Anda di halaman 1dari 18

Nama : Dinda Putri

Nim : 19016086
Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah: Sastra Lama Nusantara
Dosen : Zulfikarni, M.Pd.

Jawabalah soal berikut sesui perintah (jawaban diketik dan jangan diprin terlebih
dahulu, jika server e-learning sudah kondusif, jawaban akan dikirim melalui itu,
jika belum, maka tuggu info selanjutanya!

1. Jelaskan perbedaan pantun, gurindam, talibun, karmina, dan


seloka, lalu beri masing-masingnya contoh. (cat: setiap itemnya
sertakan teori yang mendukung minimal 3 teori untuk masing-
masingnya).

Pantun ialah satu dari puisi lama yang sudah sangat popular dalam
bahasa-bahasa di Nusantara. Kata pantun berasal dari kata patuntun yang
dalam bahasa minangkabau yang mempunyai arti “petuntun”. Dalam
bahasa Jawa pantun juga dikenal dengan parikan, dalam bahasa
Sunda,pantun dikenal dengan paparikan, serta juga dalam bahasa lain yaitu
dalam bahasa batak yang dikenal sebagai umpasa.Adapun pengertian
pantun menurut para ahli:

1) Surana (2010:31)
Menurut Surana (2010:31) menyatakan bahwa pantun
adalah sebuah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat
larik, yang berima silang(a-b-a-b).Larik pertama dan
kedua disebut dengan sampiran atau bagian objektif.
Biasanya berupa sebuah lukisan alam atau hal apa saja
yang bisa diambil sebagai suatu kiasan. Larik ketiga dan
keempat dinamakan isi atau bagian dari subjektif.
2) R.O.Winsted
Menurut R.O Winsted yang menyatakan bahwa pantun
ialah sebuah pantun tidaklah sebuah gubahan sustu kalimat
yang mempunyai rima serta irama, namun sebuah
rangkaian katayang indah untuk melukiskan suatu
kehangatan cinta, kasih sayang, serta rindu dengan
penuturnya.
3) Herman J Waluyo (2005:32)
Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar
lama di budaya masyarakat.

Ciri-ciri pantun

a. Jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan hingga dua
belas
b. Setiap bait terdiri atas dua bagian, yang sampiran dan isi
c. Satu bait pantun terdiri dari 4 baris
d. Baris ke-1 dan ke-2 adalah sampiran dan baris ke-3 dan ke-4
adalah isi pantun
e. Pantun bersajak a-b-a-b

Contoh Pantun

Jikalau kita bertanam padi

Senanglah makan adik-beradik

Jikalau kita bertanam budi

Orang jahat menjadi baik

Gurindam adalah suatu bentuk dalam kesussastraan lama yang


berasal dari kesussastraan Tamil, yakni di India bagian selatan, Ambary
(Karmuddin, 2010:21). Kata gurindam berarti perhiasan atau
bunga.Menurut Ismail Hamid bahwa gurindam adalah karya sastra yang
berasal dari Bahasa Sanskrirt.Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia, gurindam adalah sebuah karya sastra yang terdiri dari sajak
dengan 1 baitnya ada 2 baris.Isinya terdiri dari nasehat atau petuah.

Ciri-ciri gurindam

1. Pada satu umpan terdiri dari dua kalimat (dua baris) saja.
2. Terikat oleh rima dalam setiap baitnya.
3. Dalam setiap umpan bersajak A - A, B - B, C - C, D - D, dan
seterusnya
4. Gurindam dapat terdiri dari banyak umpan.
5. Untuk setiap umpan pada gurindam
6. Makna atau artinya mengandung suatu nasehat.
7. Setiap barisnya maksimal terdiri dari 10 kata.
8. Dalam satu umpan terdapat 2 baris, di mana baris pertama
adalah sampiran, dan baris kedua adalah isi.

Contoh gurindam

GURINDAM DUA BELAS

Barang siapa tidak memegang agama,


sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat
maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.

Talibun
Sudaryat (2006:172) menyatakan, talibun adalah bentuk pantun yang
terdiri atas enam atau delapan baris se-bait, setengah jumlah baris
merupakan sampiran dan setengah jumlah baris ber-ikutnya berupa isi,
memiliki rumus per-sajakan abc//abc atau abcd//abcd.

