Anda di halaman 1dari 4

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah subhanahu Wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya sehingga makalah pantun ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat dan
salam kami junjungan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
bahasa Indonesia yang bertemakan pantun ini. Dan kami juga menyadari pentingnya sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena
kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa yaitu Allah subhanahu Wa ta'ala dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah pantun ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis kelompok 5

Bab l

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pantun merupakan sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh haji Ibrahim, seorang sastrawan
yang hidup sezaman dengan raja Ali haji. Genre pantun merupakan genre yang paling bertahan
lama. Mengungkapkan perasaan tidak hanya dapat diceritakan atau ditulis dalam bentuk prosa.
Ungkapan perasaan pun dapat dinyatakan dalam bentuk pantun.

Pantun sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak dahulu misalnya Wawangsala, Paparikan, Sisindi
ran sesebrea bahkan di sebagian daerah Sumatera masyarakat Minangkabau menggunakan pantun
sebagai pembuka acara di perayaan-perayaan selain dibaca pantun juga kerap dinyanyikan.

Pantun tidak hanya dianggap sebagai warisan nenek moyang tetapi jika ditelusuri pantun memiliki
banyak kegunaan diantara yang paling penting sebagai sarana komunikasi dan penguapan ekspresi
seseorang.

Penulis mengangkat judul atau tema pantun ini adalah supaya penulis mengetahui pengertian
pantun struktur pantun dan lain sebagainya.

Pantun adalah genre kesusastraan tradisional Melayu yang berkembang di seluruh dunia khususnya
di nusantara sejak ratusan tahun lampau. Pantun adalah simbol artistik masyarakat nusantara dan ia
adalah lambang kebijaksanaan berpikir. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran
dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama kerap kali berkaitan dengan alam ( mencirikan budaya
agrasi masyarakat pendukungnya) dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang
menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan Rima atau sasajak. Dua baris akhir merupakan isi
yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan
pantun dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karunia merupakan pantun versi pendek
( hanya dua baris), sedangkan talibun adalah versi panjang (6 baris atau lebih).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumus dan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apakah pengertian pantun?


2. Bagaimana sejarah dari pantun?
3. Bagaimana ciri-ciri pantun?
4. Apa saja peran dan fungsi pantun?
5. Bagaimana struktur sebuah pantun?
6. Apa saja kah jenis-jenis pantun?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pantun
2. Mengetahui sejarah pantun
3. Mengetahui ciri-ciri pantun
4. Mengetahui jenis-jenis pantun

Bab ll

Pembahasan

A. Pengertian Pantun

Pantun merupakan salah satu bentuk sastra rakyat yang menyuarakan nilai-nilai dan kritik budaya
masyarakat. Pantun juga terdapat dalam beberapa sastra daerah di Indonesia. Orang yang pertama
kali membentangkan pikiran dari hal pantun Indonesia ini adalah H.C Kinkert dalam tahun 1868.
Karanganya bernama “De Pantuns of Minnenzangen Der Meleir”.

Pantun juga merupakan bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik sebait berima silang ( a-b -a-
b). Larik 1 dan 2 disebut sampiran yaitu bagian objektif. Larik III dan IV dinamakan isi bagian
subjektif. Jumlah suku kata setiap larik antara 8 – 12.

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa
Nusantara pantun berasal dari kata patuntun. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau 4 baris
bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata, bersajak akhir dengan pola ab- ab dan
a-a-a-a. Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang juga dijumpai pantun yang
tertulis.

B. Sejarah pantun

Pada mulanya pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Pantun pertama
kali muncul dalam sejarah Melayu dan hikayat-hikayat populer yang sezaman dan disisipkan dalam
syair-syair. Pantun dianggap sebagai bentuk karma dari kata Jawa Pasik yang berarti pari artinya
peribahasa dalam bahasa Melayu. Dr. R Brandstetter mengatakan bahwa kata pantun berasal dari
akar kata tun, yang terdapat dalam berbagai bahasa nusantara misalnya dalam bahasa pampangan.
Tuntun yang berarti teratur, dalam bahasa Tagalog ada tonton yang berarti bercakap menurut
aturan tertentu. Dalam bahasa Jawa kuno tuntun yang berarti benang. Tuntun yang berarti teratur
dan menuntun yang berarti memimpin dalam bahasa toba pula ada kata pantun yang berarti
kesopanan kehormatan.

