Anda di halaman 1dari 11

Pantun ialah puisi melayu lama asli dari indonesia yang terdiri atas sampiran dan juga isi

dengan rima a-
b-a-b. Pada dasarnya Kata “Pantun” tersebut berasal dari bahasa jawa kuno yakni tuntun, yang berarti
ialah mengatur atau menyusun.

Pantun merupakan sebuah karya yang tidak hanya mempunyai rima dan juga irama yang indah, tetapi
juga memiliki makna yang penting. Pantun tersebut awalnya adalah karya sastra indonesia lama yang
diungkapkan dengan secara lisan, tetapi dengan seiring berkembangnya zaman sekarang pantun itu
mulai diungkapkan dengan tertulis.

Pantun juga ialah suatu karya yang dapat menghibur dan juga mendidik serta juga menegur. Pantun
adalah suatu ungkapan perasaan dan juga suatu pikiran, dikarenakan ungkapan itu disusun dengan kata-
kata yang sedemikian rupa sehingga dapat sangat menarik untuk didengar atau juga dibaca. Pantun
tersebut menunjukkan bahwa indonesia mempunyai ciri khas tersendiri untuk dapat mendidik dan juga
menyampaikan hal yang bermanfaat.

CIRI –CIRI PANTUN

• Pantun mempunyai Bait, pada tiap-tiap bait pantun itu disusun oleh baris – baris. Satu bait
tersebut terdiri atas 4 baris . yaitu :

1.Setiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.

2.Setiap baris terdiri atas 4 sampai 6 kata.

• Setiap bait pantun terdiri dari sampiran dan juga isi. Pada Baris pertama dan juga kedua adalah
sampiran, baris ketiga dan juga keempat ialah isi. (Walaupun sampiran tersebut tidak berhubungan
secara langsung dengan isi, tetapi lebih baik jika kata – kata pada sampiran itu ialah suatu cerminan dari
isi yang hendak disampaikan)

• Pantun itu Bersajak a-b-a-b atau juga a-a-a-a.

Pengertian Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.
Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa
Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam
bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau
empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b[1]
dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun
sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak terdapat
nama penulis. Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan. Semua bentuk pantun
terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan
dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan
dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris
terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Jenis-Jenis Pantun

Berdasarkan Siklus Kehidupan atau usia, Di bedakan sebagai berikut :

1. Pantun Anak – Anak, adalah pantun yang berhubungan dengan kehidupan pada masa kanak –
kanak. Pantun ini dapat menggambarkan makna suka cita maupun duka cita.

2. Pantun Orang Muda, adalah pantun yang berhubungan dengan kehidupan pada masa muda.
Pantun ini biasanya bermakna tentang perkenalan, Hubungan Asmara dan rumah tangga, Perasaan, dan
nasib.

3. Pantun Orang tua, adalah pantun yang berhubungan dengan Orang Tua. Biasanya tentang Adat
Budaya, Agama, Nasihat, dsb.

Jenis Pantun Berdasarkan Isinya, yaitu di antarannya :

1. Pantun Jenaka, adalah pantun yang berisikan tentang hal – hal lucu dan menarik, bertujuan
untuk menghibur.

2. Pantun Nasihat, adalah pantun yang berisikan tentang nasihat, bertujuan untuk mendidik,
dengan memberikan nasihat tentang moral dll.

3. Pantun Teka – Teki , adalah pantu yang berisikan teka teki, dan biasanya pendengar atau
pembaca diberi kesempatan untuk menerka teka – teki pantun tersebut.

4. Pantun Kiasan, adalah Pantun yang berisikan tentang kiasan yang biasanya untuk
menyampaikan suatu hal secara tersirat.

Ciri-Ciri Pantun

• Pantun mempunyai Bait, pada tiap-tiap bait pantun itu disusun oleh baris – baris. Satu bait
tersebut terdiri atas 4 baris . yaitu : 1.Setiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata. 2.Setiap baris terdiri
atas 4 sampai 6 kata.

