Anda di halaman 1dari 30

TUGAS 2

BAHAN AJAR

Disusun oleh

Nama : Ida Widyawati, S.Pd.


No Peserta : 19031415610019
Asal Sekolah : SMP Negeri 1 Sambungmacan, Sragen

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN


UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2019
BAHAN AJAR

Sekolah : MTsN 3 Agam


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII/2
Tahun ajaran : 2020-2021
Materi pokok : Puisi Rakyat
KD : Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, pilihan kata dari
puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam bentuk puisi rakyat
setempat) yang dibaca dan didengar.

A. Petunjuk Belajar
1. Guru menyampaikan materi teks pantun, syair, dan gurindam.
2. Peserta didik menerima materi yang disampaikan oleh guru.
3. Peserta didik membaca dan mencermati contoh teks pantun, syair, dan gurindam.
4. Peserta didik menjawab pertanyaan tentang teks pantun, syair, dan gurindam.
5. Guru memotivasi dan mengarahkan peserta didik dalam menjawab pertanyaan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.10 Menelaah struktur dan 3.10.1 Menentukan struktur penyajian
kebahasaan puisi rakyat pantun, syair, dan gurindam pada
(pantun, syair, dan teks yang dibaca.
bentuk puisi rakyat
setempat) yang dibaca 3.10.2 Menentukan penggunaan kalimat
dan didengar. perintah, saran,ajakan, dan larangan
yang digunakan pantun, syair, dan
gurindam pada teks
yang dibaca.

3.10.3 Menentukan penggunaan kata


penghubung/konjungsi dalam
pantun, syair, dan gurindam.

3.10.4 Menentukan penggunaan kalimat


tunggal dan kalimat majemuk dalam
pantun, syair, dan gurindam.
4.10 Mengungkapkan 4.10.1 Menulis pantun dengan
Gagasan, perasaan, pesan memperhatikan pilihan kata,
dalam bentuk puisi rakyat kelengkapan struktur, dan kaidah
secara lisan dan tulis pantun.
dengan memperhatikan
struktur, rima, dan 4.10.2 Menyajikan pantun dalam bentuk
penggunaan bahasa. berbalas pantun.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran tentang pantun, syair, dan gurindam, siswa diharapkan
mampu:
1. Menentukan struktur penyajian pantun, syair, dan gurindam pada teks yang dibaca
dengan benar.
2. Menentukan penggunaan kalimat perintah, saran, ajakan, seru, dan larangan dalam
pantun, syair, dan gurindam dengan benar.
3. Menentukan penggunaan kata penghubung/konjungsi dalam pantun, syair, dan
gurindam dengan benar.
4. Menentukan penggunaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk dalam pantun, syair,
dan gurindam.
5. Menyusun pantun berdasarkan objek yang ditentukan/ dipilih siswa dengan
memperhatikan pilihan kata dan kelengkapan struktur dengan benar.
6. Menyajikan pantun dalam bentuk berbalas pantun dengan baik.

D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Puisi Rakyat
Puisi Rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya
terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang
berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan
irama. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Termasuk puisi rakyat adalah puisi lama yang berisi pesan-pesan dan nilai- nilai
warisan leluhur bangsa Indonesia. Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau
puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu. Dalam dunia kesastraan kita
memiliki warisan turun-temurun berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak
diketahui siapa pengarangnya. Karena merupakan hasil turun-temurun dan tidak
diketahui siapa pengarangnya, puisi lama biasanya disampaikan dari mulut ke mulut.
Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam
tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal
maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima.

