Anda di halaman 1dari 5

I.

MANTERA
Mantera adalah kalimat-kalimat atau susunan kata-kata yang mengandung makna atau
kekuatan gaib
diucapkan pada waktu dan tempat tertentu: dengan maksud untuk menambah atau
menimbulkan kekuatan
kepada orang yang mengucapkan.
Kita mengenal berbagai mantera dan serapah, umpamanya: mantera menuia padi,mantera
beburu,mantera
menyingkirkan hantu dan syetan.hal ini tidaklah mengherankan, karena sifat masyarakat
Melayu lama masih
berpegang kepada animisme, dinamisme dan ketahayulan. Kata-kata tersebut selain
bermakna, juga bersifat
sopan dan indah. Itulah sebabnya mantera-mantera merupakan puisi yang bersajak dan
berirama dengan
teratur.
Mantera dianggap sebagai permulaan kesusastraan lisan. Orang yang bertugas
mengucapkan mantera pada
tiap-tiap upacara dinamakan pawang.

Contoh nya:

Hai si Gempar Alam


Gegap gempita
Jarum besi akan romaku
Ular berbisa akan janggutku
Buaya akan tongkat mulutku

II. BIDAL
Bidal tak lain dari pada susunan kata-kaya atau kalimat-kalimat singkat yang mengandung
pengertian atau
melukiskan sindiran, perbandingan serta kiasan.
Bidal digunakan untuk mengatakan sesuatu tidak terus terang. Susunan katanya tak dapat
kita ubah, oleh karena
bidal itu mempunyai lagu,gerak sertairama yang tertentu pula.
* Yang termasuk bidal adalah :
1. Peribahasa atau Ungkapan, yakni kiasan yang dilahirkandengan pendek dan sinkat.
2. Pepatah, yakni kiasan tepat yang dipakai guna menyatakan sesuatu denagn pendek serta
dalam bentuk kalimat
3. Tamsil, yakni kiasan yang bersajak dan berirama.
4. Perumpamaan, yaitu kiasan yang berupa kalimat dan dipergunakan untuk
mengumpamakan seseorang.
5. Ibarat, yaitu perumpaan yang menyatakan sesuatu dengan sejelas-jelasnya dengan
mengambil perbandingan
6. Kata Arif atau Hadits Melayu,yaitu kiasan yang merupakan kata-kata atau kalimat-kalimat
mutiara.
7. Pemeo,yaitu kalimat pendek yang ada pada waktu bannyak dipergunakan sebagai
semboyan.

III. PANTUN
Perkataan pantun berarti: bagai, seperti, ibarat, umpanya, laksana. Hal ini dapat kita dengar
pada bidal yang berbunyi :
Sepantun labah-labah, meramu dalam badan sendiri.(sepantun = seumpama).
Pantun telah lama tersebar dan dpierdarah-dagingkan oleh bangsa Indonesia sebelum
masuknya kebudayaan Hindu.
* Syarat-syarat Pantun:
1. Tiap bait terdiri atas empat baris.
2. Tiap-tiap baris terdiri dari atas 8 sampai 12 suku kata.
3. Sajaknya: Sajak sengkelang,berumus a-b-a-b.
4. Hubungan baris; kedua baris pertama merupakan sampiran sedangkan isisnya terdapat
pada kedua baris terakhir.
Contoh:

Air dalam bertambah dalam


Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh

IV. Pantun Kilat atau Carmina.

Dalam khazanah kesusastraan Indonesia terdapat pula pantun yang lebih ringkas.Pantun
yang demikian dinamakan
pantun kilat atau carmina.carmina mempunyai fungsi sebagai alat penghubung yang mesra.
* Syarat-syarat yang mengikat carmina
a. Tiap bait hanya terdiri atas 2 baris.
b. Baris pertama merupakan sampiran, sedang lainya terdapat pada baris terakhir.
c. Beranjak sama : a-a.

Contoh:

Ada ubi ada talas, Sudah gaharu cendana pula,


Ada budi ada balas. Sudah tahu bertanya pula.
V. TAMSIL
Tamsil, adalah kiasan pendek yang bersajak dan berirama, seperti pantun kilat atau
karmina.
Contoh:
1. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
2. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.
3. Dekat kabut mata tertutup, dekat maut maaf tertutup
VI. TALIBUN.
Pantun yang lebih panjang, yaitu pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 buah namun
selalu genap.
* Syarat-syarat talibun:
1. Tiap bait terdiri atas 6, 8, 10, 12, baris atau lebih tetapi selalu genap
2. Tiap-tiap baris terdiri dari atas 8 sampai 12 suku kata.
3. Sajaknya: Sajak sengkelang,berumus a-b-c,a-b-c atau a-b-c-d,a-b-c-d dan sebagainya
4. Hubungannya; bagian atas merupakan sampiran sedangkan isinya terdapat pada bagian
bawah.
Contoh: Kalau anak pergi ke lepau
Hiu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu.

VII. SELOKA

Perkatan seloka berasal dari bahasa Sansekerta Cloka suatu bentuk puisi Hindu yang
terdapat dalam kitab-kitab
kesusastraan India seperti Ramayana dan Mahabrata.
* Syarat-syarat yang menentukan Cloka asli India adalah :
1. Tiap-tiap bait terdiri dari atas 2 baris.
2. Tiap-tiap baris terdiri atas 16 suku kata dan meruapakn 2 potongan kalimat.
3. Biasanya berisi pelajaran atau petuah berhikmat.
4. Isi bait yang satu dengan berikutnya saling berhubungan.
5. Tidak terikat oleh sajak akhir.

Contoh:
Bunga melur cempaka biru
Bunga rampai di dalam puan
Tujuh malam semalam rindu
Belum sampai padamu tuan

Bunga rampai di dalam puan


Ruku-ruku dari peringgit
Belum sampai padamu tuan
Rindu saya bukan sedikit

VIII. GURINDAM
Gurindam adalah satu bentuk dalam kesusastraan lama yang berasal dari kesusastraan
Tamil,
yakni salah sebuah dari India bagian selatan.
* Syarat-syarat gurindam :
1. Jumlah baris: Tiap bait terdiri atas 2 baris.
2. Jumlah suku kata: biasanya 10 hingga 14 suku kata dalam tiap-tiap baris.
3. Sajaknya: berumus a-a, biasanya sajak sempurna, tapi banyak pula gurindam yang sajak
paruh.
4. Hubungannya: Gurindam terdiri atas 2 kalimat tunggal yang membentuk kalimat
majemuk.
5. Isi: Senantiasa berupa nasihat

Contoh:
Kepada orang tua hendaklah hormat
Agar hidup tetap selamat

IX. SYAIR

Perkataan syair berasal dari kata Arab syuur, yang berarti perasaan.Dalam bahasa arab,
pengubah bentuk
syuur atau puisi pada umumnya dinamakan syair, sedangkan dalam kersusastraan
Indonesia,lstilah syair
ini diberikan bukan pada pengibahnya melainkan pada bentuk atau ubahannya.
* Syarat-syrat yang mengkat syair :
1. Tiap-tiap syair terdiri dari atas 4 baris.
2. Tiap-tiap baris terdiri atas 8 suku kata dan meruapakn 13 suku kata.
3. Syair bersajak sama, dengan rumus a-a-a-a
4. Keempat baris setiap bait syair merupakan satun rangkaian ceritera,jadi tidak terdapat
sampiran.

Contoh:
Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatlah syair serta berniat

Anda mungkin juga menyukai