat dibuahi. Telur burung
mempunyai struktur sebagai berikut.

a. Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di sebelah
dalam cangkang terdapat dua buah membran yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat,
sehingga terbentuk rongga udara.
b. Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi sebagai
cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan.

c. Kuning telur, terdapat di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon embrio.
Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning
telur.

Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur diserap melalui
pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang berperan dalam
mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut.

a. Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat tumbuhnya embrio.
b. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan
CO2 keluar dari embrio.
c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.

5. Reproduksi pada Mamalia


Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya berlangsung
di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak hewan mamalia menyusu
kepada induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis mamalia yang tidak melahirkan anaknya,
tetapi bertelur. Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus anatinus).

Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Untuk mempelajarinya,
amatilah alat reproduksi tikus berikut ini.

Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma
dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens. Untuk memasukkan sperma ke dalam
tubuh hewan betina, digunakan penis.
Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau ovum.
Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui saluran telur dan akhirnya
sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan
berkembang menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio. Namun tidak
semua Mamalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen
dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas dari
uterus dan dikeluarkan melalui vagina.

SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN

vivienanjadi.blogspot.com|

SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN

PENDAHULUAN

Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsang
eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan dalam bentuk kompleks dan
jaringan tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada hewan yang uniseluler maupun pada hewan
yang multiseluler, merupakan suatu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti setiap bagian dari
tubuhnya merupakan subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian satu sel
maupun seluruh sel.
Suatu organisme hidup baik yang uniseluler maupun yang multiseluler, dapat berada sebagai
individu terpisah maupun sebagai suatu agregat/kumpulan yang bebas satu sama lain(koloni).
Sebuah koloni hewan mungkin terdiri dari hewan uniseluler atau hewan multiseluler, namun hewan
multiseluler bukan sebuah koloni hewan uniseluler. Walaupun demikian, ada juga sebuah koloni
hewan multiseluler yang karena aktivitas hidupnya bermanifestasikan suatu kesatuan, maka koloni
itu dianggap sebagai suatu organisme.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan
kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsanga yang
kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan
tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang
sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari
beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin(hormon).
Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh
tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan
semakin komplek sistem sarafnya.

SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN


Sistem Koordinasi merupakan sistem saraf (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan
atau sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem
koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin(hormon). Sistem
saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan.
Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin
komplek sistem sarafnya.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini
meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan
kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau
sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal
dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan
terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).
Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
1. Otak (ensefalon)
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.

Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya


b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus
dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak
tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan
juga merupakan pusat pendengaran.

Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya


c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

d. Jembatan varol (pons varoli)


Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan
darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain.
2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas
sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari
reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar
dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori
dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.
Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak
merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.

Gbr. Penampang melintang sumsum tulang belakang

Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom).
Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom
mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat.

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya


1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan
saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori
2. Lima pasang saraf motor
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke
bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom.
Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan
sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf
sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang
saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang
belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan
masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf
yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu
berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih • memperbesar pupil
• menghambat aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih
Struktur Sel Saraf
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari
badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).Dendrit berfungsi
mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan
sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya
mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada
bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann
yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh
serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah
melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut
nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls

Gbr. Sel saraf dan bagian-bagiannya


MACAM-MACAM RESEPTOR
Eksteroseptor
Eksteroseptor memberi informasi kejadian-kejadian pada permukaan tubuh hewan. Eksteroseptor
adalah suatu alat penerima rangsang dari luar, misalnya bila kita digigit nyamuk atau dihinggapi
serangga. Kita dapat mengetahui langsung tempat nyamuk itu menggigit dan serangga hinggap.
Dengan secara refleks kita akan melakukan respon terhadap bekas gigitan tadi misalnya menggaruk
bekasnya.
Indra peraba dan tekanan diketahui sebagai indera dirasakan oleh ujung-ujung saraf pada folikel-
folikel rambut yaitu ujung-ujung saraf Merkel’s dan Paccini. Ujung saraf Paccini yang berbentuk
ovale adalah reseptor tekanan.
Ujung saraf Merkel, Paccini dan Meisner disebut juga mekanoreseptor karena bisa menyampaikan
rangsang yang disebabkan oleh rangsangan mekanis. Ujung-ujung saraf Ruffini berguna sebagai
reseptor panas. Dengan ujung saraf ini kita bisa mengetahui perubahan temperatur pada permukaan
kulit terutama panas. Reseptor yang demikian disebut juga termoseptor. Reseptor untuk merasakan
sakit ini merupakan ujung-ujung saraf yang tersebar di seluruh tubuh.
1) Pit organ
Indera perasa panas pada beberapa hewan digunakan sebagai alat untuk menangkap mangsanya.
Alat untuk penerima panas tersebut dinamakan pit organ. Pit organ ini dipunyai terutama oleh ular.
Pit organ letaknya diantara mata dengan lubang hidung dan pada bagian muka pada hewan lainnya.
Bentuknya berupa saluran yang berisi darah dan ujung-ujung saraf yang amat peka terhadap panas.
Pit organ ini tidak bisa digolongkan ke dalam eksteroseptor karena sumber rangsang tidak berasal
dari permukaan tubuh tetapi dari jarak tertentu.
2) Gurat sisi
Sistem saraf yang ditemukan pada golongan hewan Vertebrata rendah seperti pada ikan dan amfibi.
Gurat sisi ini pada ikan dan amfibi tertentu merupakan suatu saluran dibawah kulit yang mempunyai
saluran keluar tubuhnya. Dipermukaan tubuhnya saluran-saluran itu merupakan lubang-lubang
membentuk barisan dalam satu garis. Pada saluran gurat sisi terdapat rambut-rambut sensoris yang
letaknya teratur disebut neuromast. Neuromast ini mempunyai kepekaan terhadap tekanan dan
arus air. Selain itu juga untuk mengetahui obyek yang bergerak berupa mangsa atau yang
memangsanya.
3) Rheotaksis
Rheotaksis adalah suatu kecenderungan dari mahkluk hidup untuk menerima rangsangan mekanis
dari arus air karena gerakan. Misalnya pada planaria, cacing ini akan mengadakan reaksi terhadap
arus air dengan reseptor yang ada pada seluruh permukaan tubuhnya.

4) Anemotaksis
Anemotaksis adalah suatu kemampuan hewan untuk mengetahui aliran udara disekitarnya.
Anemotaksis ini terdapat pada hewan terbang seperti lalat. Mereka berorientasi di udara dengan
menggunakan reseptor untuk mengetahui tekanan udara, arus udara. Reseptor terdapat pada
bagian dasar sayap dan pada bagian kepala.
5)Indera pengecap
Pengecap dirasakan oleh adanya reseptor pengecap yang disebut sel-sel pengecap. Reseptor ini
secara konstan memberi informasi mengenai sifat-sifat zat yang masuk melalui mulut pada waktu
makan, selain itu terdapat papilla pada lidah. Ada empat macam rasa kecap utama yaitu: pahit,
manis, asam dan asin. Indera pengecap sangat penting untuk kelangsungan hidup hewan. Hewan
yang mempunyai alat penciuman kurang tajam, maka kurang berkembang pula alat pengecapnya.
Reseptor pengecap adalah suatu kemoreseptor karena dapat dirangsang oleh berbagai zat kimia.
6) Kemoreseptor
Indera penciuman dan pengecap termasuk suatu kemoreseptor, sebab indera pengecap merupakan
alat yang bisa merasakan zat-zat kimia dan indera penciuman bisa mencium berbagai sifat zat kimia
terutama baunya. Hewan-hewan rendah juga memiliki beberapa kemoreseptor yang berkembang
baik dan berperanan penting pada kelangsungan hidupnya. Contohnya bila asam lemah diteteskan
pada tubuhnya maka protozoa (Amoeba,sp) akan menggerakkan pseudopodianya, Hydra dapat
membedakan makanan yang hidup dan yang mati. Kemoreseptor berfungsu juga sebagai alat
simbiosis komensalisme dan parasitisme.
Proprioseptor
Informasi mengenai kedudukan tubuh dan lender dirasakan oleh propriseptor. Proprioseptor
terdapat pada empat otot (otot lurik), pada tendon otot, pada selaput pembungkus otot berupa
ujung saraf Paccini dan pada sendi. Proprioseptor merupakan suatu mekanoseptor. Proprioseptor
penting untuk mengatur koordinasi aktifitas otot.
Interoseptor
Interoseptor menyampaikan informasi mengenai kejadian-kejadian di dalam tubuh. Di dalam tubuh
hewan banyak reseptor yang secara konstan menyampaikan informasi tentang keadaan alat-alat
dalam seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah dan informasi tentang lingkungan dalam seperti
kadar glukosa darah, konsentrasi ion, dan PH kepada saraf pusat. Semua reseptor diatas termasuk
kedalam interoreseptor.
Selain interoseptor juga terdapat interoseptor khusus yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Letaknya pada telinga dalam yang disebut Labirin. Labirin terdiri atas alat keseimbangan untuk
merasakan gerakan kepala yaitu saluran-saluran semisirkuler dan alat untuk mengetahui kedudukan
kepala yaitu utrikulus dan sakulus.
Fotoreseptor
Hampir semua hewan mempunyai kapasitas untuk merespon terhadap cahaya. Cahaya merupakan
gelombang elektromagnetik dan organ visual dari hewan memperlihatkan perbedaan sensitifitas
terhadap gelombang cahaya yang berbeda. Disamping memperlihatkan sensitifitas teerhadap
cahaya, kebanyakan hewan telah mempunyai organ penglihatan yang baik yaitu mata. Mata atau
titik mata ditemukan pada Platyhelminthes, Nematelminthes, Annelida, Molluska, Arthropoda dan
semua Vertebrata. Mata dibangun oleh sel-sel fotoreseptor yang menerima kualitas cahaya tertentu
seperti intensitas dan warna.

Struktur mata Vertebrata


Mata mammalia merupakan organ khusus yang bentuknya hamper bundar. Gerakan bola mata
dikendalikan oleh enam otot intrinsik yang diberi nama sesuai dengan temapt melekatnya. Bola
mata mempunyai tiga lapisan dinding. Paling luar disebut lapisan sclera yang dibangun oleh jaringan
fibrosa. Mempunyai fungsi sebagai pelindung. Sclera sebalah muka berubah menjadi transparan
seperti gelas yang disebut kornea. Di permukaan luar kornea dilapisi oleh lapisan tipis transparan
dan banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan ini disebut konjungtiva. Lapisan tengah disebut
lapisan koroid. Koroid dibangun oleh jaringan ikat yang mempunyai banyak pembuluh darah dengan
sejumlah se-sel pigmen. Pada beberapa binatang malam pada koroid terdapat lapisan pemantul
yang disebut tapetum dan pada malam hari kelihatan memantulkan cahaya. Di bagian muka mata
koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris. Pada mamalia iris mempunyai pigmen. Lapisan
yang terdalam disebut retina, merupakan lapisan saraf yang tipis, sensitif terhadap cahaya dan berisi
epitel sensorik. Bayangan dari suatu benda yang kita lihat akan terbentuk pada retina.
Di belakang iris terdapat sebuah lensa cembung yang diikat oleh otot lensa. Lensa membagi mata
menjadi dua buah rongga yaitu ruangan antara kornea dengan lensa (rongga muka) dan ruangan di
belakang lensa (rongga belakang). Kedua rongga itu diisi cairan kental. Rongga belakang berisi
vitreous humour yang transparan dan seperti jeli sedangkan rongga muka berisi aqueous humour.
Struktur retina
Retina merupakan lapisan yang sangat halus dan sangat sensitif terhadap cahaya. Retina menangkap
bayangan dari obyek dari luar dan meneruskan kesan tersebut ke pusat penglihatan pada korteks
serebral. Sebelum cahaya sampai pada lapisan reseptor (sel kerucut dan batang) terlebih dahulu
harus menembus melewati kornea, aqueous humour, lensa , vitreous humour dan lapisan retina.
Lapisan reseptor mempunyai suatu daerah yang disebut fovea yang hanya berisi sel-sel kerucut.
Penyebaran sel-sel kerucut dan sel batang pada retina mata tidak merata. Pada manusia mulai dari
fovea ke bagian tepi dari retina jumlah sel kerucut makin berkurang sedang sel batang makin
bertambah. Pada hewan malam retina terutama berisi sel-sel batang. Sebaliknya hewan yang aktif
pada siang hari retinanya berisi sel kerucut. Sel-sel batang sangat penting untuk penglihatan pada
waktu cahaya berkurang tapi tidak dapat melihat warna. Pigmen yang sensitif terhadap cahaya yang
terdapat pada sel batang akan terurai oleh cahaya yang terdapat pada sel batang akan terurai oleh
cahaya dan dibentuk kembali waktu gelap. Karena regerasinya lambat maka fotosintesis sel batang
secara berangsur bertambah di tempat yang gelap.
Sel kerucut sangat penting untuk penglihatan di waktu terang dan dengan adanya sel-sel kerucut kita
dapat melihat zat warna. Sel-sel kerucut memerlukan cahaya terang agar dapat berfungsi. Pada
fovea atau bintik kuning hanya terdapat sel-sel kerucut dan tiap sel dihubungkan dengan satu
serabut saraf. Sel kerucut juga mempunyai pigmen yang sensitive pada cahaya. Terdapat tiga macam
pigmen, salah satu yang telah dapat diketahui adalah iodopsin. Terdapat tiga type sel kerucut yang
peka terhadap sinar merah, hijau dan biru.
Warna pada penglihatan
Warna pada penglihatan Vertebrata disebabkan adanya tiga macam pigmen, msing-masing pigmen
cocok dengan panjang gelombang cahaya tertentu yang sesuai dengan warna biru, hijau dan merah.
Menurut teori trichromatik ketiga pigmen tersebut terdapat terpisah pada sel-sel kerucut. Pigmen-
pigmen tersebut terdapat secara bersama-sama atau secara kolektif bertanggung jawab atas
kesempurnaan melihat warna.
Akomodasi
Akomodasi berarti memfokuskan atau memusatkan bayangan. Pada hewan-hewan tertentu masalah
akomodasi dipecahkan dengan jalan menambah dan mengurangi panjang bola mata. Akomodasi
denganmengubah jarak lensa sebagai berikut:
1. Pada Cyclostomata dan Teleostei (ikan bertulang) untuk obyek yang dekat lensa tidak diubah, tapi
untuk yang jauh lensa mata digerakkan ke belakang (diameter bola mata diperkecil)
2. Ikan tulang rawan, Amfibi dan bangsa ular lensa tidak diubah untuk obyek yang jauh dan
digerakkan ke muka untuk obyek yang dekat (diameter bola mata bertambah).
Pada mamalia burung dan reptil (selain dari ular) lensa tidak dapat diubah jaraknya tapi dapat
diubah kecembungannya. Pengaturan kecembungan lensa diatur oleh otot-otot lensa.