2. Ciri Puisi Rakyat


Berikut akan dipaparkan pengertian gurindam, pantun, dan syair yang diambil
dari
(Kemdikbud, 2016: 172-173)
a) Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam
berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula-mula” atau
“perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dipungkiri bahwa
gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan.
Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan
budaya.
Ciri gurindam:
 terdiri atas dua baris dalam sebait
 tiap baris memiliki jumlah suku kata sekitar 10 – 14 kata
 tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A - A, B – B, C – C, dan
seterusnya
 merupakan satu kesatuan yang utuh
 baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian
 baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris
pertama (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua)
 isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.
Contoh:
Barangsiapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang

b) Pantun
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton
(bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti
kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik,
bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir di seluruh Indonesia. Fungsi pantun di
semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk
mendidik sambil menghibur. Melalui pantun kita menghibur orang dengan
permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik)
secara tidak langsung, atau memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak
tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita
memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur
kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak
langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan.
Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh
diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk
puisi lama lainnya.
Ciri-ciri pantun:
 tiap bait terdiri atas empat baris (larik)
 tiap baris terdiri atas 8 – 12 suku kata
 rima akhir setiap baris adalah a – b – a – b
 baris pertama dan kedua merupakan sampiran
 baris ketiga dan keempat merupakan isi
Contoh:
Elok rupanya si kumbang jati
dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
melihat ibu sudah dating

c) Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke
Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair
berasal dari bahasa Arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan
yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ur yang berarti
puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi
sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri
Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah
Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung
Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
Ciri-ciri syair:
 setiap bait terdiri atas empat baris
 setiap baris terdiri atas 8 – 14 suku kata
 bersajak a – a – a – a
 semua baris adalah isi
 bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan
Contoh:
Tunduk menangis segala putri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri

Persamaan Pantun, Syair, dan Gurindam


Persamaan Pantun dan Syair Persamaan Syair dan Persamaan Pantun,
Gurindam Syair, dan Gurindam

 Terdiri dari 4 baris dalam  Terikat oleh rima  Pantun, syair dan
satu bait  Barisnya merupakan gurindam merupakan
 Terikat oleh rima kesatuan yang utuh puisi lama
 Tiap baris terdiri dari 8-12  Merupakan puisi lama  Tujuannya untuk
suku kata menyampaikan
 Pantun dan syair adalah pengajaran atau nasihat
puisi lama  Terikat oleh rima
Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam
NO ASPEK PANTUN SYAIR GURINDAM
Menyampaikan nasihat, Menyampaikan cerita dan Untuk
menyatakan rasa sayang, pengajaran serta digunakan menyampaikan
1. Tujuan ajaran budi pekerti dan dalam kegiatan-kegiatan nasihat atau
moral untuk kepentingan yang berunsur keagamaan. kata-kata
sosial dan hiburan. mutiara.
 1 bait terdiri dari 4 baris  Setiap baris mempunyai  1 bait terdiri
 Baris 1 dan 2 merupakan makna yang berkaitan dari 2 baris
sampiran denganbaris-baris  Bait pertama
 Baris 3 dan 4 merupakan sebelumnya merupakan
isi  Empat baris merupakan sebab atau
 Teks pantun berbentuk satu kesatuan ide persoalan
bait-bait  Tidak ada sampiran  Bait kedua
Struktur
2.
Isi  Ada keterkaitan isi baris maupun isi seperti pantun merupakan
pertama dan kedua  Syair perlu dilagukan akibat atau
 Ada keterkaitan isi baris untuk membentuk penyelesaian
ketiga dan keempat nyanyian  Isi terletah di
 Terdapat sampiran dan isi  Tidak terdapat sampiran larik kedua
karena semua baris dalam  Tidak ada
syair adalah isi sampiran
 Bersajak a-b-a-b  Bersajak a-a-a-a  Bersajak a-a
 Terdiri dari 8-12 suku  Terdiri dari 10-
3. Ciri teks kata 14 suku kata
 Pilihan kata: padat,
singkat, dan jelas
 Bahasanya singkat padat  Menggunakan bahasa
Ciri
4.
Bahasa dan jelas kiasan
 Pantun adat  Syair melayu lama
 Pantun agama  Syair islami
 Pantun budi  Syair cinta
 Pantun jenaka  Syair persahabatan
 Pantun kepahlawanan  Syair kehidupan
Jenis-  Pantun kiasan  Syair pendidikan
5.
jenis
 Pantun nasihat
 Pantun percintaan
 Pantun pribahasa
 Pantun teka-teki
 Pantun perpisahan

