Anda di halaman 1dari 64

PUISI

Kompetensi Dasar

3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi puisi
yang diperdengarkan atau dibaca
4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau
kumpulan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan
tekanan tempo)
3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi
4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji,
struktur, perwajahan)
Puisi
Merupakan karya sastra yang berisi ungkapan
perasaan penulis atau penyair melalui
rangkaian kata-kata indah.
PENYAIR
Jenis Puisi
Ciri-ciri Puisi Lama Ciri-ciri Puisi Baru

1. Puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan.


(Persajakan, jumlah kata dalam setiap larik, dan 1. Puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan-aturan
jumlah larik dalam setiap bait) baku puisi lama.
2. Jenis puisi lama, misalnya pantun, syair, mantra, 2. Puisi baru memiliki bentuk tipografi yang lebih luas
gurindam, seloka, karmina, dan talibun. dan bebas jika dibandingkan dengan puisi lama.
3. Jenis puisi baru, misalnya balada, hymne, epigram,
romansa, elegi, satire.
Jenis Puisi lama
1. Pantun
Ciri-ciri pantun diantaranya:
1. Memiliki sajak a-b-a-b.
2. Dalam 1 bait terdiri dari 4 baris. Kemudian satu baris terdiri dari 8-12 suku kata.
3. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, ketiga dan keempat merupakan isi.

2. Karmina
Ciri-ciri karmina sebagai berikut:
1. Karmina terdiri dari 2 baris
2. Karmina bersajak a-a atau b-b
3. Baris pertama disebut sampiran
4. Baris kedua disebut isi
5. Setiap baris pada karmina terdiri dari 8-12 suku kata atau 4 suku kata
6. Pada setiap baris harus selalu diakhiri dengan tanda koma, kecuali pada baris keempat
yakni selalu diakhiri dengan tanda titik
PANTUN KARMINA

Burung merpati burung dara


Terbang menuju angkasa luas
Hati siapa takkan gembira
Karena aku telah naik kelas Lukamu adalah lukaku, ditahan di dalam kalbu
Tetaplah maju, meski tak tahu yang dituju
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang Burung perkutut terbang melayang
Menangis mayat di pintu kubur Abang kentut tidak bilang-bilang
Teringat badan tidak sembahyang
Jenis Puisi lama
3. Mantra

Mantra merupakan satu-satunya puisi lama yang setiap ucapannya dianggap memiliki kekuatan
gaib/magis untuk keperluan ritual ataupun pengobatan.
4. Syair
Aturan tersebut bisa menjadi ciri-ciri sebuah syair, diantaranya:
1. Terdiri dari empat baris untuk setiap baitnya
2. Terdiri dari bait-bait yang bermakna isi
3. Jumlah kata setiap baris tetap biasanya ada 4-5 kata
4. Jumlah suku kata dalam setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
5. Mempunyai rima yang tetap a-a-a-a atau a-b-a-b
6. Menggunakan bahasa kiasan
SYAIR

MANTRA

Syair Bertaubat
Manunggaling Kawula Gusti
Ya Murubing Bumi Janganlah engkau berbuat maksiat
Sirku Sir Sang Hyang Widi Janganlah engkau berbuat jahat
Kinasih kang asih Segeralah engkau bertaubat
Agar selamat dunia akhirat
Sihir lontar pinang lontar Apabila engkau kesulitan
Terletak di ujung bumi Dan menerima segala cobaan
Setan buta jembalang tua Memohonlah kepada Tuhan
Aku sapa tidak berbunyi Pasti Tuhan mengabulkan
Jangan lupa kepadanya
Patuhilah perintahnya
Bertaubatlah kepadanya
Jenis Puisi lama
5. Gurindam
Ciri-ciri gurindam dibandingkan dengan jenis puisi lama lainnya, yaitu:
1. Gurindam terdiri dari dua baris tiap baitnya.
2. Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.
3. Tiap baris memiliki hubungan sebab akibat.
4. Tiap baris memiliki rima atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
5. Isi atau maksud dari gurindam ada pada baris kedua.
6. Isi gurindam biasanya berupa nasehat-nasehat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.

