Anda di halaman 1dari 7

Definisi Puisi Rakyat

Hal pertama yang harus kamu ketahui dalam rangkuman materi puisi rakyat kelas 7 kurikulum
merdeka tentu saja pengertian atau definisi dari puisi rakyat itu sendiri.
Jadi, secara sederhananya, puisi rakyat dapat diartikan sebagai sebuah sastra lisan yang
menyebar secara lisan dari mulut ke mulut di tengah masyarakat.
Menurut Kemendikbud (Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan), puisi rakyat merupakan
sebuah karya sastra yang berbentuk puisi, syair, pantun, dan gurindam dengan terkandung nilai-
nilai yang ingin diwariskan kepada leluhur.
Kemudian, James Danandjaja (2007) mendefinisikan puisi rakyat sebagai kesusastraan yang
dimiliki oleh masyarakat yang mempunyai bentuk-bentuk tertentu.
Sedangkan, menurut Khairani Lubis dkk (2020), puisi rakyat adalah sebuah karya sastra yang di
dalamnya itu memiliki beberapa jenis bait serta baris.
Ciri-Ciri Puisi Rakyat
Puisi rakyat memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang membedakannya dengan karya sastra lain.
Adapun beberapa ciri-ciri dari puisi rakyat yang dapat kamu ketahui, yaitu:
 Puisi rakyat tidak ada yang mengetahui siapa pengarang atau penulis yang membuatnya
karena puisi ini disebarkan dari mulut ke mulut sehingga diketahui oleh orang banyak.
 Puisi rakyat disebut sebagai sastra lisan yang menyebar di tengah masyarakat karena
disebarkan dari mulut ke mulut masyarakat..
 Puisi rakyat diikat oleh beberapa aturan di dalamnya seperti jumlah baris, jumlah suku
kata, jumlah sajak, hingga iramanya sata dibacakan.
 Puisi rakyat sangat sering menggunakan majas serta gaya bahasa.
Jenis-Jenis Puisi Rakyat
Puisi rakyat terbagi ke dalam beberapa jenis yaitu pantun, syair, gurindam, mantra, talibun,
karmina, dan seloka.
Agar kamu dapat memahaminya dengan baik, berikut adalah penjelasan dari beberapa jenis puisi
rakyat tersebut.
1. Pantun
Pantun adalah jenis puisi rakyat yang pertama. Ini merupakan bentuk puisi yang secara
sejarahnya berasal dari melayu yang tiap bait (kuplet) biasanya terdiri dari empat baris dengan
sajak a-b-a-b.
Penyebutan pantun di Indonesia sebenarnya sangatlah beragam tergantung bahasa daerah
masing-masing.
Sebagai contoh, dalam Bahasa Jawa pantun disebut parikan, Bahasa Sunda adalah paparikan,
Bahasa Toraja adalah londe, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Pantun sendiri memiliki beberapa ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan puisi
rakyat lainnya. Beberapa ciri tersebut adalah sebagai berikut:
Ciri-Ciri Pantun
 Setiap bait biasanya terdiri dari empat baris.
 Setiap barisnya biasanya terdiri dari 4 sampai 6 kata.
 Untuk baris ke-1 dan 2 adalah sampiran, sedangkan baris ke-3 dan 4 adalah isi.
 Beberapa pantun biasanya tidak ada yang mengetahui siapa pengarang atau penciptanya.
Pantung juga biasanya terbagi lagi ke dalam beberapa bentuk seperti pantun nasihat, pantun
jenaka, pantun kiasan, pantun agama, pantun cinta, pantun teka-teki, hingga pantun peribahasa.
Contoh Pantun
Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding
2. Syair
Jenis puisi rakyat yang kedua adalah syair, ini merupakan bentuk puisi rakyat yang secara
sejarahnya berasal dari persia.
Syair sendiri memiliki bentuk rangkaian kisah yang panjang. Di mana setiap baitnya merupakan
isi.
Kemudian, isinya pun biasanya tidak selesai dalam satu bait saja karena syair sendiri itu untuk
menceritakan sesuatu hal yang memiliki kesinambungan.
Kemudian larik-larik yang ada pada setiap baris syair itu merupakan isi. Hal ini tentunya sedikit
berbeda dengan pantun. 
Selain itu, syair juga memiliki banyak ciri atau karakteristiknya sendiri yang membedakan
dengan jenis-jenis karya sastra lain. Beberapa ciri tersebut adalah sebagai berikut:
Ciri-Ciri Syair
 Biasanya terdiri dari 4 baris dengan 4-6 kata di dalamnya.
 Setiap barisnya biasanya terdiri dari 8-12 suku kata.
 Memiliki sajak a-a-a-a.
 Semua baris atau larik di dalam syair itu merupakan isi.
 Biasanya menggunakan kata-kata atau bahasa kiasan.
Contoh Syair
Jauhi semua perbuatan jahat
Jauhi pula perbuatan maksiat
Mari kita segera bertobat
Supaya kita selamat dunia akhirat
3. Gurindam
Jenis puisi rakyat yang ketiga adalah gurindam, ini merupakan puisi lama yang secara sejarahnya
berasal dari India. Di mana penyebarannya sangat dipengaruhi oleh sastra hindu.
Gurindam sendiri merupakan  sajak yang di dalamnya terdiri dari dua bait. Setiap baitnya diisi
oleh dua baris kalimat dengan rima yang sama dan merupakan satu kesatuan secara utuh. 
Untuk baris pertama itu menyatan perbuatan sedangkan baris kedua menyatakan akibat dari
