Anda di halaman 1dari 65

Sejarah Cerita Legenda Pangeran Situbondo

Cerita Legenda tentang Pangeran Situbondo atau Pengeran Aryo Gajah Situbondo berasal dari Madura, pada
suatu ketika dia ingin meminang Putri Adipati Suroboyo yang terkenal cantik, maka datanglah Pangeran
Situbondo ke Surabaya untuk melamar Putri Adipati Suroboyo, namun sayang keinginan Pangeran Situbondo
sebenarnya ditolak oleh Adipati Suroboyo, akan tetapi penolakannya tidak secara terus-terang hanya diberi
persyaratan untuk membábat hutan di sebelah Timur Surabaya, padahal persyaratan tersebut hanyalah suatu
alasan yang maksudnya untuk mengulur-ulur waktu saja, sambil merencanakan siasat bagaimana caranya dapat
menyingkirkan Pangeran Situbondo;Kesempatan Adipati Suroboyo menjalankan rencananya terbuka ketika
keponakannya yang bernama Joko Taruno dari Kediri, karena rupanya Joko Taruno juga bermaksud
menyunting putrinya, dan Adipati Suroboyo tidak keberatan namun dengan syarat Joko Taruno harus
mengalahkan Pangeran Situbondo terlebih dahulu. Terdorong keinginannya untuk menyunting sang putri, maka
berangkatlah Joko Taruno ke hutan untuk menantang Pangeran Situbondo, namun sayang Joko Taruno kalah
dalam pertarungan tetapi kekalahannya tidak sampai terbunuh, sehingga Joko Taruno masih sempat
mengadakan sayembara bahwa “barang siapa bisa mengalahkan Pangeran Situbondo akan mendapatkan hadiah
separuh kekayaannya”.Mendengar sayembara tersebut datanglah Joko Jumput putra Mbok Rondo Prabankenco
untuk mencoba maka ditantanglah Pangeran Situbondo oleh Joko Jumput, dan ternyata dalam pertarungan
tersebut dimenangkan Joko Jumput, sedangkan Pangeran Situbondo tertendang jauh ke arah Timur hingga
sampai di daerah Kabupaten Situbondo ditandai dengan ditemukannya sebuah ‘odheng’ (ikat kepala) Pangeran
Situbondo, yang tepatnya ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan yang sekanang menjadi Ibukota Kabupaten
Situbondo.Selanjutnya kembali ke Surabaya dimana di hadapan Adipati Suroboyo kemenangan Joko Jumput
atas Pangeran Situbondo diakui oleh Joko Taruno sebagai kemenangannya, namun Adipati Suroboyo tidak
begitu saja mempercayainya, maka untuk membuktikannya’ disuruhlah keduanya bertarung untuk menentukan
siapayang menjadi pemenang sesungguhnya. Akhirnya pada saat pertarungan terjadi Joko Taruno tertimpa
kutukan menjadi patung “Joko Dolog” akibat kebohongannya.Sejarah Kota SitubondoSejarah Kabupaten
Situbondo tidak tenlepas dan sejarah Karesidenan Besuki, sehingga kita perlu mengkaji terlebih dahulu sejarah
Karesidenan Besuki.Yang membabat Karesidenan Besuki pertama kali adalah Ki Pateh Abs (± th 1700)
selanjutnya dipasrahkan kepada Tumenggung Joyo Lelono. Karena pada saat itu juga Belanda sudah menguasai
Pulau Jawa (± th 1743) terutama di dáerah pesisir tennasuk pula Karesidenan Besuki dan dengan segala tipu-
dayanya, maka pada akhirnya Tumenggung Joyo’ Lebono tidak berdaya hingga Karesidenan Besuki dikuasai
sepenuhnya oleh Belanda.Pada rnasanya (± th 1798) Pemerintahan Belanda pernah kekurangan keuangan untuk
rnembiayai Pemerintahannya, sehingga Pulau Jawa pernah dikontrakkan kepada orang China, kemudian
datanglah Raffles (± th 1811 - 1816) dan Inggris yang mengganti kekuasaan Belanda dan menebus Pulau Jawa,
namun kekuasaan Inggris hanya bertahan beberapa tahun saja, selanjutnya Pulau Jawa di kuasai kembali oleh
Belanda, dan diangkatlah Raden Noto Kusumo putra dan Pangeran Sumenep Madura yang bergelar Raden
Tumenggung Prawirodiningrat I (± th 1820) sebagai Residen Pertama Karesidenan Besuki.Da!am masa
Pemerlntahan Kacten I I banyak membantu I-’emenntaii Belanda dalam membangun Kabupaten Situbondo,
antara-lain Pembangunan Dam Air Pmtu Lima di Desa Kotakan Situbondot$etelah Raden Prawirodiningrat I
meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah kaden Prawirodiningrat II’ (± th 1830). Dálam masa
Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II banyak menghasilkan karya yang cukup menonjol antara-lain
berdirinya Pabrik Gula di Kabupaten Situbondo, dimulai dan PG. Demaas, PG. Wringinanorn, PG. Panji, dan
PG. Olean, maka atas jasanya tersebut Pemerintah Belanda memberikan hadiah berupa “Kalung Emas Bandul
Singa”.Perlu diketahui pula pada masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II wilayahnya hingga Kabupaten
Probolinggo, terbukti salah seorang putranya yang bernama Raden Suringrono menj adi Bupati
Probolinggo.Setelah Raden Prawirodiningrat II meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah Raden
Prawirodiningrat III (± th 1840). Tetapi dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat III perkembangan
Karesidenan Besuki kalah maju dibanding Kabupaten Situbondo, mungkin karena di Kabupaten Situbondo
mempunyai beberapa pelabuhan yang cukup menunjang perkembangannya, yaitu antara-lain : Pelabuhan
Panarukan, Kalbut dan Jangkar, sehingga pada akhimya pusat pemerintahan berpindah ke Kabupaten Situbondo
dengan Raden Tumenggung Aryo Soeryo Dipoetro diangkat sebagai Bupati Pertama Kabupaten Situbondo, dan
wilayah Karesidenan Besuki dibagi menjadi 2 yaitu: Besuki termasuk Suboh ke arah Barat hingga Banyuglugur
ikut wilayah Kábupaten Bondowoso dan Miandingan ke arah Timur hingga Tapen ikut wilayah Kabupaten
Situbondo, ha! mi terbukti dan logat bicara orang Besuki yang mirip dengan logat Bondowoso dan logat bicara
orang Prajekan mirip dengan logat Situbondo.PERUBAHAN NAMA KABUPATENPada mulanya nama
Kabupaten Situbondo adalah “Kabupaten Panarukan” dengan Ibukota Situbondo, sehingga dahulu pada masa
Pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jenchal Daendels (± th 1808 - 1811) yang membangun jalan dengan kerja
paksa sepanjang pantai utara Pulau Jawa dikenal dengan sehutan “Jalan Anyer - Panarukan” atau lebih dikenal
lagi “Jalan Daendels”, kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir
(± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan Ibukota Situbondo, berdasankan Peratunan
Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah
Daeráh
Perlu diketahui pula bahwa Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan
Pendopo Kabupaten namun masih menempati rumah pribadinya, baru pada masa Pemerintahan Bupati Raden
Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900 - 1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun
Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang mi, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati
Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th
2002).
Cerita Anak Asal Mula Bukit Catu
27 February 2009 : : No Comment

Ivan Dan Burung Api cerita anak, dongeng anak, dongeng tidur

Alkisah di pedalaman Pulau Bali, terdapat sebuah desa yang subur dan makmur. Sawah dan ladangnya selalu
memberikan panen yang berlimpah. Di desa tersebut tinggal seorang petani bernama Pak Jurna dan istrinya.
Mereka menginginkan hasil panen padinya lebih banyak dari pada hasil panen sebelumnya. “Hem, sebaiknya
pada musim tanam padi sekarang ini kita berkaul,” usul Pak Jurna pada istrinya. “Berkaul apa, pak?” sahut Bu
Jurna. “Begini, jika hasil panen padi nanti meningkat kita buat sebuah tumpeng nasi besar, ujar Pak Jurna penuh
harap. Ibu Jurna setuju.

Ternyata hasil panen padi Pak Jurna meningkat. Sesuai dengan kaul yang telah diucapkan, lantas Pak Jurna dan
istrinya membuat sebuah tumpeng nasi besar. Selain itu diadakan pesta makan dan minum. Namun Pak Jurna
dan istrinya belum puas dengan hasil panen yang mereka peroleh. Mereka ingin berkaul lagi dimusim padi
berikutnya. “Sekarang kita berkaul lagi. Jika hasil panen padi nanti lebih meningkat, kita akan membuat tiga
tumpeng nasi besar-besar,” ujar Pak Jurna yang didukung istrinya. Mereka pun ingin mengadakan pesta yang
lebih meriah daripada pesta sebelumnya.

Ternyata benar-benar terjadi. Hasil panen padi lebih meningkat lagi. Pak Jurna dan istrinya segera
melaksanakan kaulnya. Sebagian sisa panen dibelikan hewan ternak oleh Pak Jurna. Tapi mereka masih belum
puas. Pak Jurna dan istrinya berkaul lagi akan membuat lima tumpeng besar jika hasil panen dan ternaknya
menjadi lebih banyak. Panen berikutnya melimpah ruah dan ternaknya semakin banyak. “Suatu anugerah dari
Sang Dewata, apa yang kita mohon berhasil,” ucap Pak Jurna datar.

