Anda di halaman 1dari 14

Pantun – Pengertian, Jenis-jenis, dan Contoh Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang masih terkenal sampai sekarang. Teman-teman pun
pasti setidaknya pernah mendengar pantun tidak hanya di dalam pelajaran bahasa Indonesia, melainkan
juga di acara-acara hiburan adat sampai program hiburan komedi di stasiun televisi. Karena berbagai hal
ini pulalah, tidak ada alasan untuk enggan untuk mempelajari pantun dan jenis-jenisnya.

Pengertian Pantun

Hemat kata, pantun adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empak baris serta memiliki
sampiran dan isi. Sebelum mengenal apa saja jenis dari pantun, ada baiknya teman-teman memahami
dengan baik dulu ciri-ciri dari jenis puisi lama yang satu ini. Tentu saja ini agar kalian dapat dengan
mudah mengklasifikasikan sebuah puisi lama itu layak disebut pantun atau tidak. Memahami ciri-ciri
pantun juga membuat kalian akan lebih mudah membuat jenis puisi yang satu ini.

Ciri-ciri Pantun

Jenis puisi lama yang asal bermula dari kata patuntun ini pada dasarnya diharapkan dapat menjadi
penuntun hidup bagi orang yang mendengar maupun membacanya. Tidak hanya sekadar berisi nasihat
dan imbauan, penyampaiannya pun memiliki cirri khas yang begitu kental, seperti berikut ini.

1. Tiap Bait Terdiri atas Empat Baris

Jika prosa mengenal ada paragraf untuk tiap rangkaian kalimat yang berada dalam satu gagasan utama,
jenis puisi lebih akrab menyebutnya sebagai bait. Tiap bait biasanya berisi untaian kata-kata yang berada
dalam satu gagasan dan umumnya mempunyai ciri khas tersendiri bergantung jenis puisinya.

Khusus untuk pantun, puisi lama yang satu ini memiliki ciri khas kuat, yaitu tiap baitnya selalu terdiri atas
empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik.

2. 8-12 Suku Kata di Tiap Baris

Mulanya pantun cenderung tidak dituliskan, melainkan disampaikan secara lisan. Karena itulah, tiap
baris pada pantun dibuat sesingkat mungkin, namun tetap padat isi. Oleh karena alasan inilah, tiap baris
pada pantun umumnya terdiri atas 8—12 suku kata.

3. Memiliki Sampiran dan Isi


Salah satu keunikan pantun yang membuatnya menjadi begitu mudah diingat adalah jenis puisi lama
yang satu ini tidak hanya padat berisi, melainkan juga memiliki pengantar yang puitis hingga terdengar
jenaka. Pengantar tersebut biasanya tidak berhubungan dengan isi, namun menjabarkan tentang
peristiswa ataupun kebiasaan yang terjadi di masyarakat. Pengantar isi pantun inilah yang kerap dikenal
sebagai sampiran.

Untuk masalah penempatannya di dalam pantun, sampiran akan selalu berada di baris pertama dan
kedua. Sementara itu, isi pantun menyusul di posisi baris ketiga sampai keempat.

4. Berima a-b-a-b

Rima atau yang juga biasa disebut dengan sajak adalah kesamaan bunyi yang terdapat dalam puisi.
Biasanya, jenis-jenis puisi lama kental akan rima, termasuk dengan pantun. Khusus untuk pantun, jenis
puisi yang satu ini memiliki ciri khas yang begitu kuat, yakni rimanya adalah a-b-a-b.

Yang dimaksud dengan rima a-b-a-b adalah ada kesamaan bunyi antara baris pertama dengan ketiga
pantun dan baris kedua dengan baris keempat. Jadi, kesamaan bunyi pada pantun selalu terjadi antara
sampiran dan isi.

Jenis-jenis Pantun

Setelah memahami ciri-ciri pantun, kini saatnya teman-teman juga mengenal jenis-jenis pantun yang
biasa diujarkan ataupun dituliskan seseorang. Berikut ini adalah jenis-jenis pantun berdasarkan tema
isinya.

