Anda di halaman 1dari 4

NAMA : JOKO SUJARWO

NIM : B0220033
MATA KULIAH : FOKLOR

Judul : Baron Sekeber dan Rara Suli


Jenis : Legenda
Narasumber : Bapak Tukimin (Warga Desa Sarirejo Kemiri)

A. CERITA UTUH
Desa Sarirejo Kemiri Nyi Roro adalah seorang gadis cantik yang menjalin asmara
dengan pendekar tangguh yang berasal dari Sepanyol yang bernama Baron sekeber,
perkenalan mereka bermula saat Baron Sekeber datang ketanah jawa yang dikenal
banyak berbagai macam rempah-rempahnya, Pada waktu itu Baron Sekeber sebelum
sampai di Wilayah Kabupaten Pati terlebih dahulu ia berada diwilayah Jawa bagian
Selatan berdasarkan cerita ada di wilayah kerajaan mataram, selanjutnya saat Baron
Sekeber terlibat perselisian hebat dengan Raja mataram hingga adu tanding Raja
mataram tidak mampu mengalahkan Baron Sekeber.

Karena Raja mataram tau bahwa ia tak akan mampu mengalahkan Baron Sekeber
kemudian ia memberikan tempat di wilayah Kabupaten Pati tepatnya di pegunungan
Pati Ayam, alasan Raja Mataram memberikan tempat di wilayah Pegunungan Pati Ayam
supaya Baron Sekeber jika membuat kerusuhan dapat berhadapan langsung dengan
pengusa Kabupaten Pati Joyo Kusumo yang dikenal mempunyai kesaktian yang hebat.
Kemudian Baron Sekeber tinggal di hutan  Pati ayam daripada bergaul dengan
masyarakat, karena penduduk masih menatap curiga terhadap Baron. Meskipun
demikian Baron sering turun gunung untuk melihat-lihat keadaan Kota Pati. dia
berkeliling desa,

Pada suatu ketika Baron Sekeber bertemu dengan seorang gadis yang bernama Roro
Suli, ia langsung jatuh hati. Roro Suli adalah seorang gadis pendiam dari Desa Kemiri.
Dia termasuk Gadis desa yang tidak laku rabi (kawin), kebanyakan gadis seusianya
sudah berumah tangga. Baron Sekeber pun berkenalan dengan Roro Suli. Hanya gadis
itulah yang mau berkomunikasi dengan Baron Sekeber, sehingga sangat akrab dan roro
Suli mengajarinya Bahasa Jawa.

Sewaktu Roro Suli sedang berada di sungai, diketahui oleh Baron Sekeber, ia mendekati
Rara Suli untuk diajak berhubungan intim layaknya suami istri. (diajak senang-senang,
asyik-asyikan). Hal ini dilakukan berulang kali, akhirnya ada penduduk yang mencurigai
glagat tersebut. Kemudian masyarakat setempat sepakat untuk menyelidiki Isyu
tersebut. Penduduk setempat pagi-pagi betul sudah berada di pinggir kali menanti
kedatangan Roro Suli yang sedang mandi, kemudian datanglah Baron Sekeber keluar
dan menemui Rara Suli yang sedang mencuci pakaiannya. Roro Suli melepaskan
pakaiannya kemudian mandi bersama di dalam sungai. Tanpa sepengetahuan mereka
berdua, kelakuan mereka diketahui oleh masyarakat setempat dan petinggi Kemiri,
mereka berdua ditangkap dan dilaporkan kepada Adipati Pati Joyo Kusumo.

Baron Sekeber bertemu dengan Jaya Kusumo, terjadilah Perang tanding, namun
keduanya sama saktinya, keduanya tidak ada yang menang dan yang kalah. Kemudian
Baron Sekeber pamit minta waktu selama 40 hari, ia kembali ke pasangrahannya dan
mempersiapkan ilmu kanuragaan untuk melanjutkan lagi pertempuran ditempat itu
juga. Jaya Kusumo kalah dan ia mohon diri untuk kemudian pergi berguru di
Padepokan Kunduruan Gunung Muria. Jaya Kusumo mengeluh pada gurunya, ia
mengatakan pertempurannya dengan Baron Sekeber, kalah dalam pertandingan itu.
Akhirnya ia minta bantuan kepada Bapa angkatnya, yang berdomisili di Kunduran. Bapa
angkatnya, Eang Kunduran tersebuttersebut menyuruh Jaya Kusuma untuk
mengadakan lomba selulup dengan Baorn Sekeber. Di satu sisi dalam sungai itu nanti
bapa angkatnya akan membuatkan gua untuk tempat beristirahat Jaya Kusuma.
Akhirnya keduanya bertemu untuk mengadakan lomba slulup, Joyo Kusumo telah
berbuat curang. Baron Sekeber kalah, kemudian ia menjadi abdi Kadipaten Pati sebagai
pengurus kuda Joyo Kusumo.

Kemudian Roro Suli yang pada saat itu sedang hamil karena buah percintaannya
dengan Baron Sekeber melahirkan dua anak, diberi nama Serwenda dan Janurwenda.
Kejadian itu dilaporkan oleh petinggi Kemiri kalau ada wanita melahirkan tapi tidak
punya suami. Roro Suli dibawa kekadipaten dan dihadapkan pada Bupati Pati untuk
dimintai keterangan, stelah tiba dihadapan Adipati Jaya Kusuma. Adipati Jaya Kusuma
justru tertarik pada Rara Suli dan menikahinya..

Suatu ketika, Adipati Joyo Kusumo berhasil mengalahkan Baron, ia ingin melaporkan
dan mengucapkan banyak terima kasih pada Eyang Kundurun, Joyo Kusumo
menghadap ke Eyang Kunduruan dengan membawa kedua anak Roro Suli sebagai
teman diperjalanan.

Sesampai di Kenduruan, kedua bocah itu tadi saling bermain sepuas hatinya, akhirnya
dua bocah tadi masuk dalam padasan/tempat air wudhu. Saat bapa Kanduruan hendak
mengambil air wudhu, kaget kok ada bocah bisa masuk dalam padasannya dua orang
lagi. Lalu kedua bocah tadi disuruh keluar. Eyang Kunduran menanyakan perihal anak
ini kepada Joyo Kusumo, kemudian Joyo Kusumo pun mengatakan bahwa Janurwendo
dan Sirwendo adalah anaknya dengan Roro Suli, kemudian ia menceritakan kepada
Eyang Kunduruan tentang pertemuannya dengan Roro Suli.

Joyo Kusumo dibisiki bahwa kedua anak ini berbahaya bila hidup di Kadipaten akan
merorong kewibawaan Joyo Kusumo. Mereka memiliki kesaktian yang diturunkan
bapaknya. Mendengar cerita itu Joyo Kusumo menjadi bimbang, kemudian ia mau
menguji kesetian kedua anaknya, dengan pura-pura tidur, sebelumnya ia berpesan agar
ketika dia tidur jangan sampai ada nyamuk yang menggigitnya.
Joyo Kusumo tidur ditunggui kedua anak tersebut, Janurwendo membuat panah dari
batang daun padi untuk memanah nyamuk. Keahlian memanah yang diajarkan oleh
Baron Sekeber. Sehingga tepat sekali dalam mebidik sasarannya. Setelah Jaya Kusumo
bangun heranlah dia,karena banyak nyamuk yang mati terkena panah padi.

Joyo Kusumo teringat pesan Bapa Kunduruan, kalau bocah ini bakal dapat merorong
kewibawaanya, terus berpikir bagaimana caranya kedua anak ini mati. Lalu kedua anak
ini dikejar-kejar, lama-lama bertambah besar dan trengginas kedua bocah tadi. Bapa
Penjalingan, patihnya Joyo Kusumo lalu mencolot mak Blebet, maka desa itu
dinamakan Bleber. Janurwendo dikejar dan dikenai senjata Jiglog. Maka menjadi desa
Jiglog. Kemudian patih Penjalingan melapor pada Adipati Joyo Kusumo kalau keadaan
sudah aman.

B. NILAI-NILAI DALAM KISAH BARON SEKEBER DAN RARA SULI

Anda mungkin juga menyukai