Anda di halaman 1dari 24

Buku I : Pengantar Ilmu Sejarah

Penulis: Kuntowijoyo

GUNA SEJARAH

Sejarah dipelajari manusia karena ada gunannya. Bukti bahwa sejarah berguna adalah
sejarah terus ditulis orang di semua peradaban dan sepanjang masa. Dibawah ini adalah
pemaparan tentang apa itu guna sejarah.

Ada dua macam kegunaan sejarah yakni sejarah berguna secara intrinsik dan ekstrinsik.
Secara instrinsik sejarah itu berguna sebagai pengetahuan. Secara ekstrinsik sejarah tidak ada
guna secara berarti Karena tidak ada sumbangan d luar dirinya. Akan tetapi, secara tidak sadar
ternyata sejarah ada dimana-mana

GUNA INTRINSIK

Ada empat macam guna sejarah secara intrinsik yakni:

1. Sejarah sebagai ilmu


Banyak sejarawan yang yang memang pengetahuan dasarnya bukan untuk dididik untuk
menjadi sejarawan. Penulis sejarah atau sejarawan bisa datang dari mana saja. Semisal,
guru, wartawan, politisi, sastrawan dan pendeta boleh saja menjadi sejarawan. Tetapi lain
halnya dengan dokter dan insinyur yang harus datang dari orang-orang yang dididik sesua
ilmunya. Sejarah ilmu yang terbuka menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan
bahasa yang tidak teknis. Keterbukaan itu menjadikan sejarah dapat dipelajari oleh
siapapun.
Sejarah sebagai ilmu dapat berkembang dengan perkembangan filsafat, perkembangan
dalam teori sejarah, perkembangan dalam ilmu-ilmu lain dan perkembangan dalam
metode sejarah.
2. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau
Setidaknya ada dua sikap terhadap sejarah setelah orang mengetahui masa lampaunya,
yaitu:
a) Melestarikan masa lampau, dikarenakan masa lampau itu penuh dengan makna .
b) Penolakan, sesudah proklamasi 1945 ada daerah yang berusaha menolak kehadiran
kerajaan
3. Sejarah sebagai pernyataan pendapat
Banyak sejarawan yang menggunakan ilmunya untuk menyampaikan pendapat. Di
amerika ada dua aliran yang sama-sama menggunakan sejarah, yakni:
a) Konsensus
Aliran yang menekankan consensus di antaranya terdapat dalam tesis tentang
individualism. Sejak kedatangan di tempat baru, masyarakat selalu ingin memperluas
daerahnya.
b) Konflik
Aliran yang menekankan konflik biasanya mengajukan tesis persekongkolan.
Contohnya Perang Saudara di Amerika adalah hasil persengkongkolan kaum
industrialis dan kaum politisi.
4. Sejarah sebagai profesi

Sejarah tidak dapat menampung seluruh lulusan sejarah. Ada lulusan yang menjadi pegawai
sipil, perusahaan farmasi dan tidak sedikit yang jadi guru.

GUNA EKSTRINSIK

1. Sejarah sebagai pendidikan moral


Sejarah yang diajarkan melalui penalaran kewarganegaraan di sekolah mempunyai
maksud agar Pancasila menjadi tolak ukur benar salah, baik buruk merdeka dan terjajah
serta berani takut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Sejarah sebagai penalaran
Seorang yang belajar sejarah tidak akan berpikir monokausal, pikiran yang menyatakan
bahwa sebab terjadinya peristiwa itu hanya satu. Sejarawan harus melihat segala sesuatu
mempunyai banyak segi, dengan kata lain sejarawan harus berfikir multi dimensi.
3. Sejarah sebagai pendidikan politik
Tujuan dari pendidikan politik adalah dukungan atas politik kekuasaan dengan
mendorong perbuatan revolusioner dan menyingkirkan kaum kontrarevolusi.
4. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan
Sejarah berguna untuk menentukan suatu kebijakan dimana tentang pandangan mengenai
lingkungan alam, masyarakat, dan sejarah.
5. Sejarah sebagai pendidikan perubahan
Di dalam dunia yang semakin sempit ini, tidak ada yang lebih cepat daripada perubahan.
Sejarah sendiri memiliki definisi ilmu tentang perubahan, sepanjang sejarah tidak
mempelajari waktu yang terlalu jauh sejarah bisa relevan dengan perubahan
6. Sejarah sebagai pendidikan masa depan
Kita dapat belajar dari beberapa Negara maju contohnya kemajuan industrialisasi amerika
dan jepang. Dengan belajar kemajuan Negara lain kita dapat mngambil hal positif yang
ada untuk kita terapkan demi kemajuan dimasa depan.
7. Sejarah sebagai pendidikan keindahan
Pengalaman estetik akan datang melalui waktu kita ke candi, istana, tarian, kuburan, kota,
dan monument. Saat kita mendengar gamelan, juga akan terbayang para bangsawan.
Demikian, pula keindahan dapat terangsang melalui bacaan. Kita dengan mudah melihat
masa lalu eropa yang jauh/
8. Sejarah sebagai ilmu bantu
Sejarah adalah ilmu yang dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah dari
ilmu yang lain, contohnya dalam ilmu sosiologi dengan belajar sejarah mereka akan
mengetahui bagaimana bisa banyak tionghoa kaya di Indonesia. bahkan, sejarah penting
untuk ilmu-ilmu jauh lainnya seperti kehutanan, arsitektur, kedokteran, dan perencanaan
kota.
9. Sejarah sebagai latar belakang
Seorang kader LSM yang bergerak di bidang koperasi, wanita, atau perubahan tidak akan
terampil permasalahannya tanpa mengetahui latar belakang sosial, gerakannya dan LSM-
nya
10. Sejarah sebagai rujukan
Waktu hidupnya, Sultan Hamengkubuwono IX selalu menyebut nama Sultan Agung dan
Pangeran Diponegara sebagai pemberi semangat. Banyak tokoh dunia yang merujuk pada
para pendahulu untuk meniru hal-hal yang positifnya.
11. Sejarah sebagai bukti
Sejarah selalu dipakai untuk mebenarkan perbuatan. Pemerintahan orde baru
menggunakan bukti sejarah atas keberhasilan pembangunan untuk tetap memelihara
stabilitas nasional dan mempertahankan pancasila. Demikian juga masih akan perlu
diputarnya film G-30S Setiap tahun sebagai bukti adanya pemberontakan.
Buku 2: Mengerti Sejarah
Penulis: Louis Gottschalk

