Anda di halaman 1dari 6

Guna Sejarah

Keberadaan suatu ilmu yang ada di dunia ini tidak akan langgeng tanpa adanya kesadaran akan manfaatnya
bagi manusia. Demikian pula dengan ilmu sejarah. Dalam kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara, ilmu sejarah memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Guna Edukatif (memberi pendidikan)


Nilai sejarah terletak pada kenyataan, apa yang terjadi pada masa lalu memberikan pelajaran bagi manusia
yang telah melewatinya. Guna edukatif berarti sejarah bisa memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang
mempelajarinya karena semangat sebenarnya dari kepentingan mempelajari sejarah adalah nilai
kemasakiniannya.

2. Guna Instruktif (memberi pengajaran


Guna Instruktif artinya sejarah dapat memberikan pelajaran mengenai sesuatu baik keterampilan maupun
pengetahuan.

3. Guna Inspiratif (memberi inspirasi)


Guna Inspiratif artinya kejadian dan peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat memberikan ilham, ide-ide
atau inspirasi bagi manusia pada masa sekarang.
Contoh: kebesaran kerajaan-kerajaan pada masa lalu di Nusantara memberikan ilham kepada para pendiri
bangsa untuk membangun kembali kebesaran masa lampau tersebut.

4. Guna Rekreatif (memberi kesenangan)


Sejarah merupakan suatu kreasi seni, sehingga dapat menghadirkan kesenangan batin.
Contoh: kita berkunjung ke Candi Borobudur, dengan berkunjung kesana kita bisa membayangkan
pembangunan pada masa itu. Dimulai dari jumlah pekerjanya, arsiteknya, lama pembangunan dan tujuannya
dan sebagainya sehingga dalam hati dan pikiran kita akan menembus dimensi waktu.
I.Manfaat mempelajari sejarah adalah:
1.Kegunaan edukatif
kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. banyak manusia yang belajar dari sejarah.
belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman
yangdialaminya sendiri,
melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya.
kesalahan pada masa lampau, baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
smentara itu, pengalaman yangbaik justru harus ditiru dan dikembangkan. dengan demikian, manusia dalam
menjalani kehidupannya tidak berdasarkan coba-coba saja (trial and error), seperti yang dilakukan oleh binatang.
manusia harus berusaha menghindari kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
2.Kegunaan inspiratif
kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada
pembaca dan pendengarnya. belajar dari kebangkitan nasional yang dipeloporii oleh bedirinya organisasi
perjuangan yangmodern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan
kebangkitan nasional ang ke2. Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut
kemerdekaan yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.
untuk mengembangkan dan mempertahankan kemerdekaan , bangsa indonesia ingin melakukan kebangkitan
nasional yang ke-2 , dengan bercita-cita mengeajar ketertionggalan dari bangsa asing. bangsa indonesia tidak
hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju, bangsa yang mampu menyejahterakan
rakyatnya. untuk itu, bangsa indonesia harus giat menguasai IPTEK karena melalui IPTEK yang dikuasai, bangsa
indonesia berpeluang menjadi bangsa yang maju dan disegani, serta daapat ikut serta menjaga ketertiban dunia.
3.Kegunaan rekreatif
kegunaan sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi
suatu hiburan yang segar. melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. gaya penulisan
yanghidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu menghipnotis pembaca. pembaca akan
merasa nyaman membaca tulisan dari seajarawan. konsekuensi rasa senang dan daya taraik penulisan kisah sejarah
tersebut membuat pembaca menjadi senang. membaaca menjadi media hiburan dan rekreatif. membaca telah
menjadi ibagian dari kesenangan. membaca tealah dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk
rekreatif.