Menurut Utami (2013:9), talibun adalah bentuk puisi lama yang termasuk
jenis pantun, jumlah barisnya antara 6 sampai 20 baris (selalu genap),
talibun memiliki sampiran dan isi, yaitu setengah dari jumlah baris pertama
dari keseluruhan sebagai sampiran dan setengah jumlah baris berikutnya
sebagai isi, persajakannya abc-abc atau abcd-abcd atau aab-aab atau aabb-
aabb atau abcde-abcde dan seterusnya. Talibun biasanya berisi tema
mengisahkan kebesaran atau kehebatan seseorang atau suatu tempat,
mengisahkan keajaiban sesuatu benda atau peristiwa, mengisahkan
kehebatan atau kecantikan seseorang, atau mengisahkan kelakuan dan
sikap manusia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, talibun diartikan sebagai bentuk


puisi lama dalam kesusasteraan Indonesia lama (Melayu) yang jumlah
barisnya lebih dari 4 baris.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa talibun


adalah adalah jenis pantun yang terdiri atas enam atau delapan baris sebait,
bersajak abc//abc untuk enam baris sebait dan bersajak abcd//abcd untuk
yang delapan baris sebait, empat pertama merupakan sampiran, sedangkan
empat baris berikutnya merupakan isi.

Ciri Talibun

1) Merupakan sejenis puisi bebas.


2) Mengandung beberapa baris yang ditampilkan secara rangkap dan
berisi penjelasan suatu hal.
3) Isinya merupakan beberapa tema yang telah disebutkan
sebelumnya, di mana tema tersebut dijelaskan secara rinci.
4) Setiap bait pada talibun dapat menceritakan suatu hal secara
keseluruhan.
5) Menggunakan gaya puisi lain–seperti syair–dalam proses
pembuatan talibun.
6) Mempunyai gaya bahasa yang luas dan dipahami pembaca.
7) Berfungsi untuk menyampaikan sebuah perkara atau tema yang
telah dibahas sebelumnya.
8) Merupakan abahsan penting dalam pengkaryaan cerita pelipur lara.

Contoh Talibun

Anak orang di Padag Tarap

pergi berjalan ke kebun bunga

hendak ke pekan hari telah senja

Di sana sirih kami kerekap

meskipun daunnya serupa

namun rasanya berlain jua

Karmina
Ambary (2005:28) mengemukakan, pantun kilat (karmina) adalah jenis
pantun yang singkat, hanya terdiri atas dua baris sebait. Karmina memiliki
ciri-ciri, yaitu terdiri atas dua baris sebait, baris pertama merupakan
sampiran dan baris kedua berupa isi, dan bersajak a-a (sajak rata). Menurut
Djajadisastra (2006:37), karmina adalah jenis pantun kilat yang terdiri atas
dua baris sebait, bersajak a-a, dan baris pertama berupa sampiran, baris
kedua berupa isi.

Suroso (1998:18) menyatakan, pantun kilat adalah bentuk pantun yang


terdiri atas dua baris sebait, bersajak rata dengan rumus a-a, dan baris
pertama berupa sampiran dan baris kedua berupa isi. Menurut Utami
(2013:12), karmina adalah pantun dua seuntai atau sebait terdiri atas dua
larik (pantun kilat), baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua
sebagai isi, dengan rumus persajakan a-a, isinya berupa sindiran, nasihat,
atau pernyataan ungkapan hati/pikitan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karmina
adalah jenis pantun kilat yang terdiri atas dua baris sebait, bersjak a-a, dan
baris pertama berupa sampiran, sedangkan baris kedua berupa isi.

Contoh Karmina
Dahulu parang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
Seloka
Kata seloka berasal dari bahasa sanskerta “ cloaka” atau bentuk puisi
Hindu yang terdapat dalam kitab-kitab kesusastraan Indian seperti
Ramayana dan Mahabarata, Ambary (Karmuddin, 2010:20).

Menurut Simorangkir, Seloka adalah peribahasa atau pepatah yang di


dalamnya diberi sampiran. Atau seloka adalah bidal atau pepatah yang
berirama.

