NPM : 3062156269
KELAS : 05
MENGANALISIS PUISI
A. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang sudah ada sejak zaman dahulu dan biasanya digunakan dalam
upacara-upacara adat. Berbeda dengan puisi modern yang dapat ditulis secara bebas tanpa aturan,
puisi lama memiliki berbagai aturan yang harus diikuti berkaitan dengan jumlah kata dalam 1 baris,
jumlah baris dalam 1 bait, jumlah suku kata, dan rima.
1. Pantun
Salah satu jenis puisi lama yang paling populer adalah pantun. Ya, pantun masih menjadi jenis puisi
lama yang sering digunakan hingga kini. Puisi jenis ini merupakan puisi yang kerap kali digunakan
masyarakat sehari-hari. Hingga saat ini, pantun masih sering digunakan dalam berkomunikasi hingga
upacara adat pernikahan Betawi.
Contoh Pantun :
Karmina biasanya digunakan sebagai media untuk menyatakan sindiran atau ungkapan secara
langsung yang termaktub di bagian isi (baris kedua) karmina. Sebetulnya, karmina sendiri merupakan
pantun yang terdiri atas 4 baris dan tiap barisnya mengandung suku kata sebanyak 4 sampai 5 suku
kata.
Namun, seiring berjalannya waktu, bentuk karmina pun menjadi dua baris dan mempunyai suku kata
sebanyak 8-12 suku kata. Karmina ini tidak jauh beda dengan pantun, yang membedakan hanyalah
sajak a-a-b-b.
Contoh Karmina:
3. Mantra
Salah jenis puisi lama adalah matra. Mantra merupakan satu-satunya puisi lama yang setiap
ucapannya dianggap memiliki kekuatan gaib/magis untuk keperluan ritual ataupun pengobatan. Selain
itu, mantra juga tidak memiliki ciri-ciri khusus.
Mantra merupakan salah satu bentuk dari sastra lisan yang sampai saat ini digunakan dan dilestrarikan
di masyarakat. Adanya tradisi lisan masih eksis dan hidup di masyarakat tidak terlepas dari adanya
dukungan tradisi penuturan lisan.
Contoh Mantra:
4. Syair
Syair adalah salah satu jenis Puisi. Kata “Syair” berasal dari bahasa Arab Syu’ur yang berarti
“Perasaan”. Syaur mememiliki bentuk yang terikat, sehingga syair juga memiliki aturan-aturan
tersendiri.
Contoh Syair :
5. Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang setiap baitnya terdiri dari 2 baris. Pada dasarnya gurindam
sangat mirip dengan pantun. Hanya saja gurindam tidak memiliki sampiran. Gurindam memiliki
persajakan yang sama di akhir. Dua baris tersebut merupakan hubungan sebab dan akibat.
Contoh Gurindam :
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat
Barang siapa tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang
Jika suami tiada berhati lurus
Istri pun kelak menjadi kurus
6. Seloka
Seloka adalah jenis puisi lama yang berisikan perumpamaan atau kiasan untuk menyindir maupun
bergurau. Seloka biasanya ditulis dalam bentuk pantun maupun syair. Pengaturan Rima atau
persajakan sangat penting dalam seloka.
Dalam penulisannya, setiap baris kedua dan keempat pada bait pertama akan menjadi baris pertama
dan ketiga bait selanjutnya, begitu pula seterusnya. Nama lain dari seloka adalah pantun berkait.
Contoh Seloka :
7. Talibun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari
4 baris (mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.
Contoh Talibun :
B. Puisi Baru
Puisi baru adalah salah satu jenis puisi yang memiliki bentuk yang lebih bebas dalam hal aturan mulai
dari jumlah baris, suku kata, rima dan irama.
Definisi puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat dengan aturan-aturan baku tertentu dalam
pembuatan atau pembacaannya, artinya puisi baru merupakan jenis puisi yang bebas, tidak terikat
dengan aturan terkait jumlah suku kata, jumlah kata, jumlah baris, rima (sajak) ataupun jumlah bait
dalam pembuatannya.
Puisi baru juga diartikan sebagai suatu jenis puisi modern yang sudah tidak terikat lagi oleh
aturan-aturan atau dibuat secara bebas oleh sang pengarang, dan puisi ini ada atau lahir setelah puisi
lama.
Berdasarkan isi atau bahasan dalam puisi, puisi baru dibedakan menjadi 7 jenis yaitu balada, himne,
ode, epigram, romansa, elegi, dan satire.
1. Balada
Balada merupakan sebuah puisi yang berisi kisah atau cerita tertentu. Jenis puisi baru ini terdiri dari 3
bait, dengan masing-masing bait terdiri atas 8 baris. Skema rima yang digunakan dalam balada adalah
a-b-a-b-b-c-c-b kemudian beralih dengan skema rima a-b-a-b-b-c-b-c.
