PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra Indonesia merupakan unsur bahasa yang terdapat di dalam
bahasa Indonesia, berdasarkan garis besar nya sastra berarti bahasa yang
indah atau tertata dengan baik, dan gaya penyajian nya menarik, sehingga
berkesan di hati pembaca nya. Namun sering kali kita tidak mengerti apa
yang di maksud dengan sasta, kebanyakan orang menyamakan antara sastra
dan bahasa.
Dalam sastra Indonesia sendiri, benyak sekali bagian-bagianya. Secara
garis besar sastra indonesia terbagi menjadi dua yaitu sastra lama dan sastra
baru/modern. Dari sekian banyak sastra contoh nya seperti puisi, cerprn,
novel,pantun,gurindam prosa dan sebagai nya dan di anatara jenis-jenis karya
sastra tersebut memiliki ciri masing-masing, dan tidak bisa di kataka sama.
Maka untuk lebih jelas nya di sini akan kita bahas mengenai defenisi nya
masing-masing.
B. Rumusan masalah
Untuk memudahkannya ada beberapa komponen yang akan dibahas,
diantaranya.
a. Apakah yang di maksud dengan sastra?
b. Apa sajakan jenis-jenis karya sastra?
c. Apa yang dimaksud dengan puisi, prosa dan drama?
C. Tujuan
a. Untuk membantu kita belajar membedakan dan memahami, serta
membuat bagian-bagian dari sastra Indonesia.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis karya ekspresif.
c. Untuk mengetahui pengertaian dari puisi, prosa dan drama.
BAB II
SASTRA EKSPRESIF (PUISI, PROSA DAN DRAMA)
A. Pengertian Sastra
B. Pengertian Ekspresif
Ekspresif menurut KBBI adalah adjektiva (kata sifat) tepat (mampu)
memberikan (mengungkapkan) gambaran, maksud, gagasan, perasaan.
Pengertian lain ekspresif adalah arti yang diperoleh dari konteks-konteks
yang menyatakan, dan karena itu mendatangkan hal seperti suasana batin atau
mood, perasaan, emosi, nilai-nilai. Contoh ekspresif tersebut ialah arti yang di
peroleh
dalam
puisi,
perintah,
penghinaan,
kata
seru,
pembelaan
(Laksono:2016)
guru,
orang
yang
dapat
menebak
kebenaran
yang
tersembunyi.
2. Unsur-Unsur Puisi
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa
unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling
mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan
sebagai berikut.
a. Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata
(diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsurunsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah
larik.
b. Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat
dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula
seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah
larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.
c. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait
inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik
dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak
dibatasi.
d. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyibunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait.
3)
Persajakan (rima)
4)
5)
Irama
isinya
terdiri
dari
pantun
anak,
muda-mudi,
1) Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris
(puisi dua seuntai).
2) Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga
seuntai).
3) Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi
empat seuntai).
4) Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris
(puisi lima seuntai).
5) Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris
(puisi enam seuntai).
6) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris
(tujuh seuntai).
7) Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan
baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
8) Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang
terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat
baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta
berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata
sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara.
4. Teknik Pembuatan Puisi
Sampai saat ini, barangkali berjuta puisi telah dituliskan, baik yang
dipublikasikan di buku, di koran, di internet, maupun yang masih tetap
mengendap di tangan penulis atau bahkan sudah hilang, entah ke mana
rimbanya.
Berbagai ragam tema bahasan juga pernah diungkapkan lewat
puisi, mulai dari kehidupan sehari-hari, budaya, sains, politik dan tentu
saja tentang cinta yang banyak sekali ditemukan, khususnya puisi yang
dituliskan oleh kaum remaja. Tentu, puisi-puisi ini dilahirkan dari
berbagai macam proses kelahiran. Sebenarnya, jika dicermati, menurut
pengalaman, puisi itu merupakan ungkapan kata bermakna yang
2.
3.
4.
tahap
ini
penulis
puisi
mencoba
berusaha
g. Modulasi
Mengubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
h. Intonasi
Tekanan dan laju kalimat.
i. Jeda
Pemenggalan sebuah kalimat dalam puisi.
j. Pernafasan.