INDERA PENDENGARAN
Suara merupakan energi yang berupa getaran udara, air atau benda padat. Manusia dapat
mendengar suara pada frekuensi antara 20-20.000 Hz. Anjing dapat mendengar suara sampai 30.000
Hz, sedangkan kelelawar mampu umtuk mendengar suara dengan frekuensi 100.000 Hz dan
menggunakannya untuk orientasi waktu terbang. Tidak hanya Vertebrata saja yang dapat
mendengar, tetapi hewan Avertebrata ada juga yang memiliki alat pendengar.
Alat pendengar pada Insect
Reseptor pendengaran pada serangga terdapat pada rambut-rambut sensoris, banyak diantaranya
yang mempunyai sel-sel sensori yang dapat mendeteksi suara. Hampir semua serangga mempunyai
reseptor yang dapat merespon getaran udara dengan frekuensi lebih dari 10 KHz.

Alat pendengaran Pisces


Selain memilki gurat sisi, ikan juga memiliki telinga dalam yang berisi reseptor untuk keseimbangan
(labirin) dan reseptor pendengar. Sel-sel rambut pada gurat sisi ikan peka terhadap getaran dengan
frekuensi lebih dari 200 Hz.

MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS


Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson)
dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel.
Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di
bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi)
terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial
bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau
tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena
terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi
kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel
saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang
dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan
dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang
lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap
terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis
terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis.
Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit
dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung
neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula
akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia
yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter
ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di
sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian
berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-
sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila
asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan
membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya
sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

SISTEM SARAF PADA AVERTEBRATA


Sistem saraf hewan bersel satu
Tidak semua Avertebrata memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak
memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi
terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya.
Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi
protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas,
bergerak dan penyesuaian diri terhadap linngkungannya.
Sistem saraf pada Coelenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada Mesoglea yang terletak
diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-
sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala.
Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang
membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke
sel yang lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak
mempunyai cirri-ciri sinaps.
Sistem saraf pada Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Meskipun sel-sel saraf
tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai cabang ke tiap lengan,
tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus seperti jala belum ada pengelompokan dalam ganglion.
Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain.

Gbr. Echinodermata dan bagian-bagiannya


Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti pada Coelenterata tapi sudah mempunyai
struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan
telah ada refleks.
Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat saraf
radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir
sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
Sistem saraf pada Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada cacing
pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang disebut dengan
ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke
belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi
terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali
saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion
kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata dan reseptor
lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot.

Gbr. Platyhelmintes dan bagian-bagiannya

Sistem saraf pada Arthropoda


Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah, dan Mollusca
primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda dari spesies ke spesies
tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dan
tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh
untuk mengontrol ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia
segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal.
Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk
sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal
itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana.
Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal dan
sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar berhubungan
dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral.

Gbr. Udang (klas Crustacea) dan bagian-bagiannya


Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat kuat, dan organ-
organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata majemuk yang tersususn dari
banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap mata majemuk itu terdapat pada sebuah tangkai.
Organ keseimbangan, statokis, terdapat pada dasar antenul-antenul.
Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion serebral yang bilobus. Otak
dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh dua penghubung sikumesofageal. Dalam korda
ventral terdapat 3 buah ganglion toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis. Cabang-cabang saraf
keluar dari sistem saraf sentral.

Gbr. Belalang (klas Insecta) bagian-bagiannya


Antena dan palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf) untuk meraba,merasa, dan membau
sesuatu. Sebuah membrana tympani terdapat pada permukaan segmen abdomen pertama.
Membrana tympani itu terlibat atau terbawa serta dalam mendeteksi suara. Pada sayap dan kaki
belalang sering terdapat alat-alat untuk membuat suara. Belalang mempunyai 2 buah mata majemuk
yang besar-besar, terdiri dari ommatidia. Di samping itu ada 3 oselli atau 3 buah mata sederhana

Sistem saraf Annelida


Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal dapat juga disebut
sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan
dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu
mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang saraf
ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang
lateral.
Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indera yang menerima saraf dari ganglion
supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari kornea,
lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.

Gbr. Annelida dan bagian-bagiannya


Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen dengan satu
rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping iti ada ganglion suprafaringeal anterior yang juga disebut
otak yang terletak dalam segmen ke-3. tali korda saraf di sekitar faring menghubungkan otak dengan
ganglion ventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari tali saraf
ventral tersebut. Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang sensitive terhadap
sentuhan dan cahaya.
Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah
terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion supraoesofagus yang disebut
juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka
terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka).
Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan
dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari
saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran
besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.
Sistem saraf Mollusca
Pada tiram terdapat 3 pasang ganglion, sepasang dekat esophagus, sepasang dalam kaki, dan
sepasang dekat ujung posterior massa visceral. Ganglion-ganglion itu dihubungkan satu dengan yang
lain dengan serabut-serabut longitudinal dan yang anterior juga oleh serabut-serabut transversal.
Sel-sel sensori, mungkin peka terhadap sentuhan dan cahaya, terdapat di sepanjang batas mantel.
Organ untuk mendeteksi gangguan keseimbangan terdapat pada tiram. Organ perasa kurang
berkembang dibandingkan anggota molluska lainnya.

Gbr. Bekicot (klas Gastropoda) dan bagian-bagiannya


Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal dari faring
dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut keseluruh sistem organ.
Pada ujung tiap tentakel posterior (panjang) terdapat sebuah mata dengan kornea, lensa dan retina
dan mungkin juga organ pencium (olfaktorius). Di bawah ganglia kaki terdapat sepasang statokis,
yaitu organ keseimbangan, masing-masing mengandung benda-benda berkapur, silia dan sel-sel
peraba. Dalam lapisan epidermis kepala dan kaki terdapat pula struktur peraba.
Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol ganglia
yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini dikontrol oleh aktifitas 4 pasang
ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral. Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita)
terdapat otak yang kompleks karena adanya penggabungan berbagai ganglia yang letaknya
mengelilingi oesofagus. Karena itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus.
Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi. Selain itu
terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol lengan dan
tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang
berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.

Gbr. Cumi-cumi (klas Cephalopoda) dan bagian-bagiannya

SISTEM SARAF PADA VERTEBRATA


Sistem saraf Pisces
Ikan perak mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan diensefalon kecil,
sedang lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup
dengan lengkung-lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada tiap
segmen tubuh.
Terdapat pada ikan bertulang menulang yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-sel yang
sensitif terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar mungkin
hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang
bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya. Telinga dalam dengan 3 saluran
semisirkular, dan sebuah otolit untuk keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak
ada gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara diterima dan diteruskan melalui kepala atau
tubuh. Garis lateral tubuh mempunyai perluasan di daerah kepala dan berguna untuk mendeteksi
perubahan tekanan arus air (seperti menghindar dari batu-batuan). Garis lateral itu diinervasi oleh
saraf kranial ke X (N. vagus),oleh sebab itu beberapa ahli berpendapat bahwa telinga tengah pada
vertebrata air berasal sama seperti garis lateral.
Sistem saraf Amphibi
Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial.
Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus
iskiadikus.
Mata dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga
yang transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot superior, inferior,
rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus superior.
Telinga dengan organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 szlurzn semisirkular, yaitu
vertikal anterior, vertikal posterior, dan horizontal. Membran timpani (dalam telinga tengah, tetapi
tidak ada telinga luar), membawa implus-implus ke kolumella (tulang tipis dalam telinga tengah yang
memancarkan implus-implus melalui stapes ke koklea).
Sistem saraf Reptil

Gbr. Reptil dan bagian-bagiannya


Otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus, serebellum,
medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus
optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-
pasangan syaraf spinal menuju ke somit-somit tubuh.
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada rungga hidung. Mata
dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal
tertutup kulit, dengan membran tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk
mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius dan bermuara dalam faring di belakang
hidung dalam.
Sistem saraf Aves
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar
sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus.lubang telinga
nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga).
Telinga tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara
sangat baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-
langitt bagian belakang.
Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal
paruh. Indra pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran
bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut kedalam humor
vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag disebut bingkai skleral. Mata dengan
kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai
jarak.
Sistem saraf Mammalia
Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum juga besar dan berlobus
lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal
menjadi lobus anterior dan posterior.
Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori eksternal ke membran
tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel auditori. Koklea agak berkelok. Mata tidak
mengandung pekten (seperti yang terdapat pada burung). Di banding dengan vertebrata yang lebih
rendah, maka pada kelinci membran olfaktori lebih luas, organ pembau lebih efektif, karena
membran olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan karena papan-papan tulang dalam rongga
hidung bergulung-gulung membentuk kurva.
SISTEM ENDOKRIN (HORMON)
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon
berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan dan metabolisme.
Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit
namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon
mempengaruhi kerja organ dan sel.
Hormon memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil
2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapoat di sel target
3. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
4.Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target,tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa
sel target belainan.
Hormon terdiri dari 2 jenis berdasarkan struktur kimiawinya yaitu hormon yang terbuat dari peptida
(hormon peptida) dan hormon yang terbuat dari kolesterol (hormon steroid). Perbedaan saraf dan
hormon adalah saraf bekerja cepat dan pengaruhnya cepat hilang. Sedangkan hormon bekerja
lambat dan pengaruhnya lama. Berdasarkan waktu pembuatan, kelenjar yang menghasilkan hormon
terbagi atas kelenjar yang bekerja sepanjang waktu ,contohnya: kelenjar
hipofisis,tiroid,pankreas,adrenal, serta kelenjar yang bekerja pada usia tertentu, contohnya: kelenjar
reproduksi dan kelenjar timus.
Hormon dikeluarkan dan masuk ke aliran darah dalam konsentrasi rendah hingga menuju ke organ
atau sel target. Beberapa hormon membutuhkan substansi pembawa seperti protein agar tetap
berada di dalam darah. Hormon lainnya membutuhkan substansi yang disebut dengan reservoir
hormon supaya kadar hormon tetap konstan dan terhindar dari reaksi penguraian kimia. Saat
hormon sampai pada sel target, hormon harus dikenali oleh protein yang terdapat di sel yang
disebut reseptor. Molekul khusus dalam sel yang disebut duta kedua (second messenger) membawa
informasi dari hormon ke dalam sel.
Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.

a. Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang
mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar
hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
b. Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat daerah
yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu
tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk
membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot.
Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di
dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi)
dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah,
gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus)
dan kelenjar tiroid membesar.
c. Paratiroid / Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi
mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani
dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan
membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini
mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung
kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini
disebut von Recklinghousen.
d. Kelenjar Adrenal/Suprarenal/ Anak Ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu
kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah
(medula).
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut:
timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam
keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut
jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran
bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
e. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi
glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak
menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes.
Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis
dengan hormon insulin.
f. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga
menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut.
Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi
estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa
melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi
bertambah halus.
Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi
menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan
FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.
g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan
sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu
testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda
kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
Sistem Hormon pada Hewan
Sel-sel neurosekresi terdapat pada terutama hewan rendah kecuali hewan bersel satu. Pada
Coelenterata dan annelida tidak terdaopat kelenjar endokrin tapi mekanisme neurosekresi mengatur
pertumbuhan dan reproduksi. Demikian juga pada cacing pipih dan nematoda hanya mempunyai
mekanisme neurosekresi. Hewan rendah yang mempunyai kelenjar endokrin ialah Cephalopoda,
Arthropoda dan hewan yang lebih kompleks lainya. Pada Crustacea terdapat kelenjar sinus pada
insekta ada korpus kardiakum.kedua kelenjar tersebut sama dengan neurohipofisis (hipofisis bagaian
belakang) pada vertebrat. Jadi pada dasarnya hewan rendah maupun vertebrata terdapat suatu hub
ungan antara sistem syaraf dengan kelenjar endokrin. Hipotisis pada vertebrata disebut kelenjar
neuroendokrin.
Coelenterata
Pada Coelenterata selurah sistem syaraf bekerja sebagai sistem neurosekresi. Misalnya pada ubur-
ubur syaraf cincin sirkum oral dengan serabut radialnya mempunyai sel-sel neurosekresi.
Neurohormon belum diketahui strukturnya tapi mempunyai fungsi penting misalnya untuk proses
melepaskan gamet.
Platyhelminthes
Pada cacing pipih sel-sel neurosekresi terdapat pada ganglion otak. Fungsinya belum diketahui tapi
diduga belum mempunyai peranan dalam proses regenerasi.

Annelida
Sel-sel neurosekresi pada annelida terdapat pada ganglion supraoesofagus, ganglion suboesufagus
dan ganglion ventral. Neuro hormon pada cacing tanah banyak diselidiki peran neurohormon pada
annelida ialah dalam fungsi:
1. Tumbuh dan regenerasi
2. Transformasi somatik berkenaan dengan reproduksi
3. Pemotongan ganda dan perkembangan seksual
4. Menentukan ciri-ciri kelamin luar (sekunder)
5. Penyembuhan luka
Mollusca
Sel neurosekresi terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska terdapat pula kelenjar
endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada Octopus.
Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis dipercepat. Jika
ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion otak merangsang
produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun tentakel berisi sel-sel
neurosekresi yang menghasilkan hormon (neurohormon). Neurohormon dari tentakel merangsang
produksi sperma sedang dari otak merangsang perkembangan telur. Pada octopus proses
kedewasaan juga diatur oleh sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi pertumbuhan ovarium dan
testes. Jadi hubungan ganglion otak-kelenjar optik-gonade pada octopus sama seperti hubungan
hipotalamus-hipofisisgonade pada vertebrata.
Crustacea (udang-udangan)
Mekanisme neurosekresi pada udang-udangan sangat kompleks dan sangat erat hubungannya
dengan sistem saraf dan ganglionnya. Diantaranya hormon yang penting adalah:
1) Beberapa Neurohormon Tangkai Mata
Terdapat beberapa neurohormon yang berasal dari ganglia optik yang letaknya pada tangkai mata:
• Hormon Pigmen Retina
• Kromatorotrofin
• Hormon Hiperglikemik
• Hormon Inhibitor Ovarium
• Hormon Inhibitor Pengelupasan (Moulting)
2) Organ Y
3) Kelenjar Androgen Pada Jantan
4) Ovarium
Insecta
Hampir semua hormon dihasilkan sel neurosekresi dari ganglion otak dan ganglia lainnya yang dapat
ditemukan pada protoserebrum, tritoserebrum, ganglion suboesofagus dan ganglia ventral.

Hewan diketahui juga menghasilkan sejumlah hormon yaitu :


Juvenil hormone(JH), merangsang perubahan serangga dari bentuk ulat ke larva. Hormon ini tidak
dihasilkan ketika serangga mencapai bentuk dewasanya.
Ecdysone, merangsang perubahan atau pergantian kulit serangga. Hormon ini bekerja antagonis
dengan JH.
Octopamine, menaikkan kadar penggunaan glukosa oleh otot.
Adipokinetic Hormone, mempercepat perubahan lemak menjadi energi.
Bovine Somatotropin(BST),meningkatkan produksi susu pada ternak.

PENUTUP

• Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi.
• Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian
meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi.
• Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang
terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil koordinasi
yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
• Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin(hormon).
• Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh
tumbuhan.
• Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin
komplek sistem sarafnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymoous,2009. Sistem koordinasi pada hewan vertebrata. http //free. vlsm. Praweda /biologi.
diakses tanggal 14 maret 2009.
Brotowidjoyo, M. 1989. Zoologi Dasar. Penerbit Erlangga: Jakarta
Kimball, John W,1994. Biologi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta
Anonymous. 2006. “Sistem koordinasi” (online) http://www.modulonline.co.id

http://zaifbio.wordpress.com/2009/06/20/sistem-koordinasi-pada-hewan/
Cara Kerja Sitem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.