Contoh : Berikut adalah salah satu contoh balada yang terkenal karya WS Rendra
2. Hymne
Hymne merupakan sebuah puisi yang berisi pujian untuk Tuhan, dewa, pahlawan, tanah air, atau
almamater (dalam dunia sastra). Dewasa ini, hymne menjadi sebuah puisi yang dinyanyikan.
Contoh :
Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk dalam lautan dosa
Detik menit jam kami terendam dalam dosa
Pikiran yang mendua
Hati yang beku
Ampunilah kami
Ya Tuhan kami
Ya Tuhan
Telah kotor setiap inci daging ini
Telah hina diri ini
Menyalahgunakan karunia-Mu
Mengkufurkan nikmat-Mu
Semoga Kau tuntun kami kembali
Ke jalan kebenaran-Mu
Ke jalan lurus-Mu
Sebelum Kau panggil kami kembali
Ke alam kekal-Mu
Amin
3. Ode
Ode merupakan puisi yang berisi sanjungan atau pujian. Kata-kata yang digunakan bernada anggun
tapi resmi.
Contoh :
Guruku…
Cahaya dalam kegelapanku
Pengisi semua kekosonganku
Penyejuk kelayuan hatiku
Kau sirnakan segala kebodohan
Kau terangi setiap sisi jiwa
Kau terjang segala pandang negatif
Sungguh mulia hatimu
Sungguh besar pengorbananmu
Sungguh tak ternilai keikhlasanmu
Jasamu bagai emas mulia
Tak kan terganti sampai maut menjemput
Tak kan tertutup oleh keburukan dunia
Guruku…
Terima kasihku dari dalam lubuk hatiku
4. Epigram
Contoh :
5. Romansa
Kata romansa berasal dari bahasa Perancis yaitu “romantique” yang berarti keindahan perasaan.
Romansa adalah puisi baru yang merupakan luapan perasaan cinta kasih.
Contoh :
6. Elegi
Berkebalikan dengan romansa, elegi merupakan puisi yang berisi tentang kesedihan. Puisi ini
bertujuan untuk mengungkapkan rasa duka, sedih, rindu, terutama karena kepergian seseorangatau
penyesalan di masa lalu.
Contoh :
7. Satire
Satire adalah puisi yang memuat sindiran kepada penguasa/orang yang memiliki posisi/jabatan. Tokoh
sastrawan yang terkenal dengan karya satirenya adalah W.S. Rendra.
Contoh :
Lihatlah kami
Peluh dan keringat adalah kawan kami
Banting tulang adalah kesetiaan kami
Kekurangan adalah kelebihan kami
Penderitaan adalah keseharian kami
Tapi lihatlah dirimu
Tertawa di atas peluh keringat kami
Bersantai di atas remuknya tulang kami
Berfoya di atas kekurangan kami
Kau curi semua hak kami
Kau curi sesuap nasi kami
Kau berlimpah harta atas nama kami
Kau berjanji atas nama kami
Kami hanya cukup diam
Di atas sajadah kami
Semoga Tuhan membalas kezhaliman ini
Berdasarkan bentuknya, puisi baru dibedakan menjadi 8 jenis yaitu distikon, terzina, quatrain, kuint,
sektet, septime, oktaf, dan soneta.
1. Distikon
Adalah puisi yang terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya.
Contoh :
Untukmu…mereka berjuang
Agar kelak kau sukses dunia akhirat
2. Terzina
Adalah puisi yang terdiri atas tiga baris dalam tiap baitnya.
Contoh :
Ayah…
Tajamnya matamu menyiratkan kekuatan
Dalam mendidik kami untuk tegap
Ayah..
Otot tanganmu tak pernah lelah
Membimbing kamu selalu maju ke depan
3. Quatrain
Adalah puisi yang terdiri atas empat baris dalam tiap baitnya.
Contoh :
4. Kuint
Adalah puisi yang terdiri atas lima baris dalam tiap baitnya.
Contoh :
5. Sektet
Adalah puisi yang terdiri atas enam baris dalam tiap baitnya.
Contoh :
Bangunan reot kayu tua
Atap jerami yang mulai tertembus
Pintu yang tak lagi rapat
Tanpa jendela melihat dunia
Rintikan hujan tak lagi bisa dibendung
Rumahku kenanganku
6. Septime
Adalah puisi yang terdiri atas tujuh baris dalam tiap baitnya.
Contoh :
Akankah datang…
Pagi esok dengan embun di atas daun
Sapaan halus dari bibir kecilmu
Rengkuhan manja dari tangan kecilmu
Langkah terhuyung namun semangat
Suaramu yang selalu memanggilku
Ibu…
7. Oktaf/stanza
Adalah puisi yang terdiri atas delapan baris dalam tiap baitnya.