Biasanya, dalam membaca puisi yang digunakan adalah pernafasan
perut.
k. Penampilan
Salah satu factor keberhasilan seseorang membaca puisi adalah
kepribadian atau performance diatas pentas. Usahakan terkesan
tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa dan meyakinkan (tidak
demam panggung).
l. Gerak
Gerakan seseorang membaca puisi harus dapat mendukung isi dari
puisi yang dibaca. Gerak tubuh atau tangan jangan sampai klise.
m. Komunikasi
Pada saat kita membaca puisi harus bias memberikan sentuhan,
bahkan menggetarkan perasaan dan jiwa penonton.
n. Ekspresi
Tampakkan hasil pemahaman, penghayatan dan segala aspek di atas
dengan ekspresi yang pas dan wajar.
o. Konsentrasi
Pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.
D. Prosa
Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, prose. Kata ini sebenarnya
memiliki pengertian yang lebih luas, tidak hanya mencakup pada tulisan yang
digolongkan sebagai karya sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti artikel,
esai, dan sebagainya. Agar tidak terjadi kekeliruan, pengertian prosa ini
dibatasi pada prosa sebagai genre sastra.
Prosa menurut KBBI adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg
terdapat dalam puisi).
Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
terhadap pembaca melalui karyanya, yang akan disimpan rapi dan
disembunyikan pengarang dalam keseluruhan cerita. Amanat adalah
ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
Tokoh
Penokohan adalah : Pemberian watak terhadap pelaku-pelaku
cerita dalam sebuah karya sastra. Tokoh Cerita terdiri atas :
a. Tokoh Protagonis : tokoh dalam karya sastra yang memegang
peranan baik.
b. Tokoh Antagonis : tokoh dalam karya sastra yang merupakan
penantang dari tokoh utama,biasanya memegang peranan jahat.
c. Tokoh Tambahan : tokoh yang tidak memegang peranan dan tidak
mengucapkan sepatah katapun, bahkan dianggap tidak penting
sebagai individu.
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang
mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa
cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula
berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dapat
dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh
sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
b. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan
perwatakan
yang
bertentangan
dengan
protagonis
atau
4.
c. Alur gabungan : gabungan dari alur maju dan alur mundur secara
bersama-sama.
Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut;
a. Pengenalan situasi : memperkenalkan para tokoh, menata adegan,
dan hubungan antar tokoh.
b. Pengungkapan peristiwa
mengungkap
peristiwa
yang
atau
variasi
ketiga
faktor
tersebutlah
yang
Latar (setting)
Latar / setting : bagian dari sebuah prosa yang isinya melukiskan
tempat cerita terjadi dan menjeaskan kapan cerita itu berlaku. Macammacam Setting :
a. Tempat : di rumah, di sekolah, di jalan.
b. Waktu : pagi hari, siang hari, sore hari.
c. Suasana : sedih, senang, tegang.
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang
berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya
peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur
pokok:
a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah kapan terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam
karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat
istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan
bersikap, serta status sosial.
6.
dan
tindakan,
termasuk
motivasi
yang
Gaya bahasa
Gaya bahasa : bahasa yang digunakan pengarang dalam menulis
cerita yang berfungsi untuk menciptakan hubungan antara sesama
tokoh dan dapat menimbulkan suasana yang tepat guna, adegan seram,
cinta ataupun peperangan maupun harapan. Gaya bahasa adalah teknik
pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya
sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh
diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya
hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan cara
pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang.
Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan
dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu
menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya
dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya. Gaya
bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus
terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya.
Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram,
8.
E. Drama
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang
mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan
umum. Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan
untuk di pentaskan atau di pertunjukkan.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional, drama adalah komposisi
syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak
melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
Cerita atau kisah, terutama yg melibatkan konflik atau emosi, yg khusus
disusun untuk pertunjukan teater. Drama juga dapat di beri pengertian ceritra
atau karangan yang berbentuk skenario lengkap, dimana semuanya telah
diuraikan secara rinci oleh penulis drama, misalnya kalimat-kalimat yang
harus diucapkan oleh pemain, sikap dan gerak-gerik yang harus dimainkan
oleh pemain juga tempat adegan dalam cerita drama diuraikan secara rinci
oleh penulisnya.
Bahasa yang dipakai disesuaikan dengan bahasa golongan pelaku.