Sistem Saraf Manusia

Dalam berbagai aktivitas kehidupan yang dilakukan oleh tubuh kita, kita dapat melihat adanya
keteraturan. Misalkan pada saat sepotong kue yang lezat akan kita masukkan ke dalam mulut, maka
mulut kita membuka, gigi mengunyah dan lidah tanpa dipaksa akan membantu kita untuk menelan.
Kemudian lambung tanpa diperintah telah siap menerima mencerna kue tersebut. Semua itu dapat
terjadi karena Tuhan melengkapi kita dengan sistem koordinasi. Dalam tubuh kita ada 3 sistem
koordinasi, yaitu Sistem Saraf, Sistem Indera dan Sistem Endokrin.

Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan alat pengatur tubuh kita berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf
pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
Susunan saraf yang ada pada tubuh manusia tersusun atas unit terkecil yang disebut sel saraf atau
neuron. Neuron terdiri dari akson, dendrit dan badan sel (bagian neuron). Neuron punya
kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar), eksistabilitas (dapat dirangsang) dan merespon
berbagai rangsang dari dalam maupun luar tubuh.

Untuk menjalankan fungsinya sebagai alat koordinasi tubuh, sel saraf membutuhkan tiga hal, yaitu:

1. rangsangan, yaitu sesuatu yang berasal dari lingkungan eksternal maupun internal yang
menyebabkan perubahan dalam tubuh manusia.

2. reseptor, yaitu ujung sel saraf yang befungsi untuk menerima atau menangkap rangsang dari
lingkungan eksternal maupun internal, sepserti indera.

3. sel saraf, yang mengubah rangsangan menjadi impuls saraf.

4. effektor, yaitu sel atau organ yang digunakan untuk menanggapi rangsangan baik dari dalam
maupun luar, seperti otot dan kelenjar.

Berdasarkan fungsinya Neuron atau sel saraf dibedakan menjadi 3, yaitu:


1. neuron sensorik atau sel saraf afferen, merupakan neuron yang membawa informasi atau
impuls saraf dari reseptor ke sistem saraf pusat

2. neuron motorik atau sel saraf efferen, merupakan neuron yang membawa impuls sarafke
sel-sel effektor

3. neuron adjustor atau sel saraf penghubung, merupakan sel saraf penyusun sistem saraf
pusat

Sistem saraf sebagai pengatur seluruh aktivitas tubuh dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum, sedangkan sistem saraf dibedakan
menjadi saraf sadar dan tidak sadar.

Sistem Saraf Pada Manusia

Bagian Sel Saraf Manusia

Sel saraf (neuron) memiliki bentuk yang khas. Sel saraf terdiri dari bagian-bagian: badan sel saraf,
serabut saraf dendrit dan serabut saraf neurit (atau akson). Badan sel saraf terdiri dari sitoplasma,
butir-butir Nissl dan inti sel.

Serabut saraf dendrit berupa serabut saraf berukuran pendek, berjumlah banyak dan bercabang
banyak. Sedangkan akson berukuran panjang, biasanya hanya satu, diselimuti oleh seludang myelin
berupa sel-sel Schwan serta bercabang menuju sinapsis. Di antara sel-sel Schwan terdapat celah
yang disebut nodus Ranvier.

Bagian-bagian sel saraf memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:

1. Serabut saraf dendrit: menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju ke badan
sel saraf.

2. Badan sel saraf: tempat metabolisme sel saraf.

3. Serabut saraf akson (=neurit): menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel saraf menuju
ke luar badan sel saraf.

4. Persambungan (sinapsis): tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung dendrit sel
saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju sel saraf lainnya.

Sinapsis
Sistem saraf Planaria

Reproduksi pada cacing pipih seperti Planaria dapat secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi
aseksual (vegetatif) dengan regenerasi yakni memutuskan bagian tubuh. Sedangkan reproduksi
seksual (generatif) dengan peleburan dua sel kelamin pada hewan yang bersifat hemafrodit. Sistem
reproduksi seksual pada Planaria terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum,
kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori gen

Sistem Saraf Pada Manusia

Bagian Sel Saraf Manusia

Sel saraf (neuron) memiliki bentuk yang khas. Sel saraf terdiri dari bagian-bagian: badan sel saraf,
serabut saraf dendrit dan serabut saraf neurit (atau akson). Badan sel saraf terdiri dari sitoplasma,
butir-butir Nissl dan inti sel.

Serabut saraf dendrit berupa serabut saraf berukuran pendek, berjumlah banyak dan bercabang
banyak. Sedangkan akson berukuran panjang, biasanya hanya satu, diselimuti oleh seludang myelin
berupa sel-sel Schwan serta bercabang menuju sinapsis. Di antara sel-sel Schwan terdapat celah
yang disebut nodus Ranvier.

Bagian-bagian sel saraf memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:

1. Serabut saraf dendrit: menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju ke badan
sel saraf.

2. Badan sel saraf: tempat metabolisme sel saraf.

3. Serabut saraf akson (=neurit): menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel saraf menuju
ke luar badan sel saraf.

4. Persambungan (sinapsis): tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung dendrit sel
saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju sel saraf lainnya.

Macam Sel Saraf pada Manusia

Sel saraf (neuron) pada manusia dibedakan menjadi tiga kelompok sel, yaitu sel saraf sensorik, sel
saraf motorik, sel saraf penghubung (konektor dan adjustor). Contoh sel dan bentuknya dapat
dilihat di gambar

Fungsi masing-masing sel saraf berbeda, yaitu:

1. Sel saraf sensorik menghantarkan rangsangan (impuls) dari reseptor (penerima rangsangan)
ke susunan saraf pusat.

2. Sel saraf motorik menghantarkan impuls dari susunan saraf pusat ke organ efektor
(penerima perintah).

3. Sel saraf konektor menghubungkan antara sel saraf sensorik dan motorik.
Sebaliknya, dihubungkan oleh sel adjustor.

Masing-masing sel saraf memiliki bentuk dan ukuran serabut saraf yang berbeda. Akson pada sel
saraf konektor lebih pendek dari pada sel saraf sensorik dan motorik.

Kemampuan sel saraf menanggapi perubahan lingkungan disebut sifat iritabilitas. Sedangkan sifat
sel saraf yang dapat menghantarkan impuls disebut konduktivitas. Beberapa sel saraf berkumpul
membentuk urat saraf .
Susunan Saraf Pusat

Susunan saraf pada manusia meliputi saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat meliputi otak (ensefalon)
dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Saraf tepi meliputi saraf sadar dan saraf tak sadar.
Berikut ini bagan susunan saraf pada manusia:

Otak

Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak serta lapisan pelindung berupa selaput meninges.
Urutan lapisan penyusun meninges dari luar ke dalam yaitu:

1. Dura matter: berupa selaput yang kuat dan menempel pada tengkorak.

2. Arakhnoid: bentuknya mirip sarang laba-laba dan terdapat cairan serebrospinalis. Fungsi
selaput araknoid sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik
seperti benturan.

3. Pia matter: lapisan yang terdekat dengan permukaan otak dan terdapat banyak pembuluh
darah. Pembuluh darah membawa darah untuk mensuplai kebutuhan oksigen dan sari
makanan bagi sel otak serta mengangkut sisa metabolisme sel.

Otak pada bagian luar berwarna kelabu tersusun atas badan sel saraf (substansi grissea). Bagian
dalam otak berwarna putih berupa serabut saraf (substansi alba). Di antara sel-sel saraf di otak
terdapat jaringan ikat berupa sel-sel neuroglia.

Bagian- bagian dari otak yaitu: Otak besar (Serebrum), Otak tengah (Mesensefalon), Otak kecil
(Serebellum), Sumsum lanjutan (Medulla oblongata), Jembatan Varol.

Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang (Medula spinalis) terdapat di dalam tulang belakang yang menonjol
membentuk sayap punggung (tanduk dorsal) dan sayap perut (tanduk ventral). Materi sumsum
tulang belakang mirip dengan otak, tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi yang berwarna
kelabu terdapat pada bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di dalamnya.
Sedangkan pada sumsum tulang belakang pada bagian dalam terdapat materi kelabu berbentuk
seperti sayap kupu-kupu dan bagian luarnya berupa materi berwarna putih.

Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat saraf yang meneruskan impuls ke otak dan sebagai
pusat gerak refleks. Rangsangan (impuls sensorik) yang mengenai organ reseptor merambat melalui
tanduk dorsal menuju sumsum tulang belakang dan menjadi impuls motorik. Kemudian impuls
keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju ke efektor. Pada tanduk dorsal
terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf
sensorik dan akan menghantarkannya ke sel saraf motorik.

Susunan Saraf Tepi

Saraf tepi (perifer) terdiri dari serabut saraf yang keluar dari saraf pusat ke arah organ tubuh
tertentu. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau saraf
otonom. Sistem saraf sadar berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubuh yang cara kerjanya diatur
oleh otak. Sedangkan saraf otonom berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubuh yang cara kerjanya
tidak dapat diatur otak, seperti sekresi keringat, denyut jantung dan gerak saluran pencernaan.

Beberapa urat saraf dari saraf tepi bersatu membentuk jaringan urat saraf atau pleksus. Macam
pleksus: Pleksus cervicalis (di leher, mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma), Pleksus
brachialis (mempengaruhi tangan), Pleksus Jumbo sakralis (mempengaruhi pinggul dan kaki).

Saraf kranial kebanyakan saraf sadar, kecuali nervus vagus yang merupakan saraf otonom.

Saraf otonom berasal dari otak ataupun sumsum tulang belakang menuju ke arah organ tertentu. Di
sepanjang jalur menuju organ, urat saraf otonom terdapat banyak sinapsis dan ganglion. Saraf
otonom meliputi susunan saraf simpatik dan para simpatik. Perbedaan saraf simpatik dan para
simpatik berdasarkan pada posisi ganglion. Ganglion pada saraf simpatik menempel di sepanjang
sumsum tulang belakang. Sedangkan ganglion saraf parasimpatik menempel pada organ yang
dibantu kerjanya.

Cara kerja saraf simpatik selalu berlawanan dengansaraf parasimpatik (bersifat antagonis).

Simpatik Parasimpatik

 memperbesar pupil mata  mengecilkan pupil mata

 menghambat keluarnya air ludah (saliva)  membantu (stimulasi) keluarnya air


ludah (saliva)
 meningkatkan ekskresi keringat dan sekresi
getah pancreas  menurunkan ekskresi keringat dan
sekresi getah pancreas
 menghambat sekresi enzim pada kelenjar
pencernaan  menstimulasi sekresi enzim pada
kelenjar pencernaan
 menghambat kontraksi kandung kemih (vesica
urinaria)  mengerutkan kantung kemih (vesica
urinaria)
 mempercepat denyut jantung
 memperlambat denyut jantung
 menambah volume darah
 mengurangi volume darah
 memperbesar pembuluh darah koroner
 mempersempit pembuluh darah
 mempersempit pembuluh darah arteri paru-
koroner
paru dan arteri pada organ kelamin
 memperbesar pembuluh darah
 melebarkan cabang tenggorok (bronkhia) arteri paru-paru dan arteri pada
organ kelamin
 mengkerutkan kura (limpa)
 mempersempit cabang tenggorok
 menyebabkan kontraksi (meremas) rahim (bronkhia)
pada saat kehamilan dan relaksasi rahim pada
saat tidak ada kehamilan  melebarkan kura (limpa)

 tidak berpengaruh pada kontraksi


dan relaksasi rahim

Mekanisme Gerak pada Manusia

Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke pusat
saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya
berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan
sinapsis.

1. Perambatan impuls melalui sel saraf

Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls yang terjadi
yaitu:

Impuls – dendrit – badan sel saraf – neurit – keluar melewati sinapsis

Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan
bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya merupakan kutub positif,
sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya rangsang dari organ reseptor menyebabkan
pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda
potensial.

Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson dan ada atau tidaknya
selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik. Pengembalian posisi kepada posisi awal
memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000 detik. Stimulus yang lemah (threshold) tidak dapat
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus kuat maka
impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel saraf yang lainnya.

2. Perambatan impuls melalui sinapsis

Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter.
Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh
neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf
simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor
menyebabkan terjadinya impuls pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini
berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat menggerakkan organ.
Berdasarkan alur stimulus, gerak dibedakan menjadi dua yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak
biasa disadari oleh tubuh sedangkan gerak refleks terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan
dilakukan tubuh.

Gerak Biasa

Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya impuls pada
gerak biasa yaitu:

Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak – sel saraf motorik – respon pada organ
efektor

Gerak Refleks

Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat
berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa
dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api,
mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin
serta batuk.

Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:

Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang
belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.

Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut
lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang.
Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak
mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum
tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang
seperti refleks pada lutut.

Ciri gerak refleks yaitu:

1. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama

2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut

3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu

4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls

5. Spontan, tidak dipelajarai dulu

6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan

7. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan


Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada sumsum
lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain),
refleks miotatik (pada otot lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan
denyut jantung).

Kelainan dan Penyakit Sistem Saraf Manusia

Sistem saraf manusia dapat mengalami gangguan kerja berupa penyakit atau kelainan lainnya.
Contoh penyakit pada sistem saraf manusia:

1. Meningitis

Meningitis merupakan peradangan selaput pembungkus otak yaitu meninges. Meningitis disebabkan
oleh virus, sehingga dapat menular.

2. Multiple schlerosis (MS=Sklerosis Ganda atau disseminated sclerosis)

MS merupakan penyakit saraf kronis yang mempengaruhi sistem saraf pusat, sehingga dapat
menyebabkan gangguan organ seperti: rasa sakit, masalah penglihatan, berbicara, depresi, gangguan
koordinasi dan kelemahan pada otot sampai kelumpuhan.

3. Nyeri saraf

Nyeri saraf dapat terjadi karena adanya gangguan saraf sensorik maupun motorik. Gejala nyeri saraf
sering disertai dengan gejala lain seperti: kehilangan rasa, kebas. urat saraf kejepit dan penyakit urat
saraf gangguan metabolik (seperti diabetic neuropaty pada penderita penyakit kencing manis atau
diabetes mellitus). Gangguan motorik karena nyeri saraf dari yang ringan (seperti kram) sampai
gangguan berat (seperti kelumpuhan).

4. Hidrocephalus

Tanda hidrocephalus berupa pembengkakan kepala karena kelebihan cairan yang ada di sekitar otak.
Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan gangguan organ tubuh.

5. Penyakit urat saraf kejepit

Penyakit saraf kejepit sering terjadi pada leher, pinggang dan telapak tangan.

