Anda di halaman 1dari 17

BAHASA RAKYAT

Bahasa Rakyat
• Bahasa rakyat adalah model p[enggunaan bahasa yang diwariskan
dari generasi ke generasi dan menjadi ciri dari masyarakat tersebut
• Bahasa itu kemudian menjadi ciri khas sperti Jawa banyumas, Jawa
koek (Banten), Jawa Cirebon, Melayu Betawi, Melayu Jambi, Melayu
Ambon
Bahasa rakyat terdiri atas
a. logat (dialect) bahasa-bahasa Nusantara;

b. bahasa slang, yaitu kosa kata dan idiom para penjahat gelandangan atau kolektif khusus;

c. shop talk atau bahasa para pedagang;

d. bahasa colloquilal , yakni bahasa sehari-hari yang menyimpang dari bahasa konvensional;

e. Bahasa sirkomlokusi (circumlocution), yaitu ungkapan tidak langsung.

f. Pemberian nama pada seseorang;

g. Gelar kebangsaan atau jabatan tradisional.


Logat
• Logat adalah cara mengucapkan kata (aksen) atau lekuk lidah yang khas,
yang dimiliki oleh masing-masing orang sesuai dengan asal daerah
ataupun suku bangsa. Logat dapat mengidentifikasi lokasi di mana
pembicara berada, status sosial-ekonomi, dan lain lainnya. Tempat tinggal
seseorang juga dapat berpengaruh pembentukan logat dan dapat juga
menghilangkan logat sebelumnya, dan hal ini juga membutuhkan proses.
• Logat selain dikaji oleh folklore juga dikaji oleh Linguistik historis
komparatif.
• Logat berkaitan dengan penggunaan bahasa yang sama oleh kelompok
masyarakat yang berbeda seperti bahasa Indonesia loga Betawi dan logat
Bali.
Slank
• Bahasa Slang adalah bahasa yang digunakan oleh komunitas tertentu sehingga jarang
diketahui oleh kelompok atau komunitas masyarakat bahasa lainya. Penggunaan
bahasa slang kadangkala dimaksudkan agar orang lain tidak mengerti bahasa mereka.
Kridalaksana (1982 : 156) menjelaskan bahwa slang, sebagai ragam bahasa yang tidak
resmi, dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi
dalam kelompok mereka dengan tujuan agar orang diluar kelompoknya tidak
mengerti. Slang pada umumnya berupa satuan ekspresi atau kata-kata yang sudah
mengalami berbagai jenis perubahan bentuk dan makna . Bentuk-bentuk bahasa slang:
• 1. jargon
• Jargon adalah frase atau kalimat yang pendek. Jargon biasanya diperkenalkan dengan
cepat oleh orang-orang yang memiliki pengaruh besar seperti pimpinan negara, artis,
dan tokoh-tokoh dalam bidang tertentu. Contoh jargon misalnya “wani piro” yang
diperkenalkan oleh salah satu iklan rokok.
prokem

