6. Seloka
Seloka adalah jenis puisi lama yang berisikan perumpamaan atau kiasan untuk menyindir
maupun bergurau. Seloka biasanya ditulis dalam bentuk pantun maupun syair. Pengaturan Rima
atau persajakan sangat penting dalam seloka.
Dalam penulisannya, setiap baris kedua dan keempat pada bait pertama akan menjadi baris pertama
dan ketiga bait selanjutnya, begitu pula seterusnya. Nama lain dari seloka adalah pantun berkait.
Ciri seloka secara umum antara lain adalah:
- Dalam 1 bait terdiri dari 4 baris atau lebih.
- Mempunyai sajak a-b-a-b.
- Pada baris ke-1 dan baris ke-2 adalah sampiran, sedangkan pada baris ke-3 dan ke-4
merupakan isi.
- Setiap baris terdiri atas 4 suku kata.
- Memiliki rangkaian pantun yang saling sambung menyambung.
- Disusun secara berangkap. Akan tetapi setiap rangkap tidak tetap, jadi rima akhir adalah
bebas.
7. Talibun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi
lebih dari 4 baris (mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde,
dstnya. Pantun jenis talibun sudah sangat jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembuatan talibun tentu saja lebih sulit daripada pantun biasa.
Talibun memiliki ciri sebagai berikut:
- Talibun memiliki jumlah baris yang genap yang terdiri dari isi dan sampiran. Jika talibun
terdiri dari 6 baris, maka 3 baris pertama disebut juga dengan sampiran dan 3 baris
selanjutnya merupakan isi.
- Antara kalimat sampiran pertama dengan kalimat sampiran kedua, ketiga dan kalimat
sampiran seterusnya harus saling berhubungan dan jangan sampai bertolak belakang atau
tidak ada hubungan sama sekali.
- Sampiran pada talibun berupa perumpamaan sebagai kalimat pembantu dalam
menyampaikan isi, usahakan kalimat sampiran menggunakan kata yang berima, indah dan
menggunaakaan perumpamaan alam dan lingkungan sekitar.
- Bersajak abc-abc, abcd-abcd, dan abcde-abcde, dan seterusnya.
- Tiap baris terdiri dari 8 hingga 12 kata.
- Gaya bahasa yang digunakan luas dan menekankan pada bahas pengulangan yang berima.
- Isinya menjelaskan tentang suatu perkara.
Contoh pantun talibun:
Anak orang di Padang Tarap
pergi berjalan ke kebun bunga
hendak ke pekan hari telah senja
Di sana sirih kami kerekap
meskipun daunnya serupa
namun rasanya berlain jua
Melihat sapi di siang hari
Sapi betina bukan sapi jantan
Berwarna putih bukannya hitam
Janganlah engkau menyombongkan diri
Di depan para tamu undangan
Karena itu perbuatan jahanam.