Bahasa jongos berbeda dengan bahasa majikan, guru, dokter, pujangga dan
lain-lain. (Ambarwati, Sri : 2006)
Unsur-Unsur Drama Dalam Karya Sastra
Drama dalam bentuk karya sastra yang melukiskan kehidupan
manusia melalui lakuan atau dialog. Drama diproyeksikan di atas pentas
sebagai seni pertunjukan. Hakikat drama adalah dialog dan konflik yang
bersifat hakiki. Dialog adalah percakapan tokoh dengan tokoh lainnya.
Adapun macam-macam drama adalah:
a. Tragedi adalah drama yang diwarnai kesedihan.
b. Komedi adalah drama yang diwarnai kegembiraan.
c. Tragedi-komedi adalah drama gabungan antara drama tragedi dan
komedi.
d. Pantonim adalah drama yang hanya menampilkan mimik dan gerakan
Adapun unsur-unsur drama antara lain:
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah drama di dalam
drama itu sendiri. Berikut adalah uraian unsur intrinsik drama:
1) Tokoh
Tokoh adalah orang yang berperan dalam suatu drama. Dalam
drama tokoh diperankan oleh seorang actor.
4) Plot
Plot atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun
sedemikian rupa dari tahapan-tahaapan peristiwa sehingga membentuk
rangkaian cerita. Tahapan-tahapan dalam alur meliputi:
1. Tahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan
pengenalan tokoh- tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain
sebaginya.
2. Pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada
pengenalan konflik. Pada tahap ini, konflik yang merupakan
bumbu agar suatu drama lebih menarik akan terjadi. Konflikkonflik ini tentunya melibatkan semua pemain (tokoh). Dalam
tahap ini pula penonton akan mengenal alur dari cerita yang
dibuat.
3. Komplikasi, tahap komplikasi atau tahap peningkatan konflik,
semaki
banyak
insiden-insiden
terjadi.
Beberapa
konflik
moral,
tempramen,
ambisi,
keadaan
emosi,
dan
sebagainya.
3) Keadaan Sosiologis
Yang termasuk keadaan sosiologis tokoh meliputi jabatan,
pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, iedologi dan sebagainya.
b. Mengekspresikan Dialog
Dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan percakapan
dalam kehidupan sehari-hari. Bedanya, dialog dalam drama sudah
diatur sebelumnya oleh penulis scenario. Anda harus menekspresikan
dialog
tersebut
dengan
wajar
dan
alamiah.Anda
dapat
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Sastra adalah pembayangan atau pelukisan kehidupan dan pikiran
imajinatif kedalam bentuk-bentuk dan struktur-struktur bahasa.Ekspresif
menurut KBBI adalah adjektiva (kata sifat) tepat (mampu) memberikan
(mengungkapkan) gambaran, maksud, gagasan, perasaan.
Puisi adalah suatu karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan
manusia yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan
bait serta penuh dengan makna.
Prosa menurut KBBI adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah
yg terdapat dalam puisi). Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan)
dapat diartikan karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan,
tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata.
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang
mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan
umum. Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan
untuk di pentaskan atau di pertunjukkan.
C. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi pokok bahasan
dari makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami berharap para pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini.
Dan semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, H., G (lusi : 2006 ). (1995). Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung:
Angkasa.[online].
Tersedia
di:
http://www.berpendidikan.com/2015/11/
pengertian-contoh-dan-cara-membaca-intensif-untuk-menemukan-kesimpulan
-dari-sebuah-bacaan.html [ 18 Desember 2016]
Laksono, W. (2016). Definisi pengertian mengenai Ekspresif . [Online] Tersedia :
http://www.wahsmart.blogspot.co.id/2016/10/definisi-pengertian-mengenai-eks
presif.html?m=1 [18 Desember 2016]
Tarigan, H.,G (Sulaimansyah :2011), (1986) Pengertian Puisi [Online] Tersedia :
http://www.wahanapendidikan.blogspot.co.id/2011/11/makalah-tentang-puisi.
html?m=1 [18 Desember 2016]
Hana.(2013).
Jenis-jenis
Puisi
[Online]
Tersedia
http://www.hunhaunahanah2nj.wordpress.com/2013/03/12/jenis-jenis-puisi/
Desember 2016]
:
[18