3. Aspek Kebahasaan Pantun, Syair, dan Gurindam


Ada beberapa aspek yang perlu dipahami untuk memudahkan kita dalam
pemahaman struktur kebahasaan pada puisi rakyat tersebut. Aspek -aspek
yang dimaksud seperti kalimat perintah,kalimat ajakan, kalimat seru,dan kalimat
larangan.
a) Jenis Kalimat yang Digunakan
b) Penggunaan Kata Penghubung/ Konjungsi

c) Pemakaian Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk


1) Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat .
Contoh Pagi-pagi saya sarapan.
2) Kalimat majemuk. Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari
satu subjek atau predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua
kalimat dasar atau lebih.
3) Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa
kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.
4) Kalimat majemuk hubungan syarat. Ditandai dengan : jika, seandainya,
asalkan,apabila, andaikan Contoh : Jika hidup bermalas-malasan, masa depan
tak tentu arah.
5) Kalimat majemuk hubungan tujuan. Ditandai dengan : agar, supaya, biar.
Contoh : Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar.
6) Kalimat majemuk konsensip. Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun,
kendatipun, sungguh pun Contoh : Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah
teguh mencapai harapan.
7) Kalimat majemuk hubungan penyebaban. Ditandai dengan : sebab, karena,
oleh karena Contoh : Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat.
Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih.
8) Kalimat majemuk hubungan perbandingan. Ditandai dengan: ibarat, seperti,
bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik. Contoh : Belajar di waktu kecil
seperti melukis di atas batu.
9) Kalimat majemuk hubungan akibat. Ditandai dengan : sehingga, sampai-
sampai, maka Contoh : Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi
olimpiade itu.
10) Kalimat majemuk hubungan cara. Contoh : Dengan cara menjual koran,
dia mendapatkan uang untuk hidup Dengan berpikir cermat generasi muda
menggapai asa.

4. Menelaah Struktur dan Kebahasaan Puisi Rakyat


Struktur teks Bagian-bagian sebuah teks yang mencirikan suatu teks. Aspek
kebahasaan merupakan sarana dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu individu
dengan individu lainnya atau suatu kelompok dengan kelompok lainnya, untuk
menyampaikan atau menerima suatu informasi.
a. Menelaah struktur dan kebahasaan pada pantun
1) Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun
Pola 1 Pola 2

Buanglah sampah pada tempatnya Penghasil batik di Yogyakarta


Jangan membuang di tengah jalan Penghasil ulos Sumatera Utara
Kalau kita tidak mau bertanya Kalau kamu memiliki cita-cita
Tidak bisa mencapai semua harapan Hendaklah mau sedikit sengsara

Pola 3 Pola 4

Membeli buku di daerah pecinan Beli masi ke tempat Mbak Lulu


Membeli buku lebih dari satu Beli pensil ke toko Cak Mamat
Janganlah menunda pekerjaan Sebaiknya kau pikir dahulu
Hindari menyia-nyiakan waktu Demi keputusan yang tepat
Pola 5 Pola 6

Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Fatamorgana ternyata semu


Bunga unik tanpa duri Namun indahnya tiada terkira
Alangkah indahnya alam Indonesia Patuhilah selalu nasihat ibumu
Marilah kita jaga agar lestari Agar hidupmu tidak sengsara

2) Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan Pantun


Ada beberapa aspek yang perlu dipahami untuk memudahkan kita dalam
pemahaman struktur kebahasaan pada puisi rakyat tersebut. Aspek-aspek yang
dimaksud seperti kalimat perintah, kalimat ajakan, kalimat seru, dan kalimat
larangan
Bacalah pantun berikut!
Ambillah kapas menjadi benang
Ambillah benang menjadi kain
Kalau kamu ingin dikenang
Berbuat baiklah dengan orang lain

Contoh telaah

Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua
larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4.
Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau
dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan
kalimat perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri.
Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau),
pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu
kalimat majemuk.

Pola 1 Telaah

Buanglah sampah pada tempatnya Struktur pantun diatas terdapat 2 larik sampiran
Jangan membuang di tengah jalan dan 2 larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan
Kalau kita tidak mau bertanya sampiran,sedangkan larik 3 dan 4 merupakan
Tidak bisa mencapai semua harapan isi. Bersajak akhiran a-b-a-b. Pantun larik
pertama (buanglah) merupakan kalimat perintah
Pantun larik kedua merupakan kalimat larangan
(jangan). Pantun larik ketiga merupakan kata
penghubung syarat (kalau). Sedangkan pada
larik keempat merupakan akibat /jawaban dari
larik ketiga.

Pola 2 Telaah

Penghasil batik di Yogyakarta Struktur penyajian pantun dua larik sampiran


Penghasil ulos Sumatera Utara dan dua larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan
Kalau kamu memiliki cita-cita pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4.
Hendaklah mau sedikit sengsara Makna/isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan
4 tidak berhubungan. Pantun tersebut bersajak
a-a-a-a. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan larik 1 dan 2 merupakan kalimat
berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat
saran dengan hubungan syarat. Larik 3 dan 4
merupakan satu kalimat majemuk.

Pola 3 Telaah

Membeli buku di daerah pecinan Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1
Membeli buku lebih dari satu dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi
Janganlah menunda pekerjaan pada larik sampiran dan larik isi tidak
Hindari menyia-nyiakan waktu berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau
dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2
merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4
merupakan kalimat larangan dengan pola
hubungan cara.
Pola 4 Telaah

Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1
Beli pensil ke toko Cak Mamat dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi
Sebaiknya kau pikir dahulu pada larik sampiran dan larik isi tidak
Demi keputusan yang tepat berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau
dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2
merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4
merupakan kalimat saran dengan hubungan
akibat.

Pola 5 Telaah

Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Penyajian pantun dengan dua larik sampiran (1
Bunga unik tanpa duri dan 2) dan dua larik isi (3 dan 4). Makna isi
Alangkah indahnya alam Indonesia pada larik sampiran dan larik isi tidak
Marilah kita jaga agar lestari berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau
dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2
merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4
merupakan kalimat seru (alangkah) dan kalimat
ajakan (marilah).

Pola 6 Telaah

Fatamorgana ternyata semu Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1


Namun indahnya tiada terkira dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi
Patuhilah selalu nasihat ibumu pada larik sampiran dan larik isi tidak
Agar hidupmu tidak sengsara berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau
dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2
merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4
merupakan kalimat perintah (patuhilah) dengan
hubungan akibat. Larik 3 dan 4 merupakan satu
kalimat majemuk
b. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan Gurindam
Bacalah gurindam berikut!

Apabila kelakuan baik berbudi Hidup


menjadi indah tak akan merugi Dengan
orang tua jangan pernah melawan Kalau
tidak mau hidup berantakan

Jagalah hati jagalah lisan


Agar kau tidak hidup dalam penyesalan

Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati


Itulah cara menunjukan bakti Belajar
janganlah ditunda-tunda Karena kamu
tidak akan kembali muda

Jika kamu terus menunda Hilanglah


sudah kesempatan berharga Masa lalu
biarlah berlalu

Masa depan teruslah kau pacu


Lestarikan alam kita sebelum
alam menjadi murka Belajarlah
demi masa depan Untuk
mencapai semua harapan

Apabila mata terjaga


Hilanglah semua dahaga
Apabila mulut terkunci rapat

Hilanglah semua bentuk maksiat


Apabila tangan tidak terikat rapat
Hilanglah semua akal sehat Jika
hendak menggapai cita-cita
Bekerjalah lebih dari rata-rata

Jika hendak hidup bahagia


Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia
Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya
tidak akan bertahan

Apabila dengki sudah merasuki hati


Tak akan pernah hilang hingga nanti
Apabila hidup selalu berbuat baik
Tanda dirinya berhati cantik

Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang
digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan seperti contoh berikut! Contoh
menelaah gurindam

Apabila kelakuan baik berbudi


Hidup menjadi indah tak akan merugi
Contoh Telaah
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1
merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat
(larik 1 apabila ...) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 2 Telaah

Dengan orang tua jangan pernah melawan Struktur penyajian gurindam dua larik
Kalau tidak mau hidup berantakan merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat agar terjadinya
keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis
kalimat yang digunakan, gurindam
tersebut menggunakan kalimat dengan
pola hubungan syarat (kalau) dan pada
larik 2 keadaan jika syarat dilakukan.

Gurindam 3 Telaah

Jagalah hati jagalah lisan Struktur penyajian gurindam dua larik


Agar kau tidak hidup dalam penyesalan merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan tujuan dari keadaan pada
larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan tujuan (agar) dan pada larik 2
adalah tujuan

Gurindam 4 Telaah

Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Struktur penyajian gurindam dua larik
Itulah cara menunjukan bakti merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat dan pada larik 2
kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 5 Telaah

Belajar janganlah ditunda-tunda Struktur penyajian gurindam dua larik


Karena kamu tidak akan kembali muda merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan sebab terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan sebab-akibat (karena) larik 1
adalah sebab dan larik 2 adalah akibat.

Gurindam 6 Telaah

Jika kamu terus menunda Struktur penyajian gurindam dua larik


Hilanglah sudah kesempatan berharga merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (jika) dan pada larik 2
kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.

Gurindam 7 Telaah

Masa lalu biarlah berlalu Struktur penyajian gurindam dua larik


Masa depan teruslah kau pacu merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat dan pada larik 2
kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 8 Telaah

Lestarikan alam kita Struktur penyajian gurindam dua larik


sebelum alam menjadi murka merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan sebab terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan sebab-akibat larik 1 sebab dan
larik 2 akibat.

Gurindam 9 Telaah

Belajarlah demi masa depan Struktur penyajian gurindam dua larik


Untuk mencapai semua harapan merupakan isi yang berhubungan. Larik
2 merupakan sasaran terjadinya dari larik
1. Ditinjau dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan sasaran (untuk) larik 2 adalah
sasaran dari larik 1.

Gurindam 10 Telaah

Apabila mata terjaga Struktur penyajian gurindam dua larik


Hilanglah semua dahaga merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (apabila) dan pada larik
2 kondisi/ keaadaan jika syarat
dilakukan.
Gurindam 11 Telaah
Apabila mulut terkunci rapat Struktur penyajian gurindam dua larik
Hilanglah semua bentuk maksiat merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (apabila) dan pada larik
2 kondisi/ keaadaan jika syarat
dilakukan.

Gurindam 12 Telaah
Apabila tangan tidak terikat rapat Struktur penyajian gurindam dua larik
Hilanglah semua akal sehat merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (apabila) dan pada larik
2 kondisi/ keaadaan jika syarat
dilakukan.

Gurindam 13 Telaah
Jika hendak menggapai cita-cita Struktur penyajian gurindam dua larik
Bekerjalah lebih dari rata-rata merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (jika) dan pada larik 2
kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan.
Gurindam 14 Telaah

Jika hendak hidup bahagia Struktur penyajian gurindam dua larik


Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (jika) dan larik 2
keaadaan jika syarat dilakukan.

Gurindam 15 Telaah

Barang siapa tidak takut tuhan Struktur penyajian gurindam dua larik
Hidupnya tidak akan bertahan merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan sebab terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan sebab-akibat larik 1 adalah
sebab dan larik 2 adalah akibat

Gurindam 16 Telaah

Apabila dengki sudah merasuki hati Struktur penyajian gurindam dua larik
Tak akan pernah hilang hingga nanti merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat
yang digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat dengan pola
hubungan syarat (apabila) dan pada larik
2 kondisi/ keaadaan jika syarat
dilakukan.
Gurindam 17 Telaah

Apabila hidup selalu berbuat baik Struktur penyajian gurindam dua larik
Tanda dirinya berhati cantik merupakan isi yang berhubungan. Larik
1 merupakan syarat terjadinya keadaan
pada larik 2. Dari jenis kalimat yang
digunakan, gurindam tersebut
menggunakan kalimat hubungan syarat
(apabila) dan pada larik 2 keaadaan
syarat dilakukan.

c. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair


Syair Perahu

Perteguh jua alat perahumu


Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Wahai muda, kenali dirimu


Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman Hasilkan


kemudi dengan pedoman Alat
perahumu jua kerjakan

Itulah jalan membetuli insan


Contoh
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan Itulah
jalan membetuli insan

Contoh Telaah

Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a -a-a-a).
Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari
jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa
( menggunakan kata seru Hai ....) Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada
generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan
akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik 2 dan 3.
Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata bersifat simbolik dan
ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.

