Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

TEKS PUISI
I. Kompetensi Dasar
1.7 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun teks puisi yang diperdengarkan atau
dibaca.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengamati model-model teks puisi.
2. Siswa dapat merumuskan pengertiaan puisi.
Materi Pembelajaran
1. Model-model Puisi
Amati model-model puisi berikut!

Mutiara malam dijalan raya

Kala matahari tenggelam


Gelap mulai mengelilingi bumi
Diantara jalan jalan raya
Mutiara pasang aksi bersama malam
Di jantung perkotaan

Kala pancaran mutiara yang kemilau


Ada diantara jalan jalan raya
Orang banyak sering diam sejenak
Dimalam hari
Di jantung perkotaan

Kadang dalam hati timbul iba


Antara tanya,
Mengapa dia ada diantara jalan jalan raya
Kenapa ia menempuh jalan pintas
Dijantung perkotaan

Doaku pada Tuhan


Semoga mutiara selalu selamat
Pada kembalinya disetiap senja
Yang hampir kelam

Bila tiba waktunya

Bila tiba waktunya


Biarlah kabut turun menutup hatiku
Dan, Biarlah duniaku hilang
Agar tak kutemui lagi
Semua terserah padamu
Tak perlu airmata itu
Aku rela kehilangan hidup
Hilang akibat dosa
Tapi aku tak gentar
Pada waktu yang telah kau tentukan
Jiwaku datang merindukan
Kasih dambaanku seorang
Untuk hadir dalam matiku...

Keindahan Alam Ini


Betapa indahnya bumi alam ini
Laut yang berombak-ombak
Awan yang kian  berarak
Udaranya segar  bertiup angin
Paru-Paruku
Satu demi satu, dua demi dua, tiga demi tiga
Seratus sudah aku menanammu
Setiap hari aku merawatmu
Kami hidup
Kami sehat
Semua karnamu,
Paru-paruku

Tapi sekarang, mereka kejam denganmu


Kau hanya semacam kertas yang bisa dipotong-potong, diinjak-injak
Mereka tak pernah peduli dengan masa depannya
Tak pernah peduli dengan anak cucunya akan hidup bagaimana nanti
Rasa peduli mereka hanya untuk uang

Paru-paruku,
Buatlah mereka sadar akan penting adanya engkau

Di Bukit
Karya : Mansur Samin
Berdiri di puncak karang tinggi.
menatap huma yang sudah runtuh
suasana tambah sukar kiranya kini
hidupmanusia telah pasrah pada haluan waktu.
Suling nelayan dari muara sana
makin asing membangkitkan kenangan lama
Jaring, pukat, dan gudang tinggal berbeda
pasar dan kesibukan telah berpindah ke muara utara
kini dan hari silam nasibmulah itu, desaku
hidup tak henti sengketa, selalu perang saudar
2. Pengertian Puisi
Puisi secara umum adalah sebuah karya sastra yang mengandung unsur irama, ritma,
diksi, lirik dan menggunakan kata kiasan dalam setiap baitnya untuk menciptakan
estetika bahasa yang padu.
Makna lain puisi adalah teks yang berlarik-larik dan berbait-bait dengan mengutamakan
harmonisasi bunyi dan kepadatan makna.

3. Puisi dibedakan menjadi 2, yaitu :


3.1.Puisi lama
3.2 Puisi baru
Pengertian Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan. Aturan puisi lama
seperti jumlah kata yang terdapat dalam 1 baris, jumlah baris yang terdapat dalam 1
bait, persajakan atau rima, banyak suku kata pada tiap baris, dan irama.
Jenis Puisi Lama
a.Mantra merupakan sebuah ucapan-ucapan yang masih dianggap memiliki sebuah
kekuatan gaib
b.Pantun merupakan salah satu puisi lama yang mempunyai ciri bersajak a-b-a-b, tiap
baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata, 2 baris pada awal pantun disebut sampiran,
2
baris berikutnya disebut sebagai isi, tiap bait 4 baris.
c.Karmina merupakan salah satu jenis pantun yang kilat seperti sebuah pantun tetapi
sangat pendek.
d.Seloka adalah pantun yang berkait.
e.Gurindam adalah puisi yang terdiri dari tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, dan
biasanya
berisi nasihat.
f.Syair merupakan puisi yang bersumber dari negara Arab dan dengan ciri pada tiap
bait
4 baris, bersajak a-a-a-a, biasanya berisi nasihat atau sebuah cerita.
g.Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari bilangan genap seperti 6, 8,
ataupun 10 baris.
Ciri-Ciri Puisi lama
Berikut ciri-ciri puisi lama :
1.Puisi lama bisanya berupa puisi rakyat dan tidak diketahui nama
pengarangnya/anonim.
2.Puisi lama masih terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti dari jumlah baris pada
setiap baitnya, sajak serta jumlah suku kata pada setiap barisnya.
3.Disampaikan dari mulut ke mulut dan dapat disebut juga dengan sastra lisan.
4.Menggunakan majas atau gaya bahasa tetap dan klise.
5.Biasanya berisikan tentang kerajaan, fantastis, serta istana sentris.
Pengertian Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan, berbeda dengan puisi
lama. Puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan puisi lama baik dalam
jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Jenis-jenis Puisi Baru berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasannya
ada tiga,yaitu puisi naratif,puisi lirik,dan puisi deskripsi
1. Puisi naratif adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair.Yang
termasuk puisi naratif yaitu balada dan romansa.
a.Balada merupakan salah satu jenis puisi baru. Balada merupakan puisi tentang
cerita.
Balada terdiri dari 3 bait dan masing-masing dengan 8 larik serta dengan skema rima
a-b-a-b-b-c-c-
Lalu skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Pada larik terakhir dalam bait
pertama digunakan refren dalam bait-bait selajutnya.
b.Romansa adalah puisi yang berisi tentang luapan perasaan penyair tentang cinta
kasih
yang diselingi perkelaian dan petualangan.
2. Puisi Lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan
segala macam endapan pengalaman, sikap maupun suasana batin yang
melingkupinya..Jenis puisi lirik misalnya: elegi, ode, serenada, dan himne.
a. Elegi yaitu puisi yang memiliki isi tentang kesedihan.
b. Ode adalah puisi sanjungan bagi orang yang telah berjasa,sesuatu hal,atau sesuatu
keadaan.
c. Serenada adalah puisi yang berisi percintaan yang dinyanyikan.
d. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
3. Puisi Deskriptif adalah puisi yang penyairnya bertindak sebagai pemberi kesan
terhadap keadaan/peristiwa,benda,atau suasan yang dipandang menarik
perhatiannya.Yang termasuk puisi deskriptif adalah satire,puisi kritik sosial.
a. Satire yaitu puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap
suatu
keadaan,tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaiknya.
b. Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair
terhadap keadaan atau .terhadap diri seseorang,tetapi dengan cara membeberkan
kepincangan atau ketidakberesan keadaan /orang tersebut.
c. Puisi Impresionistik yaitu puisi yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair
terhadap suatu hal.
Puisi Kamar dan Puisi Auditorium
Istilah puisi kamar dan puisi auditorium juga kita jumpai dalam buku kumpulan
puisi ‘Hukla’karya Leon Agusta. Puisi-puisi auditorium disebut juga puisi Hukla
(puisi yang mementingkan suara atau serangkaian suara).Puisi Kamar ialah Puisi
yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu atau dua pendengar saja di dalam
kamar.Puisi Auditorium adalah puisi yang cocok dibaca di auditorium, di mimbar
yang jumlah pendengarnya dapat ratusan orang.Sajak-sajak Leon Agusta banyak
yang dimaksudkan untuk sajak auditorium.
4. Epigram adalah puisi yang memiliki isi berupa tuntunan atau ajaran hidup.
Berdasarkan bentuknya puisi baru meliputi :
1. Distikon adalah suatu puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris (puisi 2 seuntai).
2. Terzina adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris (puisi 3 seuntai).
3. Kuatrain adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 4 baris (puisi 4 seuntai).
4. Kuint adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris (puisi 5 seuntai).
5. Sektet adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 6 baris (puisi 6 seuntai).
6. Septime, adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 7 baris (puisi 7 seuntai).
7. Oktaf atau Stanza merupakan puisi yang pada tiap baitnya terdiri 8 baris (double
kutrain
atau dapat disebut juga dengan puisi 8 seuntai).
8. Soneta merupakan salah satu jenis puisi yang terdiri dari 14 baris yang terbagi
menjadi
2, 2 bait pertama masing-masing terdiri dari 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing
3
baris.
Ciri-Ciri Puisi Baru
Ciri-ciri puisi baru antara lain:
1.7.1 Diketahui nama pengarangnya, berbeda dengan puisi lama yang tidak
diketahui nama
pengarangnya
2. Perkembangannya secara lisan serta tertulis.
3. Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti rima, jumlah baris dan suku kata.
4. Menggunakan majas yang dinamis atau berubah-ubah.
5. Biasanya berisikan tentang kehidupan.
6. Biasanya lebih banyak memakai sajak pantun dan syair.
7. Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris.
8. Memiliki rima akhir yang teratur.
9. Pada tiap-tiap barisnya berupa kesatuan sintaksis.
Ciri-Ciri Puisi Secara Umum
1. Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan
bentuk paragraf seperti pada prosa dan dialog seperti pada naskah drama.
2. Diksi yang digunakan dalam puisi biasanya bersifat kias, padat dan indah.
3. Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.
4. Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
5. Setting, alur, dan tokoh dalam puisi tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan
Pelatihan Soal-soal Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut dengan baik dan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan puisi?
2. Sebutkan jenis-jenis puisi lama dengan benar!
3. Sebutkan jenis-jenis puisi baru dengan benar!
4. Bagaimana ciri-ciri puisi lama?
5. Bagaimana ciri-ciri puisi baru?
6. Jelaskan 3 jenis puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan puisi!
7. Apa yang disebut dengan soneta?
8. Apa yang dimaksud dengan tipografi?
9. Apa yang dimaksud dengan ode dan satire?
10. Sebutkan perbedaan puisi lama dan puisi baru!
II. Kompetensi Dasar
1.8 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan makna teks puisi yang
diperdengarkan atau dibaca
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyampaikan isi teks puisi yang dibaca.
Materi Pelajaran
Mengungkapkan Isi Suatu Puisi
Memahami puisi tentu sangat berbeda dengan memahami prosa. Dalam mengapresiasi
isi puisi Anda perlu memahami beberapa unsur. Unsur-unsur yang perlu Anda pahami
yaitu makna, tema, dan pesan dalam puisi. Unsur-unsur ini dapat Anda pahami seperti
uraian berikut.
1.  Arti atau Makna Puisi
Makna atau isi puisi dapat dipahami dengan baik jika Anda mengerti kata-kata yang
terkandung dalam puisi. Anda harus menafsirkan arti setiap kata dalam puisi. Kata-
kata
dalam puisi sering bermakna konotasi. Berikut ini beberapa langkah untuk memahami
makna puisi.
a.    Menemukan kata kunci dalam setiap baris atau larik karena kata-kata tersebut
merupakan
inti baris tersebut.
Contoh:
Di Bukit
Karya : Mansur Samin
Berdiri di puncak karang tinggi.
menatap huma yang sudah runtuh
suasana tambah sukar kiranya kini
hidup manusia telah pasrah pada haluan waktu.
Suling nelayan dari muara sana
makin asing membangkitkan kenangan lama
Jaring, pukat, dan gudang tinggal berbeda

pasar dan kesibukan telah berpindah ke muara utara


kini dan hari silam nasibmulah itu, desaku
hidup tak henti sengketa, selalu perang saudara.

Kata-kata atau pernyataan kunci dalam setiap bait sebagai berikut.


1)      Bait ke-1:
menatapi huma yang sudah runtuh = memandang ladang yang gersang
suasana tambah sukar kiranya kini = hidup semakin susah
2)      Bait ke-2:
suling nelayan dari muara sana = para nelayan mencari ikan di laut
makin asing membangkit kenangan lama = mengingat kenangan lama
3)      Bait ke-3:
pasar dan kesibukan telah berpindah ke muara laut = kesibukan pasar ikan telah
berubah sepi kini dan hari silam nasibmulah itu, desaku = suasana masa lalu
tinggal
kenangan hidup tak henti sengketa, selalu perang saudara = hidup penuh
persaingan dan perselisihan

b.  Menguraikan bait puisi ke dalam bentuk prosa atau paraprase puisi.


Contoh:
Di Bukit
(Aku) Berdiri di puncak karang tinggi.
(Aku) menatap huma yang sudah runtuh (gersang)
(Saat itu) suasana (kehidupan) (ber)tambah sukar kiranya kini
(Ke)hidup(an) manusia telah (di)pasrah(kan) pada haluan (perjalanan) waktu.
(Tiba-tiba terdengar) Suling nelayan dari muara sana
(Suara itu se)makin asing (sehingga) membangkitkan kenangan lama
Jaring, pukat, dan gudang (sekarang) tinggal berbeda
(Suasana) pasar (ikan) dan kesibukan (pedangang) telah berpindah ke muara utara
kini dan hari silam nasibmulah (keadaannya telah berubah) itu, (itulah keadaan) desaku
(saat ini)
(Ke)hidup(an desa) tak henti (dari per)sengketa(an), selalu (terjadi) perang saudara.

c.    Menafsirkan makna kata


Contoh:
Kata sulit dalam puisi tersebut sebagai berikut.
1)   Bait ke-1 adalah huma yang sudah runtuh = padang yang telah gersang (tidak ada
tumbuhan
lagi). Kata haluan waktu = menunggu waktu.
2)   Bait ke-2 makin asing = biasa terdengar.
3)   Bait ke-3 hari silam =waktu yang lalu, perang saudara =saling berselisih.
d.      Mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata.
Contoh:
Puisi tersebut menceritakan perubahan kehidupan desa sebagai desa nelayan yang
dahulu kehidupannya aman, tenteram, dan kehidupan pasar ikan yang ramai. Karena
kesuliatan hidup dan kemajuan zaman, suasana kehidupan desa nelanya tersebut
berubah total. Persaingan hidup semakin keras. Bahkan, sering terjadi perselisihan
karena mempertahankan hidup.
2.    Tema Puisi
Pada dasarnya tema atau topik puisi merupakan pokok permasalahan dalam puisi.
Tema merupakan wujud permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Tema puisi ada
bermacam-macam. Misalnya, tema keagamaan, kenegaraan,kehidupan alam,
lingkungan hidup, kemanusiaan, kisah kehidupan manusia, perjuangan, atau kritik
social.
Tema puisi bersifat khusus, berorientasi pada penyair, objektif atau semua pembaca
harus mempunyai penafsiran yang sama, dan lugas atau tidak bermakna kias.
Dengan demikian, pembaca puisi pun perlu memahami latar belakang penyair agar
tidak salah menafsirkan tema puisi.
Contoh:
Tema puisi “Di Bukit” adalah keadaan dan suasana kehidupan desa yang sudah
berubah, yaitu gersang, tidak rukun, dan hidup menjadi sulit.
3.     Pesan Puisi
Pesan atau amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca
puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi berkaitan dengan cara pandang pembaca
terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca,
amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair.
Pembaca akan menemukan pesan atau amanat setelah membaca puisi.
Contoh:
Amanat dalam puisi “Di Bukit” adalah orang desa yang tidak mempedulikan orang
lain dan tidak rukun untuk mempertahankan hidup yang semakin sulit.
Contoh menyimpulkan isi puisi berjudul “Surat dari Ibu”

Surat dari Ibu

Pergi ke dunia luas, anakku sayang


pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.

Pergi ke laut lepas, anakku sayang


pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.

Jika bayang telah pudar


dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !

Kembali pulang, anakku sayang


kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”

Simpulan
Puisi tersebut berisihat nasihat dari seorang ibu kepada anaknya untuk mencari ilmu
dan pengalaman. Ibunya bahkan rela untuk tidak dikunjungi oleh anaknya selama
proses pencarian ilmu pengetahuan itu. Inilah pengorbanan dan harapan seorang ibu
kepada anaknya.

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan Juni
dirahasiakannyarintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak


dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif


dari hujan bulan jJuni
dibuarkannya yang tak terucapkan
diserap akan pohon bunga itu
MAKNA PUISI HUJAN BULAN JUNI
BAIT 1
Tidak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
Artinya :
penyair mengartikan hujan sebagai kasih sayang. Berarti ketabahan, kesabaran dari
hujan agar tidak turun ke bumi dalam bulan Juni. Juni adalah bulan musim kemarau,
mustahil jika hujan turun pada bulan Juni. Maka mengandung makna tentang
ketabahan, kesabaran seseorang untuk tidak menyampaikan sayang juga rindunya
pada orang yang dicintainya (menahan)
dirahasiakannya rintik rindunya
artinya:
Lebih memilih jika sayangnya, rindunya untuk disimpan saja
kepada pohon berbunga itu
artinya :  kepada orang yang disayanginya yang dirindukannya
BAIT 2
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
Artinya :
Bijak artinya mampu, bisa.
Dia mampu dengan ketabahannya menahan tidak menyampaikan sayangnya juga
rindunya
Dihapusnya jejak jejak kakinya
yang ragu ragu di  jalan itu
Artinya :
Dia menghapus keraguan, prasangka jelek yang hinggap di hatinya dalam menanti
orang yang dicintainya
BAIT 3
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
Artinya :
Arif artinya cerdik, pandai.
Dia pandai menyimpan, menyembunyikan rasa sayangnya, rindunya pada orang
yang dia cintai
Dibiarkannya tak terucapkan
Artinya:
Dia membiarkannya, tidak diucapkannya apa yang dia rasakan (sayang dan
rindunya)
Diserap oleh akar pohon bunga itu
Artinya :
membiarkan rasanya selama ini tanpa diucapkan, biar dimengerti sendiri olehnya
sehingga berbuah manis
Secara logika, mustahil hujan turun pada bulan Juni. Sebab Juni merupakan bulan
musim kemarau.
Hujan oleh penyair melambangkan kasih sayang. Kasih sayangnya hujan pada pohon.
Menurutnya, hujan yang datang pada bulan Juni adalah hujan yang sungguh tabah, bijak dan
arif karena mengetahui kerinduan yang dirasakan sang pohon

Anda mungkin juga menyukai