6. Seloka
Ciri seloka secara umum antara lain adalah:
1. Dalam 1 bait terdiri dari 4 baris atau lebih.
2. Mempunyai sajak a-b-a-b.
3. Pada baris ke-1 dan baris ke-2 adalah sampiran, sedangkan pada baris ke-3 dan ke-4
merupakan isi.
4. Setiap baris terdiri atas 4 suku kata.
5. Memiliki rangkaian pantun yang saling sambung menyambung.
6. Disusun secara berangkap. Akan tetapi setiap rangkap tidak tetap, jadi rima akhir adalah bebas.
GURINDAM SELOKA

Jika belajar besungguh-sungguh Sudah bertemu kasih sayang


Keberhasilan akan kau rengkuh Duduk termangu malam siang
Hingga setampak tiada renggang
Jangan hanya pandai saja di benak Tulang sendi habis terguncang
Namun juga harus pandai di tindak
Nafas kambing di Padang Senja
Kalau engaku tidak tahu Dibawa gerobak buntung
Maka harus cari ilmu Sungguh indah pandangan syurga
Wahai engkau wanita berkerudung
Jenis Puisi lama

7. Talibun
Ciri talibun secara umum antara lain adalah:
1. Talibun memiliki jumlah baris yang genap yang terdiri dari isi dan sampiran.
2. Antara kalimat sampiran pertama dengan kalimat sampiran kedua, ketiga dan kalimat
sampiran seterusnya harus saling berhubungan dan jangan sampai bertolak belakang atau
tidak ada hubungan sama sekali.
3. Bersajak abc-abc, abcd-abcd, dan abcde-abcde, dan seterusnya.
4. Tiap baris terdiri dari 8 hingga 12 kata.
5. Gaya bahasa yang digunakan luas dan menekankan pada bahas pengulangan yang berima.
6. Isinya menjelaskan tentang suatu perkara.Contoh talibun
Talibun
Berlayar menuju pulau di sana
Menerjang ombak di bulan purnama
Bersama nahkoda melempar jala
Agar memiliki gelar sarjana
Belajarlah dengan giat dan seksama
Jangan lupa selalu berdoa

Tak bisa berjalan karena lumpuh


Berjalan lambat karena dibantu alat
Ditunggu pun tak kunjung tiba
Saat melarat selalu bersimpuh
Ketika senang tak pernah shalat
Pastilah tuhan tak akan iba
Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya

1. Balada
merupakan salah satu jenis puisi baru yang berisi tentang suatu kisah atau cerita. Balada terdiri
dari 3 bait yang masing-masing dengan 8 larik. Balada bersajak a-b-a-b-b-c-c-b, lalu skemanya
berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c

2. Elegi
merupakan salah satu jenis puisi baru yang berisi tentang kesedihan atau tangis.
3. Epigram
merupakan salah satu jenis puisi baru yang berisi tentang ajaran atau tuntunan mengenai
kehidupan.
4. Himne
Salah satu jenis puisi baru yang berisi pujaan atau pujian untuk Tuhan, tanah air ataupun
pahlawan. Ciri dari himne ini ialah lagu pujian untuk menghormati Tuhan, seorang dewa,
pahlawan, tanah air ataupun almamater.
Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya

6. Romansa
merupakan salah satu jenis puisi baru yang berisikan luapan perasaan cinta dan kasih sayang.

7. Satire
merupakan salah satu jenis puisi baru yang berisikan sindiran atau kritikan
BALADA
Sahabatku yang Tertindas

Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang kesengsaraan,


diberi makan pada dada penurunan nilai,
yang bermain sebagai seorang anak di rumah tirani,
engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum
air keruhmu bercampur dengan air mata yang getir.
Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki
yang meninggalkan isterinya,
anak-anaknya yang masih kecil,
sahabat-sahabatnya,
dan memasuki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita
yang mereka sebut 'keperluan'.

(Kahlil Gibran)
ELEGI

Antara Pagi dan Malam Hari

Tenanglah hatiku, karena langit tak pun mendengari


Tenanglah, karena bumi dibebani dengan ratapan kesedihan.
Dia takkan melahirkan melodi dan nyanyianmu.
Tenanglah, karena roh-roh malam tak menghiraukan bisikan rahasiamu dan bayang-
bayang tak berhenti di hadapan mimpi mimpi.
Tenanglah, hatiku. Tenanglah hingga fajar tiba karena dia yang menanti pagi dengan
sabar akan menyambut pagi dengan kekuatan.
Dia yang mencintai cahaya, dicintai cahaya.
Tenanglah hatiku dan dengarkan ucapanku.

(Kahlil Gibran)
ROMAN
Ingin Kulupakan Cinta

Setelah hampa
tinggallah ruang kosong di hati,
kembali kau hadir ketika lelap menyelimuti
Harusnya kau sadar!
Kaupun tak patut kembali
walau hanya dalam mimpi!
Jalan setapak yang kita lalui dulu
hanyalah kepingan sampah kenangan
yang seharusnya kubuang jauh
dan pasti kubuang jauh.
Dan akupun harusnya sadar,
melupakanmu hanyalah memberikan sedikit goresan tipis di hati.

(Tito)
Perbedaan puisi lama dengan puisi baru

NO. PERBEDAAN PUISI LAMA PUISI BARU

1 IRAMA Tetap, yaitu dua patah kata dalam Dinamis, mengikuti pikiran dan
sekali ucap. perasaan penulis.
2 BENTUK Terkait oleh aturan. Bebas, tidak terikat oleh aturan.

3 PENULIS Tidak dikenal atau tidak diketahui Dikenal atau diketahui nama
nama penulisnya. penulisnya.
4 PERSEBARAN Secara lisan Secara lisan dan tulis

5 ISI Isi berupa nasihat Isi berupa curahan hati penulis


“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia
tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat
dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
keabadian.”

― Pramoedya Ananta Toer


UNSUR PENTING DALAM PUISI

01 02 03

TEMA SUASANA MAKNA


Gagasan pokok yang Keadaan jiwa yang Makna puisi mengandung
dikemukakan oleh penyair diciptakan oleh penulis. pesan yang disampaikan
melalui puisi. Suasana dalam puisi penyair.
tercipta dari nada atau
pengungkapan sikap
penyair.
Simbol/Lambang
POTRET SUARA
Karya: TAMASSAKI BIHIKAMI AULIA

Simbol/ Makna
Lambang Puan, cobalah menyamui cakapan ini!
Dasar Tambahan Suara topeng-topeng yang tak mampu ini
Menyuarakan nyata yang berujung duka
Topeng- benda yang Para masyarakat Andai hati petinggi sekokoh baja
topeng dipakai di Binar kilauan tahta tak lagi berharga
atas wajah
Simbol/Lambang
REDUP
Karya: HARISNA NAILAL AISYAL MUVIDA

Simbol/ Makna
Lambang Satu dasa, aku menabung air mata
Dasar Tambahan Kini ia tumpah ruah, membasahi dada
Di bawah kibaran nyiur kain hijau
Aku Mengumpulkan Sedih Engkau berangkat dengan senyuman
menabung suatu benda Sedangkan aku, terlalu getir mengucapkan
air mata namamu
Simbol/Lambang
Simbol/Lambang Makna Gadis Peminta-Minta
oleh Tono Sudarto Bachtiar
Gadis kecil Seorang perempuan yang
berkaleng kecil masih anak-anak yang Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng
mengalami kesensaraan kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal
Kotaku jadi Keadaan di suatu tempat duka
hilang, tanpa jiwa yang sudah hilang rasa
Tengadah padaku, pada bulan merah
kemanusiaanya, warga
jambu
yang tidak lagi peduli pada
kehidupan orang lain Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
DIPONEGORO sekali berarti
sudah itu mati

Di masa pembangunan ini Maju


Tuan hidup kembali Bagimu negeri
Dan bara kagum menjadi api Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Di depan sekali tuan menanti Binasa di atas ditindas
Tak gentar Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Lawan banyak seratus kali Jika hidup harus merasai
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tidak bisa mati Maju
Serbu
Serang
Terjang
Mengidentifikasi Puisi “DIPONEGORO”
1. Makna
Puisi tersebut menggambarkan semangat perjuangan Diponegoro di masa perang yang
diwujudkan pada masa pembangunan saat ini. (Perhatikan larik pertama dan kedua)

2. Tema: Perjuangan
Tema tersebut ditentukan berdasarkan isi puisi yang menggambarkan semangat perjuangan di
masa perang dan masa pembangunan.

3. Suasana: Penuh Semangat


Penggambaran semangat perjuangan tersebut memunculkan suasana kejiwaan yang penuh
semangat bagi pembacanya.

4. Amanat
• Semangat perjuangan Diponegoro hendaknya diwujudkan dalam mengisi pembangunan saat ini.
• Membangun dengan semangat juang yang pantang menyerah. Semangat juang seperti Pangeran
Diponegoro ketika melawan penjajah Belanda.
1. Makna
Puisi tersebut berisi introspeksi diri penyair atas
segala kesalahan atau dosanya.
Selamat Tinggal Larik: Aku berkaca melambangkan introspeksi
diri, muka penuh luka melambangkan diri atau
Aku berkaca
kehidupan yang penuh salah dan dosa.
Ini muka penuh luka
Siapa punya? 2. Tema: Melupakan masa lalu
Kudengar seru menderu . . . dalam Tema tersebut tertuang dalam judul dan isi
hatiku ? . . . keseluruhan yang menyatakan bahwa penyair
Apa hanya angin lalu? ingin melupakan masa lalunya yang kelam.
Lagu lain pula
Menggelepar di tengah malam buta 3. Suasana: Putus asa
Ah . . . ?? Suasana tersebut tergambar pada kata tanya,
Segala menebal, segala mengental kata Ah??, dan Selamat tinggal...!!
Segala tak kukenal . . . !!
Selamat tinggal . . . !! 4. Amanat
Setiap kita hendaknya selalu introspeksi diri, apa
kelebihan dan kekurangan kita. Masa lalu yang
kelam hendaknya dijadikan pelajaran ke depan.
Tragedi Winka dan
sihka
Sihka sihka
oleh Sutardji Calzoum Bachri sihka
sih
kawin ka
kawin sih
kawin ka
kawin sih
kawin ka
ka sih
win ka
ka sih
win ka
ka sih
win sih
ka sih
win sih
ka sih
winka sih
winka ka
winka Ku
Mengidentifikasi Puisi
“Tragedi Winka dan Sihka”
1. Makna
Puisi di atas merupakan tragedi. Pembalikan kata /kawin/ menjadi /winka/ dan /kasih/ menjadi
/sihka/ mengandung makna bahwa perkawinan antara suami istri itu akan berantakan dan kasih
antara suami dan isteri sudah berbalik menjadi kebencian.

2. Tema:
Perjalanan hidup yang sengsara, penuh lika-liku, dan marabahaya.

3. Suasana: kecarut-marutan kehidupan, perasaan, dan kesengsaraan.

4. Amanat
bahwa kehidupan ini tidak akan pernah sama. Roda akan selalu berputar, terkadang berada di atas
terkadang di bawah. Kehidupan ini tidak akan selalu senang tapi juga susah, dan bergantung
bagaimana cara kita menyikapinya.
AKU
oleh Chairil Anwar

Biar peluru menembus kulitku


Kalau sampai waktuku Aku tetap meradang menerjang
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Tak perlu sedu sedan itu Hingga hilang pedih peri

Aku ini binatang jalang Dan aku akan lebih tidak peduli
Dari kumpulannya terbuang
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Mengidentifikasi Puisi
“Aku”
1. Makna
• Keberanian dalam berjuang meskipun banyak risiko yang akan dihadapi. Termasuk risiko
untuk kehilangan nyawa atau terluka karena senjata musuh. Inilah yang digelorakan oleh
Chairil Anwar, yang tersurat pada bait ketiga puisi tersebut.
• Semangat yang tak pernah padam. Sebagaimana yang dinyatakan melalui kalimat “aku mau
hidup seribu tahun lagi”. Hal tersebut adalah cermin dan betapa semangat Chairil Anwar
untuk berjuang, tidak ingin dibatasi oleh waktu
2. Tema: kegigihan dan Perjuangan
menggambarkan kegigihan dan semangat perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu
penjajahan, dan semangat hidup seseorang yang ingin selalu memperjuangkan haknya tanpa
merugikan orang lain
3. Suasana: suasana yang penuh perjuangan, optimis dan kekuatan emosi yang cukup
tinggi
4. Amanat
• Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan menghadang.
• Manusia harus mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya agar pikiran dan semangatnya
itu dapat hidup selama-lamanya.
TUGAS

AKU INGIN
Karya: Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana


dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana


dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Mengidentifikasi Puisi
“Aku Ingin”
1. Makna
penyampaian rasa cinta seseorang yang apa adanya dan tak perlu dibuktikan dengan kata atau
isyarat yang menggebu-gebu, melainkan dengan pengorbanan besar terhadap orang yang
dicintainya
2. Tema:
cinta atau pengorbanan cinta.
3. Suasana: penuh kasih sayang
4. Amanat
Jika menyayangi seseorang tidak perlu omongan besar namun dengan tindakan
Mendemonstrasika
n Puisi
AKU
oleh Chairil Anwar

Biar peluru menembus kulitku/


Kalau sampai waktuku/ Aku tetap meradang/ menerjang//
'Ku mau/ tak seorang kan merayu/
Tidak juga kau// Luka dan bisa/ kubawa berlari/
Berlari
Tak perlu/ sedu sedan itu// Hingga hilang/ pedih peri/

Aku ini/ binatang jalang/ Dan aku/ akan lebih tidak perduli/
Dari kumpulannya terbuang//
Aku mau/ hidup/ seribu tahun lagi//
Pembagian Teks Puisi Di Bawah Selimut
Kedamaian Palsu
Hari Pun Tiba apa guna punya ilmu
kalau hanya untuk mengibuli
apa gunanya banyak baca buku
Hari pun tiba. Kita berkemas senantiasa kalau mulut kau bungkam melulu
kita berkemas sementara jarum melewati angka-angka di mana-mana moncong senjata
kau pun menyapa ke mana kita berdiri gagah
tiba-tiba terasa musim mulai menanggalkan daun-daunnya Kongkalikong
dengan kaum cukong
tiba-tiba terasa kita tak sanggup menyelesaikan kata di desa-desa
tiba-tiba terasa bahwa hanya tersisa gema rakyat dipaksa
sewaktu hari pun merapat menjual tanah
jarum jam sibuk membilang saat-saat terlambat. tapi, tapi, tapi, tapi
dengan harga murah
(Sapardi Djoko Damono) apa guna banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu

(Wiji Thukul)
AKU
oleh Chairil Anwar

Biar peluru menembus kulitku


Kalau sampai waktuku Aku tetap meradang menerjang
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Tak perlu sedu sedan itu Hingga hilang pedih peri

Aku ini binatang jalang Dan aku akan lebih tidak peduli
Dari kumpulannya terbuang
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Penilaian Pembacaan Puisi
No Aspek yang Poin
dinilai
3 4 5

1 Vokal Vokal pembaca bergumam Vokal kurang jelas terdapat Vokal jelas dan pemenggalan
sehingga isi puisi tidak pemenggalan kata, frasa, kalimat kata, frasa, kalimat yang
sampai kepada pendengar yang diucapkan tidak tepat diucapkan tepat

2 Intonasi Intonasi pembaca datar Intonasi pembaca tidak sesuai Intonasi yang ditampilkan
sepanjang pembacaan dengan isi puisi pembaca mendukung
penyampaian isi puisi
3 Penghayatan Mimik pembaca puisi terlihat Mimik pembaca yang ditampilkan Mimik yang ditampilkan pembaca
/Ekspresi datar sepanjang pembacaan tidak sesuai dengan isi puisi mendukung penyampaian isi
puisi
4 Interaksi Pandangan pembaca terlalu Pembaca tidak secara intens Pembaca secara intens
dengan fokus pada menunjukkan interaksi dengan berinteraksi dengan penonton
penonton naskah/menunduk sehingga penonton sehingga isi puisi dapat
tidak menunjukkan interaksi tersampaikan dengan baik
dengan penonton
Total nilai= Total Sub Aspek yang dinilai X 5
Unsur
Pembentuk

THU
Puisi

FRI
WKND
Unsur
Pembentuk Puisi Pengimajian dalam
Penggunaan kata-kata puisi
konotasi

2 3
1 4

Majas Rima

WKND
Majas

Adalah gaya bahasa yang digunakan


penulis untuk menyampaikan pesan
secara imajinatif dan kias/konotasi.
Majas Alegori
01 Majas yang menyatakan dengan ungkapan
Majas kiasan atau penggambaran.

Perbandingan Contoh:

Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas,


kadang pula di bawah.

Majas perbandingan adalah Otak manusia layaknya sebuah mata pisau,


majas yang membandingkan semakin diasa, makan akan semakin tajam pula.
atau menyandingkan antara satu
objek dengan objek lainnya. Emosi manusia itu seperti api, semakin disulut
maka akan semakin besar kemarahannya.

Hidup itu ibarat sebuah kotak cokelat, kita takkan


pernah tahu apa yang ada di dalamnya.
0
2 Majas
Metafora
Contoh:

Majas metafora adalah majas


yang memakai analogi atau - Anak itu dikenal sebagai kutu buku di kelasnya.
perumpamaan terhadap dua hal - Amelia adalah bunga desa di kampungnya
yang berbeda.
- Bertemu sang pujaan, hatiku berombak
- Teman-teman pasang muka tembok
- Pengacara itu kepala batu
- Aku adalah binatang jalang
03 Majas
Metonimia
Contoh:
Majas metonimia adalah Majas
- Jamaah haji Indonesia pergi ke Makkah
yang menyatakan suatu hal
dengan memakai kata lain yang menggunakan Garuda.
punya keterkaitan. - Tolong matikan sanyo, bak mandinya sudah
penuh.
- Rama-Sinta itu masih saja terus bermesraan
dalam keadaan genting seperti ini.
- Sebelum berangkat kerja Ayah selalu
menonton Metro TV.
04 Majas
Litotes
Contoh:
Majas litotes adalah majas yang
- Silakan datang ke gubukku yang kumuh
menggunakan ungkapan
penurunan kualitas untuk - Ah, ini cuma mobil tua, jelas tidak ada apa-
merendahkan diri. apanya dibandingkan dengan mobil miliknya
- Beginilah jamuan makan di rumah kami,
seadanya saja.
- Keluarga kami makan nasi dan garam setiap
hari.
05 Majas
Hiperbola
Contoh:
- Dentuman itu menggelegar membelah angkasa.
Majas hiperbola merupakan - Ayah bekerja jungkir balik dari pagi hingga
ungkapan yang berlebihan dan malam
tidak masuk akal. - Gendang telingaku terasa pecah ketika
mendengar mereka berteriak
- Cintaku kepada ibu melebihi lautan samudra
luas
Sinar mentari membakar kulitku
06 Majas
Pars Pro Toto
Contoh:
Majas pars pro toto merupakan
majas yang menggunakan
- Dari tadi pagi, ia tak menampakkan batang
sebagian unsur/objek untuk hidungnya.
menunjukkan keseluruhan - Awan hitam yang menutupi langit adalah
objek. pertanda hujan.
- Pemerintah memberi BLT minyak goreng per
kepala Rp 100.000,00 selama 3 bulan.
07 Majas
Totem Pro Parte
Contoh:

Majas totem pro parte merupakan


majas yang mengungkapkan - Indonesia mengalahkan Malaysia dalam
keseluruhan objek padahal pertandingan sepakbola tadi malam.
hanya sebagian objek saja. - Saya menyukai bunga karena baunya yang
harum dan indah.
- Adik sakit gigi sehingga tidak bisa makan
seharian.
08 Majas
Contoh:

Eufimisme - Lapisan masyarakat dengan ekonomi


mengengah ke bawah sulit bertahan hidup
selama pandemi
- Selama kelas berlangsung saya sudah izin
Majas eufimisme merupakan
buang air sebanyak tiga kali.
majas yang menggunakan
ungkapan lebih halus terhadap - Banyak buruh dirumahkan gara-gara
ungkapan yang dirasa kasar atau perusahaan bangkrut.
merugikan. - Ratusan mahasiswa diamankan ke kantor
polisi secara paksa tanpa bukti jelas.
- Kakek dibebastugaskan setelah mengabdi
selama lebih dari 40 tahun.
09 Majas Contoh:

Personifikasi 1. Rumput-rumput menari tertiup angin di sore


hari
2. Matahari tersenyum cerah menyambut
rindu di hari esok
Majas personifikasi merupakan 3. Api melahap habis sampah dedaunan
majas yang digunakan untuk
4. Langit menangis sepanjang hari
menggambarkan benda tidak
bernyawa atau makhluk selain 5. Ribuan tetes air menyerbu bumi
manusia seolah-olah mempunyai
sifat dan karakteristik seperti Aku bercerita pada langit senja
manusia. Tentang getir pahit sebuah duka
Mimpi semua orang telah menjelma kenyataan
Sedangkan aku, harapan terjerumus ke dalam
keraguan
Ammarah Baker
10 Majas
Ironi
Contoh:

1. Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset


Majas ironi merupakan majas kusut.
sindiran yang digunakan untuk 2. Bagus sekali tulisanmu, sampai aku tidak
menyembunyikan fakta dan bisa membacanya.
mengatakan hal yang 3. Cepat sekali kau datang, hingga acaranya
sebaliknya.. telah selesai.
4. Adikku anak yang rajin, jam makan siang ia
baru bangun dari tidurnya.
11 Majas
Sarkasme
Contoh:

Majas sarkasme merupakan


bahasa penyindiran dengan
1. Sejak dulu mulutmu memang berbisa seperti
menggunakan kata-kata kasar ular.
dan keras 2. Dasar pemalas, sejak pagi kerjaanmu hanya
di kasur saja seperti.
3. Lambat sekali kamu berjalan seperti siput.
4. Mulutmu seperti burung yang hanya bisa
berkicau.
12 Majas
Sinisme
Contoh:

1. Rambut kamu kasar sekali seperti sapu ijuk.


Majas sinisme merupakan gaya
bahasa yang mengejek secara
2. Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih
langsung atau tidak menggunakan bertanya kepada aku?
ungkapan tertentu. 3. Napasmu bau naga, apa kau tidak tahu
caranya menggosok gigi?
13 Majas
Pleonasme
Contoh:
1. Bibi membeli banyak sekali kebaya wanita di
Majas pleonasme merupakan toko milik sahabatnya.
majas yang menambahkan
keterangan pada pernyataan
2. Supir itu menepikan kendaraannya ke
yang sudah jelas atau pinggir karena ada masalah dengan mesin.
menambahkan keterangan yang 3. Anak – anak
sebenarnya tidak dibutuhkan. itu mendongakkan kepalanya ke atas untuk
melihat pesawat yang sedang melintas.
4. Pesawat itu tiba – tiba turun rendah dari
posisi asalnya.
14 Majas
Repetisi
Contoh:

Majas repetisi merupakan gaya


bahasa yang mengungkapkan 1. Awas, tunggu kedatanganku besok! Tunggu!
pengulangan kata yang sama 2. tapi, tapi, tapi, tapi dengan harga murah
untuk mempertegas makna.
15 Majas
Retorika
Contoh:

Majas retorika merupakan majas


ini berbentuk kalimat tanya,
namun tidak memerlukan 1. Baru pulang kak?
jawaban.
2. Apa kita bisa hidup sendiri sejak lahir?
3. Jadi apa yang kamu rasakan saat jatuh
kemarin, sakit?
16 Majas
Aliterasi
Contoh:

Majas aliterasi merupakan majas 1. Langit biru lautan hati berderu


yang menggunakan pengulangan 2. Deru debu surutkan langkah
huruf konsonan pada awal kata.
3. Tekad baja tempa usaha nyata
4. Hati senang hari-hari pun terasa ringan
5. Salam sentosa seluruh insan dunia
6. Tetesan hujan temani menyapu luka
7. Rindang hutan hujan segarkan dunia
Jenis-jenis Citraan
Pengimajian dalam Puisi
1. Citraan Penglihatan

Citraan atau Pengimajian 2. Citraan Pendengaran


3. Citraan Peraba
Adalah kata atau susunan kata yang
4. Citraan Penciuman
dapat menimbulkan khayalan atau
5. Citraan Perasa/
imajinasi.
Pengecapan
6. Citraan Gerak
Unsur
Pembangun
Puisi
Unsur Pembangun Puisi
Unsur
Unsur Ekstrinsik
Intrinsik

Suatu nilai yang Suatu nilai yang


terkandung di terdapat di luar
dalam puisi yang karya sastra
melibatkan unsur (puisi).
batin dan unsur
fisik.
Unsur Batin Unsur Fisik
TEMA GAYA BAHASA
01 Ide atau pokok pikiran dalam 01 Konotatif dan Majas
membuat puisi
RIMA
RASA 02 Kesamaan nada atau bunyi pada setiap
02 Ungkapan atau sikap penyair dalam baris
melihat pokok permasalahan.
TIPOGRAFI

03
AMANAT 03 Gaya penulisan (bentuk)
Pesan yang hendak disampaikan
penyair DIKSI atau KATA
04 KONKRET
Pemilihan kata-kata sehingga mempu
memberikan kesan wujud yang
disampaikan oleh penyair
Unsur Ekstrinsik
Unsur Biografi
01 latar belakang pengarang

Unsur Sosial
02 Lingkungan yang mempengaruhi
perasaan penulis pada saat
membuat puisi

Unsur Nilai
03 Unsur nilai dalam puisi ini meliputi
unsur yang berkaitan dengan pendidikan,
seni, ekonomi, politik, sosial, budaya,
W.S Rendra adat-istiadat, hukum, dan lain-lain.
PERINGATAN Di Bawah Selimut
Jika rakyat pergi
Kedamaian Palsu
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati apa guna punya ilmu
Barangkali mereka putus asa kalau hanya untuk mengibuli
apa gunanya banyak baca buku
Kalau rakyat bersembunyi kalau mulut kau bungkam melulu
Dan berbisik-bisik di mana-mana moncong senjata
Ketika membicarakan masalahnya sendiri berdiri gagah
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar Kongkalikong
dengan kaum cukong
Bila rakyat berani mengeluh di desa-desa
Itu artinya sudah gawat rakyat dipaksa
Dan bila omongan penguasa menjual tanah
Tidak boleh dibantah Kebenaran pasti terancam tapi, tapi, tapi, tapi
dengan harga murah
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang apa guna banyak baca buku
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan kalau mulut kau bungkam melulu
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan (Wiji Thukul)
Maka hanya ada satu kata: lawan!.
(Wiji Thukul)

Anda mungkin juga menyukai