6. Parkinson, dengan gejala tangan dan kaki gemetar.


7. Gegar otak, terjadi karena otak mengalami kerusakan.

8. Imsomnia atau lupa ingatan sementara.

9. Gangguan organ dan fungsinya karena kerusakan saraf tulang belakang.

Pengaruh Saraf Tulang Belakang Terhadap Organ Tubuh

Sistem Saraf Pusat


otak-dan-kegiatannya

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka
perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat
cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak.
Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa
metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf
pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda.
Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di
tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,
sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak
kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.

a. Otak besar (serebrum)


Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan
merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.

2. Otak tengah (mesensefalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus
dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak
tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan
juga merupakan pusat pendengaran.

3. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.

5. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan
darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.

6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas
sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari
reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar
dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori
dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa
impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

No. Organ yang Dipengaruhi Akibat yang Ditimbulkan

1C Aliran Darah ke Otak, Kulit kepala, Tulang Insomnia, Darah Tinggi, Amnesia, Pusing-pusing,
Muka, Otak, Saraf Simpatetis Kronis, Lemah Saraf, Kelelahan, Migrain.
Empyema, Hidung
3C Pipi, Pangkal Telinga, Gigi, Tulang Muka Nyeri Saraf, Radang Saraf, Jerawat, Eksim

4C Hidung, Bibir, Mulut Flu, Sakit Telinga, Radang Tenggorokan, Amandel

5C Pita Suara Pita Suara Bronkhitis

Nyeri Leher dan Pundak, Nyeri Lengan atas,


6C Otot Leher, Pundak, Amandel
Amandel, Sesak Nafas, Batuk Kronis

7C Kelenjar Gondok, Siku Tangan, Tulang Pundak Demam

Kerongkongan, Siku Pergelangan Tangan,


1T
Jari,Tenggorokan
Asma, Batuk, Sesak Nafas, Tangan Kesemutan
2T Jantung dan Arteri Jantung

Sakit Mata, Radang Paru-paru, Radang Trakea,


3T Paru-paru, Trakea, Kantong Paru-paru
Demam

4T Empedu Sakit kuning, Herpes

Demam, Masalah Tekanan Darah, Gangguan


5T Lever Peredaran Darah
Peredaran Darah, Radang Sendi

6T Lambung Gangguan Pencernaan

7T Pankreas, Usus Dua Belas Jari Radang Lambung

8T Limpa Daya Penyembuhan Alami Berkurang

9T Kelenjar Adrenalin, Ginjal Alergi, Penyakit Kulit

Gangguan Ginjal, Lelah Kronis, Pengerasan Arteri,


10T Ginjal
Radang Ginjal

11T Ginjal dan Ureter Jerawat, Eksim, Sakit Kulit

12T Usus Kecil, Sistem Peredaran Limpa Rematik, Perut Kembung, Mandul

1L Usus Besar Sembelit, Radan Usus Besar, Diare

2L Usus Buntu, Perut, Daerah Paha Keram Otot, Sesak Nafas

Organ Reproduksi, Rahim, Kantong Kencing, Sakit Kandung Kemih, Nyeri Haid, Keringat Dingin
3L
Lutut Kaki Waktu Tidur, Depresi, Keguguran, Encok Sendi

4L Kelenjar Prostat, Encok Pinggul, Daerah Lutut Encok Pinggul, Sakit Pinggang, Kencing Tidak
Lancar, Nyeri Punggung

Bagian Luar Kaki, Nyeri Daerah Kaki Bawah Gangguan Peredaran Darah di Kaki (Dingin),
5L
atau Engkel Bengkak Pergelangan Kaki, Nyeri Daerah Kaki

Reproduksi Rahim,
Tulang Pinggul Penyakit Kelenjar, Prostat, Tulang Membengkak,
Tulang Pinggul, Pantat
Penyakit Rahim, Wasir, Radang Anus, Nyeri
Tulang Ekor Waktu Duduk
Tulang Ekor Anus, Tulang Ekor

http://edo-project.blogspot.com/2009/06/biologi-kelas-2-sistem-saraf-pada.html

Sel Saraf (Neuron)………….

Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron). Setiap
neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).

Badan sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula
sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran sel,
nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki
struktur berkelompok yang disebut badan Nissl.

Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut de ngan penjuluran pendek. Bagian ini disebut
dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk
dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian
impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat
penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit. Akson
berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar.
Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga
2 meter.

Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh
selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi
oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut
oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung
mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau
mempercepat jalannya impuls.

Posted in Uncategorized | Leave a Comment »

Bagian saraf pusat……

Posted by sitimunawarohcr7 on May 27, 2010

1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak
kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.

 Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan
merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.

 Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus
dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak
tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan
juga merupakan pusat pendengaran.

 Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

 Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan
darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.

 Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

2. Sumsum tulang belakang

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang
sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk
dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke
sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor

Posted in Uncategorized | Leave a Comment »

Sistem saraf pusat

Posted by sitimunawarohcr7 on May 27, 2010

Sistem saraf sangatlah penting bagi manusia…….Berikut ini tentang saraf pusat yang menjadi
begitu berpengaruh terhadap sebagian besar aktivitas manusia………..

Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Keduanya merupakan organ yang
sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan
ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena
infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala.
Diantara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.

2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di


dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang
mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan
untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan


permukaan otak.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf
pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda.
Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di
tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,
sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

Posted in Uncategorized | Leave a Comment »


Sistem Syaraf Manusia

Posted by sitimunawarohcr7 on May 25, 2010

Sistem saraf pada manusia dibagi menjadi tiga, yaitu saraf otak, saraf sumsum tulang belakang, dan
saraf tepi. Saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang adalah saraf pusat. Pada saraf tepi, saraf
menghubungkan antara saraf pusat dengan idera dan otot.

Sistem saraf pada manusia dibagi menjadi dua, yaitu:

 Saraf sadar

o Saraf pusat

 Otak :

1. Otak besar (cerebrum)

2. Otak kecil (cerebellum)

3. Otak tengah (mesencephalon)

4. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)

 Sumsum tulang belakang

1. Sraf tepi

2. Saraf tak sadar(saraf autonom)

o Saraf simpatetik

o Saraf parasimpatetik

http://sitimunawarohcr7.wordpress.com/category/uncategorized/

Kelainan pada sistem saraf

a) Epilepsi

Epilepsi merupakan penyakit yang dicirikan dengan adanya serangan pada neuron motorik atau
neuron sensorik secara berulang-ulang. Akibatnya, otot-otot rangka berkontraksi berulang-ulang
tanpa disadari. Epilepsi disebabkan antara lain oleh kerusakan otak pada saat lahir, infeksi, racun,
luka pada kepala, atau tumor pada otak. Epilepsi dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan anti
epilepsi. Misalnya, phentytoin dan carbamazepine.

b) Alzheimer

Alzheimer merupakan penyakit kehilangan kemampuan untuk peduli terhadap diri sendiri. Penderita
Alzheimer kehilangan kemampuan untuk mengingat peristiwa yang baru saja terjadi. Mereka
kemudian menjadi binggung dan pelupa, sering mengulang pertanyaan-pertanyaan yang sama, atau
tersesat ketika berada di tempat-tempat yang sering mereka kunjungi. Penyebab Alzheimer belum
diketahui secara pasti. Namun, terdapat faktor pemicu timbulnya Alzheimer. Faktor-faktor pemicu
tersebut misalnya sejarah pernah terjadinya luka di kepala dan faktor keturunan. Penderita
Alzheimer diberi obat-obatan untuk mengembalikan kemampuan sistem sarafnya. Selain itu,
penderita Alzheimer sebaiknya dijaga dan dirawat dengan baik (Saktiyono, 2007: 65).

1. Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu
jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit,
dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti
sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel
merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari
badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma
badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi
untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann
yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi
akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a.Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari

reseptor yaitu alat indera.

b.Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor

yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan

sumsum tulang belakang.

c.Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang

belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.

Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut
sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan
kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat
tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

2. Impuls

Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,

kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik

yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.

a. Perubahan dari dingin menjadi panas.


b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d. Suatu benda yang menarik perhatian.

e. Suara bising.

f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.

Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya

gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Gerak sadar

Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.

b. Gerak refleks

Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang

menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati

otak. Bagannya sebagai berikut.

Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut.

a. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu


b. Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.

c. Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.


d. Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
e. Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi

3. Susunan Sistem Saraf

Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem
saraf somatis dan sistem saraf otonom.

a. Sistem saraf pusat

Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala

kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat
badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.

Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar

dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri

Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur
dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan
mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.

Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil
dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan
varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot
ketika seseorang akan melakukan kegiatan.

Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak terletak di depan
otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang
otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua
lapis, yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan
luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks
fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain
yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang


Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas
tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi
dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar
mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf.

Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung.
Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur
gerak refleks.

b. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf pusat.
Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh
untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf
somatis dan sistem saraf otonom.

Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang
belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung,
telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan
berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik.

Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-
otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk
menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Contoh
dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.

Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak.

Otak menterjemah- kan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan

mendekati pintu dan meng- isyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.

Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan

informasi tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk

menghidupkan kipas angin.

Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut

ke otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan

tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.

Sistem saraf otonom


Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak
dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah
pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.

Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari
tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau
simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah
sebagai berikut.

Mempercepat denyut jantung


Memperlebar pembuluh darah
Memperlebar bronkus
Mempertinggi tekanan darah
Memperlambat gerak peristaltis
Memperlebar pupil
Menghambat sekresi empedu
Menurunkan sekresi ludah
Meningkatkan sekresi adrenalin.

Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion
keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring- jaring yang
berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke
organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik.
Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem
saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.

http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf

Sistem saraf

Sistem saraf punya 3 fungsi utama, yaitu menerima rangsangan , memproses informasi yg diterima
dan memberi respon terhadap rangsangan.

Nah penyusun sistem saraf ini terdiri dari sel-sel saraf (neuron).

Dendrit => perpanjangan dari sitoplasma, berfungsi meneruskan rangsangan yang diterima ke badan
sel.
Sitoplasma => didalamnya t'dapat nukleus dan organel yang lain seperti mitokondria, vakuola, dll.

Akson => menghantarkan rangsanagan dari satu neuron ke neuron yang lain. diujungnya bercabang
menjadi akson terminal. lalu diujungnya ada sinapsis (bentuknya gelembung) berisi cairan
nerotransmitter (asetilkolin/kolinesterase)

Sel schwann => Memberi nutrisi dan membantu regenerasi akson.

Selubung Mielin => melindungi akson, tersusun dari sel schwann. lapisan terluarnya disebut
neurilema.

Nodus Ranvier => mempercepat jalannya impuls, tempat akson mendapat oxigen.

Nukleus => Yang mengatur kerja seluruh bagian neuron.

Secara Gampang, proses penghantaran rangsang pada neuron begini :


Dendrit - badan sel - Akson - akson terminal - sinapsis - dendrit - badan sel

Jenis neuron ada 3, yaitu : Saraf Sensorik, Saraf Motorik, Saraf Asosiasi.
Kalo senseroik menerima rangsang dari indra ke saraf pusat, kalo motorik menghantarkan impuls
dari saraf pusat ke efektor (yang diperintah, otot). Kalo asosiasi dibagi 2 yaitu adjustor dan konektor,
fungsinya menhubungkan saraf sensorik dengan motorik dan sebaliknya. Kalo Asosiasi
menhibungkan antara saraf motorik dgn sensorik, jenisnya ada 2 yaitu adjustor di otak dan konektor
di sumsum tulang belakang

Sistem Saraf Manusia

1 . Sistem Saraf Pusat

a. OTAK

Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh. otak berada di dalam tengkorak kepala. Otak
dilindungi lapisan meninges yang terdiri dar beberapa lapis :

durameter => melekat dengan tengkorak.

arachnoid => berbentuk sperti jaring laba-laba. dibawah durameter.


piameter => lapisan terdalam, melekat dengan korteks otak

cairan cerebrospinal => cairan yang berad diantara piameter dan archnoid, bagian pelindung
guncangan. meregenerasi lapisan meninges yang rusak.

Bagian Otak terdiri dari Otak Besar (Cerebrum), Otak kecil (Cerebellum), Otak
tengah(Mesencepahalon) dan sumsum lanjutan(Medulla Oblongata).

Fungsi-fungsinya bisa dilihat dibawah ini :

OTAK Kecil => Pusat kordinasi Otot dan keseimbangan tubuh, Terdapat Jembatan Varol penghubung
impuls antara tubuh bagian kanan dan kiri tubuh.

Talamus => Stasiun Pemancar Impuls bagi rangsangan sensoris yang mencapai korteks.

Hipotalamus => pusat pengaturan suhu tubuh, keseimbangan cairan tubuh, selera makan, tidur,
proses kimiawi lemak dan karbohidrat.

Sumsum lanjutan => Pusat gerakan tak disadari(pencernaan, pernafasan, eksresi, peredaran darah),
batuk, bersin. menghantarkan impuls ke otak dari sumsum tulang belakang.

Nah ada lagi pembagiannya . . .

Otak Depan (Prosencephalon)


Otak Tengah (Mesencephalon)
Otak Belakang (Rombenncephalon)

Otak Depan :
Telencephalon -> Lobus Olfaktorius = pusat penciuman
Dincephalon -> m'bentuk retina mata, menyatu dengan otak tengah
-> bagian atas m'bentuk kelenjar pineal
-> m'bentuk talamus dan hipotalamus
-> m'bentuk kelenjar hipofisis
-> Lobus Prontalis = dahi, pusat emosi dan kepribadian
-> Lobus Temporalis = Ubun-ubun, pusat suhu sentuhan dan tekanan (kulit)
-> Diantara ubun-ubun dan otak tengah ada pusat perkembangan, ingatan, kemauan dan sikap.

Otak Tengah :
Lobus Oksipitalis, bagian belakang = Pusat Bahasa, membaca, pemahaman apa yang dibaca
Otak Belakang :
-> Otak Kecil
-> Sumsum Lanjutan

b. Sumsum tulang Belakang

DEFENISI SISTEM KOORDINASI TUMBUHAN

Sistem Koordinasi adalah merupakan suatu sistem yang mengatur atau mengkoordinir segala
aktivitas biologis tubuh organisme, terutama terhadap perubahan-perubahan lingkungannya baik
eksternal maupun internal sehingga organisme itu selalu dalam keadaan normal dan harmonis.
Sistem koordinasi terdiri dari gabungan dua sistem yaitu sistem syaraf dan hormon atau endokrin.
Sistem ini umumnya terdapat pada hewan/manusia, sedangkan pada tumbuhan hanya ada sistem
hormon.

2.2 GERAKAN PERTUMBUHAN

Seperti yang kita ketahui Bahwasanya Ciri organisme adalah bergerak, sedangkan gerak pada
tumbuhan di sebabkan oleh ada atau tidaknya Rangsangan, Nah rangsangan ini bisa saja Cahaya,
Sentuhan, Kinera, Gravitasi dan juga suhu. Dan arah gerak tumbuhan tersebut ada yang mendekati
ada pula yang menjauhi rangsangan. Nah sekarang tentu sahabat bertanya apa saja sih gerak paa
tumbuhan itu.? Berdasarkan aa atau tidak rangsangan seperti yang baru kita uraikan, Gerak pada
tumbuhan dapat di bedakan menjadi dua bagian, Yakni Gerak Endonom dan Juga Gerak Etionom.

