Kompetensi Dasar :
3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilhan kata) dari puisi rakyat (pantun,
syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.
4.9 Menyimpulkan isi puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang
disajikan dalam bentuk tulis.
3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat
setempat) yang dibaca dan didengar.
4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan
tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa.
Pertemuan Ke-1
Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat
Tujuan Pembelajaran :
Puisi Rakyat adalah puisi yang lahir dan berkembang ditengah-tengah kehidupan rakyat.
Puisi tersebut tumbuh secara turun temurun dan merupakan bagian dari kebudayaan suatu
kelompok masyarakat. Oleh karena itu, bentuknya pun berkembang secara tetap; memiliki pola
yang baku atau terikat.
Puisi Rakyat atau yang sering pula disebut puisi lama merupakan jenis puisi yang terikat
oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik setiap bait, banyaknya suku kata pada setiap
larik, ataupun pola rimanya. Berdasarkan ketentuan itu pula, puisi Rakyat terbagi kedalam
beberapa jenis, antara lain ada yang disebut dengan pantun, syair, dan gurindam.
A. Pantun
Berikut contohnya.
Setelah diidentifikasi.
1. A sam pa uh da ri se be rang
2. Di mu at o rang da lam pe da ti
3. Ba dan ja uh di ran tau o rang
4. Ka lau sa kit si a pa me ngo ba ti
Keterangan:
Baris pertama sampiran, terdapat 9 suku kata (yang digarisbawahi), pola rima a (rang)
Baris kedua sampiran, terdapat 10 suku kata (yang digarisbawahi), pola rima b (ati)
Baris ketiga isi, terdapat 9 suku kata (yang digarisbawahi), pola rima a (rang)
Baris keempat isi, terdapat 11 suku kata (yang digarisbawahi), pola rima b (ati)
B. Syair
Syair memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan pantun, yakni sama-
sama terikat oleh ketentuan-ketentuan baku, baik itu dalam hal jumlah larik, suku kata,
maupun rima akhirnya. Perbedaannya adalah syair tidak memiliki sampiran dan rima
akhir syair berpola a-a-a-a.
Setelah diidentifikasi.
Di ri ku le mah ang go ta ku la yu
Ra sa kan cin ta ber ta lu – ta lu
Ka lau be gi ni da tang nya se la lu
Ten tu lah ka kan da ber pu lang da hu lu
Keterangan:
C. Gurindam
Bentuk dan isi gurindam berbeda dengan pantun dan syair. Dari segi bentuk,
gurindam hanya terdiri atas dua larik dan berima akhir a-a. Sementara itu, dari segi isi,
gurindam mengandung petuah ajakan.
Berikut contohnya.
Untuk lebih jelasnya, baca buku paket Bahasa Indonesia Kelas VII mulai halaman 166
sampai halaman 173.
***