Anda di halaman 1dari 25

Bahan Ajar Kelas 7 Semester Genap

Melestarikan
Budaya Melalui
Puisi Rakyat
Guru Matpel: Iis Nia Daniar
Kompetensi Dasar
• 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi
rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat
setempat) yang dibaca dan didengar.

• 4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan,
pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan
dan tulis dengan memperhatikan struktur,
rima, dan penggunaan bahasa
Indikator KD 3.10
• Menentukan bagian-bagian struktur teks puisi
rakyat yang disajikan secara tepat
• Menentukan susunan teks puisi rakyat secara
tepat
• Menentukan unsur kebahasaan dalam puisi
rakyat
Indikator KD 4.10
• Menulis teks puisi rakyat dengan
memperhatikan pilihan kata, kelengkapan
struktur, dan kaidah penggunaan
kalimat/tanda baca/ejaan dengan tepat
• Menyajikan secara lisan teks puisi rakyat
dalam konteks bercerita dengan benar
Tujuan pembelajaran
Aspek Sikap

• Melalui kegiatan belajar puisi rakyat ini peserta


didik dapat mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan dengan baik.

• Dengan kegiatan belajar puisi rakyat ini peserta


didik dapat memiliki perilaku kreatif dalam
berkarya dengan benar.
Aspek Pengetahuan
• Dengan kegiatan belajar pengamatan ini, peserta
didik dapat menentukan bagian-bagian struktur
teks puisi rakyat yang disajikan secara tepat
• Melalui pengamatan teks puisi rakyat ini, peserta didik dapat
menentukan susunan teks puisi rakyat secara tepat

• Dengan kegiatan belajar ini, peserta didik dapat


memperbaiki kesalahan penggunaan bahasa
teks puisi rakyat, baik kalimat, ejaan, dan tanda
baca dengan benar.
Aspek Keterampilan
 Melalui kegiatan penugasan ini, peserta didik dapat
menulis teks puisi rakyat dengan memperhatikan
pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah
penggunaan kalimat/tanda baca/ejaan dengan
tepat.

• Dengan penugasan ini, peserta didik dapat menyajikan


secara lisan teks puisi rakyat dalam konteks bercerita
dengan lancar.
Puisi rakyat atau sajak adalah kesusastraan yang
digunakan oleh masyarakat sebagai ungkapan atau
pernyataan tradisional yang didasarkan pada irama,
panjang pendeknya kalimat, tekanan suara, atau
sebuah mantra.
Jenis-jenis
1. Pantun
3. Syair
puisi rakyat: 2. Gurindam
Pantun:
1. Satu bait terdiri dari 4 baris
2. Baris 1 dan 2 merupakan sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Satu baris terangkai dari 4 hingga 6 kata
5. Satu bait terdiri dari 8 hingga 12 suku kata
6. Bersajak a-a-a-a atau a-b-a-b
Gurindam:
1. terdiri atas dua baris tiap baitnya.
2. Tiap baris memiliki hubungan sebab
akibat.
3. Tiap baris memiliki rima atau bersajak a-a,
atau b-b.
4. Isi atau maksud terdapat pada baris kedua.
5. Isi gurindam biasanya berupa nasehat-
nasehat, filosofi hidup atau kata-kata
mutiara.
Syair:
1. Setiap bait terdiri atas
empat baris.
2. Setiap baris terdiri atas 8
sampai 14 suku kata.
3. Semua baris merupakan isi.
4. Syair bersajak a-a-a-a.
5. Setiap bait syair tidak dapat
berdiri sendiri.
6. Biasanya, setiap baris terdiri
atas empat kata.
Hamzah Fansuri adalah seorang sastrawan
dan ulama sufi di abad ke-16 yang pertama
kali dianggap menciptakan genre syair
Melayu.
Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat
Terima kasih anak-anakku. Kalian
Super!
PENJABARAN DARI PPT MELESTARIKAN BUDAYA MELALUI PUISI RAKYAT

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (KD dan IPK)


3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi
rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.
4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan
dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa

1. Pendahuluan

Pernahkah kalian mendengar orang membaca pantun atau syair? Atau bahkan kamu pernah
membuat pantun untuk digunakan berkelakar dengan teman-teman di sekolah. Nah, pada
materi pokok ini kamu akan mempelajari teks puisi rakyat.

Pada materi pokok ini, kita akan melakukan pembelajaran dengan beberapa tahapan materi
yang dibahas, yaitu: pertama kamu akan belajar membangun konteks tentang puisi rakyat,
kedua pemodelan puisi rakyat, ketiga ciri umum puisi rakyat (pantun, gurindam dan syair),
keempat: cara menyimpulkan isi puisi rakyat, dan kelima: mengidentifikasi ciri bahasa atau
unsur kebahasaan yang ada dalam teks tersebut.

