Anda di halaman 1dari 5

PANTUN

PENGERTIAN PANTUN
Pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Dalam kesusastraan, pantun
pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman. Kata
pantun sendiri mempunyai asal-usul yang cukup panjang dengan persamaan dari bahasa Jawa
yaitu kata parik yang berartipari, artinya paribasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti
ini juga berdekatan dengan umpama dan seloka yang berasal dari India.
Abdul Rani mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut:
Terdiri atas empat baris.
Tiap baris terdiri atas 9 sampai 10 suku kata
Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya berisi maksud si pemantun.
Bagian ini disebut isi pantun.

JENIS JENIS PANTUN


jenis jenis pantun berikut dengan sedikit penyesuaian
Menurut Effendi (1983:29), pantun dapat dibagi menurut jenis dan isinya yaitu:
1.

pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:

a.

pantun bersukacita

b.

pantun berdukacita

c.

pantun jenaka atau pantun teka-teki

2.

pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:

a.

pantun dagang atau pantun nasib

b.

pantun perkenalan

c.

pantun berkasih-kasihan

d.

pantun perceraian

3.

pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan menjadi:

a.

pantun nasihat

b.

pantun adat

c.

pantun agama

GURINDAM

Definisi dan Ciri


Gurindam adalah termasuk Karya sastra klasik dan tergolong karya sastra melayu. diera
sekarang hampir tak pernah kita jumpai Karya sastra Gurindam yang baru. dan yang terkenal
dan paling populer adalah Gurindam Dua Belas.
Gurindam merupakan suatu bentuk puisi Melayu yang terdiri atas dua bait. Setiap baitnya
terdiri atas dua baris kalimat dengan rima yang sama. Pada akhirnya, semua komponen
tersebut akan menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai sebuah contoh gurindam.
Ciri-ciri Gurindam
Seperti yang sudah disebutkan di atas, gurindam merupakan bentuk puisi dalam bahasa
Melayu lamayang terdiri atas dua bait dengan masing-masing bait terdiri atas dua suku kata
yang berirama sama. Gurindam memiliki perbedaan dengan pantun dalam hal ciri-cirinya.
Ciri-ciri utama gurindam terdapat pada dua kalimat yang saling berhubungan dari isi dan
liriknya.
Sementara itu, berikut ini ciri-ciri gurindam yang lainnya.
-Gurindam terdiri atas dua larik atau baris dalam satu baitnya;
-Jumlah suku kata yang terdapat dalamsetiaplariknya tidak ditentukan,namun biasanya
terdapat 10 sampai 14 suku kata;
-Terdapat hubungan sebab akibat antara isi baris pertama dengan baris kedua;
-Sajak berbunyi a-a;
-Gurindam pada umumnya berisi tentang nasihat dan kata-kata mutiara.

FUNGSI
Berdasarkan isinya, gurindam dapatlah dianggap sebagai puisi yang digunakan untuk tujuan
pendidikan dan huburan. Selain itu, gurindam juga berfungsi sebagai dokumentasi gambaran
masyarakat yang dapat memancarkan kreativiti dan estetika serta dayaintelektual masyarakat
Melayu lama dalam menangani hal kehidupan mereka. Gurindam juga dapat dijadikan media
komunikasi antara ahli masyarakat, terutama dalam majlis-majlis yang formal

TALIBUN
Talibun adalah pantun juga, murni pantun atau disebut juga pantun talibun. Beda talibun
dengan pantun biasa adalah dalam jumlah baris saja. Bila pantun biasa terdiri dari 4 (empat)
baris. Maka talibun (pantun talibun) terdiri lebih dari 4 (empat) baris, yang penting jumlah
barisnya tetap genap, yaitu enam, depalan, sepuluh, dan duabelas. Kebanyakan talibun yang
populer adalah enam dan delapan baris.
Talibun yang terdiri dari enam baris, maka baris-baris tersebut terdiri dari tiga baris pertama
adalah sampiran, sedangkan yang tiga baris berikutnya adalah isi pantun. Bila talibun terdiri
dari delapan baris, maka empat baris diatas merupakan sampiran, sedangkan yang empat
baris dibawah adalah isi pantun. Begitulah seterusnya untuk yang sepuluh dan duabelas baris.
Syarat membuat Pantun Talibun

Jumlah barisnya selalu genap: 6,8,10, 12

Terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran dan isi

Sajak-sajaknya silang, misal (abc-abc) atau (abcd-abcd)

Perumpamaannya juga seeperti pantun biasa, yaitu kepada alam dan lingkungan sekitar
dan yang masuk akal.

Ciri Pantun Talibun yang baik dan kuat


Disamping memperhatikan jumlah baris dan sajaknya, untuk membuat pantun talibun yang
baik dan kuat, perlu diperhatikan pula hal-hal berikut:

Memperhatikan jumlah suku katanya. Bila suku kata pada kalimat baris pertama
(sampiran baris pertama) sembilan suku kata, maka sampiran kedua dan kalimat isi pantun
pada baris ketiga dan keempat, hendaklah sembilan suku kata juga. Paling tida berselisih
satu suku kata, bisa delapan atau sepuluh. Bila kalimat pada sampiran pertama berjumlah
duabelas suku kata, maka kalimat pada sampiran kedua, ketiga dan keempat pada isi
pantun hendaklah duabelas juga, atau paling tidak sebelas atau tigabelas suku kata.

Antara kalimat sampiran pertama dengan kalimat sampiran kedua, ketiga dan seterusnya
hendaknya mempunyai hubungan, paling tidak jangan sampai bertolak belakang sama
sekali.

Usahakan setiap kata yang ada ada dalam kalimat sampiran maupun dalam kalimat isi
pantun sebanyak mungkin terdapat kata bersanjak sama.

Sampiran adalah hanya perumpamaan sebagai kalimat pembantu pengarah kepada isi,
usahakan kalimat sampiran itu perumpamaannya kepada alam dan lingkungan sekitar
yang nyata dan masuk akal.

SYAIR
Syair adalah puisi dalam bentuk terikat yang lebih mementingkan irama sajak. Syair ini
biasanya terdiri atas 4 baris dengan irama a-a-a-a yang dalam keempat barisnya mengandung
arti atau maksud dari apa yang hendak disampaikan oleh penyair.
Syair bersumber dari kesusastraan Arab dan tumbuh memasyarakat sekitar abad ke 13,
siering dengan masuknya agama Islam ke Nusantara. Seperti halnya pantun, syari memiliki
empat larik dalam setiap baitnya, setiap larik terdiri atas empat kata atau antara delapan
sampai dengan dua belas suku kata. Akan tetapi, syair tidak pernah menggunakan sampiran.
Dengan kata lain, larik-larik yang terdapat dalam syair memuat isi syair tersebut. Perbedaan
pantun dan syair terletak juga pada pola rima. Apabila pantun berpola a-b-a-b maka syair
berpola a-a-a-a.
Selain pantun, syair juga termasuk bentuk puisi lama. Syair mempunyai dua pengertian.
Pertama,berarti sebuah bentuk puisi lama, kedua berarti sajak (puisi). Syair terdiri atas
beberapa bait.
Ciri-ciri syair adalah sebagai berikut.
1. Terdiri atas empat baris sebait.
2. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
3. Semua baris merupakan isi.
4. Berima akhir lurus atau sama (a a a a).
Menurut isinya, syair dibedakan sebagi berikut.
1. Syair dongeng atau angan-angan.
2. Syair kiasan atau sindiran.
3. Syair cerita atau hikayat.
4. Syair cerita kejadian.
5. Syair ajaran budi pekerti.
Karena bait syair terdiri atas isi semata, antara bait yang satu dengan bait yang lainnya
biasanya terangkai sebuah cerita. Jadi, apabila orang akan bercerita, syair adalah pilihan yang
tepat. Cerita yang dikemas dalam bentuk syair biasanya bersumber dari mitologi, religi,
sejarah, atau dapat juga rekaan semata dari pengarangnya.
Syair yang cukup terkenal yang merupakan khazanah sastra Nusantara, misalnya Syair
Perahu karya Hamzah Fansuri, syair Singapura Dinakan Api karya Abdullah bin Abdulkadir
Munsyi, Syair Bidasari, Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambunan, Syair Burung Pungkuk,
dan Syair yatim Nestapa,.

PUISI
Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta
ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan
puisi baru.
A. PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
1. Ciri-ciri Puisi Lama
Ciri puisi lama:
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima.
B. PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima.
1. Ciri-ciri Puisi Baru
a) Bentuknya rapi, simetris;
b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang
lain;
d) Sebagian besar puisi empat seuntai;
e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

Anda mungkin juga menyukai