Menurut Sabaruddin Ahmad, Seloka adalah pantun berantai (sama dengan


keterangan Madong Lubis).

Jadi Seloka adalah salah satu bentuk puisi Melayu Klasik yang berisikan
pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran
bahkan ejekan.

Contoh seloka 8 baris

Merah-merah buah rambutan

Rambutan matang di keranjang

Setitik cinta aku layangkan

Berbunga-bunga untukmu sayang

Rambutan matang di keranjang

Warnanya merah layaknya bata

Berbunga-bunga untukmu sayang

Tersenyum manis kuterima cinta

2. Jelaskanlah perbedaan antara mantra, pantun, pribahasa, syair, ungkapan


(pameo), ibarat, tamsil, pepatah, perumpamaan, ibarat, kata-kata arif, dan
syair dengan menyertakan contoh pada masing-masingnya. (cat: setiap
itemnya sertakan teori yang mendukung minimal 3 teori untuk masing-
masingnya)

mantra
Menurut Sastrowardoyo dalam Dian (2009:2), Mantra merupakan bentuk
sastra lisan yang berkembang sangat subur di Riau.
MenurutJS Badudu dalam Dian (2009:9), Mantra adalah kata-kata yang
mengandung kalimat dan kekuatan gaib atau magis dan hanya diucapkan
oleh orang-orang tertentu saja seperti dukun atau pawang.
Menurut Hasan dalam Saprianto (2011:7), Mantra adalah hasil
kesusastraan lama berupa puisi yang tidak tentu jumlah barisnya dan
digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti untuk menyembuhkan
penyakit atau membut orang sakit, untuk menaklukkan binatang buas dan
lain-lain.
Ciri-Ciri Mantra
Berikut ini ciri-ciri mantra diantaranya yaitu:
1. Terdiri atas beberapa rangkaian kata yang memiliki irama
2. Isinya berhubungan dengan kekuatan gaib
3. Berbentuk puisi yang isi dan konsepnya menggambarkan kepercayaan
suatu masyarakat pada saat itu
4. Dibuat dan diamalkan untuk tujuan tertentu
5. Didapat dari cara gaib, seperti keturunan atau mimpi atau bisa dijuga
diwarisi dari perguruan yang diikuti
6. Mengandung rayuan dan perintah
7. Menggunakan kesatuan pengucapan
8. Sesuatu yang utuh dan tidak bisa dipahami melalui setiap bagiannya
9. Terdapat kecenderungan esoteric atau khusus pada setiap kata-kata di
dalamnya
10. Mementingkan keindahan permainan bunyi

Contoh Mantra

Mantra untuk mengobati orang dari pengaruh makhluk halus

Sihir lontar pinang lontar

terletak diujung bumi

Setan buta jembalang buta

aku sapa tidak berbunyi

Pantun
Pantun ialah satu dari puisi lama yang sudah sangat popular dalam
bahasa-bahasa di Nusantara. Kata pantun berasal dari kata patuntun yang
dalam bahasa minangkabau yang mempunyai arti “petuntun”. Dalam
bahasa Jawa pantun juga dikenal dengan parikan, dalam bahasa
Sunda,pantun dikenal dengan paparikan, serta juga dalam bahasa lain yaitu
dalam bahasa batak yang dikenal sebagai umpasa.Adapun pengertian
pantun menurut para ahli:

1. Surana (2010:31)
Menurut Surana (2010:31) menyatakan bahwa pantun
adalah sebuah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat
larik, yang berima silang(a-b-a-b).Larik pertama dan
kedua disebut dengan sampiran atau bagian objektif.
Biasanya berupa sebuah lukisan alam atau hal apa saja
yang bisa diambil sebagai suatu kiasan. Larik ketiga dan
keempat dinamakan isi atau bagian dari subjektif.
2. R.O.Winsted
Menurut R.O Winsted yang menyatakan bahwa pantun
ialah sebuah pantun tidaklah sebuah gubahan sustu kalimat
yang mempunyai rima serta irama, namun sebuah
rangkaian katayang indah untuk melukiskan suatu
kehangatan cinta, kasih sayang, serta rindu dengan
penuturnya.
3. Herman J Waluyo (2005:32)
Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar
lama di budaya masyarakat.