pembaca dalam mempelajari hasil penulisan sejarah tidak hanya merasa senang layaknya membaca novel, tetapi
juga dapat berimajiasi ke masa lampau. disini peran sejarawan dapat menjadi pemandu (guide). orang yang ingin
melihat situasi suatu daerah di masa lampau dapat membacanya dari hasil tulisan para sejarawan.
1. Fungsi dan Guna Edukatif (sebagai pelajaran)
Dengan belajar sejarah dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap
manusia. Kejadian yang telah terjadi dan pernah dilakukan di masa lampau akan dijadikan pengalaman bagi suatu
bangsa untuk melangkah lebih lanjut. Pengalaman tersebut dapat yang dialami sendiri maupun pengalaman dari
generasi sebelumnya.
Sejarah sebenarnya merupakan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari manusia sehingga dengan belajar dari
sejarah manusia dapat mengembangkan potensinya dan menjadi lebih bijaksana dan arif dari peristiwa yang
dialami di masa lalu guna menghadapi masa depan dan menjadi petunjuk dalam berperilaku.
Contoh :
Membaca dan melihat kejadian tragedi Mei 1998 membuat kita belajar dari peristiwa tersebut, misalnya dari
peristiwa tersebut terdapat kebebasan setiap orang untuk berpendapat tapi peristiwa tersebut banyak memberikan
dampak negatif bagi bangsa Indonesia.
2. Fungsi dan Guna Inspiratif
Sejarah dapat memberikan inspirasi melalui berbagai karya sejarah yang dibaca oleh pembacanya maupun
berbagai peristiwa sejarah yang dipelajarinya serta didengarnya.
Karya sejarah memberikan inspirasi kepada para pembacanya atau yang mempelajarinya biasanya berkisar tentang
perjuangan para pahlawan menentang penjajahan. Ataupun tindakan kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa
gemilang masa lampau yang dapat mengilhami perjuangan kita sekarang.
Contoh :
Pendidikan untuk kaum wanita yang dilakukan oleh Kartini memberikan inspirasi kepada dewi Sartika untuk
membangun sekolah-sekolah wanita demi kemajuan bangsa
Penyatuan Nusantara oleh Gajah Mada di bawah pemerintahan kerajaan Majapahit memberi inspirasi bagi bangsa
Indonesia untuk senantiasa bersatu menjaga wilayahnya dari ancaman disintegrasi bangsa.
3. Fungsi dan Guna Instruktif
Sejarah digunakan untuk membantu menyampaikan suatu ilmu pengetahuan atau keterampilan, dalam suatu
proses pembelajaran kepada subjek belajar.
Contoh :
Ketika berbicara mengenai pemerintahan di Indonesia kita pasti akan memasukkan unsur sejarah didalamnya
sebagai upaya untuk dapat membantu menyampaikan dengan baik.
Ketika pelajaran biologi berbicara mengenai proses evolusi pasti membutuhkan ilmu bantu sejarah untuk
menyampikannya
4. Fungsi dan Guna Rekreatif
- Dengan membaca seseorang mengetahui keadaan mengenai suatu peristiwa yang terjadi di suatu wilayah tanpa ia
harus pergi dan melihat ke tempat terjadinya. Kita cukup membutuhkan imajinasi untuk membayangkan
kejadiannya. Sehingga seolah-olah dia dapat berekreasi ke masa lalu dan berpetualang menembus dimensi ruang
dan waktu.
- Kita dibawa oleh sejarah untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita, yang mungkin saja kita tidak
tahu tempatnya sehingga seolah-olah seseorang sedang berekreasi ke suasana yang lalu.
Contoh :
Ketika kita membaca mengenai kebudayaan Yunani-Romawi Kuno, kita bisa membayangkan bagaimana keadaan
disana dengan berbagai peninggalan kebudayaan yang sangat megah. Kita dapat mengetahui tanpa harus
menyaksikan sendiri daerah tersebut. Kita dapat mengetahui cara hidup, kebiasaan, tindakan, hasil karya, bentuk
istana masa lampau.
Selain keempat guna tersebut sejarah juga dapat sebagai Alat Politik Penguasa
Yaitu bahwa Sejarah seringkali dijadikan sebagai alat politik rezim (sistem pemerintahan) yang sedang berkuasa
terutama rezim totaliter.
Manfaat ilmu Sejarah

Manusia mengetahui kehidupan di masa lampau. Manusia dapat belajar dari pengalaman-pengalaman,
barang-barang yang dihasilkan, dan cara hidup mereka.