• Setiap bait pantun terdiri dari sampiran dan juga isi. Pada Baris pertama dan juga kedua adalah
sampiran, baris ketiga dan juga keempat ialah isi. (Walaupun sampiran tersebut tidak berhubungan
secara langsung dengan isi, tetapi lebih baik jika kata – kata pada sampiran itu ialah suatu cerminan dari
isi yang hendak disampaikan)
• Pantun Biasanya Bersajak a-b-a-b atau juga a-a-a-a.

Kaidah Kebahasaan Teks Pantun

Kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan teks pantun diantaranya yaitu adanya diksi, bahasa kiasan,
imaji, dan juga bunyi. Untuk lebih jelasnya mengenai kaidah kebahasaan tersebut silahkan simak
penjelasannya dibawah ini.

• Diksi, adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.

• Bahasa kiasan, adalah bahasa yang digunakan pelantun untuk menyampaikan makna secara
tidak langsung . Bahasa kiasan ini biasanya berupa peribahasa atau ungkapan tertentu untuk
menyampaikan makna berita.

• Imaji, penggambaran yang dicipatakan oleh pelantun secara tidak langsung. Hal yang dapat
dilihat atau seolah-olah digambarkan dalam teks pantun adalah dapat dilihat (imaji visual), didengar
(imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil).

• Bunyi, biasanya muncul dari kiasan, imaji, serta diksi yang diciptakan ketika menuturkan pantun.
Dalam bunyi, akan terlihat unsur rima (rhyme) dan ritme (rhytm). Rima merupakan unsur pengulangan
bunyi pada pantun, sedangkan irama adalah turun naiknya suara secara teratur. Bunyi selain untuk
memperindah bunyi pantun, diciptakan juga agar pelantun dan pendengar lebih mudah mengingat serta
mengaplikasikan pesan moral dan spiritual yang terdapat dalam teks pantun.

Struktur Teks Pantun Biasa

Pertama kita akan melihat struktur dari teks pantun biasa. Pantun biasa adalah pantun yang sering kita
jumpai bahkan kita baca. Berikut struktur lengkapnya:

1. Sampiran, adalah bagian awal yang letaknya pada baris 1 dan 2 yang fungsinya untuk
membentuk rima. Umumnya bagian sampiran ini tidak memiliki hubungan dengan isi dari pantun
tersebut, tapi juga ada beberapa pantun yang bagian sampirannya memiliki hubungan dengan bagian
isinya.

2. Isi, adalah bagian yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Letaknya pada 2 baris terakhir
yaitu 3 dan 4.

Struktur Teks Pantun Biasa


Pertama kita akan melihat struktur dari teks pantun biasa. Pantun biasa adalah pantun yang sering kita
jumpai bahkan kita baca. Berikut struktur lengkapnya:

1. Sampiran, adalah bagian awal yang letaknya pada baris 1 dan 2 yang fungsinya untuk
membentuk rima. Umumnya bagian sampiran ini tidak memiliki hubungan dengan isi dari pantun
tersebut, tapi juga ada beberapa pantun yang bagian sampirannya memiliki hubungan dengan bagian
isinya.

2. Isi, adalah bagian yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Letaknya pada 2 baris terakhir
yaitu 3 dan 4.

Langkah-Langkah Penulisan Teks Pantun – Apakah kalian telah mampu membandingkan struktur pantun
yang satu dengan yang lain dan mengamati perbedaan-perbedaan yang muncul di dalamnya? Jika kalian
telah mampu, sekarang mari kita mencoba memproduksi sendiri teks-teks pantun!

Membuat teks pantun sangatlah mudah selama kita memahami struktur dan ciri kebahasaan yang harus
muncul di dalamnya. Apa pun jenis pantun yang ingin kalian buat, langkah-langkah yang harus kalian
lakukan tetaplah memiliki kesamaan.

Langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah dengan menyiapkan bagian isi terlebih dahulu.
Dengan kata lain, buatlah terlebih dahulu baris ketiga dan keempat. Mengapa demikian? Karena isi
pantun adalah tema dan setiap jenis karya sastra yang akan kalian ciptakan harus bermula pada tema,
termasuk pantun. Sekali lagi pastikan bahwa kalian tidak mulai menyusunnya dari sampiran. Hal ini
justru akan menyulitkan kita dalam menentukan isi.

Setelah menentukan isi, perhatikanlah rima yang muncul pada akhir baris ketiga dan keempat lalu cari
kata-kata yang berbunyi sama untuk kita gunakan dalam baris sampiran.

Rinciannya adalah sebagai berikut.

• Bunyi akhir kata pada baris ketiga akan kita gunakan untuk baris pertama

• Bunyi akhir kata pada baris keempat akan kita gunakan untuk kata akhir pada baris kedua.

Langkah berikutnya adalah penyusunan sampiran dan pastikan sampiran yang kalian buat memiliki
hubungan antara baris kesatu dan baris kedua. Jangan lupa bahwa setiap baris dalam pantun tersebut
harus memiliki 8 – 12 suku kata.

1. Unsur intrinsik

Hal – hal yang terdapat dalam sebuah pantun misalnya tokoh, tema, amanat, plot dan setting atau latar
tempat. Unsur yang paling memiliki point penting adalah amanat atau pesan yang ingin disampaikan.
Dalam sebuah pantun biasanya penciptanya akan menggunakan kalimat yang sembarang, namun
memiliki akhiran atau rima yang sama. Berbeda dengan puisi biasa yang memiliki pemilihan kalimat yang
lebih indah dan isi dari pesan yang ingin disampaikan bisa saling berkesinambungan.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik sebuah karya sastra adalah latar belakang pengarang, keadaan atau kondisi dari negara
atau lingkungan ketika karya sastra tersebut sedang dibuat.

Dalam pantun, tokoh, penokohan, latar, dan alur tidak terlalu berperan penting karena pada dasarnya
pantun hanya memiliki 4 baris saja untuk mengungkapkan apa sebenarnya maksud karya sastra
tersebut. Jika melihat dari definisi pantun sendiri yang merupakan sebuah puisi lama yang terdiri dari 4
baris yang memiliki rima atau sajak yang sama. 2 baris terakhir dari setiap pantun merupakan isi dari
seluruh pantun, untuk itu tanpa perlu menelaah jauh dari awal hingga akhir anda sudah bisa menerka isi
dari pantun tersebut melalui 2 baris terakhirnya.

Untuk memahami pantun dan karya sastra bentuk puisi lainnya seperti puisi jenaka, syair atau puisi baru
anda bisa membaca referensi melalui berbagai ciptaan dari penyair – penyair lama seperti chairil anwar
lewat bukunya berjudul “aku”. Dengan membaca berbagai referensi dari penyair ternama anda bisa
mencoba untuk mengembangkan skill anda dengan menggunakan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
dari sebuah karya sastra. Selain itu jika anda ingin menjadi penyair atau penulis pantun anda bisa
menggunakan unsur intrinsik dan ekstrinsik pantun untuk melihat apakah karya anda sudah layak serta
memenuhi unsur – unsur yang seharusnya ada dalam sebuah karya sastra pada umumnya.