1. Pantun Nasihat

Pada dasarnya, pantun dibuat untuk memberi imbauan dan anjuran terhadap seseorang ataupun
masyarakat. Karena itulah, tema isi pantun yang paling banyak dijumpai berjenis pantun nasihat. Pantun
yang satu ini memiliki isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan didikan.

Contoh:

Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi


Ingat manfaat, lantas cepat dibawa

Tiada belajar tiada yang rugi

Kecuali diri sendiri di masa tua

2. Pantun Jenaka

Sesuai namanya, jenis pantun yang satu ini memang memiliki kandungan isi yang lucu dan menarik.
Tujuannya tak lain untuk memberi hiburan kepada orang yang mendengar ataupun membacanya. Tidak
jarang pula, pantun jenaka digunakan untuk menyampaikan sindiran akan kondisi masyarakat yang
dikemas dalam bentuk ringan dan jenaka.

Contoh:

Duduk manis di bibir pantai

Lihat gadis, aduhai tiada dua

Masa muda kebanyakan santai

Sudah renta sulit tertawa

3. Pantun Agama

Jenis pantun yang satu ini memiliki kandungan isi yang membahas mengenai manusia dengan pencipta-
Nya. Tujuannya serupa dengan pantun nasihat, yaitu memberikan pesan moral dan didikan kepada
pendengar dan pembaca. Akan tetapi, tema di pantun agama lebih spesifik karena memegang nilai-nilai
dan prinsip agama tertentu.

Contoh:

Kalau sudah duduk berdamai

Jangan lagi diajak perang

Kalau sunah sudah dipakai


Jangan lagi dibuang-buang

(Tenas Effendy)

4. Pantun Teka-teki

Jenis pantun yang satu ini selalu memiliki ciri khas khusus di bagian isinya, yakni diakhiri dengan
pertanyaan pada larik terakhir. Tujuan dari pantun ini umumnya untuk hiburan dan mengakrabkan
kebersamaan.

Contoh:

Terendak bentan lalu dibeli

Untuk pakaian, saya turun ke sawah

Kalaulah tuan bijak bestari

Apa binatang kepala di bawah?

5. Pantun Berkasih-kasihan

Sama dengan namanya, isi dari jenis pantun yang satu ini erat kaitannya dengan cinta dan kasih sayang.
Umumnya, pantun berkasih-kasihan tenar di kalangan muda-mudi Melayu untuk menyampaikan
perasaan mereka kepada kekasih maupun orang yang disukainya.

Contoh:

Jelas sudah muram si duda

Karena kasihnya tiada lagi asa

Tiada detik bias wajah dinda

Hingga lapar tak lagi terasa


6. Pantun Anak

Tidak hanya untuk orang dewasa, pantun bisa juga disampaikan untuk anak-anak. Tentu saja isinya lebih
ringan dan menyangkut hal-hal yang dianggap menyenangkan oleh si kecil. Tujuan awal dari jenis pantun
yang satu ini adalah untuk mengakrabkan anak dengan pantun, sekaligus memberikan didikan moral
bagi mereka.

Contoh:

Kita menari ke luar bilik

Sembarang tari kita tarikan

Kita bernyanyi bersama adik

Sembarang lagi kita nyanyikan.

Pengertian Puisi

Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, mantra, rima, baris, dan
bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi, imajinasi, ide, pemikiran, irama, nada, susunan
kata, kata-kata kiasan, kesan pancaindra, dan perasaan. Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan
aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta berupa pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair
dari kehidupan individu dan sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat
membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.

Auden (1978: 3) mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur. Puisi merupakan suatu karya yang terbentuk atas susunan kata penuh makna.
Menurut Herman J. Waluyo (1987) puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran
dan perasaan penyair secara imajinatif yang disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan
struktur batinnya.

Jenis dan Ciri-ciri Puisi

Puisi terdiri atas puisi lama dan puisi modern. Puisi lama umumnya anonim atau tidak diketahui
penyairnya. Puisi lama memiliki ciri terikat pada beberapa kiteria, seperti jumlah baris tiap bait, jumlah
kata tiap baris, rima atau persamaan bunyi, dan irama. Puisi lama dibedakan menjadi beberapa jenis,
antara lain pantun, syair, talibun, mantera, dan gurindam.