Selain mempelajari teks puisi rakyat kamu juga akan mempelajari unsur kebahasaan yang
meliputi:
a. kalimat perintah,
b. saran,
c. ajakan,
d. larangan, dan
e. pernyataan santun.

2. Indikator
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik dapat:

Menentukan bagian-bagian struktur teks puisi rakyat yang disajikan secara tepat
1. Menentukan susunan teks puisi rakyat secara tepat
2. Menentukan unsur kebahasaan dalam puisi rakyat
3. Menulis teks puisi rakyat dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan
kaidah penggunaan kalimat/tanda baca/ejaan dengan tepat
4. Menyajikan secara lisan teks puisi rakyat dalam konteks bercerita dengan benar

Sebelum mempelajari materi tentang teks puisi rakyat, cobalah kamu simak video ini!

Video: Pantun gayung bersambut,Sumber: Youtube/SMA Negeri 2 Kayuagung-Sumsel

Setelah kamu melihat tayangan video tersebut cobalah kamu jawab pertanyaan berikut!
Lakukan dengan cara klik mouse pada tempat yang telah disediakan.

3. Pemodelan Teks
Puisi rakyat dikenal juga sebagai puisi lama atau puisi tradisional. Puisi rakyat ditandai oleh
bentuknya yang tetap, terikat oleh jumlah larik per bait, jumlah kata per baris, dan rima akhir.
Ada beberapa macam puisi rakyat yang ada di Indonesia sejak masa sastra Melayu lama, di
antaranya adalah mantra, pantun, peribahasa, bidal, pepatah, perumpamaan, gurindam, seloka,
syair, serta puisi saduran dari Arab parsi. Puisi rakyat yang akan dipelajari pada materi pokok ini
yaitu pantun, gurindam, dan syair.

Pantun adalah puisi rakyat yang paling popular dalam sastra Melayu. Pantun digemari oleh
seluruh masyarakat baik anak-anak, remaja, maupun orang tua. Hampir setiap daerah di
Indonesia mempunyai bentuk teks pantun walaupun dengan nama yang berbeda. Penyebaran
pantun sampai ke pelosok Nusantara menjadi bukti bahwa pantun merupakan salah satu sastra
lama yang hidup dalam kebudayaan Indonesia, masih disukai sebagian masyarakat Indonesia,
serta merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang perlu kita lestarikan.

Pantun merupakan salah satu bentuk kiasan yang sering digunakan dalam setiap acara, baik
acara kelahiran, pertemuan, pernikahan maupun acara adat.

4. Ciri Puisi Rakyat

4.1 Pantun

Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam
bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan,
dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpama. Masyarakat Toraja menyebutnya dengan
londe. Orang Aceh dan Ambon juga mengenal pantun dan menyebutnya dengan panton,
sedangkan orang Bengkulu menyebutnya dengan rejong.

Pantun
Ciri Umum Pantun
Pantun terdiri atas empat larik atau empat baris,

setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a

(tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a).

Ada sampiran dan isi


Ciri lain dari sebuah pantun adalah tidak terdapat nama penulis. Hal ini dikarenakan
penyebaran pantun dilakukan secara lisan. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian:
sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam
(mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan
dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua
baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Contoh Pantun:

Contoh pantun

Makan rambutan warna merah


Pilih yang harum baunya
Perjuangan tumpah darah
Cintailah indonesia merdeka

Makan nasi pakai bakwan


Disiram pakai kuah kari
Nusantara penuh keragaman
Lestarikanlah potensi negeri

4.2 Gurindam

....Apa itu Gurindam ?....

Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris
kalimat dengan rima yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa
oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) yaitu
kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal,
masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau
perjanjian pada baris pertama tadi.

Ciri-ciri Gurindam
Gurindam terdiri atas dua baris tiap baitnya.
Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.
Tiap baris memiliki hubungan sebab akibat.
Tiap baris memiliki rima atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
Isi atau maksud dari gurindam ada pada baris kedua.
Isi gurindam biasanya berupa nasehat-nasehat, filosofi hidup, atau kata-kata mutiara.
Contoh Gurindam :

Jika bekerja tidak behati lurus.


Jika bekerja tidak berhati tulus.

Maka pikiran akan mudah tergerus.


Pikiran tak karuan dan tubuh menjadi kurus.

4.3 Syair

....Apa itu Syair?...


Syair merupakan bentuk puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat larik. Akan tetapi, syair
bersajak rata atau a-a-a-a. Pada umumnya syair merupakan rangkaian kisah yang panjang.
Semua baris merupakan isi dan biasanya tidak selesai dalam satu bait karena digunakan untuk
menceritakan sesuatu.