Contoh Pantun
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Peribahasa
Menurut Wikipedia, Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat
yang menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang
mengungkapkan kelakukan, perbuatan atau hal mengenai diri
seseorang. Cakupan peribahas adalah ungkapan, pepatah,
perumpamaan, ibarat/tamsil, semboyan, bidal/pameo.
Pengertian lain, menurut kamus linguistik peribahasa adalah
penggalan kalimat yang telah membeku bentuk, makna dan
fungsinya dalam masyarakat.
Peribahasa atau pepatah adalah kelompok kata atau kalimat yang
menyatakan maksud, keadaan seseorang atau hal yang diungkapkan
tentang, tindakan, kelakuan atau hal tentang seseorang.
Ciri-Ciri Peribahasa
Kata-kata yang ada pada bahasa yang memiliki struktur tetap, artinya
kata-kata dalam bahasa yang sudah pasti dan tidak dapat diubah.
Biasanya digunakan dengan tujuan untuk menyindir ataujuga
memperindah bahasa.
Kata-kata yang digunakan biasanya teratur, enak didengar dan
memiliki makna.
Dapat dibuat atau dibuat berdasarkan pandangan dan diputar yang
sangat teliti terhadap alam dan peristiwa yang terjadi dan berlaku di
masyarakat.
Bahasa Inggris yang Lengkap dan Indah Jadi Bahasa Inggris akan
melekat dimulut masyarakat hingga Temurun.

Contoh Peribahasa
Tong kosong nyaring Bunyinya
(Orang Yang bodoh biasanya banyaknya cakapnya ATAU
pembicaraannya)
Ada udang di balik batu
(Ada Suatu Maksud Yang Tersembunyi)
Ada gula ADA semut
(Dimana Banyak kesenangan disitulah Banyak orangutan Datang)
Anjing menggonggong, khafilah Berlalu
(Biarpun Banyak rintangan hearts usaha kita, kita tidak boleh putus
asa)

Syair
Kata syair berasal dari bahasa arab yaitu “syu'ur” yang memiliki
makna perasaan. Syair adalah mengungkapkan perasaan atau pikiran
dari orang yang terlibat.
Syair adalah salah satu jenis puisi lama yang pada setiap baitnya
terdiri atas empat baris (Larik) yang akhirannya berbunyi sama.
Syair ini pada umumnya digunakan untuk mengulas suatu hal yang
panjang, seperti cerita, agama, cinta, nasihat, dan lain sebagainya.
Membuat hal inilah yang membuat umpan dalam syair sangat
banyak dan panjang.
Dalam kamus istilah sastra, syair adalah jenis puisi lama yang tiap
baitnya terdiri atas empat larik, yang bersajak sama; isinya dapat
merupakan kiasan yang mengandung mitos dan unsur sejarah, atau
merupakan ajaran falsafah atau agama. Syair biasanya panjang-
panjang, bentuknya sederhana dan biasa berisi cerita angan-angan,
sejarah dan petua-petua.
Ciri-Ciri Syair

Beberapa ciri-ciri syair yang membedakannya dengan jenis puisi lain


adalah:
1. Setiap bait pada syair terdiri dari 4 baris
2. Tiap baris mengandung 4 kata
3. Setiap baris mengandung minimal 8 suku kata
4. Sajak pada syair adalah a-a-a-a
5. Bahasa pada syair masih berbentuk kiasan
6. Syair biasanya berisi tentang suatu cerita yang memuat nasihat
7. Semua baris dalam syair merupakan isi, tidak ada sampiran layaknya
pada pantun
Contoh Syair
Contoh Syair Agama:

Dengarkanlah wahai kawan sejati,

Syair sederhana dari lubuk hati,

Tentang hidup dunia fana ini,

Tentang kerikil yang kena dihadapi,

Hidup sementara hanyalah untuk beribadat,

Bukan mengumpat bukan maksiat,

Janganlah terbuai godaan syahwat,


Hingga ibadah kena terlewat,

Janganlah lalai akan sholat,

Janganlah kikir akan zakat,

Kenalah kita perbanyak sholawat,

Guna bekal kelak di akhirat,

Tuhan tak pernah lupa,

Tuhan pun tak pernah memalingkan kita,

Sebab Tuhan selalu bersama kita,

Tapi kita selalu lupa pada-Nya,

Kemanakah kita di waktu bahagia,

Memilih sesama meluapkan suka,

Kemanakah kita di kala lara,

Teringat Tuhan mengeluh duka,

Cobalah tuk selalu ingat pada Illahi,

Berdoa dan berserah diri,

Baik suka duka dalam diri,

Ya Allah ya Tuhan kami,

Seringkanlah kita memohon ampun,

Agar jiwa laksana embun,

Janganlah sampai nanti tertegun,

Saat nyawa lepas dari ubun-ubun,


Pameo

Pengertian Pameo

Pameo adalah salah satu jenis peribahasa yang dijadikan sebagai semboyan untuk
memotivasi dan membakar semangat bagi para khalayak. Selain itu, pameo juga
digunakan sebagai sarana untuk menyindir ataupun mengolok-olok. Lebih
singkatnya, pengertian pameo adalah jenis peribahasa yang dijadikan semboyan.

Contoh Pameo beserta Artinya

Berikut ini beberapa contoh peribahasa pameo dan juga artinya:

1) Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul (berarti se-ia sekata, senasib
sepenanggungan).
2) Patah sayap, bertongkat paruh (berarti tidak berputus asa).
3) Malu bertanya sesat di jalan. (berarti orang yang malu bertanya kepada
ahlinya atau kepada orang berilmu akan tersesat atau tidak mendapat
pengetahuan yang diinginkan).
4) Maju terus pantang mundur. (berarti jangan menyerah dan terus berjuang).
5) Banyak bekerja, sedikit bicara. (berarti sebagai manusia, kita harus lebih
banyak bertindak atau bekerja dibanding dengan berbicara).

Ibarat

Ibarat atau tamsil adalah jenis peribahasa yang berupa kalimat kiasan yang sering
menggunakan kata ibarat yang tujuannya untuk membandingkan suatu perkara atau
hal. Contohnya: Tua-tua keladi makin tua makin jadi

Pepatah

Pepatah adalah salah satu jenis dari peribahasa yang mengandung nasehat dari
orang-orang tua dan biasanya peribahasa jenis ini digunakan dalam mematahkan
lawan bicara. Contohnya: sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit, biar lambat asal
selamat, kecil-kecil cabai rawit, bagai kejatuhan bulan dan lain-lain.

Perumpamaan
Perumpamaan adalah jenis peribahasa yang berisikan kata-kata yang
mengungkapkan keadaan atau tingkah laku seseorang dengan mengambil
perbandingan dari alam sekitar dan biasanya diawali dengan kata bagai, bak,
seperti dan lain sebagainya. Contohnya:

1) Bagai air di atas daun talas. (makna: orang yang tidak mempunyai
pendirian, atau bingung.)
2) Bagai anjing mengunyah tulang. (makna: orang yang marah.
3) Menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. (makna: orang yang tidak
menjaga rahasia keluarga sendiri akan mendapat malu sendiri.
4) Sambil menyelam minum air. (makna: orang yang mengerjakan lebih dari
satu pekerjaan dalam satu waktu).

Kata-kata Arif

Arti kata arif menurut KBBI

arif

Kata Adjektiva (kata sifat)

1) bijaksana; cerdik dan pandai; berilmu

contoh: 'ia terkenal sebagai orang yang arif'

2) paham; mengerti

contoh: 'tidak mungkin seseorang itu arif akan segala hal'

3. Jelaskan perbedaan antara legenda, fabel, mitos, epik, hikayat, tambo, dan cerita
jenaka. (cat: 1) setiap itemnya sertakan teori yang mendukung minimal 3 teori
untuk masing-masingnya, 2) setiap item sertakan contoh cukup judulnya saja).