Mantera merupakan jenis puisi paling lama yang diciptakan dalam kepercayaan animisme untuk
dibacakan dalam acara atau ritual kebudayaan. Mantera memiliki ciri yaitu menggunakan pemilihan kata
dengan bunyi yang diusahakan berulang, menggunakan kata-kata yang tidak umum dalam kehidupan
sehari-hari, dan menimbulkan efek bunyi yang bersifat magis.

Pantun memiliki ciri bersajak a b a b, dengan tiap baris terdiri atas empat baris, dua baris sampiran dan
dua baris isi.

Talibun terdiri atas sampiran dan isi yang lebih dari empat, serta selalu genap, seperti enam, delapan,
sepuluh, dan dua belas.

Syair merupakan puisi yang berlarik empat bait dan bersajak a a a a yang mengisahkan suatu hal.

Gurindam terdiri atas dua baris, berirama sama a a. Baris pertama merupakan sebab dan baris kedua
merupakan akibat.

Puisi modern adalah bentuk puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain
yang umumnya digunakan dalam puisi lama. Puisi modern atau puisi bebas muncul pada angkatan 45,
yang dipelopri oleh Chairil Anwar. Puisi modern tidak mengutamakan bentuk atau banyak baris dalam
satu bait dan irama atau persajakan, tetapi lebih mengutamakan pada isi puisi itu sendiri. Puisi modern
memiliki ciri sebagai berikut.

Mempunyai unsur humanisme universal atau sudah terbuka untuk menerima pengaruh dari segala
penjuru dunia.

Realis dan terimbas unsur naturalis

Menyampaikan maksud dengan penghematan kata serta menghadirkan perbandingan-perbandingan


membayang dan berkesan.

Menggunakan perbandingan visual secara jelas sampai pada bagian-bagian di balik kenyataan.

Menunjukan sinisme dan sarkasme terhadap kepincangan dalam masyarakat akibat pergolakan.

Menggunakan kata dalam percakapan sehari-hari

Tidak mengutamakan tipografi bahkan tidak lagi memperhatikan bunyi (rima) dalam baris dan baitnya.
Unsur utama yang harus selalu diperhatikan dalam pembacaan puisi modern adalah lafal, intonasi, dan
ekspresi.

Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan, puisi dibedakan
menjadi puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.

Puisi naratif adalah puisi yang digunakan untuk menyampaikan suatu cerita. Puisi ini dibedakan menjadi
epik, romansa, dan balada.

Epic atau epos adalah puisi naratif yang menceritakan kepahlawanan tokoh. Contohnya puisi
“Ramayana” yang menggambarkan kepahlawanan Rama Wijaya dalam melawan Rahwana.

Romansa menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan tokoh kesatria yang penuh
rintangan. Contohnya puisi yang mengisahkan kisah cinta antara Damarwulan dengan Anjasmara dalam
puisi “Asmaradana”.

Balada adalah ragam puisi yang menceritakan kehidupan manusia dengan berbagai macam sifatnya,
seperti pengasih, cemburu, dengki, takut, sedih, ataupun riang. Contohnya puisi karya WS Rendra yang
berjudul ” Balada Terbunuhnya Atmo Karpo”.

Puisi lirik adalah puisi yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan pribadi penyair. Puisi ini
dibedakan menjadi elegi, serenada, dan ode.

Elegi merupakan puisi yang mengungkapkan perasaan duka penyair atau aku lirik. Contohnya puisi karya
Goenawan Mohamad (1974:9)

Di siang suram bertiup angin. Kuhitung pohon satu-satu

Tak ada bumi yang jadi lain: daun pun kuruh, lebih bisu

Ada matahari lewat mengedap, jam memberat dan hari menunggu

Sehala akan lenyap, segala akan lenyap, Tuhanku

Kemudian Engkau pun tiba, menjemput sajak yang tak tersua

Siang akan jadi dingin, Tuhan, dan angin telah sedia

Biarkan aku hibuk dan cinta berangkat dalam rahasia.

Serenade merupakan puisi lirik yang bersuasana senang.


