Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari guru mata kuliah Teori Sastra.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas individu bagian menyusun materi
mengenai Hakikat Puisi, Prosa dan drama, Ciri-Ciri Puisi, Prosa, dan Drama, serta
Jenis-Jenis Puisi, Prosa, dan Drama.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja hakikat puisi, prosa, dan drama ?.
b. Apa saja ciri-ciri puisi, prosa, dan drama ?.
c. Apa saja jenis-jenis puisi, prosa, dan drama ?.
1.3 Tujuan
a. Memenuhi tugas dosen mata kuliah teori sastra.
b. Menambah referensi tentang hal-hal yang berhubungan dengan puisi,
prosa, dan drama.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puisi,Prosa, dan Drama.

A. Puisi
Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra yang terikat dengan irama,
ritma, rima, bait, larik dan ditandai dengan bahasa yang padat. Puisi juga
merupakan seni tertulis yang mana menggunakan bahasa sebagai kualitas
estetiknya atau keindahanya.

Pengertian puisi menurut para ahli :

a. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang


terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang
setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang,
simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya,
dan sebagainya.
b. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan
yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun
Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan
perasaan yang bercampur-baur.
c. Charles Baudelaire, Puisi adalah karya sastra yang merupakan ekspresi
konkret dan bersifat artistik yang berasal dari kehidupan manusia.
d. Steve Borne, Puisi itu seperti seseorang yang sedang kerasukan, tetapi
kata-kata indah yang dilontarkan.
B. Prosa
Prosa adalah bentuk karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara
bebas, yang tidak terikat oleh rima dan irama.

2
C. Drama
Drama adalah karya yang memiliki daya rangsang cipta, rasa dan karsa yang
amat tinggi (Endraswara, 2011: 13)
Pengertian drama menurut para ahli :
a. Moulton
Drama merupakan kisah hidup yang dilukiskan dalam bentuk gerakan (life
presented in action).
b. Balthazar Vallhagen
Drama merupakan sebuah kesenian yang melukiskan sifat dan watak
manusia dengan gerakan.

2.2 Ciri-ciri Puisi, Prosa, dan Drama.

A. Ciri-ciri Puisi.
Puisi dibedakan menjadi dua yakni puisi lama & puisi baru. 
a. Puisi lama.
o Berupa puisi rakyat yang tidak diketahui nama pengarangnya.
o Terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dalam setiap
baitnya, sajak dan jumlah suku kata dalam setiap barisnya.
o Disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sering disebut juga
dengan sastra lisan / kesusastraan lisan.
o Menggunakan majas/gaya bahasa tetap (statis) & klise.
o Berisikan tentang kerajaan, fantastis & istanasentris.
b. Puisi Baru
o Diketahui nama pengarangnya
o Perkembangannya secara lisan dan tertulis
o Tidak terikat oleh aturan seperti jumlah baris, jumlah suku kata
dan rima.
o Menggunakan majas / gaya bahasa yang berubah-ubah (dinamis).
o Pada umumnya berisikan tentang kehidupan

3
o Biasanya lebih banyak menggunakan sajak pantun & syair.
o Bentuknya lebih rapi dan simetris
o Memiliki rima akhir yang lebih teratur
o Pada tiap-tiap baris berupa kesatuan sintaksis

B. Ciri-ciri Prosa.

Prosa dibedakan menjadi dua yakni prosa lama & prosa baru. 

a. Prosa lama.
o Statis, lamban perubahannya.
o Istana Sentris, bersifat kerajaan.
o Bersifat fantastis, bentuknya hikayat, dongeng.
o Di pengaruhi sastra Hindu dan Arab.
o Tidak ada pengarang atau anonym.
b. Prosa baru.
o Dinamis, perubahannya cepat.
o Rakyat Sentris, mengambil bahan dari rakyat sekitar.
o Realistis, bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah, dsb.
o Di pengaruhi sastra Barat.
o Nama pencipta selalu dicantumkan.
C. Ciri-ciri drama.
o Berbentuk dialog.
o Ada para pelaku.
o Dipentaskan atau dipertontonkan.
o Ada penonton.

2.3 Jenis-Jenis Serta Contoh Puisi, Prosa, dan Drama.

A. Jenis-jenis dan Contoh Puisi.


a. Puisi lama

4
 Mantra yakni ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan
ghaib.
Contoh
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
 Pantun merupakan puisi yang bersajak a-b-a-b, dimana pada tiap
bait ada 4 baris, dalam tiap baris terdiri dari 8 -12 suku kata, dan 2
baris pertama sebagai sampiran dan 2 baris setelahnya sebagai isi. 
Contoh

Kalau ada jarum patah

Jangan dimasukkan ke dalam peti

Kalau ada kataku yang salah

Jangan dimasukkan ke dalam hati

 Gurindam ialah puisi dimana pada tiap bait terdiri dari 2 baris,


bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasihat.

Contoh

Kurang pikir kurang siasat (a)

Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)

5
Bagai rumah tiada bertiang (b)

Jika suami tiada berhati lurus (c)

Istri pun kelak menjadi kurus (c)

 Seloka yakni pantun berkait yang ditulis menggunakan bentuk


syair atau pantun, bisa empat batis atau lebih
Contoh
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
 Syair yang merupakan puisi dengan ciri-cirinya yakni pada tiap
bait ada 4 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasehat-nasehat
atau cerita. 
Contoh

Pada zaman dahulu kala (a)

Tersebutlah sebuah cerita (a)

Sebuah negeri yang aman sentosa (a)

Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

 Talibun yaitu pantun genap dimana pada tiap bait terdiri dari


6/8/10 baris.

Contoh

Kalau anak pergi ke pekan

6
Yu beli belanak pun beli sampiran

Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan

Ibu cari sanak pun cari isi

Induk semang cari dahulu

b. Puisi baru.
Jenis-jenis puisi baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
 Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari
3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan
skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah
menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.
Contoh
Minggu kelabu
Minggu pagi kelabu
Kuberjalan tiada tentu
Angin sejuk menerpa rambutku
Baawa aku ketepi jalan itu
Bus berhenti tepat didepanku
Ku melangkah naik, lalu duduk dibangku
Kubuka jendela kaca
Pandanganku lempar keluar sana
Mataku terbelalak
Saat melihat balihonya
Ya, itu dia
Dia yang membuatku seperti ini
Dia yang menghancuurkan hidupku

7
Dia yang porak-porandakan keluargaku
Karena dia kami miskin
Karen adia kami melarat
Ku gapai wajahnya
Kucakar dia dengan kuku-kukuku
Hahahahaha
Aku ketawa penuh kepuasan

 Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Contoh
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)

 Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan
gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun,
membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap
pribadi tertentu atau peristiwa umum.
Contoh
Generasi Sekarang

8
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

 Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup


Contoh
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

 Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih


Contoh
Arti cinta
Cinta akan terasa bahagia
Bila kita selalu bersama
Cinta tak kan indah
Bila kita jauh terpisah
Cinta akan abadi
Bila kita saling berbagi
Cinta akan sejati
Bila kita saling mengerti

9
 Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
Contoh
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)

 Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik


Contoh
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)

Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain :

10
 Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi
dua seuntai).
Contoh
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)

 Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga
seuntai).
Contoh
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)

 Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi
empat seuntai).
Contoh
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu

11
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)

 Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi
lima seuntai).
Contoh
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)

 Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi
enam seuntai).
Contoh
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam

12
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)

 Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris
(tujuh seuntai).
Contoh
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Mohammad Yamin)

 Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan


baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
Contoh
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang

13
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)

 Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang
terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris
dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.
Contoh
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

B. Jenis-jenis prosa.
Prosa lama
 Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para
dewi, peri, pangerin, putrid kerajaan, serta raja-raja yang memiliki
kekuatan gaib.

14
 Sejarah ( tambo ), adalsh salah satu bentuk prosa lama yang isi
ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah.
 Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang
dari suatu tempat ke tempat lain.
 Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri
banyak ragamnya, yaitu fable, mite ( mitos ), legenda, sage, parabel,
dan dongeng jenaka.
 Cerita berbingkai, adalah cerita yang didalamnya terdapat cerita lagi
yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya.
Contoh Prosa Lama
Prosa baru.
 Roman, adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku
utamanya dengan segala suka dukanya. Berdasarkan kandungan
isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, yaitu roman
transendensi, roman sosial, roman sejarah, roman psikologis, dan
roman detektif.
 Novel, bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku
utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung
konflik.
 Cerpen, adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil
dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan yang menarik.
 Riwayat ( biografi ), adalah suatu karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa
atau bahkan sampai meninggal dunia.
 Kritik, adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu
hasil karya dengan member alas an-alasan tentang isi dan bentuk
dengan criteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
 Resensi, adalah pembicaraan/pertimbangan / ulasan suatu karya
( buku, film, drama, dll ).

15
 Esai, adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu
berdasarkan pandangan pribadi penulisnya.

Contoh prosa
Sinopsis layar terkembang

Tuti adalah putri sulung Raden Wiriatmadja. Dia dikenal sebagai seorang gadis
yang pendiam teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi wanita. Watak
Tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam sangat berbeda dengan adiknya
Maria. Ia seorang gadis yang lincah dan periang.
Suatu hari, keduanya pergi ke pasar ikan. Ketika sedang asyik melihat-lihat
akuarium, mereka bertemu dengan seorang pemuda. Pertemuan itu berlanjut
dengan perkenalan. Pemuda itu bernama Yusuf, seorang Mahasiswa Sekolah
Tinggi Kedokteran di Jakarta. Ayahnya adalah Demang Munaf, tinggap di
Martapura, Sumatra Selatan.
Perkenalan yang tiba-tiba itu menjadi semakin akrab dengan diantarnya Tuti dan
Maria pulang. Bagi yusuf, perteman itu ternyata berkesan cukup mendalam. Ia
selal teringat kepada kedua gadis itu, dan terutama Maria. Kepada gadis lincah
inilah perhatian Yusuf lebih banyak tertumpah. Menurutnya wajah Maria yang
cerah dan berseri-seri serta bibirnya yang selalu tersenyum itu, memancarkan
semangat hidup yang dinamis.
Esok harinya, ketika Yusuf pergi ke sekolah, tanpa disangka-sangka ia bertemu
lagi dengan Tuti dan Maria di depan Hotel Des Indes. Yusuf pun kemudian
dengan senang hati menemani keduanya berjalan-jalan. Cukup hangat mereka
bercakap-cakap mengenai berbagai hal.
Sejak itu, pertemuan antara Yusuf dan Maria berlangsung lebih kerap. Sementara
itu Tuti dan ayahnya melihat hubungan kedua remaja itu tampak sudah bukan
lagi hubungan persahabatan biasa.

16
Tuti sendiri terus disibuki oleh berbagai kegiatannya. Dalam kongres Putri Sedar
yang berlangsung di Jakarta, ia sempat berpidato yang isinya membicarakan
emansipasi wanita. Suatu petunjuk yang memperlihatkan cita-cita Tuti untuk
memajukan kaumnya.
Pada masa liburan, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martapura.
Sesungguhnya ia bermaksud menghabiskan masa liburannya bersama keindahan
tanah leluhurnya, namun ternyata ia tak dapat menghilangkan rasa rindunya
kepada Maria. Dalam keadaan demikian, datang pula kartu pos dari Maria yang
justru membuatnya makin diserbu rindu. Berikutnya, surat Maria datang lagi.
Kali ini mengabarkan perihal perjalannya bersama Rukamah, saudara sepupunya
yang tinggal di Bandung. Setelah membaca surat itu, Yusuf memutuskan untuk
kembali ke Jakarta, kemudian menyusul sang kekasih ke Bandung. Setelah
mendapat restu ibunya, pemuda itu pun segera meninggalkan Martapura.
Kedatangan Yusuf tentu saja disambut hangat oleh Maria dan Tuti. Kedua sejoli
itu pun melepas rindu masing-masing dengan berjalan-jalan di sekitar air terjun
di Dago. Dalam kesempatan itulah, Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.
Sementara hari-hari Maria penuh dengan kehangatan bersama Yusuf, Tuti sendiri
lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Sesungguhpun
demikian pikiran Tuti tidak urung diganggu oleh keinginannya untuk merasakan
kemesraan cinta. Ingat pula ia pada teman sejawatnya, Supomo. Lelaki itu pernah
mengirimkan surat cintanya kepada Tuti.
Ketika Maria mendadak terkena demam malaria, Tuti menjaganya dengan sabar.
Saat itulah tiba adik Supomo yang ternyata disuruh Supomo untuk meminta
jawaban Tuti perihal keinginandsnya untuk menjalin cinta dengannya.
Sesungguhpun gadis itu sebenarnya sedang merindukan cinta kasih seorang,
Supomo dipandangnya sebagai bukan lelaki idamannya. Maka segera ia menulis
surat penolakannya.
Sementara itu, keadaan Maria makin bertambah parah. Kemudian diputuskan
untuk merawatnya di rumah sakit. Ternyata menurut keterangan dokter, Maria
mengidap penyakit TBC. Dokter yang merawatnya menyarankan agar Maria

17
dibawa ke rumah sakit TBC di Pacet, Sindanglaya Jawa Barat.
Perawatan terhadap Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya. Namun
keadaannya tidak juga mengalami perubahan. Lebih daripada itu, Maria mulai
merasakan kondisi kesehatan yang makin lemah. Tampaknya ia sudah pasrah
menerima kenyataan.
Pada suatu kesempatan, disaat Tuti dan Yusuf berlibur di rumah Ratna dan Saleh
di Sindanglaya, disitulah mata Tuti mulai terbuka dalam memandang kehidupan
di pedesaan. Kehidupan suami istri yang melewati hari-harinya dengan bercocok
tanam itu, ternyata juga mampu membimbing masyarakat sekitarnya menjadi
sadar akan pentingnya pendidikan. Keadaan tersebut benar-benar telah
menggugah alam pikiran Tuti. Ia menyadari bahwa kehidupan mulia, mengabdi
kepada masyarakat tidak hanya dapat dilakukan di kota atau dalam kegiatan-
kegiatan organisasi, sebagaimana yang selama ini ia lakukan, tetapi juga di desa
atau di masyarakat mana pun, pengabdian itu dapat dilakukan.
Sejalan dengan keadaan hubungan Yusuf dan Tuti yang belakangan ini tampak
makin akrab, kondisi kesehatan Maria sendiri justru kian mengkhawatirkan.
Dokter yang merawatnya pun rupanya sudah tak dapat berbuat lebih banyak lagi.
Kemudian setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan Yusuf agar keduanya
tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria mengjhembuskan
napasnya yang terakhir. “Alangkah bahagianya saya di akhirat nanti, kalau saya
tahu, bahwa kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-kasihan seperti
kelihatan kepada saya dalam beberapa hari ini. Inilah permintaan saya yang
penghabisan dan saya, saya tidak rela selama-lamanya kalau kakandaku masing-
masing mencari peruntungan pada orang lain”. Demikianlah pesan terakhir
almarhum Maria. Lalu sesuai dengan pesan tersebut Yusuf dan Tuti akhirnya
tidak dapat berbuat lain, kecuali melangsungkan perkawinan karena cinta
keduanya memang sudah tumbuh bersemi.

C. Jenis-jenis dan contoh drama.


Macam-macam drama berdasarkan isi kandungan cerita :

18
 Drama komedi, adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh
keceriaan.
 Drama tragedi, adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
 Drama tragedy komedi, adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
 Opera, drama yang mengandung music dan nyanyian.
 Lelucon / dagelan, drama yang lakonya selalu bertingkah pola jenaka
merangsang gelak tawa penonton.
 Operet / operette, adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
 Pantomim, adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan
tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
 Tablau, adalah drama yang mirip pantomime yang dibarengi oleh
gerak-gerik anggota tubuh dan mimic wajah pelakunya.
 Passie, adalah drama yang mengandung unsur agama/ religious.
 Wayang, adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.
Macam-macam drama menurut massanya, yaitu :
 Drama baru / drama modern, adalah drama yang memiliki tujuan
untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya
bertema tentang kehidupan sehari-hari.
 Drama lama / drama klasik, adalah drama khayalan yang umumnya
menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, dan
kehidupan dewa-dewi.
Contoh drama
Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang
diadakannya ujian semester. Adi dan Banu duduk sebangku, Sita dan Dini duduk
sebangku di depannya, sedangkan Budi duduk sendiri disamping Banu.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat
kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5
sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita dan Dini.
Banu:      “Din, aku minta jawaban soal nomor  5 dan 6!”
Dini:         “A dan C”

19
Sita:         “kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Banu:      “10 A, 11 D, nomor 15 aku belum”
Adi:          “Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Sita:         “soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan”
Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak
dengan Budi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa
mencontek.
Banu:      “Bud,kamu sudah selesai?”
Budi:        “Belum, tinggal 3 soal lagi”
Banu:      “Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Budi:        “Tidak Bisa Ban,”
Banu:      “Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Dini:         “Iya Bud, kita harus kerja sama”
Adi:          “Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Budi:        “tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Sita:         “Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budi:        “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya
sama. Aku tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke
kalian. Aku minta maaf”
Sita:         “Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Dini:         “Iya Bud, bantu kami”
Budi:        “tetap tidak bisa”
Adi:          “yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri
kami sendiri.” (marah dan kesal)
Banu:      “biarkan, kita lihat di buku saja”
Banu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam,
kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Sita menanyakan
hasilnya.
Sita:         “Bagaimana Ban? Ada tidak?
Banu:      “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”

20
Kareana suara Banu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan
menghampiri mereka berempat.
Guru:      “Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian”
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Banu:      “Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Dini:         “Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Sita:         “Seharusnya kita belajar ya”
Adi:          “Iya, Budi benar”
Banu:      “Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Sita:         “Aku menyesal!”
Adi,Dini&Banu:   “Aku juga” bersama
Setelah itu Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut
berdiri hormat seperti yang lain.
Dini:         “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”
Budi:       “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga.
                  Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Sita:         “aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua”
Dini:         “dan tidak kita ulangi lagi”
Adi:          “Kita sahabat sejati”
Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa.
Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Karya sastra dibagi menjadi tiga, yaitu puisi, prosa, dan drama. Jenis-jenis
puisi ada dua, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama terdiri dari mantra, pantun,
gurindam, seloka, syair, dan talibun. Puisi baru terdiri dari balada, himne, ode,
epigram, romansa, elegi, dan satire. Jenis prosa dibagi menjadi prosa lama dan prosa
baru. Prosa lama terdiri dari hikayat, sejarah, kisah, dongeng, serta cerita berbingkai.
Prosa baru terdiri dari roman, novel, cerpen, riwayat ( biografi ), kritik, resensi, dan
esai. Drama dapat dibedakan berdasarkan isi kandungan cerita dan berdasarkan
masanya. Drama berdasarkan isi kandungan ceritanya, yaitu drama komedi, drama
tragedy, drama tragedy komedi, opera, drama lelucon atau dagelan, operet,
pantomime, tablau, passie, serta wayang. Drama menurut masanya dibagi menjadi
drama lama atau drama klasik dan drama baru atau drama modern.

22
23

Anda mungkin juga menyukai