Legenda
Lukens mengatakan bahwa legendasama halnya dengan mitos, legenda juga
termasuk bagian dari cerita rakyat. Perbedaan antara mitos dan legenda tidak
pernah jelas.Keduanya sama-sama menampilkan cerita yang menarik dengan
tokoh-tokoh yang hebat yang berada diluar batas-batas kamampuan manusia
lumrah.Hal yang membedakan adalah mitos sering dikaitkan dewa-dewa dan atau
kekuatan-kekuatan supranatural yang diluar jangkauan manusia.sebaliknya, walu
sama-sama menghadiri tokoh-tokoh itu dengan sebaiknya dewa-dewa atau yang
berkekuatan suptanatural, melainkan dengan tokoh, peristiwa, atau tempat-tempat
nyata yang mempunyai kebenaransejara Lukens (Nurgiyantoro 2005: 182).

Menurut Michelllegenda (Legenda) dapat dipahami sebagai cerita magis yang


sering dikaitkan dengan tokoh, peristiwa, dan tempat-tempat yang nyata.Berbagai
cerita diangangakat menjadi legenda adalah tokoh dan peristiwa yang memang
nyata, ada dan terjadi didalam sejarah. Misalnya, cereita Robin Hoodt, yang sudah
difelemkan dalam beberapa fersi, adalah tokoh sejarah yang hidup pada masa
pemerintahan Raja Arthur (King Arthur) di Inggris dan peristiwa tenggelamnya
kapal Titanik pada awal abad ke-20, sebuah kapal pesiar mewah yang juga sudah
difelemkan, kini jaga dipandang sebagai legenda (Nurgiyantoro, 2005: 182).

Contoh legenda

a) Legenda Sangkuriang (Jawa Barat)


b) Legenda Roro Jongrang (Yogyakarta)
c) Legenda Cindelaras (Jawa Timur)

Fabel
Cerita binatang (Fables, Fable) salah bentuk cerita (tradisional) yang menampilkan
binatang sebagai tokoh cerita.Binatang-binatang tersebut dapat berpikir dan
berintergrasi layaknya komunitas manusia, juga dengan permasalahan hidup
layaknya manusia.mereka dapat berpikir, berlogika, berperasaan, berbicara,
bersikap, bertingkahlaku, dan lain-;ain sebagaimana halnya bahasa manusia.

Cerita binatang hadir sebagai personifikasi manusia, baik yang menyangkut


penokohan yang lengkap dengan karakternya maupunpersoalan hidup yang
diungkapkanya.Artinya, manusia dan berbagai persoalannya manusia itu
diungkapkan lewat binatang.Jadi, cerita inipun juga berupa kisah tentang
mssanusia dan kemanusiaan yang juga ditinjukan kepada manusia, tetapi dengan
komunitas perbinatangan.Tujuan cerita ini jelas, yaitu untuk memberikan pesan-
pesan moral (Hukdkk, 1987: 393; Mitchell: 245).Parah tokoh binatang itu hanya
dijadikansarana, personifikasi, untuk memberikan pelajaran moral.Tujuan
pemberian ajaran moral inilah yang menjadi fokus penceritaan dan sekaligus yang
menyebabkan hadirnya cerita binatang ditengah masyarakat.

Contoh:

1) Cerita Fabel: Ulat Yang Sombong


2) Cerita Fabel: Iri Hati Sang merpati
Mitos
Mitos adalah salah satu jenis cerita lama yang sering dikaitkan dengan dewa-dewa
atau kekuatan-kekuatan supranatural yang lain yang melebihi batas-batas
kamampuan manusia. berbicara mitos berate berbicara tentang hubungan antara
manusia dengan dewa-dewa, atau antara dewa, dan itu merupakan suatu cara
manusia menerima dan menjelaskan keberdaan dirinya yang berada dalam
perjuangan tarik menarik antara kekuatan yang baik dan jahat (Huck dkk,
1987:308). Mitos juga sering dikaitkan dengan cerita tentang berbagai peristiwa
dan kekuatan, asal-usul, tempat, tingkah laku manusia atau sesuatu yang lain.Ia
hadir dengan menampilkan cerita yang menarik yang mengandung aksi, pristiwa,
ber-suspense tinggi dan juga berisi konflik kehidupan.

Kebenaran cerita mitos itu sendiri patut dipertanyakan, terutama sedut pandang
rasionalitas dewasa ini, tapi masyarakat pada umumnya menerima kebenaran itu
tanpa dipertanyakan kembali.Mitos memenuhi dan memuaskan rasa ingin tahu,
memenuhi kebutuhan religi yang dipergunakan untuk mengatur kehidupan.Oleh
karena itu mitos, paling tidak pada awalnya dipandang sebagai sesuatu yang
keramat, dan baru kemudian menjadi cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun.

Contoh Mitos

1. Cerita terjadinya mado-mado atau marga di Nias (Sumatra Utara).


2. Cerita barong di Bali.
3. Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India oleh para dewa ke
Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.

Epik
menurut simorangkil 1953, Epik adalah cara menyampaikan suatu kejadian atau
keadaan yang disajikan dalam uraian yang objektif . arti obyektif adalah perasaan
dan pendapat sang penulis dinafikan, sehingga yang disampaikan adalah kejadian
yang sebenarnya.

Pada epic, yang menjadi objek adalah kejadian atau peristiwa seperti yang kita
jumpai pada Mahabharata, Ramayana, serta Ilias dan Aeneis. Ketika membaca
epic, kita seolah-olah dibawa ke jaman lampau dan perasaan itu diperkuat dengan
gaya bahasa dan lukisan-lukisan peristiwa yang dialirkan dengan kata-kata yang
begitu indah.

Contoh epic dalam kesusateraan Indonesia adalah epic “Hang Tuah” yang ditulis
oleh Amir Hamzah.

Hikayat
Sugiarto , Menurutnya kata Hikayat berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita
atau kisah pada massa awal kata ini digunakan dalam bahasa Melayu, makna
aslinya masih melekat. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika semua karya
berbentuk prosa dalam sastra Melayu lama umumnya disebut hikayat.

Sudjiman Menurutnya, istilah Hikayat di dalam judul bahwa hal tersebut terjadi
karena kesalahpahaman bagian awal teks yang menyebutkan kata “hikayat” di awal
cerita. Karena naskah-naskah cerita Melayu ditulis dengan khuruf Arab-Melayu,
sehingga ketika naskah tersebut disalin ke dalam huruf Latin, maka kata “hikayat”
ditulis dengan huruf kapital, sehingga terjadi kesalahpahaman si penyalin naskah
yang menganggap kata “hikayat” sebagai bagian dari judul cerita.

Suherli Hikayat merupakan ragam jenis cerita rakyat dan termasuk ke dalam teks
narasi. Dan merupakan cerita Melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan
berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya.

Ciri-Ciri Hikayat

Berikut adalah 9 ciri hikayat yaitu:

1) Anonim : Pengarangnya tidak dikenal


2) Memakai Istana Sentris : Yaitu menceritakan tokoh yang berkaitan dengan
kehidupan istana/ kerajaan.
3) Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan.
4) Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat.
5) Menggunakan bahasa klise : Adalah enggunakan bahasa yang diulang-
ulang.
6) Tradisional : Yaitu Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap
baik.
7) Bersifat Didaktis : Merupakan Didaktis moral maupun didaktis religius
(Mendidik).
8) Kisah Universal Manusia : Ialah peperangan antara yang baik dengan yang
buruk, dan dimenangkan oleh yang baik.
9) Bersifat Magis : yakni pengarang membawa pembaca ke dunia khayal
imajinasi yang serba indah.
Contoh Hikayat
1. Hikayat Abu Nawas - Ibu Sejati
2. Keramat Bujang
3. Hang Tuah
4. Keris Gandring
5. Tanjung Lesung
6. Telaga Warna
7. Raden Kian Santang

Tambo
Tambo merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat Minangkabau yang
penting. A.A. Navis (1984: 45) memberikan pendapat tentang tambo, yaitu berasal
dari bahasa Sanskerta, tambay atau tambe yang berarti bermula. Kata tambo juga
dapat diartikan sebagai sejarah, silsilah keturunan, riwayat zaman dahulu
(Djamaris, 1991: 13). Sependapat dengan hal tersebut, Kartodirdjo
(dalamDjamaris, 1991: 13) juga menyatakan bahwa tambo dapat dikatakan sebagai
sastra sejarah. Menurutnya, kata tambo digunakan sebagai judul cerita prosa lama
yang disebut sastra sejarah atau histogriografi tradisional, yaitu penulisan sejarah
menurut kepercayaan atau pandangan masyarakat setempat secara turun-tumurun.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tambo adalah karya


sastra yang berisi tentang cerita-cerita sejarah, asal-usul nenek moyang, asal-usul
negeri, silsilah raja, adat-istiadat, sistem pemerintahan, serta aturan kehidupan
sehari-hari masyarakat Minangkabau.