1. Gerak Endonom

Gerak Endonom merupakan gerak non Pengaruh faktor, agar lebih jelasnya mari kita ambil contoh
mengalirnya protoplasma yang dapat di lihat pada sel-Sel Elodia dan gerak kromosom saat
membelah. Dan contoh lain adalah Gerak pecahnya kulit buah polong-polongan yang sudah kering,
dan membukanya gigi peristom pada sporangium lumut disebut gerak higrokopis. Gerak higroskopis
disebabkan oleh berkurangnya kadar air secara terus-menerus, sehingga biji, buah, atau sporangium
menjadi retak

2. Gerak Etionom

Gerak Etionom Jika gerak sebelumnya tidak di pengaruhi oleh rangsangan luar maka gerak Etionom
adalah gerak yang di pengaruhi oleh rangsangan dan Luar, rangsangan ini dapat berupa Fisik, kimi
ataupun meanik.Kita ambil contoh rangsangan Fisik misalnya Suhu, Cahaya dan juga
Gravitasi.Sementara untuk contoh rangsangan mekanik dapat berupa sentuhan dan tiupan angin
dan yang terakhir adalah contoh rangsangan kimia adalah Kadar Racun serta pupuk.Nah cepat
ataupun lambat reaksinya sanga tergantung pada kekuatan dan lamanya rangsangan. Nah Pada
gerak Etionom dapat kita bedakan menjadi tiga Bagian Yakni Tropisme, Nasti dan Taktis,
kesemuanya akan ita baha secara Rinci di bawah ini.
A. Tropisme

Gerak ini merupakan gerak tumbuhan yang arah geraknya sangat di pengaruhi oleh arah datangnya
Rangsangan, Tropisme positif merupakan gerak yang arahnya menghampiri atau pula mendekati
rangsangan Sementara itu tropisme negatif adalah gerak yang arahnya menjauhi rangsangan. Jika kia
mengacu dari Tropisme di bedakan menjadi beberapa macam bagian, yakni geotropisme (gravitasi),
fototropisme (cahaya), tigmotropisme (sentuhan), kemotropisme (kimia), termotropisme
(temperatur), dan hidrotropisme (air). Tenang saja soba genggaminternet kita akan meembahas satu
persatu kesemua istilah yang baru saja di sebutkan, siahkan simak di bawah ini :

· Geotropisme

Geotropisme adalah Geraj tropisme yang di sebabkan oleh adanya pengaruh rangsangan gravitasi
bumi, Organ pada umbuhan pada umumnya menunjukan pertumbuhan Geotropisme, baik itu positif
maupun negatif.Geotropisme positif adalah gerak searah gravitasi bumi, Kita ambil contoh Akar
tumbuhan, sedangkan geotropisme negatif adalah gerak berlawanan arah gravitasi bumi, misalnya
gerak tumbuh batang tumbuhan.

· Fototropisme

Fototropisme adalah Gerak tropisme yang di sebabkan oleh adanya pengaruh rangsangan dari
cahaya.Pada Umumnya dapat kita jumpai bagian tumbuhan di atas tanah bersifat fototropisme
positif dan akar bersifat fototropisme negatif.Gerak fototropisme adalah hasil interaksi antara sinar
matahari dan hormon. Pada tumbuhan, sel-sel di sisi yang lebih gelap akan memanjang lebih cepat
daripada sel-sel di tempat yang lebih terang. Hal itu terjadi karena distribusi auksin yang bergerak
turun dan ujung batang, tidak merata akibat adanya pengaruh , Nah bagaimana sobat gengam
internet sudah mulai faham ya, silahkan di hafal teman-teman istilah-istilah tadi.

· Tigmotropisme

Gerak ini di sebabkan oleh adanya sentuhan pada tumbuhan, pada umumnya ini terjadi pada
tumbuhan pemanja seperti anggur, ubi, mentimun dan juga tumbuhan pemanjat lainya yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu, tumbuhan pemanjat pada umumnya mempunyai bagian
penyokong yang berupa sulur. Nah sulur inilah yang dapat membelit pada benda yang di sentuhnya,
hal ini tentu saja terjadi dikarenakan pertumbuhan sel-sel pada bagian yang terkena sentuhan,
melambat, sehingga bagian tersebut lebih pendek daripada bagian yang tidak terkena sentuhan.
Akibatnya, sulur akan tumbuh melengkung ke arah benda yang menyentuhnya.

· Kemotropisme

Gerak ini merupakan gerakn yang terjadi pada tumbuhan dikarenakan adanya rangsangan kimia,
tentu saja jika kita ingin ambil contoh adalah Gerak akar menupuk dan pertumbuhan saluran serbuk
sari menuju bakal buah ketika pembuahan.

· Hidrotropisme.

Adalah gerak tumbuhan dikarenakan adanya rangsangan air, Contoh yang dapa kita ambil adalah
Akar yang bergerak mendekati Air.
B. Nasti

Nasti merupakan gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi sama sekali oleh
adanya rangsangan, Gerak ini di sebabkan dari perubahan turgor yang ada pada jaringan di ulang
daun. Berdasarkan jenis rangsanganya.Nasti dapat kita bagi menjadi beberapa bagian di antanya
tigmonasti (sentuhan), fotonasti (cahaya), niktinasti (pengaruh gelap), termonasti (suhu), dan nasti
kompleks.

· Tigmonasti (Seismonasti)

Seismonasti adalah gerak Nasi yang hanya terjadi jika adanya rangsangan sentuhan, gerak ini terjadi
pada tanaman Putri malu yang memiliki nama latin Mimosa pudica, Jika daun putri malu di sentuh,
maka rangsangan akan merambat ke dasar daun dan kemudian daun akan menutup.

· Niktinasti

Adalah gerak nasti dikarenakan adanya pengaruh gelap, kita ambil contoh merunduknya daun-daun
anggota famili Leguminoceae di sore hari.Gerak ini di sebabkan ole adanya perubahan tekanan
turgor pada sel-sel penggerak tumbuhan tersebut.

· Fotonasti

adalah gerak nasti yang terjadi dikarenakan adanya pengaruh dari rangsangan cahaya, kita ambil
contoh Mekarnya bunga pukul empat atau bunga asar dan bunga pukul sembilan

· Termonasti

Adalah gerak nasti yang di sebabkan oleh adanya rangsangan suhu, kita ambil contoh mekarnya
bunga tulip ketika Musim semi tiba.

· Nasti Kompleks

Adalah Gabungan dari fotonasti, kemonasi dan hidronasti yang mana mekanisme gerak stomata di
pengaruhi oleh adanya cahaya, contoh yang dapat terjadi adalah membuka dan menutupnya
stomata.

C. Taksis

Taksis merupakan gerak yang hanya terjadi oleh adanya rangsangan dan lua, seluruh tubuh
tumbuhan itu bergerak dan arah gerak ini di pengaruhi karena di tentukan oleh adanya arah
rangsangan.Dan berdasarkan jenis dari Rangsanganya, Taksis dapat di bedakan menjadi tiga bagian
yakni Fototaksis, Kemotaksis dan juga Galvanotaksis.

· Fototaksis

Fototaksis adalah gerak taksis karena adanya rangsangan dari cahaya.Contoh yang dapat kita ambil
adalah, Euglena yang bergerak dengan bulu cambuk menuju cahaya.

· Kemotaksis
Kemotaksis adalah gerak taksis karena rangsangan zat kimia.contoh yang dapat kita ambil adalah Sel
gamet tumbuhan lumut. Gamet jantan bergerak menuju gamet betina.tidak adanya pergerakan
disebabkan adanya zat kimia pada garnet betina.

· Galvanotaksis

Galvanotaksis adalah gerak taksis karena pengaruh arus listrik.Contohnya adalah gerakan bakteri ke
arah kutub positif atau negatif.

2.3. MEKANISME FOTOTROPISME

Fototropisme merupakan gerak pertumbuhan ke arah datangnya cahaya. Telaah mengenai


mekanisme fototropisme di mulai oleh percobaan yang dilakukan oleh Charles Darwin dan putranya
Francis.Percobaan dilakukan dengan menghilangkan ujung pucuk batang, dan didapatkan hasil
bahwa fototropisme tidak terjadi disebabkan hilangnya pucuk tersebut. Begitu pula ketika ujung
pucuk di lapisi bahan yang tidak dapat ditembus cahaya. Namun, fototropisme tetap terjadi ketika
seluruh bagian tumbuhan dikuburkan ke dalam pasir hitam halus dan hanya ujung pucuk yang
berada di luar, yang menyebabkan membeloknya batang. Dari percobaan ini dijelaskan bahwa,
rangsangan (cahaya) terdeteksi pada suatu tempat (ujung pucuk) dan responnya (pelengkungan)
dilaksanakan di tempat lain (daerah perpanjangan). (kimbal, )

Mekanisme fototropisme dijelaskan dari percobaan yang dilakukan oleh Boysen dan Jensen dan
disempurnakan dengan penemuan auksin oleh F.W. Went. Auksin memiliki peran penting dalam
pembelokan batang ke arah cahaya. Auksin merupakan kordinato kimiawi yang berperan dalam
pertambahan sel dan pertumbuhan. Auksin berada pada ujung pucuk, sehingga ketika cahaya
berada di atas tumbuhan, akan terjadi distribusi auksin dari pucuk ke daerah pemanjangan secara
vertikal. Namun ketika cahaya diberikan dari salah satu sisi batang, menyebabkan distribusi auksin
secara lateral (asimetrik) dari sisi yang mendapatkan cahaya ke sisi yang gelap. Bagian tanaman yang
tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi, Hal ini menyebabkan sisi batang
yang pada daerah gelap akan mengalami pertumbuhan sel lebih cepat, sehingga batang seperti
berbelok ke arah datangnya cahaya. Bagian tanaman yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi
auksin yang lebih tinggi.

Diperkirakan distribusi auksin yang asimetrik, disebabkan oleh gabungan tiga mekanisme yang
berbeda, yaitu:

1. Terjadinya perusakan auksin oleh cahaya (photodestruction) pada bagian koleoptil yang
terkena cahaya.

2. Meningkatnya sintesis auksin pada bagian koleoptil yang gelap

3. Adanya angkutan auksin secara lateral dari bagian yang terkena cahaya menuju ke bagian yang
gelap.

Cahaya yang paling efektif dalam merangsang fototropisme adalah cahaya gelombang pendek,
sedangkan cahaya merah tidak efektif.Di duga respon fototropis ini ada kaitannya dengan karoten
dan riboflavin, karena kombinasi penyerapan spectrum oleh karoten dan riboflavin mirip dengan
pola kerja spektrum terhadap fototropisme. (Sasmitamiharja, 1996)Berbeloknya batang ke arah
cahaya

2.4. HORMON TUMBUHAN

1. Hormon Auksin

Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan dan ditemukan olehFrits
Went (1863-1935) pada tahun 1928 merupakan ahli botani Belanda yang mengatakan bahwa "tak
mungkin terjadi pertumbuhan tanpa adanya zat tumbuh. Jenis hormon auksin pada tumbuhan yang
telah dapat diekstraksi adalah asam indol asetat atau IAA.Auksin memiliki tempat sintesis pada
meristen apikal seperti pada ujung batang (tunas), daun muda, dan kuncup bunga. Awalnya auksin
diketahui terdapat di ujung kecambah gandum Avena sativa.Akan tetapi, ternyata ada juga zat
diujung-ujung tumbuhan yang sama dengan Auksin. Jenis-jenis auksin yang telah ditemukan adalah
aukin a dan auksin b. Auksin a sama dengan auksin b, hanya berbeda pada kandungan airnya. Auksin
a mempunyai mol air yang lebih banyak dan zat heteroauksin yang diketahui sebagai asam indol
Asetat (IAA).

Fungsi Hormon Auksin

 Merangsang perpanjangan sel

 Merangsang pembentukan bunga dan buah

 Merangsang pemanjangan titik buah

 Mempengaruhi pembengkokan batang

 Merangsang pembentukan akar lateral

 Merangsang terjadinya proses diferensiasi

2. Hormon Sitokinin

Hormon sitokinin adalah hormon yang bersama dengan hormon auksin dalam memengaruhi
pembelahan sel yang disebut dengan sitokinesis. Sitokin dapat diperoleh pada ragi santan kelapa,
ekstrak buah apel dan juga pada jaringan tumbuhan yang membelah.Jenis hormon Sitokinin yang
pertama kali ditemukan adalah kinetin. Sitokinin mempengaruhi berbagai proses pertumbuhan.
buktinya IAA berpengaruh terhadap sintesis DNA dan mitosis sedangkan pada sitokinesis diatur oleh
kinetin atau sitokinin. Dari eksperimen pada kultur jaringan terdapat bukti bahwa IAA dan kinetin
memiliki efek yang berbeda-beda. Jika tempat pemeliharaan jaringan tumbuhan diberikan IAA dan
kinetin maka yang terjadi adalah efek pertumbuhan dan perkembangan jaringan tertentu pula, tapi
kinetin tampa disertai oleh IAA maka tidak dapat menggiatkan pembelahan sel.

Fungsi Hormon Sitokinin

· Mengatur pembentukan bunga dan buah


· Membantu proses pertumbuhan akar dan tunas pada pembuatan kultur jaringan.

· Memperkecil dominansi apikal dan juga dapat menyebabkan pembesaran daun muda

· Merangsang pembelahan sel dengan cepat. Bersama-sama giberelin dan auksin, dapat
membantu mengatur pembelahan sel yang terdapat didaerah meristem sehingga pertumbuhan titik
tumbuh normal

· Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah yang dilakukan dengan meningkatkan transpor
zat makanan ke organ tersebut.

3. Hormon Giberelin

Hormon giberelin adalah suatu zat yang diperoleh dari salah satu jenis jamur yang hidup sebagai
parasit pada padi di Jepang. Jamur tersebut adalah Gibberella fujikuroi . Giberelin pertama kali
ditemukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Tumbuhan padi yang terserang jamur tersebut
memperlihatkan suatu gejala yang terjadi adanya pemanjangan abnormal. Percobaan pemakaian
hormon giberelin telah dilakukan kepada jagung kerdil, yang hasilnya ternyata terlihat bahwa
hormon giberelin dapat menambah tumbuh jagung tersebut. Semakin tinggi konsentrasi dari
giberelin, maka semakin tinggi juga respons pertumbuhannya. Giberelin mempengaruhi
pemanjangan sel maupun pada pembelahan pada jagung kerdil.Sedangkan tumbuhan jagung normal
dan tumbuhan normal pemakain hormon giberelin tidak memberikan respons apapun. Giberelin jug
mempengaruhi pemanjangan batang, perkembangan dan pertumbuhan pada akar, bunga dan
buah.

