Anda di halaman 1dari 11

Jenis-Jenis Puisi, Ciri-Ciri dan Contohnya

Macam-macam puisi secara umum dibedakan menjadi puisi lama dan puisi baru atau
modern.

a. Puisi Lama
Puisi lama merupakan jenis karya sastra puisi yang masih terikat pada aturan-aturan seperti
jumlah baris, sajak/rima, jumlah suku kata, dan sebagainya. Yang termasuk dalam puisi lama
adalah mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair, dan talibun.

1. Mantra
Mantra adalah salah satu jenis puisi lama yang ciri khasnya terdiri dari ucapan-ucapan yang
dianggap memiliki kekuatan gaib. Mantra dipercaya memiliki kekuatan magis untuk
keperluan ritual atau pengobatan.

Contoh :

InsyaAllah… Wabarakallah…

Nangis jangan sejadi-jadinye

Marah jangan sengamuk-ngamuknye

Otak jangan selupe-lupenye.

Hati jangan sekosong-kosongnye.

Darah jangan sekotor-kotornye.

Puah! Alhamdulillah

(dikutip dari Sapardi Djoko Damono “Bilang Begini Maksudnya Begitu.” (2016))

2. Pantun
Pantun adalah jenis puisi lama yang masih populer sampai saat ini.
1. Tiap bait terdiri atas empat baris.
2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Memiliki rima a-b-a-b
4. Baris pertama dan kedua berisi sampiran, yakni kata-kata pembuka yang tidak atau
kurang berkaitan dengan maksud pantun.
5. Baris ketiga dan keempat berisi isi dari puisi ini.
Contoh:

Berjalan di terik hingga lena


Haruslah beristirahat agar tiada mati
Gerutu itu tiada berguna
Rasa syukurlah yang buat hidup berarti

Beberapa jenis-jenis pantun misalnya pantun nasehat, pantun teka-teki, pantun anak-anak,
pantun agama, pantun jenaka, dan sebagainya.

3. Karmina
Karmina merupakan jenis puisi lama yang hampir sama seperti pantun, tapi lebih pendek.
1. Tiap bait terdiri atas dua baris.
2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Rima ada di tiap frasa dengan pola a-b-a-b.
3. Frasa pertama di baris pertama berima sama dengan frasa pertama di baris kedua, begitu
pula dengan frasa selanjutnya di tiap baris.
4.Baris pertama adalah sampiran, sedangkan isi ada di baris kedua.
Contoh:

Dahulu parang sekarang besi


Dahulu sayang sekarang benci

4. Seloka
Seloka adalah jenis puisi lama berupa pantun yang saling berkaitan. Karya sastra ini
berasal dari Melayu, umumnya ditulis sebanyak 2 baris, 4 baris atau bahkan sampai 6
baris.

1. Tiap bait minimal terdiri atas empat baris, dapat lebih asal genap.
2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Tiap baris adalah isi puisi.
4. Memiliki rima a-b-a-b
Contoh:

Warna merah menghias kuku


Cantik nia kala dipandang
Sang istri menjadi sendu
Karena mertua tak kunjung bertandang
5. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris dengan sajak a-a-a-a
yang berima sama. Umumnya isi gurindam berisi tentang nasehata atau cerita-cerita.

1. Tiap bait terdiri atas dua baris.


2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Memiliki rima a-a.
4. Tiap baris adalah isi.
Contoh:

Kurang pikir kurang siasat


Tentu dirimu akan tersesat

6. Syair
Syair termasuk kategori puisi bebas yang masih sering ditulis sampai saat ini, sebagai
wujud ekspresi penyair.

1. Tiap bait terdiri atas empat baris.


2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Setiap baris adalah isi dan saling berkait.
4. Memiliki rima a-a-a-a.
Contoh:

Pada zaman dahulu kala


Tersebutlah sebuah cerita
Tentang negeri yang aman sentosa
Dipimpin raja nan bijaksana

7. Talibun
Talibun merupakan jenis pantun genap yang umumnya terdiri dari 6 baris, 8 baris atau
bahkan 10 baris sekalipun. Asalkan jumlah barisnya lebih dari 4 baris seperti pantun pada
umumnya.

1. Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.
2. Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.
3. Memiliki rima a-b-c-a-b-c.
4. Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal adalah sampiran, selanjutnya isi.
Contoh:
Mencari batu sepanjang lima senti
Batu diambil lalu letakkan sejajar
Jangan lupa diatur mengelilingi gelas
Jika setiap hari bermain tiada henti
Tak pernah ada waktu untuk belajar
Jangan kaget nantinya tinggal kelas

b. Puisi Baru/Modern
Puisi baru atau disebut juga puisi modern merupakan jenis karya sastra puisi yang lebihbebas
dibandingkan puisi lama karena tidak terikat pada aturan-aturan seperti jumlah baris,
sajak/rima, jumlah suku kata, dan sebagainya. Yang termasuk dalam puisi baru adalah balada,
romansa, elegi, himne, ode, dan satire.