BAB 1
Penilaian Terhadap Penulisan Sejarah
A. Sejarah dan Patriostisme
Saat-saat krisis nasional seperti zaman perang dunia, sejarawan akan memperoleh
tekanan untuk menuliskan kisah-kisah tentang Negara jika perlu dengan
mengorbankan kebenaran. Pada akhir Perang Dunia I pertentangan-pertentangan
tersebut memisahkan sejarawan dan politik. Namun, patriotism sebagai nilai dan
norma yang dituliskan oleh sejarawan selalu dicurigai oleh pembaca atau penikmat
sejarah yang kritis dalam berfikir. Karena tidak ada ukuran yang tepat atau definisi
yang tepat mengenai hal-hal apa saja yang bisa disebut patriot. Misalnya, kaum
syahid katholik yang mungkin saja bisa dianggap patriot oleh kaum protestan.
Pahlawan-pahlawan yang merupakan pahlawan bagi rakyat Jerman mungkin tidak
dianggap pahlawan oleh rakyat Negara Perancis. Petingi-petinggi partai Republik
mungkin dianggap biasa saja oleh orang-orang dari Partai Demokrat.
Seorang penulis sejarah tidak mungkin mutlak selalu benar. Terkadang penulis-
penulis tersebut juga manusia biasa sehingga pasti ada kesalahan. Seperti terdapat
dalam surat kabar Chicago Daily News ditengah gegap gempita kampanye pers bagi
penulisan sejarah Amerika yang sangat heroik.
Patriotism patut ditinggikan keberadaannya dalam batas kebenaran yang masih
ada mungkin pantas bagi penulis atau wartawan tetapi tidak untuk sejarawan.
B. Sejarah dan Kepercayaan Demokratis
Adil terhadap kaum patriotic sebetulnya sah-sah saja. Kaum tersebut lebih
mengedepankan masalah pendidikan daripada penelitian atau riset. Suatu kaum patriot tidak
akan bertahan lama jika didasarkan oleh dongeng-dongeng sejarah. Suatu patriotisme yang
lebih baik dan lebih langgeng dapat diperkembangkan dengan jalan mengajarkan cita-cita
demokrasi sebagai suatu kepercayaan secara terus-terang dan terbuka.
C. Apakah Suatu Sejarah Seni atau Ilmu?
Charles A. Beard dalam pidatonya selaku ketua dihadapan Para Seajarawan Amerika
Serikat pada tahun 1933. Pidatonya tersebut berjudul “Written History as an Act of
Faith” beliau berpendapat bahwa kedua aspek tersebut saling melengkapi satu sama
lain. Sudah dapat dipastikan bahwa sejarah memiliki metode yang ilmiah. Sejarah
dapat dibuktikan kebenarannya bagi kaum awam maupun para ahli sejarah. Misalnya
tidak ada keraguan bagi para masyarakat tentang peristiwa “12 Oktober 1492”,
dimana sekelompok pelaut ulung yang dipipin seorang kapten yang bernama
Christopher Columbus mendarat di suatu pulau yang sekarang pulau tersebut bernama
Watling Island. Kebenaran peristiwa tersebut dapat dibuktikan oleh satu seri
dokumen yang telah diuji secara sistematis akan otentitasnya dan kredibelitasnya.