perbuatan tersebut. Dalam kata lain, gurindam adalah sebuah sajak dua baris yang terkandung
petuah serta nasihat.
Gurindam juga memiliki beberapa karakteristik atau cirinya sendiri yang membedakan dengan
puisi rakyat lain. Adapun beberapa ciri tersebut adalah sebagai berikut:
Ciri-Ciri Gurindam
 Dalam satu bait terdiri dari dua baris kalimat.
 Dalam setiap baris kalimat biasanya terdiri dari 10-14 kata.
 Antara baris ke-1 dan 2 menunjukan hubungan sebab akibat.
 Baris ke-2 dalam gurindam berisikan nasihat dan petuah.
 Gurindam memiliki rima yang sama yaitu a-a atau b-b.
Contoh Gurindam
Hidup itu jangan dibuat penat
Anak muda harus penuh semangat
4. Mantra
Jenis puisi rakyat yang keempat adalah mantra, ini merupakan sebuah puisi yang terkandung
unsur magis. Biasanya, di setiap daerah Indonesia memiliki mantra dengan menggunakan bahasa
daerahnya masing-masing.
Mantra sendiri sering dijadikan oleh masyarakat sebagai doa dengan kekuatan magis untuk
meraih sesuatu secara pintas.
Meskipun terdengar menyeramkan, sejatinya mantra merupakan salah satu warisan sastra bangsa
Indonesia yang sudah ada sejak lama.
Mantra juga memiliki beberapa ciri atau karakteristik, beberapa diantaranya yaitu:
Ciri-Ciri Mantra
 Memiliki rima a-b-c-a-b-c, a-b-c-d-a-b-c-d atau a-b-c-d-e a-b-c-d-e.
 Biasanya bersifat lisan.
 Biasanya diyakini memiliki kekuatan mistis atau magis di dalamnya.
 Mengandung majas metafora.
 Mengandung perulangan.
 Bahasa yang digunakan bersifat esoferik (bahasa yang digunakan secara khusus diantara
pembicara dengan lawan bicaranya)
 Bersifat misterius.
Contoh Mantra
Assalamualaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
5. Talibun
Jenis puisi rakyat yang kelima adalah talibun, puisi ini memiliki bentuk yang cukup mirip
dengan pantun karena di dalamnya terdapat sebuah sampiran dan isi. 
Namun yang membedakan diantara keduanya yaitu sampiran dan isi yang ada dalam talibun itu
ditulis lebih dari empat baris dengan rima yang berbeda-beda.
Mulai dari abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, hingga yang lainnya.
Isi yang terkandung di dalam talibun biasanya didasarkan pada suatu perkara. Di mana perkara
tersebut akan diceritakan secara merinci di dalam talibun.
Selain hal-hal di atas, talibun juga memiliki beberapa ciri atau karakteristik lain, diantaranya
yaitu:
Ciri-Ciri Talibun
 Berbentuk puisi bebas yang menjelaskan atau menceritakan pemerian.
 Di dalamnya menceritakan sebuah perkara dengan rinci.
 Gaya bahasa yang digunakan bersifat luas dan lumrah.
 Di setiap akhir baris kalimat memiliki rima yang sama.
Contoh Talibun
Berlayar menuju pulau di sana
Menerjang ombak di bulan purnama
Bersama nahkoda melempar jala
Agar memiliki gelar sarjana
Belajarlah dengan giat dan seksama
Jangan lupa selalu berdoa
6. Karmina
Jenis puisi rakyat yang keenam adalah karmina, ini merupakan sebuah pantun yang hanya
memiliki dua seuntai atau biasa disebut dengan istilah pantun kilat.
Puisi satu ini sangat persis dengan pantun, namun yang membedakannya hanya terletak pada
jumlah baris.
Dimana karmina biasanya hanya memiliki dua bait baris saja. Untuk baris pertama yaitu
sampiran dan kedua adalah isi.
Karmina juga memiliki beberapa ciri atau karakteristik lainnya, beberapa ciri tersebut adalah
sebagai berikut:
Ciri-Ciri Karmina
 Setiap baitnya hanya memiliki dua baris saja.
 Setiap baris biasnya hanya mengandung 8-12 suku kata.
 Untuk baris ke-1 yaitu sampiran dan ke-2 yaitu isi.
 Karmina bersajak a-a.
Contoh Karmina
Buah kedondong di dalam gerbong,
Jadi orang janganlah sombong.
7. Seloka
Jenis puisi rakyat yang terakhir adalah seloka. Sama seperti karmina, seloka juga berbentuk
pantun.
Seloka sendiri merupakan pantun yang memiliki beberapa bait dan baris. Namun, seloka sendiri
berisi pantun sambung menyambung atau biasa disebut juga dengan pantun berantai.
Seloka biasanya mengandung pepatah atau perumpamaan yang disampaikan dengan senda
gurau, sindiran, bahkan ejekan.
Seloka memiliki beberapa ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan puisi rakyat lain.
Beberapa diantaranya yaitu:
Ciri-Ciri Seloka
 Dalam satu bait biasanya terdapat 4 baris.
 Bersajak a-b-a-b.
 Biasanya setiap barisnya mengandung 4 suku kata yang saling sambung menyambung.
 Baris ke-1 dan 2 merupakan sampiran serta baris ke-2 dan 3 merupakan isi.
 Biasanya menyampaikan nasihat.
Contoh Seloka
Sinar mentari hangatkan bumi
Pagi disambut kicauan burung
Acuhkan pesan yang tersirat hati tak mati
Ceria tampak wajah tak murung

Anda mungkin juga menyukai