• Suatu bentuk bahasa slang yang proses dalam pembentukanya dengan cara afiksasi, membalikan susunan
kata, dan dengan memberi suatu sisipan. Oleh karena itu, bahasa slang dalam bentuk prokem ini sulit
diprediksikan. Hal ini disebabkan karena proses perubahanya biasanya ada yang bersiat seporadis atau
serampangan sehingga bentuk kata asli berubah bunyinya tidak mudah dipahami, dan menjadi aneh, serta
terasa asing dan lucu bagi sebagian masyarakat.
• Contoh beberapa kata-kata dari bahasa Slang yang digunakan oleh anak muda khususnya yang digunakan
dalam social media:
• Ababil: ABG Labil
• Asap: segera mungkin (dari kata as soon as possible)
• Muup: maaf
• Ciyus: serius
• Enelan: beneran
• Berdasarkan kata-kata slang di atas, sebenarnya kata-kata dalam bahasa slang tersebut merupakan bagian
dari proses morfologis. Jika dijabarkan bentuk proses morfologisnya maka dapat dibuat beberapa jenis, yaitu:
• 1. Akronim
• Beberapa kata-kata yang diambil dengan proses akronim adalah:
• Palbis: paling bisa
• Asap: segera mungkin (dari kata as soon as possible)
• Curcol: curhat colongan
• LOL: (tertawa terbahak-bahak;sangat lucu) laugh out loud
• 2. Perubahan vokal dan konsonan
• Muup: maaf
• Enelan: beneran
• Ma’acih: makasih
• 3. perubahan suplesi
• Perubahan suplesi adalah perubahan bunyi hampir keseluruhan
• Ciyus: serius
• 4. Pertukaran bunyi total
• Ucul: lucu
• Woles: santai, berasal dari slow
• 5. blending
• Blending adalah kata baru yang terbentuk dengan cara penggabungan kata yang diambil
satu bagian dengan bagian lain dari kata yang lain
• Ababil: ABG labil
• Kongkow: Nongkrong getow
SHOP TALK
• Shop talk adalah bahasa yang digunakan untuk bertransaksi di pasar.
• Kita tahu pasar adalah kumpula berbagai suku bangsa untuk menjual
tertentu.
• Komunikasi di pasar biasanya tidak resmi dan bahasa yang digunakan khas
bersumber dari masyarakat yang menggunakan bahasa.
• Kalau orang China menggunakan hitungan tersendiri ketika berdagang
seperti cepek, nggoceng, nggocap, bay-bay (lunas)
• Kalau orang Arab menggunakan kata halal (artinya boleh dibeli harga
tertentu), harap (tidak boleh dibeli).
• Orang Jawa memiliki hitungan seperti sejinah,selosin, sekodi, karitengah
Colloquial
• Colloquialism atau Kolokial, adalah bahasa ungkapan atau ekspresi yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari alias bahasa percakapan.
• Fenomena Kolokial bukan suatu bahasa formal melainkan bahasa antar sesama (non
formal). Seorang penutur menyingkat atau memperpendek kata tanpa mengubah arti
kata aslinya, lawan tutur juga memahami arti kata yang disampaikan.
• Masyarakat di daerah tertentu memiliki Kolokial bahasa yang berbeda dengan
masyarakat lainnya. Setiap masyarakat memiliki kolokial bahasanya sendiri, dari bahasa
Indonesia, bahasa daerah, juga bahasa asing masing-masing memiliki kolokial bahasa
yang berbeda di setiap daerahnya.
• Kolokial berbeda dengan bahasa Slang atau bahasa gaul pada umumnya. Jika bahasa gaul
mengubah dan membuat bahasa baru yang belum pernah ada sebelumnya dan merusak
tatanan bahasa, Kolokial tidak. Kolokial hanya memperpendek pengucapan, dan
tatanannya pun tetap pada bahasa asli yang sebenarnya.
Contoh
• "Ayu ja" (Ayo aja)
• Bebaya = Baya
• "Baya kitu ja" (Cuman gitu doang)
• Mungkin ada lagi yang mau menambahkan contohnya? Atau ada
kolokial dari bahasa daerah lain? Saya kehabisan ide hehe :v
• Iya = Ya
• "Ya, nanti akan saya hubungi lagi"
• Tidak apa-apa = Gak papa
• Contoh dalam bahasa Inggris:
• Brother = Bro
Contoh lain
• Sister = Sis
• Contoh dalam bahasa Banjar:
• Kaya itu = Kayatu = Kitu (Seperti itu, Begitu)
• "Kitu kah?" (Begitu kah?)
• Indah = Ndah (Tidak mau, Moh kalau bahasa Jawa)
• "Siti handak makan kah?" (Siti mau makan gak?)
• "Ndah" (Gak mau)
• Bapandir = Pandir (Bicara, Ngomong, Ngobrol)
• "Pandir apa ikam tadi?" (Ngomong apa kamu tadi?)
• Lawan = Wan (Dengan, Bersama)
• "Inya wan siapa?" (Dia dengan siapa? Atau Dia bersama siapa?)
Bahasa sirkomlokusi (circumlocution),
• Bahasa sirkomlokusi (circumlocution) yaitu ungkapan tidak langsung.
• Penjelasan tidak langsung ini ialah untuk menggambarkan sesuatu
yang sudah jelas (ada dalam bahassa tertentu), tetapi dijelaskan
dengan bahasa yang lebih rumit dan panjang.
• Gila: hilang ingatan
• Harimau: raja hutan, simbah
• Tikus: Den Bagus
• Kunduran truk: tertabrak truk yang sedang berjalan mundur
Pemberian nama
• Nama merupakan tradisi yang khas.
• Nama Batak dan Sulawesi Utara biasanya menggunakan nama marga.
• Nama Sunda dan Jawa, Minang memiliki dua nama yaitu nama muda
dan nama tua (setelah menikah). Nama muda biasanya sederhana,
nama tua biasanya bagus dan sesuai pekerjaan.
• Misalnya ada nama Dr. Wahidin Sudiro Husana. Nama aslinya Wahidin
setelah tua dan dia menjadi dokter maka bernama Wahidin Sudiro
Husada (Wahidin yang jagoan dalam mengobati)
• Pemberian nama memiliki proses yang berbeda-beda
Gelaran
• Nama atau gelar merupakan ciri dari suatu kelompok masyarakat.
Nama ini sering merupakan tradisi dan untuk mendapatklan nama
tersebut disertai dengan ritual-ritual khusus. Pada masa lalu, nama
gelaran tersebut berhubungan dengan jabatan.
• Penewu: karena pasukannya seribu
• Tumenggung:yang bertanggung jawab
• Senopati: pimpinan perang
• Modin: dari kata me+addin yang mengurusi agama
Gelaran karena keturunan
• Nama-nama yang berkaitan denganb Bangsawan setempat
• Raden: keturunan raja Jawa/ Sunda
• Tubagus: keturunan raja banten
• Gusti: Keturunan raja
• Lalu: Keturunan raja Lombok
• Kyai: Keturunan pengausuh/ pemilik pondok
• Nyai: istri kyai
• Gus: keturunan kyai

Anda mungkin juga menyukai