GUNA SEJARAH

Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa sejarah terus ditulis orang, disemua
peradaban dan sepanjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu. Tetapi bagi mereka
yang meragukan hasil peradaban manusia ini, baiklah disini akan dipaparkan guna sejarah.
Sejarah itu berguna secara intrinsik dan ekstrinsik. Secara intrinsik, sejarah itu berguna sebagai pengetahuan.
Seandainya sejarah tidak berguna secara intrinsik, yang berarti tidak ada sumbangannya di luar dirinya, cukuplah
dengan nilai-nilai intrinsik. Akan tetapi, disadari atau tidak, ternyata sejarah ada di mana-mana.
Guna Intrinsik
Ada setidaknya empat guna sejarah secara intrinsik, yaitu (1) sejarah sebagai ilmu, (2) sejarah sebagai cara
mengetahui masa lampau, (3) sejarah sebagai pernyataan pendapat dan (4) sejarah sebagai profesi.
Sejarah sebagai ilmu. Sejarah adalah ilmu yang terbuka. Keterbukaan itu membuat siapapun dapat mengaku
sebagai sejarawan secara sah (tidak seperti profesi lain seperti dokter, guru, wartawan dll) asal hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan sebagai ilmu. Sejarah sebagai ilmu dapat berkembang dengan berbagai cara : (1)
perkembangan dalam filsafat, (2) perkembangan dalam teori sejarah, (3) perkembangan dalam ilmu lain dan (4)
perkembangan dalam metode sejarah.
Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau. Selain mitos, sejarah adalah cara untuk mengetahui masa
lampau. Ada setidaknya dua sikap terhadap sejarah setelah mengetahui masa lampaunya, yaitu (1) melestarikan
atau (2) menolak. Melestarikan karena manganggap masa lampau itu penuh makna.
Sejarah sebagai pendapat. Banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk menyatakan pendapat.
Sebagai contoh yang berkembang di Amerika ada dua aliran yang sama-sama menggunakan sejarah : (1) konsensus
dan (2) konflik. Konsensus karena mereka berpendapat bahwa dalam masyarakat selalu ada konsensus, dan para
sejarawan selalu bersikap kompromistis; sebaliknya konflik karena menekankan seolah-olah dalam masyarakat
selalu terjadi pertentangan dan menganjurkan supaya bersikap kritis dalam berpikir tentang sejarah.
Sejarah sebagai profesi. Banyak profesi yang berkenaan dengan kesejarahan, diantaranya : guru sejarah, pegawai
sejarah, pencatat sejarah, penulis dan peneliti sejarah.
Guna Ekstrinsik
Sejarah dapat digunakan sebagai liberal education untuk mempersiapkan mahasiswa supaya siap secara filosofis,
tidak saja untuk yang akan belajar di Jurusan Sejarah. Secara umum sejarah mempunyai fungsi pendidikan, yaitu
sebagai pendidikan :

