Anda di halaman 1dari 23

PANTUN DAN ODE

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Fiksi


Yang Diampu Oleh Dr. Ellyana Hinta, M.Hum

Oleh

SURATMAN NURHUDA
NIM 311417048
KELAS 2B

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018

1. PANTUN
1.1 Pengertian Pantun

Dalam pengertian umum, pantun merupakan salah satu bentuk sastra rakyat yang
menyuarakan nilai-nilai dan kritik budaya masyarakat. Pantun adalah puisi asli Indonesia
(Waluyo,1987:9). Pantun juga terdapat dalam beberapa sastra daerah di Indonesia seperti
“parika” dalam sastra jawa atau “paparikan” dalam sastra sunda. Orang yang pertama kali
membentangkan pikiran dari hal pantun Indonesia ini adalah H.C. Klinkert dalam tahun
1868. Karangannya bernama “De pantuns of minnenzangen der Maleier”. Sesudah itu datang
Prof. Pijnapple; juga beliau memaparkan pikirannya dari hal ini dalam tahun 1883. Pantun
tepat untuk suasana tertentu, seperti halnya juga karya seni lainnya hanya tepat untuk suasana
tertentu pula.

Menurut Surana (2001:31), pantun ialah bentuk puisi lama yang terdiri atas 4 larik
sebait berima silang (a b a b). Larik I dan II disebut sampiran, yaitu bagian objektif. Biasanya
berupa lukisan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan. Larik III dan IV
dinamakan isi, bagian subjektif. Sama halnya dengan karmina, setiap larik terdiri atas 4
perkataan. Jumlah suku kata setiap larik antara 8-12. Namun, dalam buku Bahan Ajar Sastra
Rakyat (2005:70) mengatakan bahwa:

Pantun adalah puisi melayu tradisional yang paling popular dan sering dibincangkan.
Pantun adalah ciptaan asli orang Melayu; bukan saduran atau penyesuaian dari puisi-puisi
jawa, India, cina dan sebagainya. kata pantun mengandung arti sebagai, seperti, ibarat,
umpama, atau laksana.

Sedangkan dalam Kamus Istilah Sastra (2006:173) menjelaskan bahwa: Pantun adalah
Puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasa terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-
a-b) tiap larik biasanya berjumlah empat kata; baris pertama dan baris kedua biasanya
tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi; setiap baris terdiri dari
8-12 suku kata; merupakan peribahasa sindiran; jawab (pada tuduhan dan sebagainya)

1.2 JENIS-JENIS PANTUN

Suroto (1989:44-45) membagi pantun menjadi dua bagian yaitu:

menurut isinya:

1. pantun anak-anak, biasanya berisi permainan.


2. pantun muda mudi, biasanya berisi percintaan.
3. Pantun orang tua, biasanya berisi nasihat atau petuah. Itulah sebabnya, pantun ini
disebut juga pantun nasihat.
4. Pantun jenaka, biasanya berisi sindiran sebagai bahan kelakar.
5. Pantun teka-teki
Menurut bentuknya atau susunannya:

1. pantun berkait, yaitu pantun yang selalu berkaitan antara bait satu dengan bait kedua,
bait kedua dengan bait ketiga dan seterusnya. Adapun susunan kaitannya adalah baris
kedua bait pertama menjadi baris pertama pada bait kedua, baris keempat bait pertama
dijadikan baris ketiga pada bait kedua dan seterusnya.
2. Pantun kilat, sering disebut juga karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris,
baris pertama merupakan sampiran sedang baris kedua merupakan isi. Sebenarnya
asal mula pantun ini juga terdiri atas empat baris, tetapi karena barisnya pendek-
pendek maka seolah-olah kedua baris pertama diucapkan sebagai sebuah kalimat,
demikian pula kedua baris yang terakhir.

Sedangkan Nursisto, dalam bukunya ikhtisar Kesusastraan Indonesia (2000:11-14) pantun


dibagi menjadi:

a) Berdasarkan isinya, pantun dibagi atas:

a. Pantun kanak-kanak

· Pantun bersukacita

· Pantun berdukacita

b. Pantun muda

· Pantun nasib atau pantun dagang

· Pantun perhubungan

- Pantun perkenalan

- Pantun berkasih-kasihan

- Pantun perceraian

- Pantn beriba hati

· Pantun jenaka

· Pantun teka-teki

c. Pantun tua
· Pantun adat

· Pantun agama

· Pantun nasihat

b) Berdasarkan banyaknya baris tiap bait dibagi menjadi:

· Pantun dua seuntai atau pantun kilat

· Pantun empat seuntai atau pantun empat serangkum

· Pantun enam seuntai atau delapan seuntai, atau pantun enam serangkum, delapan
serangkum (talibun).

Menurut Effendi (1983:29), pantun dapat dibagi menurut jenis dan isinya yaitu:

1. pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:


a. pantun bersukacita
b. pantun berdukacita
c. pantun jenaka atau pantun teka-teki
2. pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. pantun dagang atau pantun nasib
b. pantun perkenalan
c. pantun berkasih-kasihan
d. pantun perceraian
e. pantun beribahati
3. pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan menjadi:
a. pantun nasihat
b. pantun adat
c. pantun agama

Tetapi, Abdul Rani (2006:23-27) mengklasifikasikan pantun berdasarkan isinya sebagai


berikut:

1) Pantun Anak-Anak

a) Pantun anak-anak jenaka


b) Pantun anak kedukaan

c) Pantun anak teka-teki

2) Pantun Muda-Mudi

a) Pantun muda mudi kejenakaan

b) Pantun muda-mudi dagang

c) Pantun muda-mudi cinta kasih

d) Pantun muda-mudi ejekan

3) Pantun Tua

a) Pantun tua kiasan

b) Pantun tua nasihat

c) Pantun tua adat

d) Pantun tua agama

e) Pantun tua dagang

1.3 CIRI-CIRI PANTUN

Abdul Rani (2006:23) mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut:

1.Terdiri atas empat baris.


2.Tiap baris terdiri atas 9 sampai 10 suku kata.
3.Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya berisi maksud si
pemantun. Bagian ini disebut isi pantun.
4.Pantun mementingkan rima akhir dan rumus rima itu disebut dengan abjad /ab-ab/.
Maksudnya, bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris
kedua sama dengan baris keempat.

Lain halnya menurut Harun Mat Piah (1989: 123-124) dalam Bahan Ajar Sastra
Rakyat (Elmustian, tanpa tahun:70-71), membagikan ciri-ciri pantun menjadi dua aspek,
yaitu aspek luaran dan dalaman. Aspek luaran adalah dari segi struktur dan ciri-ciri visual
yaitu:

1.Terdiri dari rangkap-rangkap yang berasingan. Setiap rangkap terjadi dari baris-
baris yang sejajar dan berpasangan seperti 2,4,6,8 dan seterusnya. Rangkap yang
paling umum adalah empat baris.
2.Setiap baris mengandung empat kata dasar, dengan jumlah suku kata antara 8
hingga 10.
3.Adanya klimaks yaitu perpanjangan atau kelebihan jumlah unit suku kata atau
perkataan pada kuplet maksud.
4.Setiap stanza terbagi kepada dua unit yaitu pembayang dan maksud.
5.Mempunyai skema rima ujung yang tetap: a-b – a-b, dengan sedikit variasi a-a-a-a.
6.Setiap stanza pantun adalah satu keseluruhan mengandung sifat fikiran yang bulat
dan lengkap.

Ciri-ciri dalamannya adalah:


1.Penggunaan lambang-lambang tertentu mengikuti tanggapan dan pandangan dunia
masyarakat.
2.Adanya perhubungan makna antara pasangan pembayang dengan pasangan maksud,
sama ada secara kongkrit atau abstrak atau melalui lambang-lambang.
3.Sedangkan menurut Suroto (1989: 43), ciri-ciri pantun sebagai berikut:
4.Pantun tersusun atas empat baris dalam tiap baitnya.
5.Baris pertama dan baris kedua berupa sampiran.
6.Baris ketiga dan keempat merupakan isi/ maksud yang hendak disampaikan.
7.Jumlah suku kata dalam tiap baitnya rata-rata berkisar delapan sampai dua belas.

1.4 CONTOH PANTUN

Contoh 1:

Pantun muda mudi

Contoh: Tanam melati di rama-rama

Ubur-ubur sampingan dua


Sehidup semati kita bersama

Satu kubur kelak berdua

Contoh 2:

Pantun teka-teki

Contoh: Kalau puan puan perana

Ambil gelas di dalam peti

Kalaup uan bijak laksana

Binatang apa tanduk di kaki

Contoh 3:

Pantun jenaka

Contoh : Anak rusa di rumpun salak

Patah tanduknya ditimpa genta

Riuh kerbau tergelak-gelak

Melihat beruk berkacamata

Contoh 4:

Pantun Berduka cita

Contoh: Ke balai membawa labu

Labu amanat dari situnggal

Orang memakai baju baru

Hamba menjerumat baju bertambal

Contoh 5:

Pantun perkenalan

Contoh: Sekuntum bunga dalam padi


Ambil batang cabut uratnya

Tuan sepantun langit setinggi

Bolehkah berlindung di bawahnya?

Contoh 6:

Pantun perceraian

Contoh : Pucuk pauh selara pauh

Pandan di rimba diladungkan

Adik jauh kakanda jauh

Kalau rindu sama menungkan

Contoh 7:

Pantun nasib atau pantun dagang

Contoh : Unggas undan si raja burung

Terbang ke desa suka menanti

Wahai badan apalah untung

Senantiaa bersusah hati

Contoh 8:

Pantun Nasihat

sungguh elok emas permata

lagi elok intan baiduri

sungguh elok budi bahasa

jika dihias akhlaq terpuji


hati-hati menyeberang

jangan sampai titian patah

hati-hati di rantau orang

jangan sampai berbuat salah

bunga mawar bunga melati

jika dicium harum baunya

banyak cara sembuhkan hati

baca Al-Qur'an pahami maknanya

jalan-jalan ke Itali

singgah dulu di Kendari

hidup cuma satu kali

buatlah supaya lebih berarti

pinang muda dibelah dua

anak burung mati diranggah

mumpung masih bernyawa tuan dan nyonya

jangan jemu untuk selalu bersedekah

anak ayam turun lima

mati dua tinggal tiga

jika nyawa sudah tiada

hartapun takkan dibawa

tumbuh merata pohon tebu


pergi ke pasar membeli daging

banyak harta miskin ilmu

bagai rumah tidak berdinding

Apa tanda Pinang berbuah

Banyak burung menyeri mayangnya

Apalah tanda orang bertuah

Bijak menghitung hari didepannya

Berbuah kayu ditengah padang

Daunnya rimbun tempat berteduh

Bertuah Melayu berkasih-sayang

Hidup rukun, sengketa menjauh

Apalah tanda batang Pandan

Daunnya panjang duri berduri

Apalah tanda orang budiman

Dadanya lapang, tahukan diri

Apalah tanda batang Nipah

Tumbuh di pantai, banyak pelepah

Apalah tanda orang bertuah

Elok perangai, hati pun rendah


Apalah tanda kerang berisi

Bila direbus kulitnya merekah

Apalah tanda orang berbudi

Bila bergaul suka merendah

Orang Bintan memetik nangka

Rasanya manis sedap dimakan

Orang beriman berbaik sangka

Mukanya manis, lakunya sopan

Pulau Bintan di Selat Melaka

Dekatlah dengan Pulau Penyengat

Kalau iman melekat didada

Berat dan ringan tidak mengumpat

Pulau Bintan di Selat Melaka

Tempat berkampung anak Melayu

Kalau iman melekat didada

Tak kan canggung kehilir- kehulu


Pulau Bintan di Selat Melaka

Tempat berhimpun perahu nelayan

Kalau iman melekat didada

Sifat penyantun, laku pun sopan

Contoh 9:

Pantun Jenaka

Jalan-jalan ke lembangan

jalana gugurudukan

pidato kapanjangan

perut saya kukurubukan

Dulu delman

Sekarang dokar

Dulu teman

Sekarang pacar

Buah mangga buah kedongdong

buah nanas buah apel

buah manggis buah duren

itulah nama" buah buahan.


Jalan jalan ke kota Sumedang

Ada kambung makan rumput

Anak Anak pada senang

Melihat banci bergoyang dangdut

Masak air biar mateng

Sambil nunggu cuci sepeda

Eh lo jangan sok ganteng

Muka lo kaya ketek kera

kalau kamu mencari berita

jangan baca berita basi

Kalau kamu mencari cinta

Jangan cari cinta yang imitasi

buka facebook

harus pakai kata sandi

kamu bau ketek

karena gak mandi

Pergi ke pasar naik onta

Membeli anting intan permata

Gak peduli situ udah tua

Yang penting saling mencinta


bunga melati bunga mawar

bunga mawar bunga melati

aduh pantun ini norak sekali

Mata genit beradu pandang

senyum adik menggoda abang

ayolah dik kita melayang

menuju negri jauh di sebrang

Makan sate di dalam oplet

petik jagung sama singkong

maaf nih gue lagi di toilet

ngetik pantun sambil nongkrong

Orang mudik bawa barang

pakai kain jatuh terguling

sudah senang dilirik orang

setelah sadar ternyata juling

pergi ke Bandung naik Taksi

naik taksi tak perlu bayar

sampai Bandung turun taksi

turun taksi baru bayar..kahkahkah


jalan jalan ke kota depok

nemuin uang segepok

ada apa dibalik tembok

ada nenek lagi cebok

Jalan-jalan ke pinggir empang

nemu sendok dipinggir empang

hati siapa tak bimbang

situ botak minta dikepang

Buah kedondong Buah atep

Dulu bencong sekarang tetep

Contoh 10:

Pantun Percintaan

Di pinggir kolam makan bubur.

Jangan lupa pakai keripik.

Dari semalem aye ga bisa tidur.