Bait 1 Telaah

Perteguh jua alat perahumu Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik.
Hasilkan bekal air dan kayu Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair
Dayung pengayuh taruh di situ merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain.
Supaya laju perahumu itu Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair
tersebut larik 1, 2, dan 3 menggunakan kalimat
perintah ( Perteguh....). Larik 4 pada kutipan syair
tersebut merupakan tujuan yang akan ditemui jika
melakukan apa yang diperintahkan pada larik 1, 2
dan 3. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang
dalam.

Bait 2 Telaah

Wahai muda, kenali dirimu Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik.
Ialah perahu tamsil hidupmu Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair
Tiadalah berapa lama hidupmu merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain.
Ke akhirat jua kekal hidupmu Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair
tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk
menyapa ( menggunakan kata seru Wahai ....) Larik
larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada
generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada
kutipan syair tersebut merupakan tujusn yang akan
ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada
larik 2 dan 3. Pilihan kata sangat indah dengan
makna yang dalam.

5. Menulis Pantun dengan Berbagai Konteks


Sebelum menulis puisi rakyat perhatikan langkah menulis pantun berikut!
Langkah membuat pantun
a. Tentukan ide yang akan disampaikan (kalau hidup bekerja keras kelak hidupnya
menjadi sukses).
b. Menata ide menjadi dua larik (dengan bunyi akhir yang berbeda)
c. Memilih kosakata yang diakhir dengan bunyi seperti dua larik.
d. Membuat larik sampiran dari benda/ kondisi yang tidak berkaitan langsung
dengan isi.
e. Menata kembali kalimat/ larik dengan rima dari kosakata yang berima sama.
f. Menata pantun secara logis.
Langkah membuat gurindam dan syair hampir sama dengan langkah membuat pantun
hanya saja perlu disesuaikan dengan syarat gurindam dan syair.

E. Ringkasan
 Struktur penyajian pantun, syair, dan gurindam dibedakan dari jumlah baris setiap
bait, jumlah suku kata setiap baris,dan rima akhir baris.
 Kebahasaan pada pantun, syair, dan gurindam adalah: 1) penggunaan kalimat
perintah, saran, ajakan, dan larangan, 2) penggunaan kata penghubung/ konjungsi,
3) penggunaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
 Langkah menulis pantun, yaitu 1)menentukan ide, 2) menata ide, 3) memilih
kosakata,4) membuat baris sampiran dan isi, 5) menata kembali larik dengan rima dan
kosakata yang berima sama, 6) menata pantun secara logis
F. Petunjuk Kerja
1. Disediakan masing-masing tiga teks pantun, syair, dan gurindam.
2. Diskusikan dengan kelompokmu sesuai bagian yang ditentukan dalam kelompokmu!
3. Tentukan struktur penyajiannya yang meliputi:
a. Jumlah baris dalam setiap bait
b. Rimanya
c. Bagian setiap barisnya.
d. Jumlah suku katanya.
4. Tentukan aspek kebahasaannya yang meliputi:
a. Penggunaan jenis kalimat
b. Penggunaan konjungsi/ penghubung
c. Penggunaan jenis kalimat majemuk

G. Tugas
Diskusikanlah struktur penyajian dan kebahasaan puisi rakyat berikut ini!
1. Jika pergi ke padang datar
Jangan lupa pulang berlabuh
Jika kita kepingin pintar
Belajarlah dengan sungguh-sungguh

No Soal Jawaban
1 Tentukan 5 struktur
penyajiannya
2 Tentukan 2 jenis kalimat yang
digunakan
3 Tentukan 1 jenis konjungsi
yang digunakan
4 Tentukan 1 jenis kalimat
majemuk yang digunakan

