RAGAM SASTRA
1. Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu :
a) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak
terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi.
b) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa yang singjat dan padat
serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu:
c) Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan
bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.
d) Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas
dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada dua
pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
a) Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan
perasaan pribadi pengarang.
b) Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.
c) Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral,
tatakrama, masalah agama, dll.
d) Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian (baik atau buruk)
dengan pelukisan yang berlebih-lebihan.
c) Kesusastraan baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru
Indonesia.
Kesusastraan baru mencakup kesusastraan pada zaman:
1) Balai pustaka/ angkatan ‘20
2) Pujangga baru/ angkatan ‘30
3) Jepang
4) Angkatan ‘45
5) Angkatan ‘66
6) Mutakhir/ kesusastraan setelah tahun 1966 sampai sekarang
BAB II
Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta
ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi
baru.
A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan itu antara lain :
Contoh :
b) PANTUN
Ciri-ciri :
Setiap bait terdiri 4 baris
Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Baris 3 dan 4 merupakan isi
Bersajak a-b-a-b
Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
Berasala dari bahasa Melayu (Indonesia)
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ad kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
c) KARMINA
Ciri-ciri :
Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Bersajak aa-aa,aa-bb
Bersifat epik : mengisahkan seorang pahlawan
Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi
Semua baris diawali huruf capital
Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang, sekarang benci (a).
d) SELOKA
Ciri-ciri :
Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair
Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris
Contoh :
Lurus ke jalan ke payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan,
e) GURINDAM
Ciri-ciri :
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian
pada baris pertama tadi.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (b)
Barang siapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c).
f) SYAIR
Ciri-ciri :
Terdiri dari 4 baris
Berirama aaaa
Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
Contoh :
Pada zaman dahuku kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
g) TALIBUN
Ciri-ciri :
Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6,8,10
dan seterusnya
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi
Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi
Apabila enam baris sajaknya a-b-c-a-b-c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a-b-c-d-a-b-c-d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu.
B. PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku
kata, mauoun rima.
a) BALADA
Ciri-ciri balada :
Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik
dengan seksama rima a-b-a-b-b-c-c-b. kemudian skema rima berubah menjadi a-
b-a-b-c-b-c-b. larik terakhir dalam bait-bait berikutnya.
Contoh :
Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul ‘’ Balada Matinya Seorang
Pemberontak’’.
b) HYMNE
Ciri-ciri hymne
Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah
air, atau alma mater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne
menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi
pujian terhadap sesuatu yang di hormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan ) yang
bernafaskan ke- Tuhan-an.