Contoh :
8. Soneta
Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris dan terbagi menjadi dua. Dua bait pertama
berisi masing-masing empat baris, dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berbeda
dengan puisi baru lainnya. Perbedaan ini terletak pada ketidak bebasan nya dalam hal rima. Rima
pada bait pertama sama dengan rima pada bait kedua. Sedangkan pola rima pada bait ketiga sama
dengan rima pada bait keempat.
Contoh :
C. Puisi Kontemporer
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), arti dari kontemporer adalah masa kini. Sehingga
makna puisi kontemporer adalah puisi yang dibuat pada masa sekarang, atau penciptanya pada masa
sekarang. Puisi ini tidak memiliki ikatan bentuk dan irama, selain itu yang menjadikan momen
kekinian adalah kebebasan penyair untuk menciptakannya.
Ada beberapa tokoh yang memiliki perang penting dalam puisi kontemporer di negara Indonesia
yaitu:
1) Sutardji Calzoum Bachri, yang terkenal dengan karyanya yang berjudul O, Amuk, dan juga O
Amuk Kapak
2) Hamid Jabbar, yang terkenal dengan karyanya di dalam kumpulan puisi Wajah Kita
3) Ibrahim Sattah, yang terkenal dengan karyanya di dalam kumpulan puisi Hai Ti
4) Puisi kontemporer lebih menitikberatkan pada puisi yang menekankan pada grafik atau
bentuk fisik (bunyi) untuk mengekspresikan emosi penyair. Tugas penyair adalah menyusun
kata-kata agar bunyinya terdengar indah.
Terkadang dalam puisi kontemporer, penggunaan kata tidak memperhatikan kesopanan bahasa.
Gunakan kata-kata kasar, ejekan, dll. Oleh karena itu, puisi ini juga dapat diartikan sebagai puisi yang
muncul di zaman modern, bentuk dan gayanya tidak sesuai dengan kaidah puisi pada umumnya dan
memiliki ciri yang berbeda dengan puisi lainnya.
1. Puisi Mantra
Pengertian puisi mantra adalah jenis puisi kontemporer yang satu ini berkaitan dengan salah satu jenis
puisi lama yaitu mantra. Puisi mantra pertama kali dikenalkan oleh Sutardji Calzoum Bachri.
Berikut ini salah satu contoh puisi mantra karya Sutardji Calzoum Bachri:
Shang Hai
2. Puisi Mbeling
Kata “mbeling” berasal dari bahasa Jawa yang berarti nakal atau sulit diatur. Arti kata mbeling
ternyata sesuai dengan ciri khas puisi ini. Ketentuan numum dalam puisi tidak berlaku dalam puisi
mbeling. Puisi mbeling tidak mengikuti aturan.
Kesejukan
kesejukan
di tengah kota
pasti AC
kesejukan
di tengah kampung
sepoi angin
yang satu
membuang uang
karena kebutuhan
yang satu
gratis menyehatkan
3. Puisi Konkret
Pengertian puisi konkret adalah jenis puisi kontemporer yang menitikberatkan pada tampilan grafis
susunan katanya. Susunan grafis tersebut dapat menyerupai gambar tertentu.
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Puisi kontemporer jenis ini tidak menggunakan kata untuk mengungkapkan ekspresinya, namun
sebagai gantinya digunakan titik, garis, huruf atau simbol tertentu.
Pupus
“ “
??
?
X
Pengertian puisi minim kata adalah jenis puisi kontemporer yang minim sekali dalam penggunaan
kata, namun dilengkapi simbol lain berupa huruf, garis ataupun tanda baca.
Reformasi
RR R
RRRRR
RRRRRRRRR
RRRRRRRRR
RRRRRRRR
!! REFORMASI !!
Pengertian puisi multi lingual aadalah jenis puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat
dalam berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing.
Merapi
merapi…
gagah bak penguasa
asap putih memayungimu
lebat hutan pengawalmu
sejarah laharmu abadi kini
merapi…
saumpamane kowe bisa nguri-uri
kabeh sing kaleksana ing tanah Jawi
prilakune manungsa
becik lan ora
marang alam
karunia sang Illahi.
Pengertian puisi supra kata adalah jenis puisi kontemporer yang menggunakan kata-kata konvensional
dan susunannya dijungkirbalikkan sehingga menciptakan kosakata baru yang belum ditemui
sebelumnya. Aspek bunyi dan ritme merupakan hal yang paling ditonjolkan. Puisi ini lebih mirip
dengan puisi mantra karena digunakan untuk merangsang timbulnya suasana magis.
GIRISA
Ya meraja jaramaya
Ya marani niramaya
Ya silapa palasiya
Ya mirado rodamiya
Ya midosa sadomiya
Ya dayuda dayudaya
Ya siyaca cayasiya
Ya sihama mahasiya
TIDAK
keheningan
bukanlah sepi
kesepian
bukanlah sunyi
penderitaan
bukanlah luka
pertanyaan
bukanlah ketidakpercayaan
menghilang
bukanlah ketakutan
firasat
jadi pertanda
kau pergi
tuk selamanya!