Melestarikan
Budaya Melalui
Puisi Rakyat
Guru Matpel: Iis Nia Daniar
Kompetensi Dasar
• 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi
rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat
setempat) yang dibaca dan didengar.
•
• 4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan,
pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan
dan tulis dengan memperhatikan struktur,
rima, dan penggunaan bahasa
Indikator KD 3.10
• Menentukan bagian-bagian struktur teks puisi
rakyat yang disajikan secara tepat
• Menentukan susunan teks puisi rakyat secara
tepat
• Menentukan unsur kebahasaan dalam puisi
rakyat
Indikator KD 4.10
• Menulis teks puisi rakyat dengan
memperhatikan pilihan kata, kelengkapan
struktur, dan kaidah penggunaan
kalimat/tanda baca/ejaan dengan tepat
• Menyajikan secara lisan teks puisi rakyat
dalam konteks bercerita dengan benar
Tujuan pembelajaran
Aspek Sikap
1. Pendahuluan
Pernahkah kalian mendengar orang membaca pantun atau syair? Atau bahkan kamu pernah
membuat pantun untuk digunakan berkelakar dengan teman-teman di sekolah. Nah, pada
materi pokok ini kamu akan mempelajari teks puisi rakyat.
Pada materi pokok ini, kita akan melakukan pembelajaran dengan beberapa tahapan materi
yang dibahas, yaitu: pertama kamu akan belajar membangun konteks tentang puisi rakyat,
kedua pemodelan puisi rakyat, ketiga ciri umum puisi rakyat (pantun, gurindam dan syair),
keempat: cara menyimpulkan isi puisi rakyat, dan kelima: mengidentifikasi ciri bahasa atau
unsur kebahasaan yang ada dalam teks tersebut.
Selain mempelajari teks puisi rakyat kamu juga akan mempelajari unsur kebahasaan yang
meliputi:
a. kalimat perintah,
b. saran,
c. ajakan,
d. larangan, dan
e. pernyataan santun.
2. Indikator
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik dapat:
Menentukan bagian-bagian struktur teks puisi rakyat yang disajikan secara tepat
1. Menentukan susunan teks puisi rakyat secara tepat
2. Menentukan unsur kebahasaan dalam puisi rakyat
3. Menulis teks puisi rakyat dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan
kaidah penggunaan kalimat/tanda baca/ejaan dengan tepat
4. Menyajikan secara lisan teks puisi rakyat dalam konteks bercerita dengan benar
Sebelum mempelajari materi tentang teks puisi rakyat, cobalah kamu simak video ini!
Setelah kamu melihat tayangan video tersebut cobalah kamu jawab pertanyaan berikut!
Lakukan dengan cara klik mouse pada tempat yang telah disediakan.
3. Pemodelan Teks
Puisi rakyat dikenal juga sebagai puisi lama atau puisi tradisional. Puisi rakyat ditandai oleh
bentuknya yang tetap, terikat oleh jumlah larik per bait, jumlah kata per baris, dan rima akhir.
Ada beberapa macam puisi rakyat yang ada di Indonesia sejak masa sastra Melayu lama, di
antaranya adalah mantra, pantun, peribahasa, bidal, pepatah, perumpamaan, gurindam, seloka,
syair, serta puisi saduran dari Arab parsi. Puisi rakyat yang akan dipelajari pada materi pokok ini
yaitu pantun, gurindam, dan syair.
Pantun adalah puisi rakyat yang paling popular dalam sastra Melayu. Pantun digemari oleh
seluruh masyarakat baik anak-anak, remaja, maupun orang tua. Hampir setiap daerah di
Indonesia mempunyai bentuk teks pantun walaupun dengan nama yang berbeda. Penyebaran
pantun sampai ke pelosok Nusantara menjadi bukti bahwa pantun merupakan salah satu sastra
lama yang hidup dalam kebudayaan Indonesia, masih disukai sebagian masyarakat Indonesia,
serta merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang perlu kita lestarikan.
Pantun merupakan salah satu bentuk kiasan yang sering digunakan dalam setiap acara, baik
acara kelahiran, pertemuan, pernikahan maupun acara adat.
4.1 Pantun
Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam
bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan,
dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpama. Masyarakat Toraja menyebutnya dengan
londe. Orang Aceh dan Ambon juga mengenal pantun dan menyebutnya dengan panton,
sedangkan orang Bengkulu menyebutnya dengan rejong.
Pantun
Ciri Umum Pantun
Pantun terdiri atas empat larik atau empat baris,
Contoh pantun
4.2 Gurindam
Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris
kalimat dengan rima yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa
oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) yaitu
kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal,
masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau
perjanjian pada baris pertama tadi.
Ciri-ciri Gurindam
Gurindam terdiri atas dua baris tiap baitnya.
Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.
Tiap baris memiliki hubungan sebab akibat.
Tiap baris memiliki rima atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
Isi atau maksud dari gurindam ada pada baris kedua.
Isi gurindam biasanya berupa nasehat-nasehat, filosofi hidup, atau kata-kata mutiara.
Contoh Gurindam :
4.3 Syair
Ciri-ciri Syair
Setiap bait terdiri atas empat baris
Setiap baris terdiri dari 8 - 14 suku kata
Bersajak a-a-a-a
Semua baris adalah isi
Bahasanya adalah kiasan
Isi syair berupa nasihat, petuah, dongeng atau cerita
Setiap baris dalam syair mempunyai makna yang berkaitan dengan baris-baris terdahulu
Semua baris merupakan isi
Contoh Syair:
Menemukan kata kunci dalam setiap baris atau larik karena kata-kata tersebut merupakan inti
baris tersebut.
Menguraikan bait puisi ke dalam bentuk prosa atau parafrase.
Menafsirkan makna kata.
Mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata.
B.Tema puisi rakyat
Pada dasarnya tema atau topik puisi merupakan pokok permasalahan dalam puisi. Tema
merupakan wujud permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Tema puisi ada bermacam-
macam, misalnya tema keagamaan, kehidupan alam, kemanusiaan, perjuangan,
persahabatan.
6. Unsur Kebahasaan
A. Perintah
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta
seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur atau
penulisnya.
Contoh:
B. Saran
Kalimat ini bermakna menyuruh atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
cara memberikan saran. Kalimat ini ditandai dengan kata-kata seperti seharusnya, sebaiknya.
Contoh:
C. Ajakan
Kalimat yang mengandung kata ajakan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Biasanya
ditandai dengan kata-kata “ayo,” “marilah”.
Contoh:
D. Larangan
Kalimat bermakna meminta atau memerintah seseorang untuk tidak melakukan atau melarang
orang lain berbuat sesuatu. Biasanya kalimat ini ditandai dengan kata-kata larangan seperti
“jangan”.
Contoh:
E. Pernyataan sopan
Kalimat ini seperti kalimat perintah biasa namun terdengar lebih sopan. Agar menjadi kalimat
yang sopan kalimat tersebut perlu ditambah dengan menggunakan kata-kata permohonan
seperti, “mohon”, “tolong”.
Contoh:
7. Daftar Pustaka
Zubaidi, Fairul, dkk. 2004. Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
http://kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-ciri-ciri-dan-contoh-gurindam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/pantun
http://kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-dan-contoh-kalimat-perintah-lengkap.htlm