BAB II
Apakah “Sejarah” dan “Sumber Sejarah”
1. Arti Sejarah
History (Sejarah) berasal dari kata Yunani Istoria yang berarti ilmu. Menurut Aristoteles,
istoria berarti suatu pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam. Namun kata istoria
lebih sering dipergunakan untuk menggambarkan pertelaan mengenai gejala-gejala (manusia)
dalam urutan kronologis. Secara singkat kata history berarti masalampau umat manusia.
2. “Obyektivitas” dan “Subyektivitas”
Sumber sejarah selain berasal dari sumber benda juga berasal dari kesaksian-kesaksian
orang yang mengalami peristiwa sejarah. Kesaksian hanya terdapat didalam pikiran pengamat
atau sejarawan, oleh karena itu dapat disebut subjektif. Untuk dapat dipelajari secara objektif.
Kata subyektif tidak dipergunakan disini untuk merendahkan atau bagaimanapun, melainkan
mengandung arti bahwa perlu dilakukan perbagai jaminaan agar tidak terjadi kekeliruan
3. Artefak Sebagai Sumber Sejarah
Jika kita dapat menemukan peninggalan-peninggalan manusia pada zaman dahulu yang
mennyangkut kehidupan manusia itu sendiri. Contoh artefak adalah pecahan kuali, mata uang,
runtuh, naskah, buku, potret, perangko, sepotong rongsokn, seutas rambut. Obyek-obyek itu
bukan apa yang dinamakan peristiwa itu sendiri. Kebenaran peristiwa sejarah dapat diteliti
melalui benda-benda tersebut.
4. Pengetahuan Sejarah Dibatasi oleh Tidak-Lengkapnya Rekaman-Rekaman
Pengetahuan kita tentang masa lalu bukannya masih minim atau tidak ada bukti namun kita
sendiri tidak memilik rekaman-rekaman. Sejauh sejarawan mempunyai sebuah obyek
peninggalan masa lalu makan dapatlah kebenaran sejarah itu dapat diteliti lebih lanjut. Sejarah
hanya dapat diceritakan berdasarkan benda-benda peninggalan atau rekaman-rekaman pada masa
lalu.
5. Sejarah sebagai Proses Rekreasi yang Subyektif
Berdasarkan sumber-sumber yang terbatas, sejarawan berusaha untuk menyusun kembali
masa lampau umat manusia. Hal ini dapat dilakukannya berdaarkan pengalaman. Pengalaman itu
sendiri mengajarkan bahwasannya kemarin adalah berbeda dengan masa kini dalam beberapa hal
maupun sama dengan saat ini dalam hal lain, serta bahwa pengalaman adalah sama dan juga
tidak sama dengan pengalaman orang lain.
6. Definisi Metode Sejarah dan Historiografi
Yang dinamakn metode sejarah adalah sebuah proses menguji dan menganalisa secara kritis
tentang peninggalan-peninggalan. Dengan menggunakan metode sejarah dan historiografi
sejarawan berusaha merekontruksi dari kejadian-kejadian masa lampau. Tetapi, dalam
pelaksanaannya tidak sedikit sejarawan yang mengalami kesulitan karena terbatasnya sumber-
sumber.
7. Imajinasi dalam Historiografi
Haram hukumnya bagi sejarawan untuk berkhayal yang tidak masuk akal. Hanya dibagian-
bagian tertentu saja sejarawan boleh berkhayal, yaitu mengkhayalkan peristiwa-peristiwa yang
sudah terjadi.
8. Sejarah dari Metode Sejarah
Banyak sejarawan yang menuliskan tentang metode sejarah, baik secara singkat maupun
panjang. Sejarawan tersebut antara lain, Lucianus, Ibn Khaldun, Bodin, Voltaire, dan Ranke.
Pembahasan mengenai metode sejarah yang lebih modern terdapat dalam buku karangan Ernst
Bernheim, Lehrbuch der historischen Method und der Geschichtsphilasphie. Didalam banyak
buku terdapat konsensus yang menyolok mengenai metode-metode analisa sejarah.
9. Sumber-Sumber
Masalah dari sejarawan adalah mencari subyek untuk dijadikan sumber dan mengumpulkan
informasi mengenai sumber-sumber tersebut. Kegiatan tersebut dinamai dengan Heuristik yang
berasal dari bahasa Yunani. Dalam mencari sumber-sumber, maka sejarawan menggunakan
buku-buku yang telah ada. Tetapi juga sejarawan harus menggunakan bahan-bahan material yang
tidak terdapat dibuku-buku. Misalnya sejarawan dapat berkunjung ke museum-museum.
10. Perbedaan antara sumber primer dan sumber asli lainnya
Sumber primer adalah sumber yang pertama kali melihat peristiwa tersebut atau yang
mengalami peristiwa tersebut dengan panca indera mereka. Dokumen tersebut pastinya haruslah
asli. Suatu dokumen bisa dikatakan asli apabila mengandung gagasan yang segar dan kreatif,
tidak diterjemahkan dari bahasa yang dipergunakan untuk menuliskannya, berada pada tahapan
yang paling awal, teks berupa teks yang disetujui, tidak diubah-ubah, dan tidak diganti-ganti,
serta merupakan sumber yang paling awal mengenai informasi yang dikandungnya. Sedangkan
sumber sekunder merupakan sumber yang merujuk pada sumber-sumber primer, seperti tulisan
atau buku karya seorang sejarawan.
Buku 3: Pengantar Ilmu Sejarah

Penulis: Abdul Rachman Hamid

BAB I

APA ITU SEJARAH?

1. PRAWACANA
Saat pertama kali mendengar kata sejarah, maka yang terbayang di benak kita
adalah sesuatu yang telah berlalu. Seorang sejarawan adalah seorang yang mempunyai
kendali penuh atas ruang kehidupan masa lalu. Banyak orang yang menggagap bahwa
sejarah itu hal yang kuno, klasik, dan ketinggalan zaman serta predikat negatif lainnya.
Seseorang yang belajar sejarah hanya memiliki ruang lingkup yang terjadi di masa lalu.
Karena sejarah memegang suatu peranan penting di dalam kehidupan kita. Tanpa
bermaksud mengabaikan arti penting dari masa depan, tetapi belajar masa lalu itu mudah
dan gratis. Dengan cara itu adalah dapat memprediksikan tentang apa dan bagaimana
masa depan.
2. BEBERAPA PENDAPAT AHLI
Edward Hellert Carr (1892-1982), salah seorang sejarawan asal Inggris meskipun
seorang sejarawan tidak bisa memprediksi suatu kejadian atau peristiwa-peristiwa
tertentu, mereka bisa mengeneralisasi yang baik dan berguna untuk tindakan masa depan.
Dan memahami bagaimana kejadian bisa terjadi (Warrington 2008:54)
Sejarah dalam KBBI mengandung tiga makna, yaitu: (1) Kesusastraan lama
(silsilah, asal usul), (2) kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu,
dan (3) ilmu, pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-
benar terjadi pada masa lampau, atau juga disebut riwayat. Dalam bahasa asing dikenal
istilah historie (Perancis), geschicte (Jerman), geschiedenis (Belanda), historia (Yunani),
histoire (Latin).
Kata History dalam New American Encycolpedia (1958) berarti kegiatan-kegiatan
manusia yang berhubungan dengan peristiwa tertentu dan ditempatkan dalam kronologi
satu dengan yang lain.
Ibnu Khaldun (1332-1406) memberikan penafsiran tentang sejarah atau fann al-
tarikh dalam tiga untalan kalimat yang dituangkan secara terpisah dalam karya
monumentalnya Muqadimmah Ibn Khaldun (Khaldun 1982)
Menurut R. Mohammad Ali (2005:12) adalah jumlah-jumlah perubahan, kejadian-
kejadian, dan peristiwa-peristiwa dalam kenyataan sekitar kita, cerita tentang perubahan-
perubahan itu dan sebagainya dan ilmu yang bertugas menyelidiki tentang perubhan dan
sebagainya.
Robin George Collingwood (1889-1943), sejarawan Inggris memberikan
pengertian tentang sejarah semua sejarah adalah sejarah pemikiran, pengetahuan sejarah
adalah pemberlakuan kembali pemikiran didalam pikiran sejarawan, dan pengetahuan
sejarah merupakan usaha mengundang kembali pemikiran masa lalu yang terbungkus
dalam konteks pemikiran-pemikiran masa kini yang mengkontrdiksinya.
Menurut Roeslan Abdul Gani (1963:174) sejarah ialah salah satu cabang ilmu
yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyrakat
serta kemanusiaan dimasa lampau, beserta kejaidan-kejadiannya dengan maksud untuk
menilai secara kritis seluruh hasis pembedaharaan pedoman.
Menurut Kuntowijoyo (2005:18) sejarah adalah sebagai rekonstruksi masa lalu.
Artinya, apa yang telah terjadinya dalam kaitanya dengan manusia dan tindakan manusia
direkontuksi.