Fungsi Hormon Giberelin

· Mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel

· Memengaruhi perkembangan embrio dan kecambah

· Menghambat pembentukan biji

· Mempengaruhi pemanjangan batang

· Memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, bunga, dan bunga

4. Hormon Asam Traumalin (Hormon Luka)

Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya.Kemampuan
tersebut dinamakan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh hormon luka (asam
traumalin).Hormon Asam Traumalin pertama kali dipelajari oleh Haberland dimana pada percobaan
yang dilakukan dari jaringan tanaman yang dilukai lalu dicuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak
membentuk jaringan baru.Pada jaringan luka yang dibiarkan terbentuk jaringan baru di dekat luka.
Fungsi Hormon Asam Traumalin

· Meregenerasi sel jika tumbuhan mengalami kerusakan jaringan

5. Hormon Gas Etilen

Hormon gas etilen adalah hormon yang dihasilkan dari buah yang sudah tua.buahyang sudah tua
dan masih berwarna hijau disimpan dalam kantong tertutup maka yang terjadi buah tersebut akan
cepat masak. Tumbuh-tumbuhan menghasilkan etilen dari adanya respon stres (tekanan), yang
meliputi kebanjiran, kekeringan, luka, tekanan kimia dan infeksi. Etilen juga dihasilkan pada saat
pemasakan buah atau untuk merespon adanya peningkatan kadar auksin yang tinggi. Etilen
dimanfaatkan dalam mempercepat pematangan buah. Gas etilen menyebabkan pertumbuhan
batang menjadi tebal dan kukuh dan bersama hormon lain akan menimbulkan reaksi dengan
karakteristik seperti auksin dengan gas etilen yang dapat memacu perbungaan mangga dan nanas.
Dengan giberelin, gas etilen dapat mengatur bunga jantan dan juga bunga betina pada tumbuhan
yang berumah satu.

Fungsi Hormon Gas Etilen

· Mempercepat dalam pematangan buah

· Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh

· Memacu hormon lain dalam menimbulkan reaksi tertentu

· Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar

· Induksi sel kelamin betina pada bunga

· Merangsang terjadinya pemekaran bunga

· Mengakhiri masa dormansi

· Pembentukan akar adventif

6. Hormon Asam Absisat

Hormon Asam Absisat (Abscisic acid) adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tanaman yang
dilakukan dengan mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun pada pembesaran sel, atau dapat
kedua-keduanya.Hormon Asam Absisat pertapa kali ditemukan pada tahun 1960 dari sekelompok
peneliti yaitu Davies dan kawan-kawan yang mempelajari perubahan pada senyawa kimia yang
menyebabkan terjadinya dormansi pada kuncup, dan perubahan kimia saat daun-daun gugur.
Fungsi Hormon Asam Absisat

· Menghambat perkecambahan biji

· Mempengaruhi terjadinya dormansi pada kuncup

· Menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel

· Membantu tumbuhan dalam mengatasi tekanan pada lingkungan yang kurang baik

· Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian

7. Hormon Kalin

Hormon Kalin adalah hormon yang dapat merangsang pembentukan organ tubuh. Kalin dibedakan
menjadi empat macam organ tubuh dengan fungsi yang berbeda-beda

Fungsi Hormon Kalin

· Kaulokalin : Kaulokalin adalah hormon yang memiliki fungsi dalam merangsang proses
pembentukan batang

· Rizokalin : Rizokalin adalah hormon yang berfungsi dalam merangsang pembentukan akar

· Filokalin : Filokalin adalah hormon yang berfungsi merangsang dalam pembentukan daun

· Antokalin : Antokalin adalah hormon yang merangsang pembentukan bunga

8. Asam salisilat (Salicylic acid (SA))

Asam salisilat pada beberapa tumbuhan digunakan untuk mengaktifkan gen-gen untuk melindungi
dirinya dari penyerang yang bersifat patogen. SA adalah asam beta hidroksi (BHA-Beta Hydroxi Acid)
dengan formula C6H4(OH)CO2H, SA adalah fitohormon dan juga fenol yang banyak terdapat pada
tanaman yang berefek langsung pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, fotosintesis,
transpirasi, penyerepan ion

9. Jasmonate (JA) atau asam jasmonat

adalah kelompok dari fitohormon yang membantu pengaturan tumbuh dan kembang tanamanan,
jasmonat termasuk asam jasmonik dan metil ester-nya yang berbau harum: metyl jasmonat (MeJA)
berfsifat seperti hormon prostaglandin pada mamalia. Jasmonate ditemukan dalam bunga dan
jaringan pericarp (tempat benih) dari pengembangan struktur reproduktif, juga pada kloroplas dari
tanaman yang beriluminasi.JA meningkatkan respons yang sangat cepat terhadap usikan mekanis
seperti belitan sulur tanaman pengganggu dan saat tanaman terluka.
• JA dan MeJA mencegah perkecambahan dari biji nondorman serta menstimulasi perkecambahan
dari biji yang dorman.

• Kandungan JA yang tinggi mendorong akumulasi penyimpanan protein, gen-gen yang


menyandikan simpanan protein vegetative adalah respon dari JA dan asam tuberonis (salah satu
turunan JA) proposed memainkan peran dalam formasi tubers.

• Aplikasi JA dapat menyokong klorosis dan menghambat penyandian gen-gen protein yang
terlibat dalam fotosintesis, walaupun tujuan dari respon ini tidak kelihatan jelas, namun JA dapat
membantu mengurangi kapasitas dari asimilasi karbon pada kondisi cahaya atau karbon yang
melampaui batas.

• Peran akumulasi JA pada bunga dan buah belum diketahui, namun ada hubungannya dengan
pemasakan buah (lewat etilen), komposisi karetinoid buah dan ekspresi dari gen-gen yang
menyandikan biji dan penyimpanan protein vegetative (VSP = Vegetative Stored Protein).

• JA memainkan peran pada ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, beberapa gen
tanaman selama bertahan terkandung lebih banyak JA, besar kemungkinan JA dan etilen (ABA)
bersama-sama merespons sistem pertahanan.

10.Steroid

merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar triterpena asiklik. Ciri umum steroid ialah sistem
empat cincin yang tergabung. Cincin A, B, dan C beranggotakan enam atom karbon dan cincin D
beranggotakan lima.

Fungsi hormone steroid pada tumbuhan

· meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan

· menghambat penuaan daun (senescence)

· mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan

· menghambat proses gugurnya daun

· menghambat pertumbuhan akar tumbuhan

· meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan

· menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan

· merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan

· merangsang diferensiasi xylem tumbuhan

· menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat udara dan endogenus karbohidrat.
11. Poliamin

Poliamin atau juga dikenal poliamina merupakan kation polivalen yang mengandung dua gugus
amino atau lebih, termasuk asam amino lisin dan arginin.Terdapat dalam bentuk bebas atau terikat
pada berbagai senyawa fenol seperti gugus kumaril dan gugus kafeoil. Berfungsi:

· Mendorong pembelahan sel

· Memantapkan membran sel

· Memantapkan protoplas (sel tanaman yang sudah tidak memilki dinding sel)

· Mendorong perkembangan beberapa buah memerkecil gangguan akibat kekurangan air pada
berbagai macam sel

· Menunda penuaan pada daun yang dipetik.

2.5. PROSES PEMBUNGAAN

Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil
dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Proses pembungaan tanaman terutama pada
tanaman tahunan adalah sangat kompleks. Secara fisiologis proses pembungaan ini masih sulit
dimengerti, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang tersedia. Dalam perkembangannya, proses
pembungaan ini meliputi beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat
menghasilkan panen tinggi (Ashari,1998).

Menurut Elisa (2004) tahapan dari pembungaan meliputi:

1. Induksi bunga (evokasi) Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika
meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif,terjadi di dalam
sel,dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang
dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel.

2. Inisiasi bunga adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif
mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Transisi dari tunas vegetatif
menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta
proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ reproduktif.

Menurut Ashari (1998) tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang
sangat beragam.Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat
tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim.Kebanyakan tanaman tropis dan subtropis mempunyai
periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat.

3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)Ditandai dengan terjadinya


diferensiasi bagian-bagian bunga.Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan
mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan
betina.

4. Anthesis merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga.Biasanya anthesis terjadi bersamaan
dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu
demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis,
atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis.Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan
organ reproduktif jantan dan be tinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.

5. Penyerbukan dan pembuahan. Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buahmuda.

6. Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji.Tahap ini diawali dengan
pembesaran bakal buah (ovarium),yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan
(endosperm),dan selanjutnya terjadi perkembangan embrio.

Menurut Sutarno (1997) Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan pembes aran sel,
yang meliputi tiga tahap:

· Tahap pertama : Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya pembelahan sel.

· Tahap kedua : Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice vesicle); biasanya
terjadi pada buah-buah fleshy.

· Tahap ketiga : Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan dan pengerasan
endocarp pada buah-buah dry.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUNGAAN :

Faktor eksternal (lingkungan)

§ Suhu

§ Cahaya

§ Unsur hara
§Kelembaban

Faktor internal

§ Fitohormon

§ Genetik

1. Faktor eksternal

A. Suhu

· Pada spesies temperate dingin, suhu yang relatif tinggi pada musim panas dan awal musim gugur
tampaknya dapat merangsang inisiasi bunga. Fungsi suhu di sini adalah mematahkan dormansi
kuncup.

· Pada spesies temperate hangat, subtropis dan tropis, pengurangan relatif pada suhu justru lebih
bermanfaat (Matthews, 1963; Jackson dan Sweet, 1972; Menzel, 1983; Owens dan Blake, 1985;
Southwick dan Davenport, 1986). Pada apokat suhu optimal untuk perkembangan bunga adalah
25oC. Jika tanaman ditempatkan pada suhu 33oC sepanjang siang hari, selanjutnya akan terjadi
penghambatan perkembangan bunga pada tahap diferensiasi tepung sari (Sedgley dkk, 1985b). Pada
Acacia pycnantha suhu di atas 19oC menghambat baik mikrosporogenesis maupun
makrosporogenesis (Sedgley, 1985a). Pada jeruk, suhu di atas 30oC dilaporkan telah merusak
perkembangan kuncup bunga (Moss, 1969).

· Suhu rendah menstimulir terjadinya perubahan pola pembelahan meristem, dari apikal menjadi
lateral. Penempatan tanaman pada suhu rendah adalah penting untuk induksi dan inisiasi bunga
dengan kebutuhan sekitar 300 jam pada 1,2oC (Amling dan Amling, 1983).

· Suhu tinggi hingga batas ambang tertentu dibutuhkan oleh meristem lateral (primordia bunga)
untuk mulai membentuk kuncup-kuncup bunga dan melangsungkan proses pembungaan.

· Selisih antara suhu max di siang hari dengan suhu min di malam hari akan mempengaruhi proses
terbentuknya bunga: selisih yang besar akan mempercepat terjadinya pembungaan. Namun
fluktuasi suhu yang terlalu besar dapat mengacaukan meiosis pada kuncup yang sedang berkembang
pada tanaman larch, yang berakibat pada penurunan fertilitas biji (Barner dan Christiansen, 1960).

· Suhu tinggi akan meningkatkan aktivitas metabolik dalam tubuh tanaman: fotosintesis, asimilasi,
dan akumulasi makanan untuk mensuplai energi pembungaan.

B. Curah hujan/kelembaban

· Stres air dapat memacu inisiasi bunga, terutama pada tanaman pohon tropis dan subtropis
seperti leci dan jeruk (Menzel, 1983; Southwick dan Davenport, 1986). Pembungaan melimpah pada
tanaman kayu tropis genus Shorea juga telah dihubungkan dengan terjadinya kekeringan pada
periode sebelumnya (Burgess, 1972). Namun, hasil yang berlawanan telah teramati pada spesies
iklim-sedang seperti pinus, apel dan zaitun.

· Kebanyakan pembungaan di daerah tropis terjadi saat transisi dari musim hujan menuju
kemarau

· Pada musim hujan tanaman melakukan aktivitas maksimal untuk menyerap hara dan air, agar
dapat mengakumulasikan cadangan makanan dan menyimpan energi sebanyak-banyaknya →
pertumbuhan vegetatif lebih dominan

· Transisi menuju kemarau berhubungan dengan meningkatnya intensitas cahaya, lama


penyinaran dan suhu udara → meningkatnya aktivitas metabolik pada tanaman

· Pembungaan di daerah tropis merupakan respon terhadap turunnya status air dalam tanah

· Air dan nitrogen melimpah → titik tumbuh apikal aktif → pertumbuhan vegetatif dominan

· Kandungan air menurun → suhu dalam tanah meningkat → aktivitas meristem apikal menurun
→ terjadi mobilisasi energi dan cadangan makanan untuk membentuk meristem lateral

C. Cahaya

Cahaya mempengaruhi pembungaan melalui dua cara, yaitu intensitas cahaya dan fotoperiodisitas
(panjang hari).

1. Intensitas Cahaya
· Berhubungan dengan tingkat fotosintesis: sumber energi bagi proses pembungaan

· Intensitas cahaya mempunyai pengaruh yang lebih besar dan efeknya lebih konsisten dari pada
panjang hari. Pengurangan intensitas cahaya akan mengurangi inisiasi bunga pada banyak spesies
pohon (Matthews, 1963; Cain, 1971; Jackson dan Sweet, 1972; Puritch dan Vyse, 1972; Tromp, 1984;
Sedgley, 1985a).

· Peningkatan cahaya harian rata-rata telah dihubungkan dengan pembungaan yang melimpah
pada dipterokarpa di Malaysia (Ng, 1977), dan menejemen kanopi pada pohon apel untuk
memaksimalkan penetrasi cahaya dapat memberikan efek yang serupa (Barritt dkk, 1987). Kuncup
bunga lebih banyak terbentuk pada ujung cabang/ranting yang mendapatkan cahaya matahari
penuh.

· Pada spesies monoesi dan dioesi, yang hanya mempunyai bunga-bunga berkelamin-satu
(single-sex), intensitas cahaya dapat memberikan efek yang berbeda pada inisiasi bunga betina dan
jantan. Intensitas cahaya yang tinggi merangsang inisiasi bunga betina pada walnut dan pinus,
sedangkan intensitas cahaya yang rendah, yang biasanya disebabkan oleh naungan kanopi, lebih
merangsang terbentuknya bunga jantan (Matthews, 1963; Giertych, 1977; Ryugo dkk, 1980, 1985).

· Giertych (1977) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang tinggi dapat memacu pembungaan
pada pinus dengan cara meningkatkan suhu dalam primordia.

2. Fotoperiodisitas (panjang hari)

· Merupakan perbandingan antara lamanya waktu siang dan malam hari

· Di daerah tropis panjang siang dan malam hampir sama. Makin jauh dari equator (garis lintang
besar), perbedaan antara panjang siang dan malam hari juga makin besar

· Misalnya pada garis 60o LU:

o Musim panas: siang hari hampir 19 jam, malam hari 5 jam

o Musim dingin: siang hari hanya 6 jam, malam hari 18 jam

· Sehubungan dengan fotoperiodisitas tersebut, pada daerah-daerah 4 musim, tanaman dapat


dibedakan menjadi:

o Tanaman berhari pendek

o Tanaman berhari panjang

o Tanaman yang butuh hari pendek untuk mengawali pembungaannya, namun selanjutnya butuh
hari panjang untuk melanjutkan proses pembungaan itu

o Tanaman yang dapat berbunga setiap waktu

· Pada Picea glauca, pematahan sinar infra merah pada malam hari akan menghambat
pembentukan kon betina, yang mengindikasikan bahwa pembungaan merupakan pengaruh dari
hari-pendek (short-day) (Durzan dkk, 1979), dan pengaruh serupa telah teramati pada sejumlah
spesies Pinus (Longman, 1961; Matthews, 1963; Puritch dan Vyse, 1972; Slee, 1977; Greenwood,
1978).