Contoh tambo yang populer karya Datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri
Lanang.

Cerita Jenaka

Pengertian Cerita Jenaka adalah bagian cerita rakyat yang berunsur jenaka atau
lucu yang dapat membangkitkan tawa.

Biasanya cerita jenaka bahan ceritanya didasarkan pada kehidupan masyarakat


sehari-hari. Kemudian alur ceritanya berpusat pada kelakuan pelaku.

Contoh Cerita Jenaka

“Pak Lebai Malang”

4. Carilah teks lengkap sebuah cerita yang berupa (pilih salah satu dari pilihan yang
saya sediakan. Jadi cukup satu saja) legenda, epik, mitos, atau cerita jenaka) lalu
analisislah unsur-unsur intrinsik dari cerita yang Saudara pilih. Untuk amanat
temukan sebanyak mungkin.

Cerita Rakyat Sigindo Kuning dusun Tuo Merangin Jambi

1). Tema, cerita rakyat Sigindo Kuning dusun Tuo Merangin Jambi memiliki tema
tentang “Perjuangan”. Perjuangan, merupakan tema yang cocok dalam cerita
Sigindo Kuning, karena dalam cerita tersebut seorang tokoh utama yaitu Sigindo
Kuning tak henti-hentinya berjuang demi melanjutkan hidupnya, ia rela berpindah-
pindah tempat demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

2). Tokoh dan penokohan yang terdapat dalam cerita rakyat Sigindo Kuning asal
dusun Tuo kabupaten Merangin Jambi ada beberapa pemeran yaitu: Tokoh utama
Sigindo Kuning merupakan sosok yang pantang menyerah dalam menghadapi
tantangan dalam hidupnya. Tokoh sampingan pertama Nyai Meh merupakan sosok
yang gigih dan giat bila bekerja, patuh terhadap suaminya Sigindo Kuning. tokoh
sampingan kedua adalah Lelo Bangun, merupakan sosok yang ramah dan sopan.
Pemeran tokoh sampingan ketiga adalah Tatih, merupakan sosok yang ramah,
peduli dan lembut. Pemeran tokoh sampingan keempat adalah Manitih, merupakan
sosok yang ramah baik hati, peduli, sopan dan penuh dengan kelembutan. Pemeran
tokoh sampingan kelima adalah siamang putih, Sebenarnya siamang putih ini
lincah dalam mempermainkan Sigindo Kuning untuk mengikuti arah dan
tujuannya, namun sering membuat kegaduhan saat mengeluarkan suaranya yang
memekakkan telinga.

3. Alur, dalam cerita rakyat Sigindo Kuning dusun Tuo Merangin


Jambi adalah alur mundur. Alur mundur adalah alur yang memulai cerita dengan
penyelsaian.

4. Latar, yaitu di hutan, di pulau Jawa, dusun Tuggang, di dusun Rajo dan Renah
Sungai Lipai. Selanjutnya latar yang terdapat adalah latar suasana, suasana haru,
panik, gaduh dan damai.

5. Sudut Pandang Sudut pandang yang terdapat dalam cerita rakyat Sigindo Kuning
dusun Tuo Merangin Jambi adalah posisi pengarang menjadi orang ketiga serba
tahu.

6. Gaya Bahasa ,yang terdapat dalam cerita rakyat Sigindo Kuning asal dusun Tuo
Kabupaten Merangin adalah majas klimaks,hiperbola, sinestesia, litotes, metafora,
repetisi dan eufemismus.

7. Amanat dalam cerita rakyat Sigindo Kuning adalah berjuang dan giatlah dalam
bekerja agar kita dapat mencapai kejayaan hidup yang kita harapkan.
5. Ujian ini jangan sampai ada yang sama atau kopas dari tulisan lain atau teman
saudara, kecuali teori ambil dari buku yang dapat dipercaya bukan dari artikel atau
jurnal.

Selamat bekerja

Anda mungkin juga menyukai