Contoh Pantun Nasihat

sungguh elok emas permata

lagi elok intan baiduri

sungguh elok budi bahasa

jika dihias akhlaq terpuji

hati-hati menyeberang

jangan sampai titian patah

hati-hati di rantau orang

jangan sampai berbuat salah

bunga mawar bunga melati

jika dicium harum baunya


banyak cara sembuhkan hati

baca Al-Qur'an pahami maknanya

jalan-jalan ke Itali

singgah dulu di Kendari

hidup cuma satu kali

buatlah supaya lebih berarti

pinang muda dibelah dua

anak burung mati diranggah

mumpung masih bernyawa tuan dan nyonya

jangan jemu untuk selalu bersedekah

anak ayam turun lima

mati dua tinggal tiga

jika nyawa sudah tiada

hartapun takkan dibawa

tumbuh merata pohon tebu

pergi ke pasar membeli daging

banyak harta miskin ilmu

bagai rumah tidak berdinding

Apa tanda Pinang berbuah

Banyak burung menyeri mayangnya

Apalah tanda orang bertuah

Bijak menghitung hari didepannya


Berbuah kayu ditengah padang

Daunnya rimbun tempat berteduh

Bertuah Melayu berkasih-sayang

Hidup rukun, sengketa menjauh

Apalah tanda batang Pandan

Daunnya panjang duri berduri

Apalah tanda orang budiman

Dadanya lapang, tahukan diri

Apalah tanda batang Nipah

Tumbuh di pantai, banyak pelepah

Apalah tanda orang bertuah

Elok perangai, hati pun rendah

Apalah tanda kerang berisi

Bila direbus kulitnya merekah

Apalah tanda orang berbudi

Bila bergaul suka merendah

Orang Bintan memetik nangka

Rasanya manis sedap dimakan

Orang beriman berbaik sangka

Mukanya manis, lakunya sopan


Pulau Bintan di Selat Melaka

Dekatlah dengan Pulau Penyengat

Kalau iman melekat didada

Berat dan ringan tidak mengumpat

Pulau Bintan di Selat Melaka

Tempat berkampung anak Melayu

Kalau iman melekat didada

Tak kan canggung kehilir- kehulu

Pulau Bintan di Selat Melaka

Tempat berhimpun perahu nelayan

Kalau iman melekat didada

Sifat penyantun, laku pun sopan

Pantun Jenaka

Jalan-jalan ke lembangan

jalana gugurudukan

pidato kapanjangan

perut saya kukurubukan

Dulu delman

Sekarang dokar

Dulu teman

Sekarang pacar
Buah mangga buah kedongdong

buah nanas buah apel

buah manggis buah duren

itulah nama" buah buahan.

Jalan jalan ke kota Sumedang

Ada kambung makan rumput

Anak Anak pada senang

Melihat banci bergoyang dangdut

Masak air biar mateng

Sambil nunggu cuci sepeda

Eh lo jangan sok ganteng

Muka lo kaya ketek kera

kalau kamu mencari berita

jangan baca berita basi

Kalau kamu mencari cinta

Jangan cari cinta yang imitasi

buka facebook

harus pakai kata sandi

kamu bau ketek

karena gak mandi

Pergi ke pasar naik onta


Membeli anting intan permata

Gak peduli situ udah tua

Yang penting saling mencinta

bunga melati bunga mawar

bunga mawar bunga melati

aduh pantun ini norak sekali

Mata genit beradu pandang

senyum adik menggoda abang

ayolah dik kita melayang

menuju negri jauh di sebrang

Makan sate di dalam oplet

petik jagung sama singkong

maaf nih gue lagi di toilet

ngetik pantun sambil nongkrong

Orang mudik bawa barang

pakai kain jatuh terguling

sudah senang dilirik orang

setelah sadar ternyata juling

pergi ke Bandung naik Taksi

naik taksi tak perlu bayar


sampai Bandung turun taksi

turun taksi baru bayar..kahkahkah

jalan jalan ke kota depok

nemuin uang segepok

ada apa dibalik tembok

ada nenek lagi cebok

Jalan-jalan ke pinggir empang

nemu sendok dipinggir empang

hati siapa tak bimbang

situ botak minta dikepang

Buah kedondong Buah atep

Dulu bencong sekarang tetep

Anda mungkin juga menyukai