· Aplikasi hari-pendek dengan penyinaran selama 8 jam akan meningkatkan inisiasi bunga pada
Rhododendron (Criley, 1969). Pengaruh hari-pendek direncanakan untuk diaplikasikan pada spesies
pohon temperate, mengingat bahwa inisiasi bunga secara normal terjadi pada musim gugur seiring
dengan berkurangnya panjang hari.

· Namun demikian, pembentukan kuncup bunga pada apel lebih berhasil dilakukan pada 14 jam
penyinaran dibandingkan dengan 8 jam, yang mengindikasikan bahwa pada tanaman ini panjang hari
di musim panas memberikan hasil yang berbeda nyata (Tromp, 1984). Pada Hibiscus syriacus
subtropis, pembungaan tampaknya juga merupakan pengaruh hari-panjang (long-day) (Salisbury,
1982).

3. Unsur hara

· Keberadaan unsur hara dalam tanah berhubungan dengan ketersediaan suplai energi dan bahan
pembangun bagi proses pembentukan dan perkembangan bunga.

1. Carbon/protein ratio

 Kuncup bunga terbentuk setelah tanaman mencapai keseimbangan carbon/protein

 Hal ini berhubungan dengan kemampuan tanaman untuk melakukan asimilasi, akumulasi
makanan, dan alokasi/distribusi hasil asimilasi

 Panjang tunas merupakan faktor penting pada inisiasi bunga pecan. Tunas yang lebih
panjang mampu memproduksi lebih banyak bunga secara konsisten dan membentuk lebih
banyak polong, dibanding tunas yang lebih pendek yang telah berbunga dan berbuah pada
tahun sebelumnya (Malstrom dan McMeans, 1982). Efek ini mungkin berhubungan dengan
peningkatan cadangan makanan pada tunas yang lebih panjang.

2. carbon/nitrogen ratio

 Carbon sebagian besar diperoleh dari mobilisasi cadangan makanan dan hasil fotosintesis

 Konsentrasi carbon yang tinggi menentukan ketersediaan energi dan akumulasi makanan
untuk pembentukan bunga

 Nitrogen → Dampak positif: ekspansi percabangan,

Dampak negatif: memacu pertumbuhan vegetatif

· Secara umum, aplikasi pupuk terutama nitrogen meningkatkan pembungaan pada sebagian
besar tanaman pohon (Sarvas, 1962; Matthews, 1963; Puritch dan Vyse, 1972; Pederick dan Brown,
1976; Weinbaum dkk, 1980; Edwards, 1986).
HOMEOSTATIS

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan internal tubuh. Homeostasis
merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam
(badan organisme) yang konstan. Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting
dalam biologi. Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan dalam
organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap organisme (Resha,2009).

Contoh homeostasis yang ringkas ialah apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon dengan
mengeluarkan peluh melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darahnya
meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke sekitarnya, hal ini
juga menyebabkan kulit berwarna merah.Homeostasis pada dasar nya adalah untuk menstabilkan
cairan di sekitar sel-sel organisme multisel yaitu cairan ekstrasel (CES) yang merupakan interface
antara sel dengan lingkungan liar.Oleh karena itu parameter CES yang harus dipertahankan melalui
homeostasis adalah :

1. Kadar Nutrien

2. Kadar O2 dan CO2

3. Kadar Sisa Metabolisme

4. PH

5. Kadar Air,Suhu,Volume dan Tekanan.

Dalam menyelenggarakan homeostasis ini tubuh harus senantiasa memantau adanya perubahan-
perubahan nilai berbagai parameter,lalu mengkoordinasikan respons yang sesuai sehingga
perubahan yang terjadi dapat di redam.Untuk itu,sel-sel tubuh harus mampu berkomunikasi satu
dengan yang lainnya. Komunikasi antar sel ini merupakan media yang menopang pengendalian
fungsi sel organ tubuh.Pengendalian yang paling sederhana terjadi secara lokal (intrinsik) yaitu yang
dilakukan dengan komunikasi antar sel yang berdekatan.Pengendalian jarak jauh (ekstrinsik) lebih
kompleks dan dimungkinkan melalui refleks yang dapat melibatkan system syaraf (lengkung refleks)
maupun sistem endokrin (umpan balik) (Minarma,2004).
Homeostasis dipertahankan oleh berbagai proses pengaturan keimbangan yang sangat halus
namun bersifat dinamis (dynamic steady state).Macam-macam pengaturan yang terlibat dalam
homeostasis itu sendiri meliputi :

1. Umpan balik positif : Contohnya adalah pada saat demam,badan akan bertambah panas
untuk membunuh bakteri dan virus.

2. Umpan balik negatif : Contoh pada saat keadaan panas,badan akan diatur untuk
mengurangi panas badan.

Pengaturan juga tidak hanya melalui umpan balik,tetapi dapat juga bersifat kedepan (feed forward
control) yang memungkinkan tubuh mengantisipasi perubahan yang akan datang.Bahkan besar
respons juga dapat dimodulasi melalui up-regulation atau down-regulation jumlah dan /atau kinerja
reseptor sel (Resha,2009).

Sistem-sistem yang terlibat dalam homeostasis meliputi: transportasi,perolehan sumber nutrien,


pembuangan sisa metabolisme, kontrol oleh saraf dan hormon, dan reproduksi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Homeostasis berasal dari bahasa Yunani : homeo berarti “sama”, stasis “mempertahankan keadaan”,
sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam
menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan
pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam.

Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi


tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf
dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekuensi
jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit,
sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk memberi kontribusi bagi
homeostasis.

B. DASAR-DASAR HOMEOSTASIS

Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang mendasari
homeostasis, yaitu:

1. Peran system saraf dalam mempertahankan kesesuaian lingkungan dalam dengan kehidupan.

2. Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat tonik.

3. Adanya pengendalian yang bersifat antagonistik.

4. Suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh berbeda.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTAHANKAN SECARA HOMEOSTATIS

Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis, yaitu :

1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi.

Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai bahan bakar
metabolic untuk menghasilkan energi. Energy kemudian digunakan untuk menunjang aktifitas-
aktifitas khusus dan untuk mempertahankan hidup.

2. Konsentrasi O2 dan CO2

Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak mungkin energi
dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO2 yang dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut
berlangsung harus diseimbangkan dengan CO2 yang dikeluarkan oleh paru, sehingga CO2
pembentuk asam ini tidak meningkatkan keasaman di lingkungan internal.

3. Konsentrasi zat-zat sisa

Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-produk akhir yang berefek toksik bagi sel apabila
dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.

Diantara efek-efek paling mencolok dari p[erubahan keasaman lingkungan cairan internal adalah
perubahan mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktifitas enzim di semua
sel.

5. Konsentrasi air,garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain

Karena konsentrasi relative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel (lingkungan internal)
mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara
ketat untuk mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal
apabila mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain memiliki bermacam-macam fungsi fital
lainnya. Sebagai contoh denyut jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan
ekstra sel yang relative konstan.

Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel akan mengalami
perlambatanaktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan yang lebih buruk protein-protein
structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu panas.

7. Volume dan tekanan.

Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus dipertahankan pada tekanan
darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital antara sel dan lingkungan eksternal ini dapat
terdistribusi ke seluruh tubuh.

D. KONTRIBUSI BERBAGAI SISTEM BAGI HOMEOSTASIS


Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya, setiap sel,
melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari system tubuh untuk
memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel.

Terdapat sebelas system tubuh utama, kontribusi terpenting mereka untuk homeostasis
dicantumkan sebagai berikut:

1. Sistem Sirkulasi.

Merupakan system transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya zat gizi, O2, CO2, zat-zat
sisa,elektrolit, dan hormone dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya.

2. Sistem Pencernaan

Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap ke dalam plasma
untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan
eksternal ke lingkungan internal. System ini mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak dicerna ke
lingkungan eksternal melalui tinja.

3. Sistem Respirasi

Mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Dengan menyesuaikan
kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, system respirasi juga penting untuk
mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.

4. Sistem Kemih
Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui urine, bersama zat-zat
sisa selain CO2.

5. Sistem Rangka

Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. System ini juga berfungsi
sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus
dipertahankandalam rentang yang sangat sempit. Bersama dengan system otot , system rangka juga
memungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan bagian-bagiannya.

6. Sistem Otot

Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang homeostasis semata-
mata, sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya. Selain itu, panas
yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karena berada di bawah kontrol
kesedaran, individu mampu menggunakan otot rangka untuk melakukan bermacam gerakan sesuai
keinginan. Gerakan-gerakan tersebut, berkisar dari keterampilan motorik halus yang diperlukan,
misalnya untuk menjahit sampai gerakan-gerakan kuat yang diperlukan untuk mengangkat beban,
tidak selalu diarahkan untuk mempertahankan homeostasis.

7. Sistem Integument

Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegahcairan internal keluar dari tubuhdan
mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. System ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh.
Jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke lingkungan eksternal dapat disesuaikan
dengan mengatur produksi keringat dan dengan mengatur aliran darah hangat ke kulit.

8. Sistem Imun

Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing dan sel-sel tubuh yang telah menjadi kanker.
System ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera.
9. Sistem Saraf

Merupakan salah satu dari dua system pengatur atau control utama tubuh. Secara umum, system ini
mengontrol dan mengkoordinasikan aktifitas tubuhyang memerlukan respon cepat. System ini
sangat penting terutama untuk mendeteksidan mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan di
lingkungan internal. Selain itu, system ini akan bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi
yang tidak seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran, ingatan,
dan kreatifitas.

10. Sistem Endokrin

Merupakan system kontrol utainnya. Secara umum, kelenjar-kelenjarpenghasil hormone pada


system endokrin mengatur aktifitas yang lebih mementingkan daya tahan (durasi) daripada
kecepatan. System ini terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan dengan
menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit lingkungan internal.

11. Sistem Reproduksi

System ini tidak esensial bagi homeostasis, sehingga tidak penting bagi kelangsungan hidup individu.
Akan tetapi, system ini penting bagi kelangsungan hidupsuatu spesies.

E. SISTEM CONTROL HOMEOSTASIS

Untuk mempertahankan homeostasis, tubuh harus mampu mendeteksi penyimpangan-


penyimpangan yang terjadi pada faktor-faktor lingkungan internal yang perlu dijaga dalam retang
yang sempit. Tubuh juga harus mampu mengontrol berbagai sistem tubuh yang bertanggung jawab
untuk menyesuaikan faktor-faktor itu.

Sebagai contoh, untuk mempertahankan konsentrasi CO2 di cairan ekstrasel pada kadar yang
optimal, tubuh harus mampu mendeteksi adanya perubahan pada konsentrasi CO2 dan kemudian
dengan tepat mengubah aktifitas pernapasan, sehingga konsentrasi CO2 kembali ke tingkat yang
diinginkan.

Sistem control yang beroperasi untuk mempertahankan homeostasis dapat dikelompokkan menjadi
dua kelas, yaitu:

1. Control intrinsic

Control intrinsik (local, intrinsic berarti ”di dalam”) terdapat di dalam atau inheren bagi organ yang
bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang beraktifitas menggunakan O2 dan
mengeluarkan CO2 untuk menghasilkan energy yang diperlukan untuk menjalankan aktifitas
kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2 meningkat di dalam otot tersebut.

Melalui kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mengaliri otot-otot tersebut,
perubahan-perubahan kimiawi local tersebut menyebabkan otot polos melemas dan pembuluh
terbuka lebar untuk mengakomodasikan peningkatan aliran darah ke otot tersebut. Mekanisme local
ini ikut berperan mempertahankan kadar O2 dan CO2 yang optimal di dalam lingkungan cair internal
yang mengelilingi sel-sel otot tersebut.

2. Control ekstrinsik

Control ekstrinsik (extrinsic berarti “di luar”), yaitu mekanisme pengatur yang dicetuskan di luar
suatu organ untuk mengubah aktifitas organ tersebut. Control ekstrinsik berbagai organ dan system
dilaksanakan oleh system saraf dan endokrin, dua sistem kontrol utama pada tubuh.

Control ekstrinsik memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus untuk mencapai suatu
tujuan bersama; sebaliknya, control intrinsic berfungsi untuk melayani organ tempat control
tersebut bekerja. Mekanisme pengaturan keseluruhan yang terkoordinasikan penting untuk
mempertahankan keadaan stabil dinamis lingkungan internal secara keseluruhan.

F. HOMEOSTASIS FISIOLOGIS
Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf
otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu :

1. Self Regulation

Sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. Contohnya : proses pengaturan fungsi
organ tubuh

2. Kompensasi

Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi didalamnya. Misalnya
apabila secara tiba – tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami
konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya
menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap stabil, pelebaran pupil untuk
meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh, dan peningkatan keringat
untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh.

3. Umpan Balik Negatif

Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal, tubuh secara
otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang
terjadi.

4. Umpan Balik untuk Mengoreksi Ketidakseimbangan Fisiologis

Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut jantung
untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.
G. TAHAPAN-TAHAPAN HOMEOSTASIS

Homeostasis terdiri dari 3 tahap:

1. Homeostasis primer.

Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi homeostasis primer.
Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. Luka akan
menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit.

Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika homeostasis primer
belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju homeostasis sekunder.

2. Homeostasis Sekunder.

Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat
trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang
melibatkan trombosit dan faktor koagulasi.

Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Homeostasis sekunder ini
bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka
proses berlanjut ke homeostasis tersier.

3. Homeostasis Tersier.

Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan.
Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.

H. KETIDAKSEIMBANGAN HOMEOSTASIS
Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secar benar, homeostasis terganggu dan semua sel
akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal tempat mereka
hidup dan berfungsi. Muncul beberapa keadaan patofisiologis. Patofisiologis mengacu kepada
abnormalitas fungsional tubuh (perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Jika gangguan
terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi memungkinkan kelangsungan
hidup, timbul kematian.

Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh mempertahankan homeostasis. Keberadaan


seseorang dilingkungan sangat dingin tanpa pakaian dan perlindungan dapat berakibat fatal jika
tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga suhu tubuh turun. Hal ini disebabkan oleh
terganggunya proses-proses enzimatik sel yang sangat bergangtung pada suhu tertentu.

Contoh lain adalah kaehilangan drh dalam jumlah yang kecil mungkin tidak fatal karena tubuh masih
mampu mengkompensasi kehilangan tersebut dengan cara meningkatkan tekanan darah
mereabsorpsi cairan di ginjal dsb. Tetapi bila kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang besar,
upaya untuk mengkompensasi tubuh mungkin tidak memadai sehingga berakibat fatal.

