3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
mapan.
Aturan Puisi Lama
Puisi kerakyatan yang biasanya tidak dikenal siapa pengarangnya atau anonim
Tidak seperti puisi baru, puisi lama tersebar secara lisan sehingga masuk kedalam
jenis sastra lisan
Tidak sebebas puisi baru yang sering mengabaikan aturan - aturan, puisi lama terikat
pada aturan - aturan seperti persajakan, jumlah suku kata dan lain - lain.
c) Adanya perulangan
e) Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
f) Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Manunggaling Kawula Gusti
Ya Murubing Bumi
Sirku Sir Sang Hyang Widi
Kinasih kang asih
2. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri
dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian
pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
d) Bersajak a – b – a – b.
f) Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
4.Seloka adalah pantun berkait. Pantun yang memiliki keterkaitan antara pantun satu dengan
pantun yang lainya.
a. Contoh seloka 4 baris:
5.Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
b) Berima akhir a a.
c) Baris pertama merupakan syarat, baris kedua berisi akibat dari apa yang disebut pada baris
pertama.
b) Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
c) Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
8. Bidal
Bidal adalah jenis puisi lama dalam bentuk peribahasa dalam sastra Melayu lama yang
kebanyakan berisi sindiran, peringatan, nasihat, dan sejenisnya.[1] Bidal merupakan jenis
peribahasa yang memiliki arti lugas, irama, dan rima. Sehingga bidal dapat digolongkan ke
dalam jenis puisi
1. Ungkapan yaitu kiasan tentang keadaan atau kelakauan yang dinyatakan dengan
sepatah atau beberapa patah kata.
2. Peribahasa yaitu kalimat yang menggunakan pembanding untuk melukiskan sesuatu.
3. Tamsil, yaitu seperti perumpamaan tetapi dikuti bagian kalimat yang menjelaskan.
4. Ibarat, yaitu seperti perumpamaan dan tamsil tetapi diikuti bagian yang menjelaskan
yang berisi perbandingan dengan alam.
5. Pepatah, yaitu kiasan tetap yang dinyatakan dalam kalimat selesai.
6. Pemeo, yaitu ucapan yang terkenal dan diulang-ulang, berfungsi sebagai semboyan
atau pemacu semangat.
9. Gurindam adalah puisi yang lama yang berisikan 2 baris tap bait, bersajak atau memiliki
rima a-a-a-a,sementara isinya nasihat
Ciri-ciri gurindam :