2. Belajarlah demi mas depan


Untuk mencapai semua harapan

No Soal Jawaban
1 Tentukan 5 struktur
penyajiannya
2 Tentukan 1 jenis kalimat yang
digunakan

3 Tentukan 1 jenis konjungsi


yang digunakan
4 Tentukan 1 jenis kalimat
majemuk yang digunakan
3. Janganlah engkau berbuat maksiat
Janganlah engkau berbuat jahat
Segeralah engkau bertaubat
Agar selamat dunia akhirat
No Soal Jawaban
1 Tentukan 4 Struktur
penyajiannya
2 Tentukan 2 jenis kalimat yang
digunakan
3 Tentukan 1 jenis konjungsi
yang digunakan
4 Tentukan 1 jenis kalimat
majemuk yang digunakan

Kriteria penilaian dan skor


No. Deskripsi Skor
Soal Maksimal
1 Skor 4 bila siswa mampu menentukan 4 struktur dengan benar
Skor 3 bila siswa mampu menentukan 3 struktur dengan benar 4
Skor 2 bila siswa mampu menentukan 2 struktur dengan benar
Skor 1 bila siswa mampu menentukan 1 struktur dengan benar
2 Skor 2 apabila siswa mampu menemukan dan menentukan 2 penggunaan
jenis kalimat pada syair dengan benar
Skor 1 apabila siswa mampu menemukan dan menentukan 1 penggunaan 2
jenis kalimat pada syair dengan benar

