Anda di halaman 1dari 7

MEMAHAMI SASTRA MELAYU KLASIK : PUISI LAMA

Tugas Mata Kuliah Sejarah Sastra Pra-Indonesia

Dosen Pengampu : Drs.Wiranta, M. S.

Nama : Joko Sujarwo

NIM : B0220033

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

OKTOBER 2020
MEMAHAMI SASTRA MELAYU KLASIK : PUISI LAMA

Oleh : Joko Sujarwo


Email : Jokocad3@gmail.com

Pengantar
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang sangat familiar dalam
masyarakat. Apalagi di zaman sekarang puisi dapat dibuta olaeh semua kalangan.
Hal ini karena puisi pada era saat ini tidak ada syarat atau aturan tertentu dalam
pembuatannya. Inilah yang dapat kita kenal dengan istilah puisi modern. Namun
tahukah Anda jika puisi ini mengalami perkembangan dalam berbagai era atau
zaman. Dahulu puisi tersebut tidak sebebas seperti puisi yang bisa kita lihat dan
kita nikmati saat ini. Ada beberapa kaidah yang harus dipatuhi dalam
pembuatannya. Untuk mengetahui kaidah-kaidah dan jenis-jenis puisi lama akan
diuraikan dalam penjelasan berikut ini.

1. Pengertian Puisi Lama

Puisi lama adalah macam karya sastra yang memiliki peraturan yang ketat
mengenai persajakan, larik, rima, bait dan jumlah kata. Hal yang sangat khas dari
puisi lama adalah musikalitasnya begitu sangat ditekankan. Macam peraturan
umum yang ada pada puisi lama diantaranya adalah menekankan pada banyaknya
kata pada satu baris, banyaknya baris pada satu bait bisa sampai dua, empat
bahkan lebih, jumlah suku kata, dan yang terakhir adalah fokus pada irama (nada)
dan rima. Puisi lama sekarang ini telah menjadi warisan budaya Indonesia serta
sangat sering dipakai dalam upacara-upacara adat, misalnya seperti pantun yang
umum dipakai ketika ada upacara pernikahan.

2. Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru


1. Irama pada puisi lama bersifat tetap, yakni dua patah kata dalam sekali
ucap, sedangkan pada puisi baru jauh lebih dinamis mengikuti pikiran
serta perasaan penulisnya.
2. Bentuk puisi lama masih terikat oleh syarat-syarat tradisional serta
ketentuan tata bahasa, sedangkan puisi baru memiliki bentuk lebih bebas
serta tak terikat pada ketentuan apapun.
3. Puisi lama umumnya tak dikenal nama penulisnya sedangkan puisi baru
biasanya dikenal.
4. Puisi lama diserbarkan dengan cara lisan dari mulut ke mulut sedangkan
puisi baru disampaikan dengan cara lisan serta tulisan.
5. Puisi lama umumnya berisi sebagian nasehat, sedangkan puisi baru
umumnya berisi curahan hati penulis atau pengarangnya.

3. Aturan Puisi Lama


1. Puisi lama terikat pada jumlah kata dalam satu baris
2. Puisi lama terikat dengan aturan berapakah jumlah baris dalam satu bait
3. Puisi lama terikat pada jumlah baris, bisa 2, 4 maupun lebih
4. Puisi lama terikat dengan jumlah suku kata
5. Puisi lama terikat dengan rima (persajakan)
6. Puisi lama terikat dengan irama

4. Jenis-Jenis Puisi Lama


1. Mantra
Mantra yaitu semacam puisi tua yang keberadaannya dianggap mempunyai
kemampuan gaib seperti doa. Pada awalnya mantra bukan bagian dari karya
sastra, tetapi bagian dari adat atau kepercayaan. Namun, sesudah mengalami riset,
mantra mempunyai ciri umum sebuah karya sastra.