3. TINJAUAN AKHIR
Dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah bidang yang memahami manusia dan
tindakannya yang dinamis dalam ruang dan waktunya. Karena nya banyak pendapat
tentang sejarah yang tidak akan pernah menghasilkan hasil akhir. Maka banyak para
sejarawan yang terus menerus memperbincangkan definisi sejarah ini. Memang persoalan
objektivitas dan subjektivitas bukanlah ranah yang mutlak para sejarawan sebagai
manusia biasa yang banyak kekurangan. Presiden Uni Soviet Nikita Khruschev
berpendapat bahwa satu-satunya kelompok yang bisa mempertanyakan legitimasi
penguasa adalah sejarawan. Meskipun seperti itu, banyak juga sejarah yang digelintirkan
para sejarawan digunakan untuk mengukuhkan kepentingan rezim tertentu.
Buku ke 4 : Manusia dan Sejarah
Penulis : Prof. A. Daliman

1. Sejarah Sebagai Sejarah Manusia


A. Pengertian Sejarah
Kata Sejarah juga memiliki sejarah. Sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Arab yakni syajaratun yang berarti pohon, keturunan, asal-usul atau
istilah. Lain halnya dengan kata history dalam bahasa Inggris, atau hsitorie dalam
bahasa Perancis atau storia dalan bahasa Italia yang memiliki arti berkaitan tanpa
langsung dengan asal-usul atau aktivitas manusia.
Sejarah sebagai peristiwa berarti kejadian atau peristiwa tersebut benar-benar
telah terjadi di masa lampau. Sejarah sebagai peristiwa memiliki sifat unik (satu-
satunya) dan enmalig (sekali terjadi), untuk itu sejarah tidak dapat terulang
kembali. Sejarah sebagai kisah berarti kisah mengenai apa yang telah terjadi di
masa lampau. Kisah ini dapat diulang-ulang kembali. Perlu digarisbawahi bahwa
yang dapat diulang adalah kisahnya bukan peristiwanya. Kisah sejarah dapat
terulang lewat adanya cerita dari mulu ke mulut, adanya bukti seperti rekaman
atau yang lainnya.
B. Sejarah dan Makhluk Infra Human
Hanya manusia yang memiliki sejarah. Binatang dan lainnya tidak
memiliki karena tidak dituliskan dalam sejarah. Dan sejarawan hanya menuliskan
tentang manusia dan kehidupannya. Mengapa binatang dan benda tidak memiliki
sejarah? Karena dalam makhluk-makhluk infrahuman sebenarnya tidak ada
sesuatu yang terjadi. Disitu tidak ada peristiwa-peristiwa yang berarti. Sedangkan
sejarah sebagai nilai berarti bahwa peristiwa bersejarah pada masa lalu memiliki
nilai atau hikmah yang dapat kita petik dan pelajari, seperti halnya nilai-nilai
moral dan nilai-nilai politik. Diharapkan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam sejarah ini dapat diteladani dan dijadikan inspirasi untuk menjalankan
kehidupan pada masa sekarang.
C. Sejarah adalah Sejarah Manusia
Satu-satunya yang memiliki sejarah adalah hanya manusia. Manusia tidak
menjadi objek dalam sejarah namun manusia bisa menjadi subjek sejarah. Hal-hal
yang berhubungan dengan sejarah adalah manusia. Dan yang membuat sejarah
juga adalah manusia. Manusia memiliki sifat kerohanian yang dapat menciptakan
daya cipta sehingga manusia dapat menyesuakan diri dengan alam dan
menciptakan suatu hal yang baru. Manusia memiliki akal pikiran yang digunakan
untuk membantu dalam mempertahankan kehidupannya dan menciptakan suatu
kebudayaan. Kebudayaan yang pertama ialah mengolah tanah..
2. Manusia Makhluk Menyejarah
A. Manusia Tidak Memliki Kodrat, yang Dipunyai ialah Sejarah
Kalimat diatas adalah kutipan dari sorang filsuf berkebangsaan Spanyol yang
bernama Jose Ortega Y Gasset (1883-1995). Ia berpendapat bahwa manusia tidak
memiliki kodrat namun manusia memiliki sejarah. Antara eksistensi manusia dan
alam benda terdapat perbedaan.
Alam benda bersifat tetap dan tak berubah. Hal itu disebut dengan kodrat (nature).
Sedangkan, manusia itu berbeda dengan benda. Terlebih berbeda sifatnya. Hidup
mannusia tidaklah sama seperti benda. Karena hidup manusia selalu berkembang
dan senantiasa berubah setiap jam bahkan setiap detik. Hal diatas menurut
seorang filsuf Jose Ortega. Sejarah adalah satu-satunya kodrat manusia kalau
dikata manusia memiliki kodrat. Dari sudut pandang historis manusia selalu
berubah. Dan perubahan terjadi karena manusia terus berkembang. Dengan kata
lain perubahan tersebut terjadi karena manusia menyejarah atau membuat sejarah.
B. Berproses dan Berkembang Terus
Manusia itu berkembang dan berubah. Perubahan-perubahan dapat bersifat fisik
ataupun rohani. Perubahan manusia dapat terjadi dalam beberapa hal. Hidup
manusia soalah-olah membentang dari dahulu (past) ke masa depan (future).
Dikarenakan hidup manusia itu tidak hanya stagnan atau ajeg dalam satu masa
saja. Tetapi, hidup manusia ini dinamis dan terus berproses dan berkembang.
Menurut Driyarkara (1960: 79-80). Mengapa manusia harus berbuat terus
menerus? Manusia berbuat terus menerus untuk dapat mempertahankan dan
membangun diri. Manusia membangun diri tidak hanya utnuk mencari nafkah dan
menumpuk harta. Tetapi, manusia membangun diri lebih dari itu manusia
membangun diri untuk suatu yang lebih bermakna dan bermanfaat untuk
lingkungan tempat tinggal manusia itu.
C. Ciri-Ciri dan Implikasi Menyejarah
1. Inkarnasi
Jika manusia itu benda atau hanya materi belaka, maka manusia itu bukan
menyejarah. Bahwa manusia itu adalah roh. Dan manusia sendiri memerlukan
materi. Untuk menuangkan kemungkinan rohaninya. Materi diolah manusia
untuk menghasilkan karya yang sangat indah dan dapat dinikmati oleh
manusia lainnya.
2. Kebebasan
Manusia diciptakan untuk bebas, manusia tidak akan menyejarah kalau
manusia tersebut tidak bebas. Salah satu pendapat filsuf dari Prancis
mengatakan bahwa manusia terlahir sebagai “pencipta” walau bakat itu
diberikan oleh Tuhan. Dengan kemampuan berpikir manusia dapat dengan
bebas mengekspresikan dirinya melalui karya sehingga dapat menghasilkan
sejarah.
3. Temporalitas
Artinya, manusia terikat oleh waktu. Manusia harus bisa menerima masa lalu
serta dapat bertanggung jawab terhadap masa yang akan datang.
4. Intersubjektivitas
Manusia itu bisa dikatakan menyejarah kalau manusia itu dapat memuaskan
dirinya bersama orang lain.
Buku 4: Hakikat Pendidikan Sejarah

Penulis: Hieronymus Purwanta

A. Pendahuluan
Pendidikan sejarah merupakan salah satu “ilmu” tertua, bahkan mungkin setua peradaban
manusia. Pada peradaban inka bahkan pendidikan sejarah merupakan materi wajib bagi para
bangsawan muda untuk nantinya dapat memperoleh berbagai jabatan. Sama halnya yang
dilakukan bangsawan indonesia dulu mereka harus membaca babad dan kitab-kitab kuno.
B. Pendidikan
Sekolah merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dan negara untuk melestarikan
dan mengembangkan pengetahuan yang telah di temukembangkan oleh masyarakat dai zaman
dahulu hingga sekarang.selain itu , sekolah juga merupakan laboratorium untuk pengembangan
pengetahuan agar kualitas kehidupan masyarakat semakin meningkat.
1. Pendidikan formal
Pendidikan yang disegani, direncanakan dan dilembagakan melalui
organisasi/lembaga publik dan badan swasta yang diakui.
2. Pendidikan non formal
Pendidikan yang disegani direncanakan, dan dilembagakan oleh penyedia
pendidikan. Ciri khas nya adalah bahwa pendidikan merupakan tambahan,
alternatif, dan atau pelengkap bagi pendidikan formal dalam proses pembelajaran
seumur hidup.
3. Pendidikan informal
Bentuk pembelajaran yang disegan tetapi tidak dilembagakan. Mereka kurang
terorganisir dan terstuktur dari pada pendidikan formal atau non formal.
C. Pengertian sejarah
Secara etimologi kata “sejarah” berasal dari bahasa arab “syajaratun” yang berarti pohon.
Sedangkan dalam bahasa Jerman , sejarah disebut geshicte, dan berasal dari kata dasar geschehen
yang berarti terjadi. Dalam bahasa inggris disebut history.
1. Sejarah sebagai peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa merupakan kejadian yang sungguh-sungguh
terjadi di masa lampau. Untuk dikatakan sungguh-sungguh harus memiliki bukti-
bukti yang harus nyata (empiris),dan dapat diterima oleh akal sehat (rasio)
manusia.
Suatu kejadian dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah apabila penting,
baik secara intern maupun ekstern. Penting secara intern maksudnya peristiwa itu
menjadi penyebab utama peristiwa sejarah lain
2. Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai kisah atau dikenal sebagai historiografi adalah merupakan
cerita yang mengisahkan peristiwa pada masa lampau. Sejarah sebagai kisah dan
sejarah sebagai peristiwa sulit dibandingkan karena antara sejarah sebagai
peristiwa dan sejarah sebagai kisah memiliki peran masing-masing.

a. Peristiwa Sejarah
Sebagai peristiwa sejarah mempunyai keakuratan dan obyektif. Oleh
karena itu, peristiwa sejarah sudah tidak ada lagi atau ditelan masa. Siapapun
tidak akan mengalami peristiwa tersebut di lain waktu maupun di lain tempat.
Ketika sebuah peristiwa sudah terjadi dan hilang yang tersisa hanyalah
sebuah dokumen-dokumen, atau benda-benda peninggalan yang ada pada saat
peristiwa itu terjadi. Semua itu yang dinamakan jejak sejarah. Jejak sejarah
secara keilmuan disebut sumber, karena didalamnya mengandung fakta-fakta
yang digunakan sebagai acuan untuk menyusun kisah sejarah. Dilihat dari
kedekatannya dengan peristiwa sejarah, sumber dibedakan menjadi :
1. Sumber Primer
Sumber primer adalah informasi yang disampaikan oleh pihak
yang terdekat dengan peristiwa yang dikaji atau disebut informan
tangan pertama. Sumber primer biasanya orang yang mengalami
kejadian tersebut secara langsung.
2. Sumber Sekunder
Sumber informasi dikelompokkan sebagai sekunder apabila
diperoleh melalui perantara yang tidak terkait langsung dengan
peristiwa sejarah. Pada umumnya disebut informan tangan kedua.
3. Sumber Tersier
Sumber tersier adalah indeks atau kompilasi tekstual dari sumber
primer dan tersier. Sebaiknya sumber tersier ini tidak digunakan
sebagai penelitian akademis.
b. Sejarawan
Sejarawan merupakan manuisa zaman sekarang yang berusaha menyusun
kembali peristiwa sejarah. Berbeda dengan ahli ilmu-ilmu yang membawa
obyek penelitian ke laboratorium, sejarawan tidak dapat membawa atau
menghadirkan “peristiwa sejarah” yang telah hilang. Oleh karena itu, untuk
mengetahui dan memahami apa yang sebenarnya terjadi sejarawan melakukan
penelitian lapangan. Terdapat lima langkah utama dalam metode sejarah,
yaitu:

1. Mengumpulkan Sumber
Pada tahap ini sejarawan mencari, menemukan, dan
mengumpulkan sumber-sumber atau berbagai data yang relevan
dengan peristiwa sejarah yang diteliti. Pengumpulan sumber bisa
dilakukan dengan wawancara, studi dokumen (baik arsip maupun
surat kabar), dan studi museum.
2. Menguji Kredibilitas Sumber
Pengujian dilakukan untuk menentukan apakah suatu sumber dapat
dipercaya atau tidak. Untuk menjadi yang dapat dipercaya atau
kredibel, sumber sejarah harus melewati dua tahapan pengujian yaitu
kritik intern dan kritik ekstern.
3. Menyeleksi Sumber
Tahap ini dilakukan untuk menguji sumber dari sudut pandang
peristiwa sejarah yang diteliti. Apakah sumber yang digunakan
memiliki kaitan erat dengan peristiwa yang akan diteliti, jika iya maka
sumber tersebut dapat digunakan dan jika tidak ada kaitannya maka
sumber tersebut harus dikeluarkan.
4. Mengintrepetasi Sumber
Interpretasi adalah penafsiran fakta-fakta sejarah untuk dirangkai
menjadi satu kesatuan kisah sejarah yang harmonis dan masuk akal.
5. Menyusun Kisah Sejarah atau Historiografi
Dalam tahap ini sejarawan melakukan penulisan setelah semua
sumber sudah terpenuhi.

c. Historiografi
Historiografi merupakan hasil kerja sejarawan dalam usaha menyusun
kembali peristiwa sejarah. Alun Munslow dalam bukunya yang berjudul
Deconstructing history membagi historiografi menjadi tiga macam model,
yaitu ; kontruksi, rekontruksi, dan dekonstruksi

D. Pendidkan sejarah
1. Prasyarat ilmu
Ilmu atau dalam bahasa inggris disebut sebagai science, mengambil
gagasan dari scientia dalam bahasa yunani yang berarti sebuah usaha
sistematis untuk membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk
penjelasan dan prediksi yang dapat diuji tentang berbagai segi dari semesta..
2. Hakekat (ontologi)
Sebagai bagian dari usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan
potensi dirinya, pendidikan sejarah juga bertanggungjawab pada
pengembangan potensi peserta didik.
a. Kesadaran sejarah
Secara sederhana kesadaran sejarah dapat diartikan sebagai
kemampuan intelektual dan mental dalam menggunakan dan atau
memanfaatkan secara selektif pengalaman historis untuk
memahami dan menyikapi secara bijak berbagai fenomena yang
dihadapi pada masa kini dan memandunya ke masa depan yang
lebih baik.
b. Kemampuan berpikir historis
Secara sederhana dapat diartikan sebagai seperangkat
keterampilan penalaran yang harus dipelajari dan dimiliki oleh
peserta didik sebagai hasil dari proses belajar sejarah.
3. Metodologi (epistemologi)
Secara umum adalah prosedur untuk menentukan cara penelusuran yang
akan digunakan untuk menemukan kebenaran. Prosedur itu mencakup konsep,
preposisi, model, hipotesis, dan teori yang digunakan. Secara garis besar, pada
pendidikan sejarah terdapat tiga komponen utama, yaitu :
a. Kurikulum
Berasal dari bahasa Yunani “curir” yaitu seorang pelari dan
“curere” yang memiliki makna lintasan tempat seorang pelari
berlari. Berdasarkan asal kata, kurikulum dapat diartikan sebagai
jarak lintasan yang harus ditempuh oleh seorang pelari untuk
mendapatkan medali. Perkembangan kurikulum pendidikan sejarah
untuk sekolah di indonesia atau istilah yang resmi digunakan
adalah kurikulum sejarah menunjukkan trend dari kurikulum
berbasis materi ke kurikulum berbasis kompetensi.
b. Pembelajaran
Pengertian secara resmi, yaitu menurut undang-undang
sistem pendidikan nasional No.. 20 Tahun 2003, pembelajaran
merupakan “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Ditinjau dari
pendidikan sejarah sebagai sistem, pembelajaran merupakan
pelaksanaan dari cetak biru yang terdapat pada kurikulum.
 Pendidik
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan. Pendidik memiliki peran yang sangat penting
dalam suatu proses pembelajaran. Dia menjadi aktor utama
dalam menyusun perencanaan pembelajaran, baik tujuan,
materi, pendekatan dan materi, media maupun mensetting
lingkungan belajar agar mendukung pembelajaran.
 Peserta didik
Adalah orang yang berusaha mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah pihak yang
menjadi subjek atau pihak yang akanndikembangkan potensi
dirinya. Oleh karena itu, agar proses pembelajaran dapat
memperoleh hasil yang optimal, peserta didik harus memiliki
kebersediaan dan kebersiapan. Kebersediaan adalah sikap
mau untuk mengikuti secara aktif setiap tahap pembelajaran
dan menaati semua peraturan yang berlaku untuk
pembelajaran tersebut.
 Tujuan pembelajaran sejarah
Tujuan pembelajaran atau dikenal pula dengan istilah
tujuan instruksional merupakan kompetensi yang harus
dimiliki oleh siswa setelah mengikuti suatu proses
pembelajaran dalam jangka waktu pendek (1 atau 2 kali
pertemuan).
 Materi pembelajaran sejarah
Materi atau sering juga disebut sebagai bahan
pembelajaran sejarah pada umumnya berupa kisah tentang
peristiwa yang terjadi di masa lampau. Sejarawan dalam
menyusun kisah sejarah diharuskan untuk tidak berpihak dan
tanpa mempertimbangkan nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat. Mereka berusaha keras untuk menghasilkan
kisah yang mendekati dengan kenyataan saat suatu peristiwa
sejarah terjadi dan disampaikan dengan gaya bahasa ilmiah.
 Pendekatan dan metode pembelajaran sejarah
Adalah landasan atau sudut pandang pendidik terhadap
proses pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Paling
tidak terdapat dua pendekatan yang dikenal luas dalam dunia
pendidikan sejarah yaitu:
a. Proses pembelajaran yang berpusat pada pendidik (
teacher centered approach)
Dalam pendekatan ini, pendidik sepenuhnya memegang
kendali jalannya proses pembelajaran.
b. Proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(student centered approach)
Pada pendekatan ini peserta didik menjadi pemeran
utama dalam proses pembelajaran
 Media pembelajaran sejarah
Media Pembelajaran Sejarah adalah segala sesuatu yang
digunakan oleh pendidik untuk menyalurkan pesan kepada
pserta didik. Tujuannya adalah untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat peserta didik, serta
mengakibatkan terjadinya proses belajar.
 Evaluasi pembelajaran sejarah
Evaluasi oembelajaran sejarah adalah proses pengumpulan
informasi tentang proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi seberapa jauh proses pembelajaran sejarah
telah sesuai dengan harapan dan apapkah hasilnya telah
mencapai target yang ditetapkan.