Ciri-ciri Syair
Setiap bait terdiri atas empat baris
Setiap baris terdiri dari 8 - 14 suku kata
Bersajak a-a-a-a
Semua baris adalah isi
Bahasanya adalah kiasan
Isi syair berupa nasihat, petuah, dongeng atau cerita
Setiap baris dalam syair mempunyai makna yang berkaitan dengan baris-baris terdahulu
Semua baris merupakan isi

Contoh Syair:

Ingatlah selalu kepada tuhan


Jernihkanlah hati dan kuatkanlah iman
Supaya hidup menjadi tentram
Dan dapat menjadi pedoman

Cobalah tuk berserah diri


Berdoa di hadapan ilahi
Ya allah ya tuhan kami
Semoga manfaat hidup ini

Sering-seringlah kau mengucap takbir


Serta berdoa dalam berzikir
Beramalah kepada orang fakir
Ingatlah selalu akan hari akhir.

Carilah ilmu yang bermanfaat


Janganlah menyerah sampai kau dapat
Gunakanlah ilmu secara tepat
Agar berguna bagi masyarakat

5. Cara Menyimpulkan Isi Puisi Rakyat


Memahami isi puisi rakyat yaitu, pantun, gurindam, dan syair tentu sangat berbeda dengan
memahami prosa. Dalam menyimpulkan isi puisi rakyat, kamu perlu memahami beberapa unsur.
Unsur-unsur yang perlu kamu pahami yaitu, makna, tema, dan pesan dalam puisi rakyat. Unsur-
unsur ini dapat kamu pahami seperti dalam uraian berikut ini:

A. Arti atau makna puisi rakyat


Makna atau isi puisi rakyat dapat dipahami dengan baik jika mengerti kata-kata yang
terkandung dalam puisi tersebut, baik dalam pantun, gurindam, maupun syair. Kamu harus
manafsirkan arti setiap kata dalam puisi tersebut. Kata-kata dalam puisi sering bermakna
konotasi. Berikut ini beberapa langkah untuk memahami makna puisi rakyat:

Menemukan kata kunci dalam setiap baris atau larik karena kata-kata tersebut merupakan inti
baris tersebut.
Menguraikan bait puisi ke dalam bentuk prosa atau parafrase.
Menafsirkan makna kata.
Mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata.
B.Tema puisi rakyat
Pada dasarnya tema atau topik puisi merupakan pokok permasalahan dalam puisi. Tema
merupakan wujud permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Tema puisi ada bermacam-
macam, misalnya tema keagamaan, kehidupan alam, kemanusiaan, perjuangan,
persahabatan.

C. Pesan puisi rakyat


Pesan atau amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi rakyat.
Cara menyampaikan amanat puisi berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal.
Meskipun ditentukan dengan cara pandang pembaca, amanat tidak lepas dari tema dan isi puisi
yang dikemukakan penyair.

6. Unsur Kebahasaan

Unsur Kebahasaan dalam Teks Puisi Rakyat, diuraikan sebagai berikut.

A. Perintah
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta
seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur atau
penulisnya.
Contoh:

Tutup pintu itu!


Ambilkan aku air minum!

B. Saran
Kalimat ini bermakna menyuruh atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
cara memberikan saran. Kalimat ini ditandai dengan kata-kata seperti seharusnya, sebaiknya.
Contoh:

Sebaiknya kamu datang tepat waktu esok hari!


Sebaiknya kamu jangan pernah menggangunya!

C. Ajakan
Kalimat yang mengandung kata ajakan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Biasanya
ditandai dengan kata-kata “ayo,” “marilah”.
Contoh:

Ayo belajar dengan giat!


Marilah berbuat baik satu sama lain!

D. Larangan
Kalimat bermakna meminta atau memerintah seseorang untuk tidak melakukan atau melarang
orang lain berbuat sesuatu. Biasanya kalimat ini ditandai dengan kata-kata larangan seperti
“jangan”.

Contoh:

Jangan bangun kesiangan!


Jangan berjalan di atas rumput!

E. Pernyataan sopan
Kalimat ini seperti kalimat perintah biasa namun terdengar lebih sopan. Agar menjadi kalimat
yang sopan kalimat tersebut perlu ditambah dengan menggunakan kata-kata permohonan
seperti, “mohon”, “tolong”.
Contoh:

Mohon jangan berisik di ruangan ini!


Tolong berbicara dengan jujur padaku!

7. Daftar Pustaka
Zubaidi, Fairul, dkk. 2004. Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
http://kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-ciri-ciri-dan-contoh-gurindam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/pantun
http://kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-dan-contoh-kalimat-perintah-lengkap.htlm

Anda mungkin juga menyukai