Contoh mantra:

Sihir lontar pinang lontar

Terletak di ujung bumi

Setan buta jembalang tua

Aku sapa tidak berbunyi

2. Pantun
Pantun yaitu puisi lama yang memiliki tiga ciri. Pertama, terdiri atas empat
baris yang berpola ab-ab. Kedua setiap baris terbagi dalam 8-12 suku kata. Ketiga,
dua baris pertama sebagai sampiran serta dua baris selanjutnya sebagai isi. Kata
“pantun” berasal dari kata patutun dalam bahasa Minangkabau yang bermakna
penuntun. Mulai sejak kemunculannya, pantun umum dipakai oleh masyarakat
Indonesia sebagai alat untuk memelihara bahasa serta mengakrabkan pergaulan
antarsesama.

Contoh pantun:

Burung merpati burung dara


Terbang menuju angkasa luas
Hati siapa takkan gembira
Karena aku telah naik kelas.

3. Karmina
Karmina yaitu jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris
pertama adalah sampiran, sementara baris kedua adalah isi. Dalam budaya Betawi,
karmina sangat dikenal sebagai pantun pendek yang sering dipakai serta disajikan
dalam acara-acara penting, seperti lamaran, pernikahan, pesta budaya, dan lain-
lain.

Contoh :

Burung perkutut terbang melayang


Abang kentut tidak bilang-bilang

4. Gurindam
Gurindam yaitu puisi lama yang memiliki tiga ciri. Pertama, setiap bait
terdiri dari dua baris dengan rima yang sama (a-a atau b-b atau c-c). Kedua,
jumlah suku kata dalam baris antara 10-14 suku kata. Ketiga, hubungan antar
baris satu serta dua membentuk kalimat majemuk yang memiliki hubungan sebab
akibat.
Contoh puisi lama gurindam:

Barang siapa tiada memegang agama


Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

5. Syair
Syair yaitu jenis puisi lama yang memiliki irama yang berasal dari daerah arab
serta memiliki empat ciri. Pertama, setiap bait terdiri dari empat baris serta
bersajak a-a-a-a. Kedua, setiap baris memiliki makna yang saling berkaitan
dengan baris-baris sebelumnya. Ketiga, umumnya syair, menceritakan kisah yang
memiliki kandungan nasihat atau petuah. Keempat, setiap baris terdiri dari 8-12
suku kata.
Contoh syair :

Pada zaman dahulu kala


Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah kerajaan yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana

6. Seloka
Seloka yaitu jenis puisi melayu klasik yang memiliki bentuk mirip pantun serta
mengandung senda gurau, kejenakaan, sindirian, bahkan juga ejekan. Kata
“seloka” diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti bahasa terkait yang bentuk
ataupun peranannya mirip seperti pantun. Seloka umumnya ditulis dalam empat
baris, namun ada pula yan ditulis lebih dari empat baris.
Contoh seloka :
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk termangu malam siang
Hingga setampak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang

7. Talibun
Hampir mirip dengan pantun, talibun merupakan jenis jenis puisi lama yang juga
mempunyai sampiran dan isi. Hal yang membedakan dengan pantun adalah
talibun memuat lebih banyak baris, yaitu sekitar 6 sampai 20 baris. Jumlah baris
pada talibun harus berjumlah genap. Dalam talibun, setengah isinya merupakan
sampiran dan setengahnya lagi merupakan isi. Misalnya, jika talibun berisi 6 baris
maka 3 baris pertama adalah sampiran dan 3 baris selanjutnya adalah isi, dengan
sajak a-b-c-a-b-c.
Contoh:

Penat sudah daku mendaki>


Puncak tiada lagi terlihat
Bulan pun tak lagi ada
Penat sudah daku mendaki
Hati sudah tiada lagi kuat
Melihat engkau tak lagi nyata
Referensi

Sumarni, Ratna, 2020.(online). 7 Jenis Puisi Lama dan contohnya. (https://


dosenbahasa.com/jenis-jenis-puisi-lama). diunduh 16 Oktober 2020.

Anonim, (online). Inilah Pengertian, Aturan, Ciri, Dan 7 Jenis Puisi Lama
(https://seruni.id/puisi-lama/),diunduh 16 Oktober 2020

Rohcmatin,2011.(online).(https://jelajahduniabahasa.wordpress.com
/2011/04/13/sastra-melayu-klasik/), diunduh 16 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai