Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PUISI RAKYAT
A. Pengertian Puisi Rakyat
Puisi rakyat adalah warisan bangsa berbentuk pantun, gurindam, dan syair yang memiliki
nilai-nilai baik, seperti nilai moral, agama, dan budi pekerti. Puisi ini merupakan puisi yang
berasal dari rakyat atau masyarakat biasa, bukan dari kalangan sastrawan atau penulis terkenal.
Berbeda dengan puisi modern, puisi rakyat merupakan puisi lama yang disampaikan secara
lisan dari mulut ke mulut dan diwariskan secara turun-temurun antar generasi, sehingga
seringkali tidak diketahui penulis atau pengarangnya. Selain itu, puisi rakyat juga
cenderung lebih kaku dan tidak sebebas puisi modern karena adanya aturan-aturan yang harus
diikuti, seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait, serta adanya rima.
Umumnya, tema yang dibicarakan dalam puisi rakyat adalah mengenai kehidupan sehari-
hari, tradisi dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun, kepercayaan, serta keindahan
alam. Puisi rakyat juga seringkali mencerminkan nilai-nilai, pemikiran, dan perasaan masyarakat
dalam bentuk bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
Puisi rakyat biasanya dilantunkan secara lisan atau dinyanyikan dalam acara-acara tertentu,
seperti upacara adat, acara kesenian, dan acara perayaan keagamaan. Puisi rakyat dapat
berupa pantun, gurindam, atau syair. Makna yang terkandung dalam puisi rakyat, biasanya
mengandung nilai-nilai positif yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan
sehari-hari.
B. Ciri-Ciri Puisi Rakyat
Meskipun puisi rakyat terdiri atas beberapa jenis, namun ada beberapa ciri yang sama
antara satu jenis puisi rakyat dengan jenis lainnya. Ciri-ciri puisi rakyat antara lain:
- Memiliki bentuk yang tetap
- Memiliki jumlah baris tertentu per bait
- Memiliki jumlah kata tertentu per baris
- Memiliki rima pada akhir bait

C. Jenis-Jenis Puisi Rakyat


Puisi rakyat terdiri atas tiga jenis, yakni pantun, gurindam, dan syair. Masing-masing jenis
memiliki ciri-ciri dan aturannya masing-masing. Untuk memahami lebih jauh, perhatikan
penjelasan berikut, ya!
1. Pantun
Jenis puisi rakyat yang pertama yaitu pantun. Pantun adalah puisi rakyat yang bertujuan
untuk menyampaikan perasaan, saran, larangan, nasihat, kasih sayang, ajaran budi
pekerti, moral, serta kritik sosial.
Ciri-ciri pantun, yaitu:
 Terdiri atas empat baris dalam satu bait
 Setiap bait memuat dua baris sampiran dan dua baris isi
 Baris sampiran pada pantun terdapat pada bait pertama dan kedua, kemudian isi
pantun berada pada bait ketiga dan keempat
 Bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a
 Mengandung 8–12 suku kata per barisnya
CONTOH:
Minum cincau di siang bolong
Rasa cincaunya segar sekali
Jangan pernah menjadi orang sombong
Agar jauh dari penyakit hati
------------------
Pagi-pagi mancing ikan
Dapatnya banyak hati pun senang
Badan kurus sedikit makan
Terkena angin langsung terbang

2. Gurindam
Gurindam adalah puisi rakyat dari India yang kemudian juga berkembang menjadi puisi
lama Melayu. Gurindam berisikan moral dan pesan agama yang dipadukan dengan sajak
dan peribahasa.
Ciri-ciri gurindam, yaitu:
 Satu bait terdiri atas dua baris
 Satu baris memiliki 10-14 suku kata
 Bersajak sama, yaitu a-a, b-b, c-c, d-d, dan seterusnya
 Baris pertama berisi persoalan, baris kedua berisi jawaban
Contoh:
-Jika hidupmu tidak berilmu  
Hidupmu akan sesat selalu
-Ketika hendak mencari ilmu  
Haruslah sungguh-sungguh selalu S
- Kalau engkau tidak tahu sesuatu
Maka harus cari ilmu itu

3. Syair
Syair adalah puisi rakyat yang berasal dari Persia (sekarang Iran). Syair masuk ke
Nusantara bersamaan dengan datangnya Islam. Syair memiliki ciri utama yaitu bahasa
yang digunakan merupakan Bahasa Melayu lama. Pada awalnya, syair mengacu pada
tradisi sastra syair di negeri Arab, tapi seiring dengan perkembangannya, syair
mengalami perkembangan dan dimodifikasi sehingga menjadi khas Melayu.
Ciri-ciri syair yaitu:
 Setiap bait terdiri atas 4 baris
 Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata
 Semua baris merupakan isi, jadi tidak ada sampiran seperti pada pantun
 Bersajak a-a-a-a
Contoh:
a. Ingatlah ini ananda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Karena ilmu tiada habisnya
Sampai kau tutup usia

b. Ke sekolah luruskan niatmu


Tekadkan hati mencari ilmu
Tak ada rugi belajar tiap waktu
Supaya baik masa depanmu

Anda mungkin juga menyukai