1. Balada
Balada adalah jenis puisi modern yang mengkisahkan sebuah cerita atau riwayat tertentu
yang sedih dan mengharukan. Terkadang balada dinyanyikan atau ditampilkan dalam bentuk
dialog. Contoh :

Balada Ibu yang dibunuh


Ibu musang di lindung pohon tua meliang
Bayinya dua ditinggal mati lakinya.
Bualan sabit terkait malam memberita datangnya
Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.
Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.
Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa
Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.
Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba
Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun
Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.
Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya
Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.
Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga
Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara
Lalu satu ketika di pohon tua meliang
Matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.
Dan jalannya semua peristiwa
Tanpa dukungan satu dosa, tanpa.

2. Romansa
Romansa adalah jenis puisi modern yang bercerita tentang isi dan luapan perasaan cinta kasih
seseorang. Intinya puisi romansa atau romance berisi cerita cinta dan romantisme.
Contoh:

Kisah ini hanya kau dan aku


Tak ada ketiga, keempat, kelima
Aku adalah kau
Kau adalah aku
Senyummu adalah bahagiaku
Tangismu adalah laraku
Citamu adalah wajibku
Karena kau…
Adalah tulang rusukk

3. Elegi
Elegi adalah jenis puisi modern berupa syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan
ungkapan sedih, khususnya pada peristiwa duka cita, kematian atau kehilangan.

Contoh:

Dalam erangan jiwa


Aku menangis mengingat-Mu
Dalam pilunya hati
Aku bersujud kepada-Mu
Dalam ratap tangisku
Aku berserah kepada-Mu
Renungi semua dosa dan khilaf
Takutku dan sesalku
Merangkai doa selalu kupanjatkan
Ya Tuhan…
Ampunilah dosaku
Ampunilah khilafku

4. Himne
Himne atau disebut juga gita puja, merupakan jenis puisi modern yang berisikan pujian-
pujian terhadap Tuhan, atau terhadap sesuatu yang sakral dan dimuliakan seperti pahlawan.

Contoh:

Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk dalam lautan dosa
Detik menit jam kami terendam dalam dosa
Pikiran yang mendua
Hati yang beku
Ampunilah kami
Ya Tuhan kami
  Ya Tuhan
Telah kotor setiap inci daging ini
Telah hina diri ini
Menyalahgunakan karunia-Mu
Mengkufurkan nikmat-Mu
Semoga Kau tuntun kami kembali
Ke jalan kebenaran-Mu
Ke jalan lurus-Mu
Sebelum Kau panggil kami kembali
Ke alam kekal-Mu
Amin

5. Ode
Ode adalah salah satu macam-macam puisi modern yang liriknya berisikan tentang sanjungan
terhadap orang yang berjasa dengan nada-nada yang agung dan tema yang formal.

Contoh:

Guruku…
Cahaya dalam kegelapanku
Pengisi semua kekosonganku
Penyejuk kelayuan hatiku
Kau sirnakan segala kebodohan
Kau terangi setiap sisi jiwa
Kau terjang segala pandang negatif
Sungguh mulia hatimu
Sungguh besar pengorbananmu
Sungguh tak ternilai keikhlasanmu
Jasamu bagai emas mulia
Tak kan terganti sampai maut menjemput
Tak kan tertutup oleh keburukan dunia
Guruku…
Terima kasihku dari dalam lubuk hatiku

6. Satire
Satire adalah jenis puisi baru yang berisi sindiran atau kritik pada kelompok atau seseorang.
Satire biasanya menggunakan aya bahasa dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi.
Contoh:

Lihatlah kami
Peluh dan keringat adalah kawan kami
Banting tulang adalah kesetiaan kami
Kekurangan adalah kelebihan kami
Penderitaan adalah keseharian kami
Tapi lihatlah dirimu
Tertawa di atas peluh keringat kami
Bersantai di atas remuknya tulang kami
Berfoya di atas kekurangan kami
Kau curi semua hak kami
Kau curi sesuap nasi kami
Kau berlimpah harta atas nama kami
Kau berjanji atas nama kami
Kami hanya cukup diam
Di atas sajadah kami
Semoga Tuhan membalas kezhaliman ini

7. Epigram
Epigram adalah jenis puisi modern yang isinya bercerita tentang tuntunan atau ajaran hidup.
Banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik dari isi kandungan epigram ini.

Contoh:

Hari itu tak ada tempat berlari


Tak ada tempat bersembunyi
Tak ada memohon belas kasih
Semua sudah menyatu
Amal satu-satunya penolong
Amal satu-satunya cahaya
Merintih tiada berarti
Menyesal tiada berguna
Barulah sadar dunia yang fana
(memuat pengingat untuk beramal selagi masih hidup)

8. Distikon
Distikon merupakan salah satu jenis puisi baru yang memuat sajak dari dua baris kalimat,
dimana tiap baitnya berima a-a.
Contoh:

Pandanglah mata ibumu


Sayu namun penuh kasih sayang
Pandanglah mata ayahmu
Tegas namun penuh kasih sayang
Untukmu…mereka berjuang
Agar kelak kau sukses dunia akhirat

9. Terzina
Terzina merupakan jenis puisi baru yang masing-masing baitnya terdiri dari 3 baris atau
disebut juga dengan istilah puisi tiga seuntai.

Contoh:

Ayah…
Tajamnya matamu menyiratkan kekuatan
Dalam mendidik kami untuk tegap
Ayah..
Otot tanganmu tak pernah lelah
Membimbing kamu selalu maju ke depan
Terima kasih slalu kuucapkan
Atas semua pengorbanan dan letihmu
Semoga Tuhan selalu menjagamu

10. Kuatren
Kuatren merupakan jenis puisi baru yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 baris atau
disebut juga dengan istilah puisi empat seuntai.

Contoh:

Mulai menyeruak pelan


Kenangan masa kecil dulu
Mulai teringat pasti
Peluhmu untuk tawaku
Kini semua tak serupa
Tawamu bahkan tak bisa kuperjuangkan
Tawamu tak bisa kepandang
Oh Ibuku tersayang
11. Kuint
Kuint merupakan jenis puisi baru yang masing-masing baitnya terdiri dari 5 baris atau disebut
juga dengan istilah puisi lima seuntai.

Contoh:

Detak jantungmu mengubah hidupku


Gerakan halusmu menyeruak jiwaku
Tendangan kencangmu menengok dunia
Selamat datang…
Putri kecilku

12. Sekstet
Sekstet merupakan jenis puisi baru yang masing-masing baitnya terdiri dari 6 baris atau
disebut juga dengan istilah puisi enam seuntai.

Contoh:

Bangunan reot kayu tua


Atap jerami yang mulai tertembus
Pintu yang tak lagi rapat
Tanpa jendela melihat dunia
Rintikan hujan tak lagi bisa dibendung
Rumahku kenanganku

13. Septima
Septima merupakan jenis puisi baru yang masing-masing baitnya terdiri dari 7 baris atau
disebut juga dengan istilah puisi tujuh seuntai.

Contoh:

Akankah datang…
Pagi esok dengan embun di atas daun
Sapaan halus dari bibir kecilmu
Rengkuhan manja dari tangan kecilmu
Langkah terhuyung namun semangat
Suaramu yang selalu memanggilku
Ibu…
14. Oktaf/Stanza
Oktaf atau stanza merupakan jenis puisi baru yang masing-masing baitnya terdiri dari 8 baris
atau disebut juga dengan istilah puisi delapan seuntai.

Contoh:

Selama langit masih biru


Selama awan masih putih
Selama matahari masih bersinar
Selama siang berganti malam
Selama bintang bersama bulan
Kupanjatkan selalu doaku
Semoga kau sehat selalu
Oh Ayah Ibu…

15. Soneta
Soneta merupakan jenis puisi baru yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, dimana 2
bait pertama masing-masing 4 baris dan 2 bait masing-masing tiga baris.

Contoh:

Siapa aku ini      (a)


Hamba yang tak rajin sembahyang   (b)
Tapi menuntut berumur panjang     (b)
Tak tahu malu diri ini      (a)
Ingin bisa selalu berdiri      (a)
Ingin selalu dipandang orang     (b)
Banyak rizki tanpa jauh dari kandang     (b)
Ingin semua serba pasti      (a)
Siapa aku ini      (a)
Tanpa ada ikhlas hati      (a)
Dan berserah diri     (a)
Ampunilah aku Ya Tuhan      (c)
Hamba yang selalu meminta kelebihan      (c)
Tanpa ada dalam diri suatu kebaikan      (c)

Sumber :

https://www.zonareferensi.com/jenis-jenis-puisi/

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3872733/macam-macam-puisi-lama-dan-contohnya
https://www.studiobelajar.com/puisi-lama/

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-puisi-baru

Anda mungkin juga menyukai