Ode merupakan puisi lirik yang berisi pujian terhadap seseorang, pada umumnya pahlawan. Contohnya
puisi “Teratai” yang ditulis untuk Ki Hajar Dewantara oleh Sanusi Pane.

Puisi deskriptif adalah puisi yang mengemukakan tanggapan atau kesan penyair terhadap suatu hal atau
keadaan. Tanggapan atau kesan tersebut dapat berupa kritik ataupun sindiran, sehingga disebut juga
sebagai puisi ironi dan satire (kritik)

Berdasarkan penggunaan kata (diksi) dan macam bahasanya, ada yang disebut puisi mbeling dan puisi
multilingualisme. Mbeling dalam kosa kata bahasa Jawa bermakna nakal, sukar diatur, dan suka
memberontak. Dasar lahirnya puisi ini merurut salah satu tokohnya, yaitu Remy Silado, adalah
pernyataan akan apa adanya. Kemudian, puisi multilingualisme menggunakan berbagai macam bahasa
sebagai sarana ekspresinya.

Berdasarkan wujud visualnya, ada yang disebut puisi tipografi dan puisi konkret. Puisi tipografi tampak
pada puisi “Tragedi Winka & Shihka” karya Sutardji Calzoum Bachri yang berbentuk zigzag. Kemudian,
puisi konkret tidak menggunakan kata-kata hanya berupa gambar, seperti gambar kotak sembilan karya
Danarto.

Struktur Puisi

Struktur karya sastra puisi mencakup struktur fisik dan struktur batin.

1. Struktur Fisik

Struktur fisik puisi adalah media untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair.
Struktur fisik meliputi hal-hal berikut.

Diksi, adalah pilihan kata yang digunakan agar memiliki kesan indah dan dapat menyampaikan maksud
penyair.

Pencitraan, adalah susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Hal ini membuat
pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.

Majas, adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan
dengan benda atau hal lain. Majas atau bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik atau
memiliki banyak makna.

Rima, adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Persamaan bunyi memberikan kesan merdu, indah,
dan mendorong suasana yang dikehendaki oleh penyair. Rima tersebut dapat berupa pengulangan bunyi
konsonan dari kata-kata yang berurutan (aliterasi), persamaan bunyi vokal dalam deretan kata
(asonansi), dan persamaan bunyi yang terdapat di setiap akhir baris.

Ritma, berkaitan dengan rima, bunyi, kata, frasa, dan kalimat pada puisi. Dalam ritma mucul bunyi tinggi
rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalir secara teratur dan berulang sehingga membentuk
keindahan.

Tipografi puisi berbentuk bait-bait yang bermula dari tepi kiri dan berakhir ke tepi kanan baris.

2. Struktur Batin

Ada empat unsur batin puisi, yaitu tema, perasaan, nada atau sikap, dan amanat.

Tema

Sebuah puisi tentunya memiliki tema yang melingkupi keseluruhan puisi. Menurut Herman J. Waluyo
(1987: 106) tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Ungkapan
tersebut menjelaskan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi. Oleh sebab itu, untuk
menafsirkan tema dalam sebuah puisi haruslah ditafsirkan secara utuh.

Perasaan

Perasaan penyair dalam menciptakan puisi ikut diekspresikan dan dihayati pembaca. Hal ini karena tema
yang sama dapat dituturkan penyair secara berbeda dan hasil puisi yang diciptakan pun berbeda.

Nada dan suasana

Nada dalam puisi disesuaikan dengan isi yang hendak disampaikan, baik itu berupa nasihat, kritik,
sindiran, ungkapan perasaan, atau hanya berupa cerita. Sering kali puisi bernada santai seperti dalam
puisi-puisi mbeling. Kemudian, suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut
atau psikologis yang ditimbulkan terhadap pembaca. Nada dan suasana saling berhubungan karena nada
puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Misalnya, nada duka dapat menimbulkan suasana
iba bagi pembaca.

Amanat (pesan)

Kita dapat menelaah amanat dalam suatu puisi jika telah memahami tema, rasa, dan nada pada puisi
tersebut. Amanat atau pesan merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau pendengar puisi. Amanat
tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan berada di balik tema yang digunakan.
Cara Membuat puisi

Menulis merupakan salah satu bentuk menulis kreatif. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menulis puisi adalah sebagai berikut.