Tanggung jawab dokter dan para medis adalah untuk perawatan intensif untuk pasien-pasien yang
gawat. Berbagai indicator homeostasis akan dipantau di unit intensif seperti frekuensi denyut
jantung, tekanan darah, frekuensi pernapasan, suhu tubuh, kimia darah, dan mengatur keluarnya
cairan tubuh. Tujuan unit adalah untuk mengambil alih fungsi homeostasis yang tidak dapat
dilaksanakan oleh pasien yang sedang sakit parah sahingga tidak mampu melakukan proses
homeostasis sendiri

Klasifikasi Makhluk Hidup: Tujuan, Manfaat, Tingkatan

www.yuksinau.id

Klasifikasi Makhluk Hidup – Bismillah, MasyaAllah sungguh ciptaan Allah di dunia ini sangat
menakjubkan. Bagaimana tidak, karena ada berbagai macam makhluk hidup yang ada di bumi ini
yang bahkan tidak kita ketahui semuanya.
Ahli biologi kemudian melakukan klasifikasi atau pengelompokan terhadap spesies dari organisme.
Sehingga dengan pengelompokan itu timbullah klasifikasi makhluk hidup yang berkelanjutan.

A. Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi (pengelompokan) merupakan suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup
menjadi golongan atau unit tertentu.

Tujuan klasifikasi makhluk hidup untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan


mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau
ciri pada makhluk hidup.

Manfaatnya:

Sistem klasifikasi yang kita kenal sekarang merupakan perkembangan klasifikasi makhluk hidup yang
berkelanjutan. Perkembangan tersebut diantaranya klasifikasi 2, 3, 4, 5, 6 kingdom.

B. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom

Disini organisme dikelompokkan menjadi 2 dunia besar yaitu dunia tumbuhan (Kingdom Plantae)
dan dunia hewan (Kingdom Animalia).

1. Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae)


Dunia tumbuhan meliputi makhluk hidup yang mempunyai dinding sel dari bahan selulosa dan
berklorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis.

Contoh: Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku. Ditambah bakteri dan jamur walaupun tidak
mempunyai klorofil.

2. Dunia Hewan (Kingdom Animalia)


Dunia hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan bisa bergerak bebas.

Contoh: hewan berpori (Porifera), cacing (Vermes), hewan berongga (Coelenterata), hewan bersel
satu (Protozoa), hewan lunak (Mollusca), dan hewan bertulang belakang (Chordata).

C. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom

Di klasifikasi ini memisahkan jamur yang pada klasifikasi 2 kingdom masuk ke dunia tumbuhan.
Jamur dibedakan karena dinding sel jamur bukan terdiri dari bahan selulosa seperti dinding sel
tumbuhan melainkan dari bahan kitin.

Jamur juga tidak bisa membuat makanan sendiri (Hererotrof) seperti tumbuhan.

1. Dunia Jamur (Kingdom Fungi)


Meliputi segala organisme yang mendapatkan makanan secara heterotrof dengan cara menyerap
makanan (Absorpsi). Jamur memperoleh makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun dengan
cara menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit).

Ciri-ciri jamur adalah:

 Eukariotik
 Multiseluler

 Dinding sel terbuat dari kitin.

 Para anggota kerajaan ini tidak memiliki pigmen fotosintetik dan karena itu heterotrofik.

2. Dunia Tumbuhan
Meliputi segala organisme yang bisa membuat makanannya sendiri (Autotrof) dengan melewati
fotosintesis.

Ciri-ciri kerajaan tumbuhan adalah:

 Eukariotik

 Multiseluler

 Dinding sel yang terbuat dari selulosa.

 Anggota kelompok Plantae mengandung pigmen fotosintesis dan mendapatkan energi


mereka melalui itu dan karena itu autotrofik.

3. Dunia Hewan
Meliputi segala organisme yang memperoleh makanannya secara heterotrof dengan cara memakan
organisme lain.

Sedikit kami menyinggung tentang urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah
(yang sekarang digunakan), yaitu:

 Domain (Daerah)

 Kingdom (Kerajaan)

 Phylum atau Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan)

 Classis (Kelas)

 Ordo (Bangsa)
 familia (Suku)

 Genus (Marga)

 dan Spesies (Jenis)

D. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom

Sistem ini berkembang setelah ditemukan inti sel (nukleus). Ada organisme yang inti sel nya tidak
mempunyai selaput, terdapat juga organisme yang inti sel nya diselubungi selaput.

1. Kingdom Monera
Anggota kingdom Monera semuanya tidak memiliki selaput inti, untuk itu disebut organisme
prokariotik.

Contoh: bakteri dan ganggang biru-hijau.

2. Kingdom Fungi
Segala jenis jamur dimasukkan pada kingdom fungi

3. Kingdom Plantae
Semua ganggang (kecuali ganggang biru-hijau), tumbuhan paku, tumbuhan lumut, dan tumbuhan
biji termasuk dalam kingdom ini.

4. Kingdom Animalia
Semua hewan mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke dalam kingdom animalia.

E. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom

Whittaker mengusulkan klasifikasi makhluk hidup menjadi 5 kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi,
Plantae, dan Animalia karena kemajuan IPTEK.

Di sistem ini ganggang yang sebelumnya dimasukkan di kingdom Plantae, serta Protozoa yang
dahulu dimasukkan di dalam kingdom Animalia kemudian dikelompokkan menjadi satu kingdom,
yaitu Kingdom Protista.

1. Kingdom Monera
Terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Dilihat dari mikroskop kebanyakan bakteri terlhat
mempunyai ukuran dan bentuk yang sama.

Tetapi lewat bukti biologi molekular dijumpai perbedaan pada ARN ribosom. Sehingga ahli
mikrobiologi membedakan bakteri menjadi eubacteria dan archaebacteria.

 Eubacteria ialah kelompok bakteri yang menghasilkan gas metan dari sumber karbon yang
sederhana dan hidup di lingkungan biasa

 Archaebacteria ialah kelompok bakteri yang dapat hidup di lingkungan ekstrim, misalnya
pada sumber air panas, di dalam laut dengan kadar garam tinggi, atau di tempat yang asam.

2. Kingdom Protista
Terdiri dari organisme yang mempunyai selaput inti dan bersel tunggal dan bisa ditemui dimana saja.
Protista dikelompokkan menjadi tiga, yaitu protista menyerupai tumbuhan (Ganggang), dan protista
menyerupai jamur, protista menyerupai hewan (Protozoa),.

Ciri-ciri: Hampir semua protista hidup di air karena mereka tidak mempunyai pelindung yang dapat
menjaga tubuhnya dari kekeringan.

3. Kingdom Fungi
Biasanya bersel banyak, mempunyai membran inti sekaligus peran sebagai dekomposer pada
lingkungan. Jamur mendapatkan makanan dengan cara saprofit atau parasit.

4. Kingdom Plantae
Merupakan organisme yang memiliki membran inti yang bisa membuat makanannya sendiri dan
bersel banyak. Biasanya kingdom ini hidup di darat. Cara berkembang biak bisa secara kawin dan
tidak kawin.

5. Kingdom Animalia
Merupakan organisme yang memakan makhluk hidup lain untuk kebutuhan makanannya. Sel hewan
tidak mempunyai dinding sel.

F. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom

Sistem klasifikasi yang diuraikan diatas belum memasukkan virus diklasifikasinya. Tubuh virus
tersusun atas asam nuklea yang diselubungi oleh protein.

Di luar sel hidup, virus merupakan benda mati. Virus hanya bisa hidup dan memperbanyak diri dalam
sel hidup inangnya.

Sistem klasifikasi 6 kingdom merupakan sistem klasifikasi 5 kingdom ditambah dengan kingdom
Virus.

Tulisan yang berkaitan dengan topik klasifikasi makhluk hidup akan berlanjut di seri artikel
Yuksinau.id berikutnya, meliputi contoh soal dan membahas tingkatan klasifikasi diatas secara detail.

Referensi:
www.kuliah.info/2015/10/klasifikasi-makhluk-hidup.html
hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/09/klasifikasi-makhluk-hidup-artikel.html
Bioteknologi – Pengertian, Jenis, Contoh dan Manfaat

rumus.co.id

3 mins read

Bioteknologi – Bioteknologi adalah? sebelum masuk kedalam pembahasan, materi yang akan
dibahas yaitu pengertian, contoh, manfaat dan juga jenis-jenis yang ada pada Bioteknologi. Simak
penjelasannya dibawah ini gaes!

Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi adalah sebuah cabang ilmu yang telah mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
seperti bakteri, fungi, virus, dan lain-lain atau produk yang ada pada makhluk hidup (enzim, alkohol)
didalam proses produksinya yang akan menghasilkan barang dan jasa.

Bioteknologi juga secara sederhana dikenal oleh manusia sejak zaman dulu. Sebagai contohnya yaitu
pada bidang teknologi pangan seperti produksi bir, roti, dan pembuatan keju yang sudah banyak
dikenal pada abad ke-19.

Pemuliaan tanaman dalam menghasilkan varietas-varietas baru pada bidang pertanian, dan juga
pemuliaan reproduksi hewan.

Pada bidang medis, penerapan bioteknologi di jaman dulu diperlihatkan antara lain seperti
penemuan-penemuan baru yaitu vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun pada jumlah yang terbatas
akibat proses saat fermentasi yang tidak baik atau tidak sempurna.

Pada masa sekarang, bioteknologi telah berkembang semakin maju, terutama pada negara yang
maju. Produk bioteknologi, antara lain :

 Jagung resisten hama serangga

 Kapas resisten hama serangga

 Pepaya resisten virus


 Enzim pemacu produksi susu pada sapi

 Padi mengandung vitamin A

 Pisang mengandung vaksin hepatitis

Jenis Bioteknologi

Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang terasosiasi pada warna, berikut jenisnya:

1. Bioteknologi Merah (Red Biotechnology)

adalah suatu cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi biotekno pada bidang medis.
Cakupan bioteknologi ini yaitu seluruh spektrum pada pengobatan manusia oleh tahap preventif,
diagnosis, dan pengobatan.

2. Bioteknologi Putih/abu-abu

adalah suatu bioteknologi yang diaplikasikan pada industri yaitu pengembangan, produksi senyawa
baru dan juga pembuatan energi.

3. Bioteknologi hijau

adalah cabang ilmu yang mempelajari aplikasi bioteknologi pada bidang pertanian dan peternakan.
Pada bidang pertanian, bioteknologi berfungsi sebagai menahan serangan hama tanaman.

Pada bidang peternakan, bioteknologi dipakai dalam menghasilkan produk penting contohnya
seperti kambing, sapi, domba dan ayam yang pakai untuk penghasil antibodi-protein protektif yang
dapat membantu sel tubuh mengenali dan melawan pada senyawa asing.

4. Bioteknologi biru

adalah cabang ilmu yang dapat mengendalikan proses yang terjadi pada sekitar lingkungan akuatik.

Contoh Bioteknologi

1. Pengolahan Susu

 Yoghurt
Pada saat proses pembuatan yoghurt, susu dipermentasikan terlebih dahulu, lalu sebagian
lemak yang ada dibuang. Kemudian jenis mikroorganisme yang berperan pada pembuatan
yoghurt yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococus thermophillus .

 Keju
Pada saat proses pembuatan keju memanfaatkan sebuah bakteri asam laktat, jenis
mikroorganismenya yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri atau mikroorganisme
berfungsi dalam mempermentasikan laktosa yang ada pada susu menjadi asam laktat.

 Mentega
Pada saat proses pembuatan mentega memakai jenis mikroorganismenya yaitu
Streptococcus lactis dan Lectonosto ceremoris. Mikroorganismenya berfungsi sebagai
membentuk proses pengasaman. Kemudian susu akan diberi cita rasa dan lemak mentega
yang ada akan dipisahkan.

2. Pengolahan Kacang

 Kecap dengan tauco


Pada saat proses pembuatan Kecap yang terbuat dari kacang kedelai dan ditambahkan
mikroorganisme atau jamur Aspergilus soyae dan Aspergilus wentii. Pada tauco terbuat pada
bahan kacang kedelai yang telah ditambahkan mikroorganisme yaitu Aspergilus oryzae,
mikroorganisme ini berfungsi untuk mengubah protein kompleks pada kacang kedelai
menjadi asam amino yang dapat membuat dengan mudah dicerna oleh tubuh manusia.

 Tempe dan oncom


Pada saat proses pembuatan tempe harus dilakukan permentasi kedelai menggunakan
mikroorganisme yaitu Rhizopus sp, yang dapat mengubah protein kompleks didalam kacang
kedelai menjadi asam amino. Sedangkan pada oncom dibuat dengan melakukan fermentasi
bungkil kacang tanah menggunakan mikroorganisme yaitu Rhizopus oligosporus.

Manfaat Bioteknologi

1. Manfaat Bioteknologi Pada Bidang Pertanian

 Manfaat pada bidang pertanian digunakan untuk merakit berbagai varietas unggul.

 Dipakai dalam mengatasi pembibitan yakni sebagai cara untuk menghasilkan sebuah bibit
dalam jumlah besar dengan waktu cepat.

 Mengatasi suatu permasalahan pada keterbatasan lahan, contohnya dengan membuat


varietas umur genjah membuat satu lahan dapat memanen beberapa kali pada satu tahun.

 Dipakai dalam mengendalikan hama penyakit yang ada pada tanaman.

 Dipakai untuk upaya dalam meningkatkan dan memperbaiki pengolahan tanaman dari
waktu ke waktu.

2. Manfaat Bioteknologi Pada Bidang Pangan

 Proses permentasi menggunakan bakteri Lactobacillus Bullgaricus dan Streptococcus


thermophillus. Bakteri tersebut akan menghasilkan sebuah renin, sehingga protein pada
susu menjadi menggumpal dan membuat susu menjadi berbagai cairan dan padatan akan
menjadi Keju.

 Pada bakteri Lactobacillus Bullgaricus dan Streptococcus thermophillus yang dipakai dalam
mengubah laktosa yang ada pada susu menjadi asam laknat sehingga akan membuat
menjadi Yogurt.

 Kecap adalah salah satu produksi pada hasil Bioteknologi yang dibuat dari kacang kedelai
yang telah dilakukan fermentasi dengan tambahan jamur Aspergillus wentii.
 Tempe adalah salah satu hasil bioteknologi memakai teknik fermentasi dari kedelai
menggunakan tambahan jamur Rhizopus Oryzae dan Rhizopus Oligosparus yang ada pada
biji kedelai.

3. Manfaat Bioteknologi Pada Bidang Sosial

 Dipakai dalam Teknologi untuk tes DNA, untuk mengidentifikasi seseorang yang mengalami
korban kecelakaan tidak dapat dilakukan identifikasi lagi secara fisiknya.

 Memastikan hubungan kekerabatan

 Mengetahui identitas pelaku kejahatan

4. Manfaat Bioteknologi Pada Bidang Kesehatan/Kedokteran

 Penemuan baru hormon insulin.

 Transflantasi organ

 Penemuan baru antibiotik penicillin.

 Penemuan baru beraneka macam vaksin.

 Teknologi transfer gen

5. Manfaat Bioteknologi Pada Permasalahan Lingkungan

 Untuk mengatasi pencemaran pada suatu wilayah, maka prinsip biteknologi yang
menawarkan teknologi produksi berbagai limbah industri menggunakan teknologi yaitu
bioremediasi.

 Untuk mencegah atau juga mengurangi pencemaran, bioteknologi kemudian dipakai untuk
menemukan hasilkan energi yang ramah lingkungan contohnya seperti energi biogas,
bioetanol dan biodiesel.

Demikian pembahasan tentang pengertian, jenis, contoh dan manfaat pada bioteknologi, semoga
bermanfaat🙂

Artikel Terkait :

Anda mungkin juga menyukai