c. Penelitian
Secara umum, penelitian adalah suatu kegiatan
penyelidikan atau investasi yang dilakukan secara aktif, tekun, dan
sistematis dengan tujuan untuk menemukan, menginterpretasikan,
dan merevisi fakta-fakta. Ruang lingkup penelitian sejarah. Pada
pendidikan formal, penelitian mencakup kurikulum dan
pembelajaran.
4. Manfaat (aksiologi)
Pendidikan sejarah sebagai cabang ilmu penegtahuan memiliki manfaat
kepada masyarakat, baik secara individu maupun sosial. Melalui pendidikan
sejarah, orang menjadi memahami siapa diri mereka secara sosial, nasional, dan
bahkan global. Selain identitas, mereka yang mempelajari pendidikan
sejarah juga akan memiliki kedewasaan dalam berpikir dan bertindak, tidak
reaktif dalam menghadapi masalah.
KESIMPULAN
1. Pengantar Ilmu Sejarah oleh Kuntowijoyo
 Ada dua macam kegunaan sejarah yakni :
a) Guna Intrinsik
b) Guna Eksintrik
 Ada empat macam guna sejarah secara intrinsik yakni:
a) Sejarah sebagai Ilmu
b) Sejarah sebagai mengetahui masa lampau
c) Sejarah sebagai untuk menyatakan pendapat
d) Sejarah sebagai profesi
 Ada sebelas macam guna sejarah secara eksintrik yakni:
a) Sejarah sebagai pendidikan moral
b) Sejarah sebagai pendidikan pelanaran
c) Sejarah sebagai pendidikan politik
d) Sejarah sebagai pendidikan kebijakan
e) Sejarah sebagai pendidikan perubahan
f) Sejarah sebagai pendidikan masa depan
g) Sejarah sebagai pendidikan keindahan
h) Sejarah sebagai ilmu bantu
i) Sejarah sebagai latar belakang
j) Sejarah sebagai rujukan
k) Sejarah sebagai bukti
2. Mengerti Sejarah oleh Louis Gottschalk
 Sejarah dan patriotisme
Pengajaran mengenai sejarah memang bisa untuk melatih warganegara menjadi setia
jika memang kisah tanah airnya dapat menimbulkan rasa bangga bagi kaum patriot.
 Sejarah dan kepercayaan demokratis
Golongan patriotik pada umumnya lebih memerhatikan masalah pendidikan pemuda
daripada penelitian atau research. Suatu patriotisme yang lebih baik dan lebih
langgeng dapat diperkembangkan dengan jalan mengajarkan cita-cita demokrasi
sebagai suatu kepercayaan secara terus-terang dan terbuka.
 Sejarah seni atau ilmu ?
Charles A. Beard menyatakan kedua hal itu saling mengisi. Sejarah memiliki metode
yang ilmiah, fakta sejarah dapat dipastikan secara meyakinkan. Kebenaran fakta
sejarah dibuktikan melalui bukti-bukti atau sumber sejarah.
 Arti dari “sejarah”
Kata history (sejarah) berasal dari bahasa Yunani istoria, yang berarti ilmu. Secara
singkat kata history berarti masalampau umat manusia.
 Obejektivitas dan subjektivitas
Sumber sejarah selain berasal dari sumber benda juga berasal dari kesaksian-
kesaksian orang yang mengalami peristiwa sejarah. Kesaksian hanya terdapat didalam
pikiran pengamat atau sejarawan, oleh karena itu dapat disebut subjektif.
 Artifak sebagai sumber sejarah
Artifak merupakan hasil dari peristiwa sejarah. Dapat berupa benda-benda seperti
pecahan alat bantu seperti kapak genggam, pecahan kuali, matauang, atau yang
lainnya.
 Pengetahuan sejarah dibatasi oleh tidak-lengkapnya rekaman-rekaman
Tidak banyak sejarah yang memiliki sumber bukti berupa rekaman. Hal ini dapat
menyulitkan sejarawan dalam menuliskan sejarah.
 Sejarah sebagai proses rekreasi yang subjektif
Tugas sejarawan adalah untuk menciptakan kembali suatu gambaran yang mendekati
kejadian masa lampau dari sedikitnya bukti-bukti yang tertinggal. Sejarah merupakan
bagian dari manusia yang disusun kembali secara berarti berdasarkan rekaman-
rekaman yang ada dan berdasarkan kesimpulan yang diperoleh.
 Definisi mengenai metode sejarah dan historiografi
Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan
peninggalan masa lampau. Sedangkan historiografi adalah rekontruksi imajinatif dari
masa lampau berdasarkan sumber sejarah. Historiografi menjadi bagian dari metode
sejarah yang digunakan sejarawan untuk menyusun ulang peristiwa sejarah yang
terjadi.
 Imajinasi didalam historiografi
Sejarawan tidak diperbolehkan untuk mengkhayalkan hal-hal yang tidak masuk akal.
Sejarawan boleh menggunakan imajinasinya apabila hal tersebut dapat diterima oleh
nalar.
 Sejarah daripada metode sejarah
Pembahasan mengenai metode sejarah yang lebih modern terdapat dalam buku
karangan Ernst Bernheim, Lehrbuch der historischen Method und der
Geschichtsphilasphie. Didalam banyak buku terdapat konsensus yang menyolok
mengenai metode-metode analisa sejarah. Metode tersebut dibawah empat pasal,
yaitu :
1) Pemilihan subjek untuk diselidiki
2) Pengumpulan sumber-sumber informasi yang mungkin diperlukan untuk subjek
tersebut