Moral

Penalaran

Politik

Kebijakan

Perubahan

Masa depan

Keindahan, dan

Ilmu Bantu.
Guna Sejarah
Kuntowijoyo berpendapat, bahwa sejarah berguna secara intrinsik dan ekstrinsik. Secara intrisik, sejarah berguna
untuk sebagai pengetahuan. Secara intrisik, yaitu (1) sejarah sebagai ilmu, (2) sejarah sebagai cara untuk
mengetahui masa lampau , (3) Sejarah sebagai pernyataan pendapat dan (4) sejarah sebagai profesi.
Secara ekstrinsik, sejarah dapat digunakan sebagai liberal education untuk mahasiswa, yaitu; (1) moral; (2)
penalaraan; (3) politik; (4) kebijaksanaan; (5) perubahan; (6) masa depan; (7) keindahan dan (4) ilmu bantu. Selain
sebagai pendidikan, sejarah berfungsi sebagai (9) latar belakang; (10) rujukan dan (11) bukti.
Sasaran, Tujuan dan Nilai
Guna sejarah seperti yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo akan menjadi komprehensip apabila disandingkan
dengan pendapat S.K Kochhar tentang sasaran, tujuan dan nilai sejarah. Hematnya, berikut:
1. Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri.
2. Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang, dan masyarakat.
3. Membuat masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah dicapai oleh generasinya.
4. Mengajarkan toleransi.
5. Menanamkan sikap intelektual.
6. Memperluas cakrawala intelektualitas.
7. Mengajarkan prinsip-prinsip moral.
8. Menanamkan orientasi ke masa depan.
9. Memberikan pelatihan mental.
10.Melatih siswa menangani isu-isu kontroversial.
11.Membantu mencarikan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan perseorangan.
12.Memperkokoh rasa nasiomalisme.
13.Mengembangkan pemahaman internsional.
14.Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berguna.
Sasaran Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah
Ketika sejarah diajarkan di SMA maka sasarannya menurut Kochhar sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman tentang tahap-tahap perkembangan masyarakat Indonesia dari abad ke abad.
2. Menumbuhkan penghargaan terhadap berbagai komponen budaya Indonesia dan bangga terhadap hasil yang
telah dicapai oleh masyarakat Indonesia di berbagai wilayah.
3. Menumbuhkan pemahaman kritis tentang masa lalu, sehingga para siswa dapat terbebas dari prasangka yang
irasional dan fanatik, pikiran sempit dan komunalisme, dan mencerahkannya dengan pemikiran ilmiah dan
berorientasi ke masa depan.
4. Mengembangkan penghargaan terhadap kebudayaan Indonesia yang campur baur, kekayaan dana keragamannya,
serta proses perkembangan yang dilaluinya, yaitu proses perubahan internal dalam kebudayaan Indonesia,
interaksinya dengan kebudayaan lain, dan pengaruh kebudayaan lain.
5. Mengembangkan kemampuan untuk mengkaji masalah-masalah kontemporer masyarakat Indonesia dalam
persfektif sejarahnya.
6. Memajukan studi tentang sejarah perkembangan Indonesia dan kaitannya dengan sejarah perkembangan
peradaban manusia secara keseluruhan.
7. Mengembangkan pemahaman tentang proses perubahan sehingga pemahaman para siswa tentang proses
perubahan yang terjadi dewasa ini semakin dalam, dan penghargaan terhadap aspirasi untuk melakukan perubahan
guna menciptakan ketertiban sosial tertanam.
8. Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya kerja pemeliharaan monumen-monumen sejarah dan
berpatisipasi aktif di dalamnya.
Nilai Pembelajaran Sejarah
Mempelajari sejarah bukan sekedar hapalan atau hanya sekedar cerita tentang suatu peristiwa besar yang
kemudian kita lupakan dan tanpa memperoleh pemahaman sedikitpun. Peristiwa sejarah pasti mengandung nilai.
Nilai pembelajaran sejarah apa yang kita peroleh dapat kita pergunakan pendapat Kochhar di bawah ini:
1. Nilai Keilmuan, sejarah memberikan pelatihan mental yang sangat bagus.
2. Nilai Informatif, sejarah merupakan pusat informasi yang lengkap dan meyediakan panduan untuk menemukan
jalan keluar dari semua masalah yanng dihadapi manusia.
3. Nilai Pendidikan, salah satu alasan terbaik untuk mengajarkan sejarah kepada anak-anak adalah nilai pendidikan
yang terkandung di dalamnya.
4. Nilai Etika, sejarah dianggap sebagai bagian yang sangat penting dalam kurikulum sekolah, terutama dalam hal
pembelajaran moralitas.
5. Nilai Budaya, sejarah dapat menjadi instrumen yang sangat efektif untuk membuat pikiran manusia lebih
berbudaya.
6. Nilai Politik, sejarah juga membantu perpolitikan di negeri kita.
7. Nilai Nasionalisme, sebagai instrumen penggugah rasa cinta tanah air dalam pikiran anak-anak.
8. Nilai Internasional, sejarah sangat berharga bagi pengembangan akar internasionalisme yang rasional.
9. Nilai Kerja, sejarah memiliki nilai kerja. Berbagai pekerjaan terbuka bagi mereka yang menjadi sejarawan
berkualitas.
10.Nilai Kependidikan, sejarah tidak hanya membantu para siswa dari berbagai umur dan kemampuan untuk
menemukan posisi mereka di masa sekarang dengan cara menciptakan hubungan yang menentramkan dengan
masa lampau, tetapi juga secara tidak langsung mengandung filsafat tentang asal-usul yang bermakna di masa lalu
dan tujuan yang bermakna di masa depan, yang menjadi alasan bagi kerja keras manusia di masa sekarang.

Anda mungkin juga menyukai