Menentukan jenis puisi yang hendak dibuat.

Menentukan tema dan pesan yang hendak disampaikan.

Mengembangkan tema menjadi kalimat berdasarkan hasil imajinasi.

Menuangkan ide dalam uraian kata-kata yang sesuai kaidah puisi.

Contoh Puisi

Berikut merupakan salah satu contoh puisi modern karya Kurnia Efendi. Puisi ini termasuk ke dalam
kategori puisi modern karena tidak terikat pada aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang
umumnya digunakan dalam puisi lama.

Nyanyian Ibu

Nyanyian ibu dimulai sejak membayangkan kita

akan lahir. Telah direncanakan jauh-jauh hari

sebuah tempat lahir yang baik, popok yang bersih

bantal yang nyaman, selimut yang hangat, dan

dan doa yang khusyuk untuk kita

Nyanyian ibu terdengar lebih syahdu ketika

kita tiba di dunia. Mengantar tidur, mengembara

ke negeri impian yang lembut

Nyanyian ibu menyusup ke paru-paru

sebagai nafas yang panjang tak terkira


Masuk ke jantung, menggerakan darah

ke seluruh tubuh

Nyanyian ibu memanggil kita dari tempat bermain

yang jauh. Terdengar di meja makan menjelang

sekolah. Dan berupa bisik-bisik ketika ayah marah

Nyanyian ibu dilemparkan jauh-jauh ketika kita

telah punya nyanyian lain di luar rumah, di plaza

mewah, di gelap diskotik, di dunia baru yang asing

Suatu saat nyanyian ibu kita harap-harap kembali

Tanpa perasaan malu. Ketika sebagian besar hati

telah menjadi Malin Kundang

Makna keseluruhan puisi tersebut mengambarkan bagaimana kasih sayang seorang ibu dari anaknya
masih di dalam kandungan hingga menjadi dewasa. Dijelaskan bahwa saat kecil anak tersebut diasuh
dengan penuh kasih sayang, dicukupi segala kebutuhannya, dan selalu ada di saat anaknya butuh.
Namun seiring berjalannya waktu, anaknya pun tumbuh dewasa. Anaknya mulai mengenal dunia luar
yang asing, menemukan kebahagian dan dunianya, sehinga ia mulai melupakan kasih sayang ibunya.
Akan tetapi, suatu saat ia akan kembali membutuhkan kasih sayang ibunya, sebab tak ada yang dapat
menggantikan kasih sayang seorang ibu.
Materi Bahasa Inggris SMP/MTs Kelas 8 Semester I

Chapter I

IT’S ENGLISH TIME

1. Asking and Giving Attention

2. Checking the understanding

3. Showing Appreciation/Compliments

4. Telling something what we think/Opinion

Chapter II

WE CAN DO IT AND WE WILL DO IT

1. Stating Capability

2. Stating Willingness

Chapter III
WE KNOW WHAT TO DO

Asking and giving suggestion

Stating Obligation Expression

Chapter IV

COME TO MY BIRTHDAY PARTY, PLEASE!

Expression of Invitation

Giving Instruction/Imperative

Asking and Giving Permission

Chapter V

I’M SO HAPPY FOR YOU

Greeting Card

Chapter VI

OUR BUSY ROADS

Vocabulary on the road

There is and there are

Materi Existence of things and people

Quantifier

Materi Bahasa Inggris SMP/MTs Kelas 8 Semester II

Chapter VII

MY UNCLE IS A ZOO KEEPER

Simple Present Tense

Materi dan Soal terpadu


Chapter VIII

WHAT ARE YOU DOING?

Present Continuous Tense/Progressive Tense

Chapter IX

BIGGER IS NOT ALWAYS BETTER

Degrees of comparison

Chapter X

WHEN I WAS A CHILD

Simple Past Tense

Chapter XI

YES, WE MADE IT!

Recount Text

Chapter XII

DON’T FORGET IT, PLEASE!

Short Message

Notice

Chapter XIII

WE GOT A LOT OF HISTORIES

English song: History by One Direction

Anda mungkin juga menyukai