Selalu teringat wajah mu yg cantik.

jln-jln kepasar baru.

jangan lupa beli kain biru.


kalau kamu cinta padaku.

katakanlah I love u.

kalau kau punya keris.

bunuh lah ikan hiu.

kalau kau pandai bahsa inggris.

apah artinya I LOVE u.

jalan-jalan ke kota paris

banyak rumah berbaris-baris

biar mati diujung keris

asal dapat dinda yang manis…

ke cimanggis membeli kopiah

kopiah indah kan kau dapati

begitu banyak gadis yang singgah

hanya dinda yang memikat hati

jika aku seorang pemburu

anak rusa kan kudapati

jika dinda merasa cemburu

tanda cinta masih sejati


darimana datangnya lintah

dari sawah turun ke kali

darimana datangnya cinta

dari mata turun ke hati

Kue cucur dari sang Dewa

Kue lumpia dari bang Tohir

Jujur aku kecewa

Bila semua harus berakhir

Naik Onta lihat Pemandangan

Makan Bubur ditambah Cuka

Biarlah Cinta dan Kenangan

Kan Terkubur bersama Luka

2.ODE

Ode adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa ataupun
sikap kepahlawanan.

2.1 CONTOH ODE


Contoh 1:

Ode I

Karya: Toto Sudarto Bahtiar


katanya, kalau sekarang aku harus berangkat

kuberi pacarku peluk penghabisan yang berat

aku besok bisa mati, kemudian diam-diam

aku mengendap di balik sendat kemerdekaan dan malam

malam begini beku, dimanakah tempat terindah

buat hatiku yang terulur padamu megap dan megah

O, tanah

tanahku yang baru terjaga

malam begini sepi dimanakah tempat yang terbaik

buat peluru pistol di balik baju cabik

0, tanah di mana mesra terpendm rindu

kemerdekaan yang mengembara kemana saja

ingin aku menyanyi kecil, tahu betapa tersandarnya

engkau pada pilar derita, megah napasku di gang tua

menuju kubu musuh di kota sana

aku tak sempat hitung langkahku bagi jarak

mungkin pacarku kan berpaling

dari wajahku yang terpaku pada dinding

tapi jam tua, betapa pelan detiknya kudengar juga


di tengah malam yang begini beku

teringat betapa pernyataan sangat tebalnya

coretan-coretan merah pada tembok tua

betapa lemahnya jari untuk memetik bedil

membesarkan hatimu yang baru terjaga

Kalau serang aku harus ergi, aku hanya tahu

kawan-kawanku akan terus maju

tak berpaling dari kenangan pada dinding

O, tanah dimana tempat yang terbaik buat hati dan hidupku

Contoh 2:

Ode II

Karya: Toto Sudarto Bahtiar

dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil

dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat

dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil

dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat

berhenti menangis, air mata kali ini hanya buat si tua renta

atau menangis sedikit saja

buat sumpah yangtergores pada dinding-dinding


yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati

atau buat apa saja yang dicintai dan gagal

atau buat apa saja

yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung

dan menampak jalan yang masih panjang

dengar, hari ini ialah hari hatiku yangmemanggil

mata-mata yang berat mengandung suasana

membersit tanya pada omong-omong orang lalu

mengenangkan segenap janji yang dengan diri kita menyatu

dengarlah, o, tanah di mana segala cinta merekamkan dirinya

tempat terbaik buat dia

ialah hatimu yang kian merah memagutnya

kala dia terbaring di makam senyap pangkuanmu

Contoh 3:

Generasi Sekarang

Karya: Asmara Hadi

Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi

Berdiri aku, dan dari sana

Mandang ke bawah, ke tempat berjuang

Generasi sekarang di panjang masa

Menciptakan kemegahan baru

Pantoen keindahan Indonesia

Yang jadi kenang-kenangan

Pada zaman dalam dunia

Contoh 4:

Teratai

Karya : Sanusi Pane

Dalam kebun di tanah airku

Tumbuh sekuntum bunga teratai

Tersembunyi kembang indah permai

Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia

Daun berseri Laksmi mengarang

Biarpun ia diabaikan orang

Seroja kembang gemilang mulia


Teruslah, O Teratai Bahagia

Berseri di kebun Indonesia

Biar sedikit penjaga taman

Biarpun engkau tidak dilihat

Biarpun engkau tidak diminat

Engkau turut menjaga Zaman

Contoh 5:

Puisi untuk Guru

Karya: Muhammad Yanuar

Engkau bagaikan cahaya

Yang menerangi jiwa

Dari segala gelap dunia

Engkau adalah setetes embun

Yang menyejukkan hati

Hati yang ditikam kebodohan

Sungguh mulia tugasmu guru

Tugas yang sangat besar

Guru engkau adalah pahlawanku

Yang tidak mengharapkan balasan


Segala yang engkau lakukan

Engkau lakukan dengan ikhlas

Guru jasamu takkan kulupa

Guru ingin kuucapkan

Terima kasih atas jasamu

Anda mungkin juga menyukai