C. Ciri-ciri pantun
1. Pantun terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap yang merupakan satu kesatuan
yang disebut bait atau kuplet.
2. Tiap bait pantun terdiri atas 4 baris pantun memiliki ciri khas setiap baitnya selalu
terdiri atas 4 baris.
3. Terdiri dari 8 sampai 12 suku kata di tiap barisnya.
4. Pantun memiliki sampiran dan isi.
5. Pantun bersajak atau berirama ab ab
D. Peran dan fungsi pantun

Pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur pikir. Pantun melatih
seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga melatih orang berpikir
asosiatif, bahwa satu kata pun bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial pantun
memiliki fungsi pergaulan yang kuat bahkan hingga sekarang di kalangan pemuda maupun siswa-
siswi masa kini kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan
seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata. Pantun juga tercipta sebagai alat
pemelihara bahasa. Jika orang masih menggunakan pantun itu artinya dia telah berusaha menjaga
alur berpikir.

E. Struktur pantun

Struktur pantun terdiri dari dua struktur yaitu sampiran dan isi.

Sampiran adalah bagian awal pantun yang terletak pada baris 1 dan 2. Sampiran berfungsi untuk
membentuk Rima umumnya sampiran tidak memiliki hubungan dengan isi pantun.

F. Jenis-jenis pantun
1. Pantun jenaka
pantun jenaka merupakan pantun yang memiliki unsur humor dalam pantun jenaka
jika merupakan pantun yang memiliki sifat menghibur dan juga mengandung
kalimat-kalimat lucu.
2. Pantun nasehat
pantun nasehat adalah pantun yang berfungsi untuk menyampaikan pesan seperti
pendidikan atau moral kepada pendengarnya.
3. Untung teka-teki
pantun teka-teki merupakan sebuah pantun yang menghibur karena ada sebuah soal
yang harus dipecahkan jawabannya.
4. Pantun kiasan
Banten kiasan merupakan pantun yang di dalamnya berisi perumpamaan atau
ibarat.
5. Pantun berkait
Pantun berkait yaitu pantun yang selalu berkaitan antara bait 1 dan bait kedua
dengan bait ketiga dan seterusnya.
6. Pantun kilat (Karmina)
Pantun kilat atau pantun karmina adalah jenis pantun yang terdiri dari dua baris.
7. Talibun
Talibun adalah pantun yang memiliki susunan genap 6 hingga 10 baris.
8. Seloka
Seloka adalah pantun yang mempunyai beberapa bait saling sambung menyambung.

Bab lll

A. Kesimpulan
Pantun merupakan salah satu bentuk sastra rakyat dan menyuarakan nilai-nilai dan kritik
budaya masyarakat. Pantun juga terdiri atas empat lirik sebait berima silang (a-b-a-b). Setiap
baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. Pantun bersajak akhir dengan pola a-b a-b dan a-a-a-
a. Pantun juga mempunyai dua struktur yaitu sampiran dan isi. Pantun mempunyai ciri-ciri
yaitu:
- Pantun terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap.
- Tiap bait pantun terdiri atas 4 baris
- Terdiri dari 8 sampai 12 suku kata di tiap barisnya
- Pantun memiliki sampiran dan isi
- Pantun bersajak atau berirama ab ab
Pantun juga mempunyai peranan dan fungsi dalam mengenal karya sastra.
Pantun mempunyai berbagai jenis pantun yang akan orang pilih diantaranya pantun
nasehat, Pantun teka-teki pantun kiasan, dan sebagainya.

B. Saran
Generasi penerus bangsa harus lebih banyak mengenal karya sastra. Karena hanya sebagian
bahkan hampir tidak ada generasi-generasi muda minat untuk mengenal karya sastra.
Kebanyakan siswa atau siswi lebih mementingkan untuk bermain smartphone daripada
mengenal karya-karya sastra terutama pantun. Maka dari itu saran yang dapat diberikan
adalah hendaknya ilmu tentang kesastraan selalu digali dan dipelajari oleh seluruh generasi
penerus bangsa terutama bagi para pelajar siswa atau siswi.

Anda mungkin juga menyukai