3 Skor 1 apabila siswa mampu menemukan dan menentukan 1 jenis


konjungsi yang digunakan dalam syair dengan benar 1

4 Skor 1 apabila siswa mampu menentukan 1 penggunaan jenis kalimat


majemuk pada syair dengan baik. 1

H. Evaluasi
Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Perhatikan larik-larik pantun berikut!
1) Tidak terkata besar hati
2) Elok rupanya kumbang jati
3) Melihat ibu sudah datang
4) Dibawa titik pulang petang
Larik pantun tersebut akan menjadi pantun yang baik bila disusun dengan urutan….
a. 1-2-4-5
b. 4-2-1-3
c. 4-2-3-1
d. 2-4-1-3
2. Perhatikan pantun berikut!
1) Membeli buku di daerah pecinan
2) Membeli buku lebih dari satu
3) ….………………………………
4) Hindari menyia-yiakan waktu
Kalimat larangan yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang pantun tersebut
adalah…
a. Jangan bermalasan
b. Janganlah menunda pekerjaan
c. Sebaiknya jangan tunda pekerjaan
d. Jauhkan sifat menunda pekerjaan
3. Bacalah pantun berikut!
1) Jalan-jalan membeli gitar
2) Beli gitar di kota Balikpapan
3) Kamu harus rajin belajar
4) ….……………………..
Kalimat berkonjungsi tujuan yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang pantun
tersebut adalah….
a. Supaya tak menyesal kemudian hari
b. Guna bekal hari tuamu
c. Agar bermanfaat di masa depan
d. Agar kehidupmu tak tersiakan di masa tua
4. Bacalah pantun berikut ini!
1) Di pantai ada burung pelikan
2) Di jalanan ada burug dara
3) ….…………………………
4) ….…………………………
Kalimat majemuk hubungan syarat yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang
pantun tersebut adalah….
a. (3) Jika hidup bermalas-malasan
(4) Di hari tua akan mneyesali
b. (3) Supaya tidak menyesal kemudian
(4) Diperlukan selalu sikap waspada
c. (3) Kalau mau bertindak berpikir dahulu
(4) Menyesalkemudian tiada guna
d. (3) Kalau orang tak berpendidikan
(4) Maka hidupmu akan sengsara
5. Perhatikan gurindam berikut ini!
1) ….…………………………………
2) Daripada berjalan yang membawa rugi
Kalimat saran yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang gurindam tersebut
adalah…
a. Sebaiknya jaga kaki
b. Seharusnya kaki dijaga
c. Hendaklah kaki dijaga
d. Hendaklah peliharakan kaki
6. Perhatikan gurindam berikut!
1) Sebelum berbicara pikir dahulu
2) ….…………………………………
Kalimat tujuan yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang gurindam tersebut
adalah………
a. Agar tak melukai hati temanmu
b. Agar hati temanmu tak luka
c. Supaya tenang hidupmu
d. Supaya hati temanmu tak luka
7. Perhatikan gurindam berikut ini!
Jika ingin mengenal orang mulia
Lihatlah pada kelakuan dia
Telaah yang sesuai dengan gurindam di atas adalah…
a. Gurindam tersebut memakai pola ab-ab
b. Gurindam tersebut memakai pola pengembangan deduktif
c. Gurindam tersebut memakai pola kalimat majemuk
d. Gurindam tersebut memakai pola kalimat tunggal
8. Perhatikan larik-larik syair berikut ini!
1) Sakit dan perih engkau taburkan
2) Tanggung jawabmu jangan tinggalkan
3) Aib dan malu engkau tampungkan
4) Wahai Ananda Bunda berpesan
Larik syair tersebut akan menjadi syair yang baik bila disusun dengan urutan…
a. 4-1-2-3
b. 4-3-1-2
c. 4-2-1-3
d. 4-2-3-1
9. Perhatikan syair berikut ini!
1) Dengarlah wahai anak muda
2) ….………………………….
3) Ilmu tak kan habis untuk dieja
4) Sbagai bekal hidup sepanjang usia
Kalimat perintah yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang syair tersebut
adalah
...
a. Rajinlah belajar sepanjang masa
b. Belajarlah sepanjang waktu
c. Sebaiknya rajin belajar
d. Marilah belajar sepanjang waktu
10. Perhatikan syair berikut ini:
1) Wahai Ananda dengarlah pesan
2) Pakai olehmu sifat anak jantan
3) ….……………………………
4) ….……………………………
Kalimat majemuk hubungan tujuan yang tepat untuk melengkapi bagian syair
tersebut
adalah …
a. (3) Sebab buruk sangka dalam perbuatan
(4) Dijauhi teman takkan terelakkan
b. (3) Tak buruk sangka dalam perbuatan
(4) agar dijauhi teman bisa terelakkan
c. (3) Jika buruk sangka dalam perbuatan
(5) Dijauhi teman takkan terelakkan
d. (3) Dijauhi teman takkan terelakkan
(5) Karena buruk sangka dalam perbuatan
Pedoman Penskoran Soal Pilihan Ganda

No. Soal Kunci Jawaban Skor


1 D 1
2 B 1
3 C 1
4 B 1
5 D 1
6 A 1
7 D 1
8 C 1
9 A 1
10 B 1

�𝑡𝑎 � � ��𝑟 𝑃 𝑒𝑟 ����ℎ 𝑎� 𝑋 100


Nilai = 10
=100

I. Umpan Balik
Kemukakan pendapatmu terhadap pertanyaan berikut!
1. Kesulitan apa yang kamu hadapi dalam mempelajari struktur teks puisi rakyat
(pantun, syair, dan gurindam)?
2. Kesulitan apa yang kamu hadapi dalam mempelajari kebahasaan dalam teks puisi
rakyat (pantun, syair, dan gurindam)?
3. Manfaat apa yang kamu dapat setelah mempelajari teks puisi rakyat (pantun, syair,
dan gurindam)?
4. Kesulitan apa yang kamu hadapi dalam menulis teks puisi rakyat (pantun, syair, dan
gurindam)?
J. Sumber Belajar
Harsiati,Titik dkk.2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian, Balitbang, Kemdikbud.
Harsiati, Titik dkk. 2016. Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas 7. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian, Balitbang, Kemdikbud.
http://www.mikirbae.com/2017/03/mengenal -dan-memahami-puisi-rakyat.html (diakses
Rabu, 12 September 2018)
http://www.mikirbae.com/2017/03/menelaah-struktur-dan-kebahasaan-pada.html
(diakses Rabu, 12 September 2018)

Anda mungkin juga menyukai