3) Pengujian sumber-sumber tersebut untuk mengetahui kebenarannya
4) Pemetikan unsur-unsur yang dapat dipercaya dari sumber-sumber tersebut
 Sumber-sumber
Upaya mengumpulkan sumber sejarah dinamakan heuristik. Sumber sejarah dapat
berupa kesaksian, dokumen, rekaman, dan benda lainnya yang dapat dipergunakan
untuk mendukung fakta terjadinya peristiwa sejarah.
 Perbedaan anatar sumber primer dan sumber asli lainnya
Sumber-sumber tulisan dan lisan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber primer
dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang berasal dari kesaksian
seseorang yang menyaksikan atau mengalami peristiwa sejarah tersebut. Sedangkan
sumber sekunder merupakan sumber yang merujuk pada sumber-sumber primer,
seperti tulisan atau buku karya seorang sejarawan.
 Unsur-unsur primer lebih dicari daripada sumber primer secara menyeluruh
Sumber primer maupun sekunder adalah penting bagi sejarawan karena mengandung
unsur-unsur primer (terdapat petunjuk yang lebih spesifik).
3. Pengantar Ilmu Sejarah oleh Abd. Rahman Hamid
 Kata sejarah berasal dari bahasa Arab “syajarotun” yang berarti pohon kehidupan.
Kata “pohon” disini memiliki maksud bahwa terjadi silsilah atau asal-usul kehidupan.
 Sejarah dalam KBBI mengandung tiga makna, yaitu :
a. Kasusasteraan lama (silsilah, asal-usul)
b. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau
c. Ilmu, pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-
benar terjadi di masa lalu (riwayat)
 Dalam bahasa asing dikenal bebrapa istilah sejarah, antara lain :
a. Histoire (Prancis)
b. Geschicte (Jerman)
c. Geschiedenis (Belanda)
d. Historia (Yunani)
e. Histoire (Latin)
 Secara harfia terdapat empat pengertian dari kata sejarah, yaitu:
a. Kata yang menunjuk pada sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa atau kejadian
b. Kata history bermakna riwayat
c. Semua yang terjadi di masa lalu berkaitan dengan duduk persoalan pada umumnya
dan masyarakat pada khususnya
d. History ialah ilmu yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan
4. Manusia dan Sejarah oleh Prof. A. Dilman
 Kata sejarah berasal dari bahasa Arab “syajarotun” yang berarti pohon, keturunan,
silsilah atau asal usul.
 Sejarah sebagai eksistensi manusia memiliki tiga arti yaitu sejarah sebagai peristiwa,
sejaah sebagai kisah, dan sejarah sebagai nilai.
 Manusia merupakan makhluk menyejarah, artinya manusia yang melakukan dan
mengalami peristiwa sejarah tersebut
5. Hakikat Pendidikan Sejarah oleh H. Purwanta
a. Pendidikan
Terdiri dari:
1. Pendidikan formal
Pendidikan yang disegani, direncanakan dan dilembagakan melalui
organisasi/lembaga publik dan badan swasta yang diakui.
2. Pendidikan non formal
Pendidikan yang disegani direncanakan, dan dilembagakan oleh penyedia
pendidikan. Ciri khas nya adalah bahwa pendidikan merupakan tambahan,
alternatif, dan atau pelengkap bagi pendidikan formal dalam proses pembelajaran
seumur hidup.
3. Pendidikan informal
Bentuk pembelajaran yang disegan tetapi tidak dilembagakan. Mereka kurang
terorganisir dan terstuktur dari pada pendidikan formal atau non formal.
b. Pengertian sejarah
1. Sejarah sebagai peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa merupakan kejadian yang sungguh-sungguh terjadi di masa
lampau.
2. Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai kisah atau dikenal sebagai historiografi adalah merupakan cerita
yang mengisahkan peristiwa pada masa lampau.
c. Pendidkan sejarah
1. Prasyarat ilmu
2. Hakekat (ontologi)
a. Kesadaran sejarah
b. Kemampuan berpikir historis
3.Metodologi (epistemologi)
a. Kurikulum
b. Pembelajaran
Yang merupakan bagian dari pembelajaran:
 Pendidik
 Peserta didik
 Tujuan pembelajaran sejarah
 Materi pembelajaran sejarah
 Pendekatan dan metode pembelajaran sejarah
 Media pembelajaran sejarah
 Evaluasi pembelajaran sejarah
c. Penelitian
Secara umum, penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan atau investasi yang
dilakukan secara aktif, tekun, dan sistematis dengan tujuan untuk menemukan,
4.Manfaat (aksiologi)
Pendidikan sejarah sebagai cabang ilmu penegtahuan memiliki manfaat kepada
masyarakat, baik secara individu maupun sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana


Hamid, Abdul Rahman dan Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Penerbit Ombak
Daliman. 2012. Manusia dan Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Purwanta, Hieronymus. 2019. Hakekat Pendidikan Sejarah. Surakarta: UNS Press
Gottschulk, Louis. 1969. Mengerti Sejarah. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai