Anda di halaman 1dari 5

Ciri Ciri Puisi Lama:

Adapun ciri ciri pusi lama yaitu seperti berikit ini.

1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya

2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan

3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata

mapan.
Aturan Puisi Lama

 Terikat dengan jumlah baris, apakah 2, 4 atau lebih


 Terikat dengan jumlah suku kata
 Terikat dengan rima
 Terikat aturan jumlah baris pada satu bait
 Terikat dengan irama

Ciri - Ciri Puisi Lama

 Puisi kerakyatan yang biasanya tidak dikenal siapa pengarangnya atau anonim
 Tidak seperti puisi baru, puisi lama tersebar secara lisan sehingga masuk kedalam
jenis sastra lisan
 Tidak sebebas puisi baru yang sering mengabaikan aturan - aturan, puisi lama terikat
pada aturan - aturan seperti persajakan, jumlah suku kata dan lain - lain.

- See more at: http://www.duniapuisi.com/2015/04/contoh-puisi-


lama.html#sthash.dCj2nuCe.dpuf

Jenis Jenis Puisi Lama:


Adapun yang termasuk jenis jenis puisi lama adalah seperti berikit ini.

1. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

a) Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.

b) Bersifat lisan, sakti atau magis

c) Adanya perulangan

d) Metafora merupakan unsur penting

e) Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius

f) Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Manunggaling Kawula Gusti
Ya Murubing Bumi
Sirku Sir Sang Hyang Widi
Kinasih kang asih

2. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri

dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian

pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

Jika ada mawar di padang


Kupetik ditengah malam
Wahai putri berwajah terang
Cintamu Membuatku Tenggelam

a) Setiap bait terdiri 4 baris.


b) Baris 1 dan 2 sebagai sampiran.

c) Baris 3 dan 4 merupakan isi.

d) Bersajak a – b – a – b.

e) Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.

f) Berasal dari Melayu (Indonesia).

3.Karmina pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.

a) Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.

b) Bersajak aa-aa, aa-bb.

c) Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.

d) Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.

e) Semua baris diawali huruf capital.

f) Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.

g) Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.

Dahulu parang, sekarang besi

Dahulu sayang, sekarang benci

4.Seloka adalah pantun berkait. Pantun yang memiliki keterkaitan antara pantun satu dengan
pantun yang lainya.
a. Contoh seloka 4 baris:

anak pak dolah makan lepat,

makan lepat sambil melompat,

nak hantar kad raya dah tak sempat,

pakai sms pun ok wat ?

b. Contoh seloka lebih dari 4 baris:

Baik budi emak si Randang

Dagang lalu ditanakkan

Tiada berkayu rumah diruntuhkan

Anak pulang kelaparan

Anak dipangku diletakkan

Kera dihutan disusui

a) Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair.

b) Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

5.Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.

a) Terdiri atas dua baris.

b) Berima akhir a a.

c) Baris pertama merupakan syarat, baris kedua berisi akibat dari apa yang disebut pada baris

pertama.

d) Kebanyakan isinya mengenai nasihat dan sindiran.


6. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a,

berisi nasihat atau cerita.

Setiap bait terdiri dari empat baris.

Setiap baris terdiri atas 3-4 kata.

Rimanya a a a a atau bersajak lurus.


Tidak ada sampiran, semua merupakan isi syair.

Isi syair merupakan kisah atau cerita.


7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6,8 ataupun 10 baris.
a) Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.

b) Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.

c) Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.

d) Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.

e) Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d.

8. Bidal
Bidal adalah jenis puisi lama dalam bentuk peribahasa dalam sastra Melayu lama yang
kebanyakan berisi sindiran, peringatan, nasihat, dan sejenisnya.[1] Bidal merupakan jenis
peribahasa yang memiliki arti lugas, irama, dan rima. Sehingga bidal dapat digolongkan ke
dalam jenis puisi

Bidal dibagi menjadi beberapa kategori :

1. Ungkapan yaitu kiasan tentang keadaan atau kelakauan yang dinyatakan dengan
sepatah atau beberapa patah kata.
2. Peribahasa yaitu kalimat yang menggunakan pembanding untuk melukiskan sesuatu.
3. Tamsil, yaitu seperti perumpamaan tetapi dikuti bagian kalimat yang menjelaskan.
4. Ibarat, yaitu seperti perumpamaan dan tamsil tetapi diikuti bagian yang menjelaskan
yang berisi perbandingan dengan alam.
5. Pepatah, yaitu kiasan tetap yang dinyatakan dalam kalimat selesai.
6. Pemeo, yaitu ucapan yang terkenal dan diulang-ulang, berfungsi sebagai semboyan
atau pemacu semangat.

Contoh bidal adalah:

 Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau


 Ada ubi ada talas, ada budi ada balas

9. Gurindam adalah puisi yang lama yang berisikan 2 baris tap bait, bersajak atau memiliki
rima a-a-a-a,sementara isinya nasihat
Ciri-ciri gurindam :

a. setiap bait terdiri atas dua larik


b. jumlah suku kata dalam setiap larik antara 10 – 14
c. bersajak a a
d. hubungan larik 1 dan 2 membentuk kalimat majemuk yang biasanya bersifat sebabakibat.

Kurang pikir kurang siasat (a)


Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c)

Anda mungkin juga menyukai