Di suatu pagi yang cerah, Pak Juran pergi ke sawah. Sewaktu tiba di pinggir lahan persawahan, ia melihat
sesuatu yang aneh. “Onggokan tanah sebesar catu?” tanyanya dalam hati. “Perasaanku onggokan tanah ini
kemarin belum ada,” gumam pak Juran sambil mengingat-ingat. Catu adalah alat penakar beras dari tempurung
kelapa. Setelah mengamati onggokan tanah itu, pak Jurna segera melanjutkan perjalanan mengelilingi
sawahnya. Setelah itu, ia pulang ke rumah. Setibanya di rumah, pak Jurna bercerita pada istrinya tentang apa
yang dilihatnya tadi. Ia segera mengusulkan agar membuat catu nasi seperti yang dilihat di sawah. Ibu Jurna
mendukung rencana suaminya. “Begini, pak. Kita buat beberapa catu nasi. Dengan begitu, panenan kita akan
berlimpah ruah, sehingga dapat melebihi panenan orang lain,” usul Bu Jurna.

Hasil panen berlimpah ruah. Lumbung padi penuh. Para tetangga Pak Jurna takjub melihat hasil panen yang
tiada bandingnya itu. “Pak Jurna itu petani ulung,” kata seorang lelaki setengah baya kepada teman-temannya.
“Bukan petani ulung tetapi petani beruntung,” timpal salah satu temannya sambil tersenyum. Pak Jurna dan
istrinya membuat beberap catu nasi. Pesta pora segera dilaksanakan sangat meriah. Beberapa catu nasi segera
dibawa ke tempat sebuah catu yang berupa onggokan tanah berada. Namun, Pak Jurna sangat terkejut melihat
catu tersebut bertambah besar.

“Baik, aku akan membuat catu nasi seperti catu tanah yang semakin besar ini,” tekad Pak Jurna bernada
sombong. Pak Jurna segera pulang ke rumah dan memerintahkan istrinya agar membuat sebuah catu nasi yang
lebih besar.

Sebuah catu nasi yang dimaksud telah siap dibawa ke sawah. Sambil bersenandung dan diiringi gemerciknya
air sawah, Pak Jurna membawa catu nasi besar. Namun setelah tiba ditempat, Pak Jurna terperanjat. “Astaga!
Catu semakin besar dan tinggi!” pekiknya. “Tak apalah. Aku masih mempunyai simpanan beras yang dapat
dibuat sebesar catu ini,” ujar Pak Jurna tinggi hati. Begitulah yang terjadi. Setiap Pak Jurna membuat catu nasi
lebih besar, onggokan tanah yang berupa catu bertambah besar dan semakin tinggi. Lama kelamaan catu tanah
tersebut menjadi sebuah bukit. Pak Jurna dan istrinya pasrah. Mereka sudah tidak sanggup lagi membuat catu
nasi. Lantas apa yang terjadi? Pak Jurna jatuh miskin karena ulah dan kesombongannya sendiri. Akhirnya,
onggokan tanah yang telah berubah menjadi bukit itu dinamai Bukit Catu.
Moral : Bersyukurlah atas segala sesuatu yang telah diberikan Yang Maha Kuasa. Jangan terlalu rakus dan
sombong.

Semoga cerita anak, dongeng anak dan dongeng tidur di atas bermanfaat bagi kita
Cerita Dongeng Anak Puteri Tidur
14 March 2009 : : No Comment

Cerita dongeng anak berkisah tentang Puteri Tidur. Cerita anak dan kisah anak Puteri Tidur dapat diceritakan
sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang kepada anak
kita

Dahulu kala, ada sepasang Raja dan Ratu yang berbahagia, karena setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya
Ratu melahirkan seorang Puteri.

Raja dan Ratu mengundang tujuh peri untuk datang dan memberkati Puteri yang baru saja lahir itu.

Dalam acara megah yang diselenggarakan sebagai penghormatan kepada para peri itu, masing-masing peri
memberikan berkat kepada sang Puteri.

Peri pertama mengatakan “Kamu akan menjadi Puteri tercantik di dunia.”Peri kedua mengatakan “Kamu akan
menjadi seorang Puteri yang periang.”Peri ketiga mengatakan “Kamu akan selalu mendapatkan banyak kasih
sayang.”Peri keempat mengatakan “Kamu akan dapat menari dengan sangat anggun.”Peri kelima mengatakan
“Kamu akan dapat bernyanyi dengan sangat merdu.”

Peri keenam mengatakan “Kamu akan sangat pintar memainkan alat musik.”

Tiba2 datang peri tua ke tengah acara itu. Ia sangat marah karena tidak diundang. Semua orang memang sudah
lama tidak pernah melihat peri tua itu, dan mengira bahwa ia sudah meninggal atau pergi dari kerajaan itu.

Peri tua yang marah itu mendekati sang Puteri dan mengutuknya “Jarimu akan tertusuk jarum pintal dan kamu
akan mati!” dan kemudian peri tua itu pun menghilang.

Semua orang sangat terkejut. Ratu pun mulai menangis.

Peri ketujuh mendekati sang Puteri dan memberikan berkatnya “Aku tidak bisa membatalkan kutukan, tapi aku
dapat memberikan berkatku supaya Puteri tidak akan mati karena terkena jarum pintal, melainkan hanya
tertidur pulas selama seratus tahun. Setelah seratus tahun, seorang Pangeran tampan akan datang untuk
membangunkannya.”

Raja dan Ratu merasa sedikit lega mendengarnya. Mereka lalu mengeluarkan peraturan baru bahwa di kerajaan
itu tidak boleh ada alat pintal satu pun. Mereka menyita dan menghancurkan semua alat pintal yang ada di
kerajaan itu demi selamatan sang Puteri. Pada suatu hari disaat Puteri berusia 18 tahun, Raja dan Ratu pergi
sepanjang hari.

Karena kesepian, sang Puteri berjalan-jalan menjelajahi istana dan sampai di sebuah loteng. Disana ia
menjumpai seorang wanita tua yang sedang memintal benang menggunakan alat pintal. Karena belum pernah
melihat alat pintal, sang Puteri sangat tertarik dan ingin mencoba.

Wanita tua itu sebenarnya adalah peri tua jahat yang dulu mengutuknya. Saat sang Puteri mencoba alat pintal
itu, ia pun dengan sengaja menusukkan jarum pintal ke tangan sang Puteri.

Sang Puteri jatuh tak sadarkan diri dan tertidur karena terkena kutukan. Peri tua jahat tertawa puas dan
menghilang dalam kegelapan.

Saat Raja dan Ratu kembali, mereka dan seluruh pegawai kerajaan kebingungan mencari sang Puteri. Saat
mereka menemukannya, Raja tersadar bahwa kutukan peri tua jahat telah menjadi kenyataan. Sang Puteri lalu
dibawa ke kamarnya dan dibaringkan di tempat tidurnya. Raja lalu mengirimkan kabar mengenai peristiwa itu
ke peri ketujuh yang baik hati.
Peri ketujuh yang baik hati lalu bergegas ke istana. Ia memutuskan untuk menidurkan semua orang di kerajaan
itu supaya kelak saat kutukan sang Puteri berakhir mereka semua akan bangun bersama-sama.

Dalam waktu singkat pohon-pohon besar dan semak belukar yang lebat dan berduri tumbuh di seluruh wilayah
kerajaan, sehingga sangat sulit bagi siapapun untuk menerobosnya. Bahkan puncak-puncak istana pun hanya
dapat terlihat ujungnya saja. Karena menjadi sangat tertutup, sang Puteri dan seluruh kerajaan menjadi aman,
walaupun mereka semua tertidur.

Setelah masa seratus tahun berakhir, seorang Pangeran tampan yang kebetulan sedang berburu di dekat wilayah
kerajaan itu melihat pucuk-pucuk istana itu. Ia sudah banyak mendengar cerita tentang kerajaan itu, antara lain
tentang istana yang dianggap berhantu, para penyihir, dan cerita-cerita lain yang sangat menyeramkan yang
sebenarnya tidak benar.

Karena penasaran, saat kembali dari berburu sang Pangeran mencari orang tua yang paling bijaksana dan pintar
di kerajaan untuk menanyakan tentang kerajaan tetangga yang penuh misteri itu.

Orang tua yang bijaksana itu lalu bercerita bahwa menurut leluhurnya, di dalam istana di kerajaan yang
misterius itu terbaring seorang Puteri yang paling cantik di dunia, yang tertidur karena terkena kutukan dari peri
tua jahat. Sang Puteri akan terus tidur hingga ada seorang Pangeran yang datang untuk membangunkannya.

Pangeran tampan yang pemberani itu lalu bergegas berangkat menuju kerajaan misterius itu. Ia berniat untuk
menyelamatkan sang Puteri. Sang Pangeran berjuang menembus semak belukar dan pepohonan untuk dapat
mencapai kedalam wilayah kerajaan yang misterius itu.

Sesampainya disana, ia melihat banyak sekali orang dan hewan peliharaan yang terbaring dimana-mana. Tetapi
mereka tidak mati, sepertinya mereka hanya tertidur sangat nyenyak. Pangeran lalu masuk ke dalam istana.
Disana ia pun melihat seluruh pegawai kerajaan yang tertidur pulas.

Dongeng Puteri TidurSetelah berjalan-jalan menjelajahi istana itu, sang Pangeran berhasil menemukan sang
Puteri di sebuah kamar. Sang Pangeran terpesona oleh kecantikan sang Puteri. Pangeran pun berlutut dan
memegang tangan sang Puteri. Saat itulah kutukan berakhir dan sang Puteri membuka matanya. Ia menyambut
sang Pangeran yang telah lama ia tunggu dengan bahagia.

Dalam waktu yang bersamaan seluruh penghuni istana dan seluruh kerajaan terbangun. Semak belukar dan
pepohonan menghilang. Semua orang kembali mengerjakan urusan mereka masing-masing. Raja dan Ratu juga
terbangun dan segera menyambut sang Pangeran dari kerajaan tetangga itu.

Tak lama kemudian, sang Puteri dan sang Pangeran tampan menikah. Mereka lalu hidup berbahagia selamanya.

Dongeng anak populer, “Puteri Tidur” (Sleeping Beauty), disadur dari berbagai sumber.
Sumber: www.ceritaanak.org
B
a
w
a
n
g

M
e
r
a
h

d
a
n

B
a
w
a
n
g

P
u
t
i
h

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang c

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meni

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya sem
kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi
menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataha
lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Baw
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah s
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku ak

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pek
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai ja
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu ya

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk m

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini baw
sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang m

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawa

Kontribusi dari : setia (Setiazuriatinidamai_99 @yahoo. co.id)


C
i
n
d
e
l
a
r
a
s

Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi oleh seorang permaisuri yang

Selir baginda lalu berkomplot dengan seorang tabib istana untuk melaksanakan rencana tersebut. Selir baginda berpura

Sang Patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke tengah hutan belantara. Tapi, patih yang bijak

Setelah beberapa bulan berada di hutan, sang permaisuri melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama C
tersebut. Bunyi kokok ayam itu berbeda dengan ayam lainnya. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah

Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya itu dan segera memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras
dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindela

Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat hingga sampai ke Istana. Raden Putra akhirnya pun m

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukka
"Benarkah itu?" Tanya baginda keheranan. "Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Ba

Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi
negerinya dengan adil dan bijaksana.

Cerita Rakyat "Cindelaras", diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana.


S
a
n
g
k
u
r
i
a
n
g

Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang an

Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkurian

Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anak
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu har

Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya

Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Daya

Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang

Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras

Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fa

Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timu

Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya

Cerita Rakyat “Sangkuriang” ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana
Asal Usul Danau Toba
Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia b

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya h

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapny

“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, T

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani mela

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke saw

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak

Cerita Rakyat “Asal Usul Danau Toba”, diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana.
Keong Emas

Di Kerajaan Daha, hiduplah dua orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik jelita te

Hingga suatu hari datanglah seorang pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan Kahuripan

Pertunangan itu ternyata membuat Dewi Galuh merasa iri. Kerena dia merasa kalau Raden In

Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam

Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek
tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu. “Siapakah kamu ini putri can

Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang.
sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia

Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya
Raden Inu memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Ca

Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukum

Cerita Rakyat “Keong Emas” ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana.
Malin Kundang
Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga
itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga
mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri
seberang.

Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa
uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah
berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya
pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri
seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah
menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama
dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada
anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang
perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat
mahir dalam hal perkapalan.

Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan,
tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang
dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan
sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para
bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut,
karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang
tertutup oleh kayu.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang


ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin
Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa
tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya
menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa
yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama
kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang
dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya,
Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal
yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu
Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah
itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak
kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta
istrinya.

Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat,
ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya
bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau
pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang.
Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.
"Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang
pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan
ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?",
Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku
sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar
pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat
marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang
memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau
benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian
angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin
Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan
akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

Cerita Rakyat “Malin Kundang” ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana
"Timun Emas"

Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama mbok Sarni. Tiap hari dia
menghabiskan waktunya sendirian, karena mbok Sarni tidak memiliki seorang anak.
Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak, agar bisa membantunya bekerja.

Pada suatu sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu, dan ditengah jalan
mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar sekali. “Hei, mau kemana
kamu?”, tanya si Raksasa. “Aku hanya mau mengumpulkan kayu bakar, jadi ijinkanlah
aku lewat”, jawab mbok Sarni. “Hahahaha.... kamu boleh lewat setelah kamu
memberiku seorang anak manusia untuk aku santap”, kata si Raksasa. Lalu mbok Sarni
menjawab, “Tetapi aku tidak mempunyai anak”.

Setelah mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin sekali punya
anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, “Wahai wanita
tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman rumahmu, dan
setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Tetapi ingat, serahkan
anak itu padaku setelah usianya enam tahun”.

Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu
mentimun yang cukup besar. Mbok Sarni kemudian mengambilnya , dan setelah dibelah
ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi
nama timun emas.

Semakin hari timun emas semakin tumbuh besar, dan mbok Sarni sangat gembira
sekali karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat
karena bantuan timun emas.

Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat
ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas. Kemudian mbok Sarni berkata,
“Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, maka
semakin enak untuk di santap”. Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah mbok
Sarni.

Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu tiap hari mbok Sarni mencari
akal bagaimana caranya supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati mbok Sarni
sangat cemas sekali, dan akhirnya pada suatu malam mbok Sarni bermimpi. Dalam
mimpinya itu, ia diberitahu agar timun emas menemui petapa di Gunung.

Pagi harinya mbok Sarni menyuruh timun emas untuk segera menemui petapa itu.
Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian bercerita tentang maksud
kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah bungkusan kecil yang
isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per satu bungkusan
ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa itu”, perintah petapa. Kemudian timun meas pulang
ke rumah, dan langsung menyimpan bungkusan dari sang petapa.

Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak itu?
Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya”, teriak si Raksasa. Kemudian mbok Sarni
menjawab, “Janganlah kau ambil anakku ini wahai raksasa, karena aku sangat sayang
padanya. Lebih baik aku saja yang kamu santap”. Raksasa tidak mau menerima
tawaran dari mbok Sarni itu, dan akhirnya marah besar. “Mana anak itu? Mana timun
emas?”, teriak si raksasa.

Karena tidak tega melihat mbok Sarni menangis terus, maka timun emas keluar dari
tempat sembunyinya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa!!!”, teriak timun
emas.

Raksasapun mengejarnya, dan timun emas mulai melemparkan kantong yang berisi
mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya.
Raksasapun menjadi terhambat, karena batang timun tersebut terus melilit tubuhnya.
Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas juga, dan mulai mngejar timun emas lagi. Lalu
timun emas menaburkan kantong kedua yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlan
pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah
karena tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar.

Kemudian timun emas membuka bingkisan ketiga yang berisi garam. Seketika itu
hutanpun menjadi lautan luas. Tetapi lautan itu dengan mudah dilalui si raksasa. Yang
terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika itu terbentuklah lautan
lumpur yang mendidih, dan si raksasa tercebur di dalamnya. Akhirnya raksasapun mati.

Timun Emas mengucap syukur kepada Tuhan YME, karena sudah diselamatkan dari
raksasa yang kejam. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia dan damai.

Cerita Rakyat "Timun Emas" ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana
P
u
l
a
u

K
a
k
a
k
-
B
e
r
a
d
i
k

Karena dianggap sudah cukup umur, Mina dan Lina dipanggil ibu mereka untuk membicarakan rencana pe

“Kalian sudah cukup dewasa. Sudah waktunya kalian membangun rumah tangga,” kata sang ibu.

“Kami mau dikawinkan dengan satu syarat,” kata Mina dan Lina.

“Apa syaratnya?”

“Karena kami kakak-beradik, suami kami juga harus kakak-beradik.”

Sang ibu tahu, itu adalah cara mereka menolak perkawinan. Menurut Mina dan Lina, perkawinan membuat

Demikianlah, karena tak ada laki-laki kakak-beradik yang menyunting Mina dan Lina, mereka tak kunjung

Pada suatu hari, sekelompok bajak laut menculik Lina. Pemimpin bajak laut itu ingin memperistri Lina. Lin

Penculikan itu diketahui oleh Mina. Karena tak ingin terpisah dari adiknya, Mina bertekad menyusul Lina.

Tiba-tiba mendung datang. Tak lama kemudian hujan pun turun. Halilintar menggelegar, petir menyambar

Ketika keadaan kembali normal, orang-orang dikejutkan oleh dua pulau yang tiba-tiba muncul di kejauhan.

(Dari ASEAN Folk Literature, diceritakan kembali oleh Prih Suharto, prih_suharto @yahoo.
B
u
k
i
t

M
e
r
a
h

Dulu, Singapura pernah direpotkan oleh ikan todak. Ikan bermoncong panjang dan tajam itu suka menyera

Raja kemudian memerintahkan penglima perangnya untuk menaklukkan ikan-ikan jahat itu. Maka, dipersi

Di tengah kebingungannya, Raja didatangi seorang anak kecil.

“Mohon ampun, Paduka yang Mulia, bolehkah hamba mengatakan sesuatu tentang ikan-ikan itu?”

“Katakanlah!”

“Ikan-ikan itu hanya bisa ditaklukkan dengan pagar pohon pisang.”

“Apa maksudmu?”

Yang dimaksud anak kecil itu adalah pagar yang terbuat dari batang pohon pisang. Pohon-pohon itu diteban

Raja kemudian memerintahkan Panglima untuk membuat apa yang dilkatakan anak kecil itu. Diam-diam P

“Seharusnya akulah yang mempunyai gagasan itu. Bukankah aku panglima perang tertinggi? Masak aku kal

Keesokan harinya, selesailah pagar pohon pisang itu. Pagar itu lalu ditaruh di tepi pantai sebagaimana yang

Ternyata benar. Ikan-ikan yang menyerang pagar pohon pisang itu tak bisa menarik kembali moncongnya.

Si anak pun diberi hadiah oleh Raja.


“Terima kasih. Kau sungguh-sungguh anak yang pintar,” puji Raja.

Orang-orang bersuka cita.

Akan tetapi, panglima perang yang iri dan kesal karena merasa tampak bodoh di hadapan Raja itu menghas

“Baginda, anak kecil yang cerdas itu tampaknya bisa menjadi ancaman jika dia besar nanti.”

“Maksudmu?”

“Siapa tahu, setelah besar nanti, dengan kepintarannya dia berhasrat merebut tahta Paduka.”

Raja terhasut. Ia lalu memerintahkan Sang Panglima untuk menyingkirkan anak itu.

Sang Panglima mendatangi rumah anak kecil itu dan dengan licik membunuh anak tak berdosa itu. Anehny
(Dari ASEAN Folk Literature, diceritakan kembali oleh Prih Suharto, prih_suharto @yahoo.
Cerita Dongeng Anak Si Kancil dan Siput
15 March 2009 : : One Comment

Cerita dongeng anak berkisah tentang Si Kancil dan Siput. Cerita anak dan kisah anak Si Kancil dan Siput
dapat diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih
sayang kepada anak kita

Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa….rrrrgh”, si
kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia
mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil
berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di
hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.

Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia
bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang
bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku
ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.

Siput“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput.
“Hahahaha……., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita
lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua
setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.

Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-
temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.

Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah
siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput.
Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah
sampai mana si siput.

Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil
mencoba untuk memanggil si siput. “Siput….sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di
depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia
memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”

Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan
kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.

Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu
dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari
itu.

Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil,
kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil
menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan
pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan
sombong lagi”, kata si kancil.

Cerita anak ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana


Sumber: www.ceritaanak.org
Pulau Hantu

Tersebutlah dua orang jagoan yang selalu ingin menunjukkan dirinya lebih jago dari yang lain. Pada
suatu hari, mereka bertemu di perairan sebelah selatan Singapura.

Tanpa ba atau bu, mereka langsung saling menyerang. Mereka bertarung lama sekali hingga tubuh
mereka bersimbah darah. Karena sama-sama kuat, tak ada tanda-tanda siapa yang akan kalah.

Jin Laut tidak suka dengan pertarungan itu karena darah mereka mengotori laut. Jin Laut lalu
menjungkirbalikkan perahu mereka. Maksudnya agar mereka berhenti bertarung. Ternyata, mereka
tetap bertarung. Dengan kesaktiannya masing-masing, mereka bertarung di atas air.

“Hei, aku perintahkan kalian berhenti beratarung! Ini wilayah kekuasaanku. Kalau tidak…”

Bukannya berhenti, kedua jagoan itu malah bertempur lebih seru. Dengan isyarat tangan, mereka
bahkan seperti mengejek Jin Laut.

Jin Laut marah. Dia menyemburkan air ke wajah kedua jagoan itu sehingga pandangan mereka
terhalang. Karena tak dapat melihat dengan jelas, kedua jagoan itu bertempur secara membabi-buta.
Mereka mengayunkan pedang ke sana-kemari sekehendajk hati sampai akhirnya bersarang di tubuh
lawan masing-masing. Kedua jagoan itu pun menemui ajalnya.

Para dewa di kayangan mura karena Jin Laut turut campur urusan manusia. Mereka
memperingatkan Jin Laut untuk tidak lagi ikut campur urusan manusia. Jin Laut mengaku salah dan
mencoba menebus dosa dengan membuatkan tempat khusus agar roh kedua jagoan itu dapat
bersemayam dengan tenang. Jin Laut menyulap sampan yang ditumpangi kedua jagoan itu menjadi
pulau tempat bersemayam roh mereka. Orang-orang kemudian menyebut pulau itu sebagai Pulau
Hantu.

(Dari ASEAN Folk Literature, diceritakan kembali oleh Prih Suharto, prih_suharto
@yahoo. com)
Cerita Dongeng Anak Raja Yang Bodoh
14 March 2009 : : No Comment

Cerita dongeng anak berkisah tentang Raja Yang Bodoh. Cerita anak dan kisah anak Raja Yang Bodoh dapat
diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang
kepada anak kita

Dahulu kala, ada seorang raja yang pesolek dan sangat suka mengenakan baju-baju baru. Dia banyak
menghabiskan waktu hanya untuk memandangi dirinya sendiri di cermin, dan selalu ingin mengenakan baju-
baju baru di pagi, siang dan malam hari!!

Pada suatu hari, datanglah dua orang penipu yang menyamar sebagai pembuat baju yang hebat. Mereka
mengaku bahwa mereka pandai menenun dan membuat baju dengan kualitas yang sangat bagus, sampai-sampai
kain yang mereka pakai untuk membuat baju tidak akan terlihat, kecuali oleh orang-orang pintar.

Ketika raja mendengar hal itu, dia sangat tertarik. “Itu bagus, aku bisa tahu siapa saja yang bodoh dan siapa saja
yang pintar di kerajaan ini.” Pikirnya. Raja segera memerintah kedua orang itu untuk membuatkan baju baru
untuk dirinya, menggunakan bahan kain istimewa itu. Mereka diberi sebuah ruangan khusus di istana, beserta
benang-benang emas yang mereka minta. Kedua penipu itu menyembunyikan benang-benang emas yang
mereka terima, kemudian berpura-pura sedang bekerja keras untuk membuat sebuah baju.

Beberapa hari kemudian, raja yang tidak sabar mengutus menteri nya untuk menengok baju istimewa yang
sedang dibuat itu. Ketika menteri mengunjungi para penipu yang menyamar itu, ia pun kebingungan. “Aku
tidak melihat apa pun disini” pikirnya. Akan tetapi menteri itu tidak mau mengakuinya karena tidak ingin
dianggap bodoh. Maka ia pun memuji kedua penipu itu dan mengatakan bahwa baju yang mereka buat sangat
indah. Setelah menteri keluar dari ruangan itu, kedua penipu tertawa terbahak-bahak.

Tak lama kemudian sang raja datang untuk melihat sendiri. Dia berusaha melihat keseluruh ruangan, tapi ia
tidak melihat apa pun. Namun, karena tidak ingin dianggap bodoh, raja pun berpura-pura bisa melihat baju
yang istimewa itu dan berkata, “Baju yang sangat indah, aku tidak sabar ingin segera memakainya”

Keesokan harinya adalah hari dimana sang raja akan mengenakan baju barunya pada acara pawai keliling kota.
Kedua penipu yang menyamar telah berpamitan dan pergi dengan alasan akan membuatkan baju untuk raja dari
kerajaan-kerajaan lain. Tentu saja, mereka tidak lupa membawa benang-benang emas yang telah mereka
sembunyikan, beserta uang emas upah membuat baju.

Saat raja memakai baju barunya, ia tetap saja tidak bisa melihat baju itu, dan ia merasa kedinginan. Tapi karena
tidak ingin dibilang bodoh, raja pun berputar-putar di depan cermin dan mengagumi baju barunya, walaupun ia
tidak melihat apa-apa. Semua pegawai kerajaan juga mengatakan bahwa baju baru itu sangat indah, karena
mereka juga tidak ingin dianggap bodoh.

Seluruh rakyat telah mendengat bahwa raja akan mengenakan baju baru sang spesial hari itu. Saat sang raja
muncul, semuanya terkejut. Akan tetapi mereka juga telah mendengar kabar bahwa baju baru yang spesial itu
hanya dapat dilihat oleh orang yang pintar saja, dan karena mereka tidak ingin dianggap bodoh, mereka pun
berseru-seru memuji sang raja.

Mendadak terdengar suara anak kecil berteriak, “tetapi, dia kan tidak pakai baju, sang raja telanjang!” Semua
terdiam. Raja pun menyadari bahwa anak kecil itu berkata jujur, dan dengan terburu-buru ia berjalan kembali
ke istana.

Dongeng anak populer “Raja yang Bodoh”, disadur dari berbagai sumber.
Sumber: www.ceritaanak.org
Cerita Dongeng Anak Raksasa Yang Egois
14 March 2009 : : No Comment

Cerita dongeng anak berkisah tentang Raksasa Yang Egois. Cerita anak dan kisah anak Raksasa Yang Egois
dapat diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih
sayang kepada anak kita

Dahulu kala, ada sebuah taman yang sangat luas dan cantik, milik seorang raksasa. Taman itu sangat indah
dengan rumput yang hijau dan lembut, bunga-bunga yang cantik, dan puluhan pohon yang berbuah lebat.

Setiap siang, anak-anak masuk ke dalam taman itu untuk bermain dan mendengarkan burung-burung berkicau
merdu dari pohon-pohon.

Raksasa marahRaksasa sedang pergi selama 5 tahun mengunjungi keluarganya di negeri lain. Sekarang, dia
kembali ke rumahnya, sebuah rumah yang sangat besar dengan taman di depannya. Saat tiba di taman, ia
melihat anak-anak sedang bermain disana. Raksasa lalu memarahi mereka, “Apa yang kalian lakukan disini?
Pergi! Ini taman milikku!” Anak-anak yang ketakutan berlari meninggalkan taman itu.

Karena tidak ingin ada orang lain yang ikut menikmati keindahan tamannya lagi, raksasa lalu membangun
tembok yang tinggi mengelilingi taman itu, dan memadang tulisan “Yang masuk tanpa ijin akan dihukum!”
Anak-anak kehilangan taman itu. Sesekali mereka memanjat dan melongok melewati tembok yang tinggi,
memandangi taman itu dan dengan sedihnya membicarakan permainan-permainan yang dulu mereka lakukan
disana.

Hari demi hari berlalu. Bunga-bunga di taman itu tidak lagi bermekaran. Burung-burung tidak lagi berkicau dan
pohon-pohon berhenti berbuah. Rumput dan daun-daun yang dulunya subur dan hijau kini menjadi kering dan
berwarna coklat. Raksasa tidak mengerti mengapa taman miliknya menjadi tidak indah lagi.

Pada suatu pagi, raksasa mendengar suara musik yang mengalun. Ternyata itu adalah suara kicauan burung di
luar jendelanya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia mendengar kicauan burung yang indah seperti itu.

Raksasa mendekat ke jendela dan mendengarkan kicauan burung itu dengan sedih. “Apa yang terjadi dengan
tamanku? Aku berharap tamanku bisa menjadi indah seperti dulu, dengan burung-burung yang berkicau merdu
seperti kamu.” kata raksasa kepada burung itu. Burung itu terbang mendekati raksasa dan berkata “Tamanmu
tidak akan sama lagi tanpa kehadiran anak-anak itu. Tamanmu merindukan gelak tawa dan suara anak-anak
yang riang. Pohon, bunga-bunga, rumput, dan kami para burung menginginkan kehadiran anak-anak yang
menjadikan tempat ini kembali penuh keceriaan.”

Raksasa menyadari kesalahannya. Selama ini ia terlalu egois, dan akibatnya ia hidup sendirian dan merasa
kesepian.

Raksasa pun mengambil palu besar dan menghancurkan tembok yang mengelilingi tamannya. Dibuangnya
tulisan peringatan yang dipasangnya dulu, dan dipanggilnya anak-anak untuk bermain di taman. Awalnya anak-
anak merasa takut. Akan tetapi ketika mereka melihat wajah raksasa yang sekarang menjadi ramah, mereka
mengikutinya ke taman untuk bermain disana. Lagipula, anak-anak itu juga rindu bermain di taman itu.

Taman milik raksasa itu pun kembali penuh dengan anak-anak yang bermain gembira. Bunga-bunga pun
kembali bermekaran diantara rerumputan yang hijau. Daun-daun dan buah-buahan memenuhi pohon-pohon,
beserta burung-burung yang berkicau dengan merdu.

Raksasa berkata kepada anak-anak, “Sekarang, tamanku adalah taman milik kalian juga.” Sekarang raksasa
tidak hanya memiliki sebuah taman yang indah, tetapi ia juga memiliki banyak teman-teman kecil yang ceria.

Dongeng anak, “Raksasa Yang Egois”, disadur dari berbagai sumber.


Sumber: www.ceritaanak.org
Nyamuk Pertama
Pada zaman dahulu hiduplah seorang petani sederhana bersama istrinya yang cantik.
Petani itu selalu bekerja keras, tetapi istrinya hanya bersolek dan tidak mempedulikan
rumah tangganya. Mereka tinggal di rumah yang sangat sederhana dan hidup dari hasil
pertanian sebagaimana layaknya keluarga petani.

Sang istri yang cantik itu tidak puas dengan keadaan mereka. Dia merasa, sudah
selayaknya jika suaminya berpenghasilan lebih besar supaya dia bisa merawat
kecantikannya. Untuk memenuhi tuntutan istrinya, petani itu bekerja lebih keras.
Namun, sekeras apa pun kerja si petani, dia tak mampu memenuhi tuntutan istrinya.
Selain minta dibelikan obat-obatan yang dapat menjaga kecantikanya, istrinya juga suka
minta dibelikan pakaian yang bagus-bagus --yang tentunya sangat mahal.

“Bagaimana bisa kelihatan cantik kalau pakaianku buruk,” kata sang istri.

Karena hanya sibuk mengurusi penampilan, istri yang cantik itu tidak
memperhatikan kesehatannya. Dia jatuh sakit. Sakitnya makin parah hingga akhirnya
meninggal dunia. Suaminya begitu sedih. Sepanjang hari dia menangisi istrinya yang
kini terbujur tanpa daya. Karena tak ingin kehilangan, petani itu tak mau mengubur
tubuh istrinya yang amat dicintainya itu. Dia ingin menghidupkan kembali istrinya.

Esok harinya suami yang malang itu menjual semua miliknya dan membeli sebuah
sampan. Dengan sampan itu dia membawa jasad istrinya menyusuri sungai menuju
tempat yang diyakini sebagai persemayaman para dewa. Dewa tentu mau
menghidupkan kembali istriku, begitu pikirnya.

Meskipun tak tahu persis tempat persemayaman para dewa, petani itu terus
mengayuh sampannya. Dia mengayuh dan mengayuh tak kenal lelah. Suatu hari, kabut
tebal menghalangi pandangannya sehingga sampannya tersangkut. Ketika kabut
menguap, di hadapannya berdiri sebuah gunung yang amat tinggi, yang puncaknya
menembus awan. Di sinilah tempat tinggal para dewa, pikir Petani. Dia lalu mendaki
gunung itu sambil membawa jasad istrinya.

Dalam perjalanan dia bertemu dengan seorang lelaki tua.

“Kau pasti dewa penghuni kayangan ini,” seru si petani dengan gembira.

Dikatakannya maksud kedatangannya ke tempat itu.


Laki-laki tua itu tersenyum.

“Sungguh kau suami yang baik. Tapi, apa gunanya menghidupkan kembali
istrimu?”

“Dia sangat berarti bagiku. Dialah yang membuat aku bersemangat. Maka
hidupkanlah dia kembali,” kata si petani.

Laki-laki tua itu menganggukkan kepalanya.

“Baiklah kalau begitu. Akan kuturuti permintaanmu. Sebagai balasan atas


kebaikan dan kerja kerasmu selama ini, aku akan memberimu rahasia bagaimana cara
menghidupkan kembali istrimu. Tusuk ujung jarimu, lalu percikkan tiga tetes darah ke
mulutnya. Niscaya dia akan hidup kembali. Jika setelah itu istrimu macam-macam,
ingatkan bahwa dia hidup dari tiga tetes darahmu.”

Petani itu segera melaksanakan pesan dewa itu.

Ajaib, istrinya benar-benar hidup kembali.

Tanpa pikir panjang, suami yang bahagia itu pun membawa pulang istrinya. Tapi,
sang istri tahu, selain sampan yang dinaiki mereka, kini suaminya tak punya apa-apa
lagi. Lalu, dengan apa dia merawat kecantikannya?

Suatu hari, sampailah suami-istri itu di sebuah pelabuhan yang sangat ramai.
Petani turun dari sampan dan pergi ke pasar untuk membeli bekal perjalanan dan
meninggalkan istrinya sendirian di sampan. Kebetulan, di sebelah sampan mereka
bersandar sebuah perahu yang sangat indah milik seorang saudagar kaya yang sedang
singgah di tempat itu. Melihat kecantkan istri si petani, pemiliik perahu itu jatuh cinta
dan membujuk perempuan cantik itu untuk ikut bersamanya.

“Kalau kau mau ikut denganku, akan aku belikan apa saja yang kau minta,” kata
sang saudagar.

Sang istri petani tergoda. Dia lalu pergi dengan saudagar itu.
Pulang dari pasar Petani terkejut karena istrinya tak ada lagi di sampannya. Dia
mencari ke sana-kemari, tetapi sia-sia. Setahun kemudian, bertemulah dia dengan
istrinya, tetapi istrinya menolak kembali kepadanya. Petani lalu teringat kepada dewa
yang memberinya rahasia menghidupkan kembali istrinya.

“Sungguh kau tak tahu berterima kasih. Asal tahu saja, kau hidup kembali karena
minum tiga tetes darahku.”

Istrinya tertawa mengejek.

“Jadi, aku harus mengembalikan tiga tetes darahmu? Baiklah…”

Sang istri pun menusuk salah satu jarinya dengan maksud memberi tiga tetes
darahnya kepada suaminya. Namun, begitu tetes darah ketiga menitik dari jarinya,
wajahnya memucat, tubuhnya lemas, makin lemas, hingga akhirnya jatuh tak berdaya.
Mati.

Setelah mati, dia menjelma menjadi nyamuk. Sejak itu, setiap malam nyamuk
jelmaan wanita cantik itu berusaha menghisap darah manusia agar dapat kembali ke
ujudnya semula.

(Diceritakan kembali oleh: Prih Suharto. Sumber: Sketches for a Portrait of


Vietnamese Culture)

prih_suharto @ yahoo . com


Cerita Dongeng Anak Ucapan Ajaib dari Peri
14 March 2009 : : No Comment

Cerita dongeng anak berkisah tentang Ucapan Ajaib dari Peri. Cerita anak dan kisah anak Ucapan Ajaib dari
Peri dapat diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih
sayang kepada anak kita

Dahulu, ada seorang janda yang memiliki dua anak perempuan. Anak yang sulung angkuh dan pemarah seperti
ibunya, sedangkan yang bungsu manis dan lemah lembut.

Sang ibu sangat memanjakan anaksulung nya yang memiliki sifat yang mirip dengannya, dan memperlakukan
si bungsu dengan sangat buruk. Si bungsu disuruhnya melakukan hamper semua pekerjaan di rumah. Salah satu
dari tugas si bungsu yang malang adalah berjalan kaki 1 kilometer jauhnya ke sebuah mata air dan membawa
pulang air dalam sebuah ember besar.

Pada suatu hari saat si bungsu sedang mengambil air di mata air, seorang wanita tua datang dan meminta air
untuk minum.

“Tunggu sebentar, akan kuambilkan air yang bersih untuk Ibu,” kata si bungsu kepada wanita tua itu.
Diambilnya air yang paling jernih dan bersih, lalu diberikannya kepada wanita tua itu dengan menggunakan
teko air agar dapat dengan mudah diminum.

Wanita tua yang sebenarnya adalah seorang peri itu berkata, “Kamu sangat sopan dan suka menolong, jadi akan
kuberikan keajaiban untukmu. Setiap kata yang kamu ucapkan akan mengeluarkan sekuntum bunga, batu
permata, dan mutiara dari mulutmu.”

Si bungsu tidak mengerti maksud wanita tua itu. Ia hanya tersenyum lalu berpamitan dan berjalan pulang.

Sesampainya di rumah, ibunya memarahinya karena terlalu lama membawakan air. Si bungsu meminta maaf
kepada ibunya dan menceritakan kejadian yang dia alami, bahwa ia menolong seorang wanita tua yang
kemudian memberinya keajaiban. Selama si bungsu bercerita, bunga-bunga, batu permata dan mutiara terus
berjatuhan keluar dari mulutnya.

“Kalau begitu, aku harus menyuruh kakakmu pergi kesana.” Kata sang ibu. Lalu disuruhnya si sulung untuk
pergi ke mata air dan apabila bertemu dengan seorang wanita tua, disuruhnya si sulung untuk bersikap baik dan
menolongnya.

Si sulung yang malas tidak mau pergi berjalan kaki sejauh itu. Namun dengan tegas, ibunya menyuruhnya
pergi, “Pergi kesana sekarang juga!!!” sambil menyelipkan wadah air dari perak ke dalam tas si sulung.

Sambil menggerutu si sulung berjalan menuju mata air. Saat tiba disana, ia berjumpa dengan wanita tua itu.
Tapi kali ini wanita tua itu berpakaian indah bagaikan seorang ratu. Lalu, wanita tua itu meminta minum
kepada si sulung.

“Apa kamu kira aku datang sejauh ini hanya untuk memberimu minum? Dan jangan pikir kamu bisa minum
dari wadah air perakku. Kalau mau minum ambil saja sendiri di mata air itu!” kata si sulung kepada wanita tua
itu.

Karena sikapnya yang kasar, wanita tua yang sebenarnya seorang peri itu mengutuknya. “Untuk setiap kata
yang kamu ucapkan, seekor katak atau ular akan berjatuhan keluar dari mulutmu!”

Saat tiba di rumah, si sulung menceritakan apa yang dialaminya kepada ibunya. Saat bercerita, beberapa ekor
ular dan katak berjatuhan keluar dari mulutnya.

“Astaga!”, teriak ibunya jijik. “Ini semua gara-gara adikmu. Di mana dia?”
Sang ibu lalu pergi mencari si bungsu. Karena ketakutan, si bungsu lalu lari dan bersembunyi di hutan.

Seorang Pangeran yang sedang berburu terkejut melihat seorang gadis yang sedang menangis sendirian di
hutan. Ketika Pangeran itu bertanya, dengan tersedu-sedu si bungsu menceritakan apa yang terjadi. Saat
bercerita, bunga-bunga, mutiara serta batu permata pun berjatuhan dari mulutnya.

Pangeran jatuh hati kepada gadis yang baik itu. Dan Pangeran juga tahu ayahnya tidak akan keberatan
mendapatkan seorang menantu yang baik seperti itu, apalagi dengan mutiara serta batu permata yang terus
dihasilkannya. Maka Pangeran pun membawa si bungsu ke istana, lalu mereka menikah dan hidup berbahagia.

Sementara itu di rumah, sikap si sulung menjadi semakin memuakkan, dan ia pun terus menerus mengeluarkan
katak serta ular dari mulutnya, sampai-sampai ibunya pun mengusirnya dari rumah.

Karena ia tidak tahu harus kemana dan tidak ada seorangpun yang mau menampungnya karena sifatnya yang
buruk, ditambah dengan katak-katak dan ular-ular yang terus keluar dari mulutnya, maka akhirnya ia pun
tinggal sendirian di tengah hutan.

Dongeng anak “Ucapan Ajaib dari Peri”, disadur dari berbagai sumber.

Sumber: www.ceritaanak.org
A
n
a
k

K
a
t
a
k

y
a
n
g

S
o
m
b
o
n
g

d
a
n

A
n
a
k

L
e
m
b
u

Di tengah padang rumput yang sangat luas, terdapat sebuah kolam yang dihuni oleh berpuluh-puluh katak. Diantara ka

Sebenarnya kakak Kenthus sudah sering menasehati agar Kentus tidak bersikap sombong pada teman-temannya yang

Pada suatu pagi, Kenthus berlatih melompat di padang rumput. Ketika itu juga ada seekor anak lembu yang sedang ber

"Huh, berani makhluk ini mengusikku," kata Kenthus dengan perasaan marah sambil coba menjauhi anak lembu itu. S

Sambil terengah-engah, Kenthus sampai di tepi kolam. Melihat Kenthus yang kelihatan sangat capek, kawan-kawanny

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya cemas saja. Lihatlah di tengah padang rumput itu. Aku tidak tahu makhluk apa itu, teta

Kakaknya yang baru tiba di situ menjelaskan. " Makhluk itu anak lembu. sepengetahuan kakak, anak lembu tidak jaha
"Tidak jahat? Kenapa kakak bias bilang seperti itu? Saya hampir-hampir ditelannya tadi," kata Kenthus. "Ah, tidak mu

"Saya tidak percaya kakak. Tadi, aku dikejarnnya dan hampir ditendang olehnya." Celah Kenthus. "Wahai kawan-kaw

" Lawan saja Kenthus! Kamu tentu menang," teriak anak-anak katak beramai-ramai.

"Sudahlah Kenthus. Kamu tidak akan dapat menandingi lembu itu. Perbuatan kamu berbahaya. Hentikan!" kata Kakak

"Sedikit lagi Kenthus. Teruskan!" Begitulah yang diteriakkan oleh kawan-kawan Kenthus. Setelah perut Kenthus men

Mujurlah Kenthus tidak apa-apa. Dia sembuh seperti sedia kala tetapi sikapnya telah banyak berubah. Dia malu dan ke
Cerita Dongeng Anak Cinderela
14 March 2009 : : No Comment

Cerita dongeng anak berkisah tentang Cinderela . Cerita anak dan kisah anak Cinderela dapat diceritakan
sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang kepada anak
kita

Di sebuah rumah, hiduplah seorang anak yang sangat cantik dan baik hati. Dia diberi nama Cinderela oleh
kedua kakak tirinya. Kakak tiri Cindera itu sangat tidak suka dengan Cinderela. Tiap hari Cinderela selalu
mendapatkan perlakuan yang kasar dari kedua kakak dan ibu trinya. Dia selalu disuruh mengerjakan semua
pekerjaan rumah dan selalu dibentak-bentak.

Hingga pada suatu hari, datanglah pegawai kerajaan ke rumah mereka. Pegawai kerajaan teresebut ternyata
membawa undangan pesta dari sang raja. Kedua kakak dan ibu tiri Cinderala bersorak kegirangan. “Horeeee…..
besok kita akan pergi ke Istana. Aku akan berdandan secantik mungkin, agar pangeran suka denganku”, teriak
kedua kakak Cinderela. Mendengar teriakan kakak-kakaknya tersebut, lalu Cinderela meminta ijin pada ibu
tirinya untuk ikut dalam pesta tersebut. Cinderela sangat sedih, karena ibu tiri dan kakak-kakak tirinya tidak
mengijinkan dia ikut dalam acara itu. “Kamu mau pakai baju apa Cinderela? Apa kamu mau ke pesta dengan
baju kumalmu itu?”, teriak kakaknya.

Akhirnya waktu pelaksanaan pesta sudah tiba, semuanya sudah berdandan dengan cantik dan sudah siap
berangkat. Cinderela hanya bias memandangi kakak dan ibu tirinya. Dia sangat sedih sekali,karena tidak dapat
ikut dalam pesta itu. Dia hanya bisa menangis di dalam kamar dan membayangkan meriahnya pesta tersebut.
“Andaikan aku bisa ikut dalam pesta itu, pasti aku akan senang sekali”, gumam Cindera. Tidak berapa lama
setelah Cinderela berkata, tiba-tiba ada suara dari belakangnya. “Janganlah engkau menangis Cinderela”.
Mendengar suara itu, lalu Cinderela berbalik. Ternyata dia melihat ada seorang peri yang sedang tersenyum
padanya. “Kamu pasti bisa dating ke pesta itu Cinderela”, kata peri itu. “Bagaimana caranya? Aku tidak punya
baju pesta dan saudara-saudaraku juga sudah berangkat.”, tanya Cinderela pada peri itu.

“Tenanglah Cinderela, bawalah empat ekor tikus dan dua ekor kadal kepadaku”, kata peri itu. Setelah semuanya
dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di halaman belakang. “Sim
salabim!” sambil menebar sihirnya, terjadilah suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda,
serta kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Cinderela pun disulap menjadi Putri yang sangat cantik,
dengan memakai gaun yang sangat indah dan sepatu kaca.

“Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah lonceng pukul dua belas malam, jadi lamu harus pulang
sebelum pukul dua belas”,kata peri itu. “Ya ibu peri. Terimakasih”, jawab Cinderela. Setelah semuanya sudah
siap, kereta kuda emas segera berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah tiba di istana, ia langsung
masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada Cinderela. Mereka sangat
kagum dengan kecantikan Cinderela. “Cantik sekali putri itu! Putri dari negara mana ya ?” Tanya mereka.

Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. “Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan
saya ?” katanya. “Ya…,” kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari
berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka kalau
putrid yang cantik itu adalah Cinderela. Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. “Orang seperti andalah
yang saya idamkan selama ini,” kata sang Pangeran.

Karena terlalu senag dan menikmati pesta itu, Cinderela lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. “Maaf
Pangeran saya harus segera pulang..,”. Cinderela menarik tangannya dari genggaman pangeran dan segera
berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, Cinderela terjatuh dan sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak
memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di
tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu. “Aku akan
mencarimu,” katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh berpakaian
tidak bagus lagi, ia amat bahagia karena bisa pergi pesta.
Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh
pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai
akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. “Kami mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca
ini,” kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar.
Mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat
Cinderela. “Hai kamu, cobalah sepatu ini,” katanya. Ibu tiri Cinderela menjadi marah,” tidak akan cocok
dengan anak ini!”. Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. “Ah!
Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. “Iya akulah wanita yang dicari pangeran”,kata Cinderela. “Selamat
Cinderela!” Mendengar kata itu, Cinderela lalu menoleh kebelakang, dan dilihatnya ibu peri sudah berada di
belakangnya. “Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran di istana. Sim salabim!.,” katanya peri
tersebut.

Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai gaun yang sangat
bagus. “Pengaruh sihir ini tidak akan hilang sampai kapanpun Cinderela”, kata sang peri. Cinderela kemudian
dibawa oleh pengawal istana untuk bertemu dengan sang pangeran. Sesampainya di Istana, Pangeran sangat
senang sekali,dan menyambut kedatangan Cinderela. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup
berbahagia di dalam Istana.

Dongeng “Cinderela” ini diceritakan kembali oleh kak Ghulam Pramudiana


Sumber: www.ceritaanak.org
Cerita Dongeng Anak Aladin dan lampu ajaib
14 March 2009 : : No Comment

Cerita dongeng anak berkisah tentang Aladin dan lampu ajaib. Cerita anak dan kisah anak Aladin dan lampu
ajaib dapat diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih
sayang kepada anak kita

Aladin adalah seorang laki-laki yang berasal dari Negara Persia. Dia tinggal berdua dengan ibunya. Mereka
hidup dalam kesederhanaan. Hingga pada suatu hari ada seorang laki-laki yang datang kerumah Aladin. Laki-
laki itu berkata kalau dia adalah saudara laki-laki almarhum bapaknya yang sudah lama merantau ke Negara
tetangga. Aladin dan ibunya sangat senang sekali, karena ternyata mereka masih memiliki saudara.

“Malang sekali nasibmu saudaraku”, kata laki-laki itu kepada aladin dan ibunya. “Yang penting kita masih bisa
makan,paman”, jawab Aladin. Karena merasa prihatin dengan keadaan saudaranya tersebut, maka laki-laki itu
bermaksud untuk mengajak Aladin ke luar kota. Dengan seijin ibunya,lalu Aladin mengikuti pamannya pergi ke
luar kota.

Perjalanan yang mereka tempuh sangat jauh sekali, dan pamannya tidak mengijinkan Aladin untuk beristirahat.
Saat Aladin meminta pamannya untuk berhenti sejenak, pamannya langsung memarahinya. Hingga akhirnya
mereka sampai di suatu tempat di tengah hutan. Aladin lalu diperintahkan pamannya untuk mencari kayu bakar.
“Nanti ya paman, Aladin mau istirahat dulu”, kata Aladin. Pamannya sangat marah setelah mendengar jawaban
Aladin tersebut. “Berangkatlah sekarang, atau kusihir engkau menjadi katak”, teriak pamannya. Melihat
pamannya sangat marah,lalu Aladin bergegas berangkat mencari kayu.

Setelah mendapatkan kayu, pamannya lalu membuat api dan mengucapkan mantera. Aladin sangat terkejut
sekali, karena setelah pamannya membacakan mantera, tiba-tiba tanah menjadi retak dan membentuk lubang.
Aladin mulai bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah dia benar pamanku? Atau dia hanya seorang penyihir
yang ingin memanfaatkan aku saja?”

“Aladin, turunlah kamu kelubang itu. Ambilkan aku lampu antic di dasar gua itu”, suruh pamannya. “AKu takut
paman”, kata Aladin. Pamannya lalu memberikan cincin kepada Aladin. “Pakailah ini, cincin ini akan
melindungimu”, kata pamannya. Kemudian Aladin mulai turun kebawah.

Setelah sampai di bawah, Aladin sangat takjub dengan apa yang dia lihat. Di dasar gua tersebut Aladin
menemukan pohon yang berbuahkan permata dan banyak sekali perhiasan. “Cepat kau bawa lampu antiknya
padaku, Aladin. Jangan perdulikan yang lain”, teriak pamannya dari atas. Aladin lalu mengambil lampu antik
itu, dan mulaimemanjat ke atas. Tetapi setelah hamper sampai di atas, Aladin melihat pintu gua sudah tertutup
dan hanya terbuka sedikit. Aladin mulai berpikir kalau pamannya akan menjebaknya. “Cepat Aladin, lemparkan
saja lampunya”, teriak pamannya. “Tidak, aku tidak akan memberikanlampu ini, sebelum aku sampai di
atas”,jawab Aladin.

Setelah berdebat, paman Aladin menjadi tidak sabar dan akhirnya “Brak!” pintu lubang ditutup, dan pamannya
meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung.
Kini dia tau kalau sebenarnya laki-laki tersebut bukanlah pamannya, dan dia hanya diperalat oleh laki-laki itu.
Aladin lalubmencari segala cara supaya dapat keluar dari gua, tetapi usahanya selalu sia-sia. “Aku sangat lapar,
dan ingin bertemu ibuku, ya Tuhan, tolonglah hambamu ini !”, ucap Aladin.

Lampu AladinSambil berdoa, Aladin mengusap-usap lampu antik dan berpikir kenapa laki-laki penyihir itu
ingin sekali memiliki lampu itu. Setelah digosok-gosok, tiba-tiba di sekelilingnya menjadi merah dan asap
membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. “Maafkan saya, karena
telah mengagetkan Tuan”, saya adalah Jin penunggu lampu. Apa perintah tuan padaku?”, kata raksasa “Oh,
kalau begitu bawalah aku pulang kerumah.” “Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita akan segera pergi dari
sini”, kata Jin lampu. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya. “Kalau tuan memerlukan
saya, panggillah saya dengan menggosok lampu itu”.
Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. “Mengapa penyihir itu menginginkan lampu
kotor ini ya ?”, kata Ibu Aladin. “Ini adalah lampu ajaib Bu!”, jawab Aladin. Karena ibunya tidak percaya,
maka Aladin lalu menggosok lampu itu. Dan setelah Jin lampu keluar, Aladin meminta untuk disiapkan
makanan yang enak-enak. Taklama kemudian ibunya terkejur,karena hidangan yang sangat lezat sudah tersedia
di depan mata.

Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang sudah menjadi
seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh
cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri
raja. “Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya”. Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata
kepunyaan Aladin. “Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku.” Raja amat senang.
“Wah…, anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian dengan
membawa serta putriku”. Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta Jin lampu untuk
membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian jin lampu datang
dengan Istana megah di punggungnya. “Tuan, ini Istananya”. Esok hari sang Raja dan putrinya datang
berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. “Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu ?”,
Tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua melaksanakan pesta pernikahan.

Tidak disangka, ternyata si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke
tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak,
“tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !”. Sang permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang
usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan
memerintahkan jin lampu memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut karena istananya hilang. Aladin lalu teringat dengan
cincin pemberian laki-laki penyihir. Digosoknya cincin tersebut, dan keluarlah Jin cincin. Aladin bertanya
kepada Jin cincin tentang apa yang sudah terjadi dengan istananya. Jin Cincin kemudian menceritakan
semuanya kepada Aladin. “Kalau begitu tolong bawakan istana dan istriku kembali lagi kepadaku”, seru
Aladin. “Maaf Tuan, kekuatan saya tidaklah sebesar Jin lampu,” kata Jin cincin. “Kalau begitu, Tolong
Antarkan aku ke tempat penyihir itu. Aku akan ambil sendiri”, seru Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin
menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. Putri lalu bilang kalau penyihir itu sedang tidur
karena kebanyakan minum Bir. Setelah mengetahui kalau penyihir itu tidur, maka Aladin menyelinap ke dalam
kamar laki-laki penyihir tersebut.

Setelah berhasil masuk dalam kamar, Aladin lalu mengambil lampu ajaibnya yang penyihir dan segera
menggosoknya. “Singkirkan penjahat ini”, seru Aladin kepada Jin lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang
Aladin. Tetapi Jin lampu langsung membanting penyihir itu dan melemparkan ke luar istana. “Terima kasih Jin
lampu, bawalah kami dan Istana ini kembali ke tempatnya semula”. Sesampainya di Persia Aladin hidup
bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.

Dongeng “Aladin dan lampu ajaib” ini diceritakan kembali oleh kak Ghulam Pramudiana
Sumber: www.ceritaanak.org
P
e
r
i

d
a
n

H
u
t
a
n

B
e
r
k
a
b
u
t

Di sebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yang lugu. Sheila namanya. Ia senang sekali

Sheila selalu mengingat pesan ibunya. Namun ia juga penasaran ingin mengetahui daerah berk

Suatu kali, seperti biasa Sheila datang ke daerah perbatasan kabut. Seperti biasa ia duduk men

Mendengar tawaran Sheila, beberapa makhluk memberanikan diri muncul di depan Sheila. Ta

Sejak saat itu Sheila dan ketiga kawan barunya sering makan bekal bersama-sama. Kadang me
mereka memberitahu rahasia hutan berkabut yang hanya diketahui para peri.

“Para peri tinggal di balik hutan berkabut. Termasuk kami. Kabut itu adalah pelindung agar t

Sheila terkagum-kagum mendengarnya. “Bisakah aku datang ke negeri kalian suatu waktu?” t
memberi kacamata khusus pada Sheila. Dengan kacamata itu Sheila dapat melihat dengan jela

Daerah berkabut penuh dengan berbagai tumbuhan penyesat. Berbagai jalan yang berbeda na
bernyanyi, membuat baju dari kelopak bunga… Semua tampak riang gembira.

Sheila sangat senang. Ia diperkenalkan kepada anak peri lainnya. Mereka sangat terkejut meng

Tiba-tiba ratu peri datang. “Siapa itu?” tanyanya penuh selidik. “Ratu, dia adalah teman hamb
“Manusia! Bagaimana ia bisa sampai kemari? Siapa yang membawanya?” teriaknya mengeleg
mereka!” gelegar ratu peri.

Sheila dimasukkan ke dalam bak air tertutup. Ia akan direbus setengah jam. Namun ketika api
di kasur kesayangannya.
Dongeng Anak Jack dan Pohon Kacang
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Jack dan Pohon Kacang. Cerita anak dan kisah anak Jack dan Pohon Kacang
dapat diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih
sayang kepada anak kita

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak laki-laki yang bernama Jack. Ia tinggal di rumah dengan ibunya.
Hidup mereka sangat memprihatinkan, dan harta yang mereka miliki hanyalah seekor sapi tua yang produksi
susunya mulai berkurang. Hingga suatu hari, ibu menyuruh Jack pergi ke pasar untuk menjual sapi mereka satu-
satunya itu. Uang hasil penjualan sapi tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli biji gandum dan
kemudian akan menanamnya di ladang belakang rumah mereka.

Keesokan harinya, Jack pergi ke pasar untuk menjual sapinya. Di tengah perjalanan menuju ke pasar, Jack
bertemu dengan seorang kakek. Kakek tersebut lalu menyapa Jack. “Hai nak, mau dibawa kemana sapi itu?”
Lalu Jack menjawab,”Aku mau menjual sapi ini ke pasar Kek”. Setelah mendengar jawaban Jack, kakek itu lalu
menawarkan untuk menukar sapinya dengan sebutir kacang. “Maukah engkau menukar sapimu dengan kacang
ajaib ini?”, kata kakek itu. “Apa, menukar sebutir kacang dengan sapiku?” kata Jack terkejut. “Jangan
menghina, ya! Ini adalah kacang ajaib. Jika kau menanamnya dan membiarkannya semalam, maka pagi harinya
kacang ini akan tumbuh sampai ke langit, kata kakek itu menjelaskan. “Jika begitu baiklah,” jawab Jack.

Sesampainya di rumah, Jack menceritakan semuanya kepada ibunya. Setelah mendengar cerita Jack, ibu sangat
terkejut dan marah. “Bagaimana bisa kau tukar sapi itu dengan sebutir biji kacang ini? Bagaimana mungkin kita
hidup hanya dengan sebutir biji kacang?” Saking marahnya, sang Ibu melempar biji kacang tersebut keluar
jendela. Tapi apa yang terjadi keesokan harinya? Ternyata ada pohon raksasa yang tumbuh sampai mencapai
langit. “Wah, ternyata benar apa yang dikatakan oleh kakek itu, gumam Jack”. Lalu dengan hati-hati ia
langsung memanjat pohon raksasa itu. “Aduh, mengapa tidak sampai juga ke ujung pohon ya?” kata Jack dalam
hati.

Tidak berapa lama kemudian, Jack melihat ke bawah. Ia melihat rumah-rumah menjadi sangat kecil. Akhirnya
Jack sampai ke awan. Di sana ia bisa melihat sebuah istana yang sangat besar sekali. “Aku haus dan lapar,
mungkin di istana itu aku menemukan makanan,” gumam Jack. Sesampainya di depan pintu istana, ia
mengetuknya dengan keras. “Kriek…” pintu yang besar itu terbuka. Ketika ia menengadah, muncul seorang
raksasa wanita yang besar. “Ada apa nak?”, kata wanita itu. “Selamat pagi, saya haus dan lapar, bolehkah saya
minta sedikit makanan?” Wah, kau anak yang sopan sekali. Masuklah! Makan di dalam saja, ya!” kata wanita
itu ramah.

Ketika sedang makan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang keras, Duk Duk! Ternyata suami wanita itu
yang datang. Ia adalah Raksasa Pemakan Manusia. Dengan cepat wanita itu berkata pada Jack. “Nak, cepatlah
sembunyi! Suamiku datang.” “Huaaa…. Aku pulang. Cepat siapkan makan!” teriak raksasa itu. Jack menahan
nafas di dalam tungku. Raksasa itu tiba-tiba mencium bau manusia. Lalu ia mengintip ke dalam tungku. Cepat-
cepat istrinya berkata,”Itu bau manusia yang kita bakar kemarin. Sudahlah tenang saja. Ini makanannya sudah
siap.”

Setelah makan, raksasa mengeluarkan pundi-pundi yang berisi uang emas curiannya, setelah lama menghitung
dia merasa sangat capek. Tak berapa lama kemudian raksasa itu akhirnya tertidur karena lelah. Melihat hal itu,
Jack segera keluar dari persembunyiannya. Sebelum pulang, ia mengambil uang emas hasil curian si raksasa itu
sambil berjalan mengendap-endap menuju pohon kacang. Jack terus menuruni pohon kacang dan akhirnya
sampai di rumah. “Ibu… lihatlah emas ini. Mulai sekarang kita jadi orang kaya.” “Tak mungkin kau mendapat
uang sebanyak ini dengan mudah. Apa yang kamu lakukan?” Lalu Jack menceritakan semua kejadian pada
ibunya. “Kau terlalu berani Jack! Bagaimana jika raksasa itu datang untuk mengambilnya kembali,” kata
ibunya dengan kuatir. Semenjak mendapatkan uang emas, tiap harinya Jack hanya bersantai-santai saja dengan
uang curiannya. Tidak berapa lama, uang hasil curiannya pun habis. Jack kembali memanjat pohon kacang,
untuk menuju ke istana. “Eh kau datang lagi. Ada apa?” kata istri raksasa itu. “Selamat siang Bu. Karena saya
belum makan dari pagi, perutku jadi lapar sekali.” Ibu yang baik itu diam saja, tapi ia tetap memberi Jack
makan siang. Tiba-tiba…. Duk Duk Duk! Terdengar suara langkah kaki raksasa. Seperti dulu, Jack kembali
bersembunyi di tungku.

Setelah masuk ke rumahnya, raksasa itu makan dengan lahapnya. Setelah itu ia meletakkan ayam hasil
curiannya ke atas meja sambil berkata, “Ayam, keluarkan telur emasmu.” Lalu ayam itu berkokok,
“kukuruyuuk….,” ia mengeluarkan sebutir telur emas. Raksasa merasa puas, ia minum sake sampai akhirnya
tertidur. “Telur emas? Wah hebat!” pikir Jack. Diam-diam ia menangkap ayam itu dan cepat-cepat lari pulang
ke rumah. Dengan ayam petelur emasnya, Jack menjadi orang yang malas dan suka bersantai-santai saja.
Karena tiap hari ayam itu mengeluarkan telur lebih dari seharusnya, ayam itu pun akhirnya mati. Jack merasa
bingung, karena persediaan duitnya kian menipis. Akhirnya Jack memutuskan untuk kembali lagi ke istana
raksasa itu. Dan lagi-lagi ia bersembunyi di tungku, ketika raksasa laki-laki pulang sambil membawa harpa.
Sambil minum sake, raksasa berkata,” Hai harpa, mainkan sebuah melodi yang indah.” Keajaiban pun terjadi,
harpa itu memainkan sendiri sebuah melodi indah. Raksasa pun mulai tertidur dengan pulas setelah
mendengarkan merdunya musik yang dimainkan harpa itu.

Seperti biasanya, Jack mulai beraksi pada saat raksasa tertidur. Jack lalu keluar dari persembunyiannya, dan
langsung menuju meja tempat harpa diletakkan. Tapi saat Jack akan mengambil harpa, tiba-tiba saja ada
sesuatu yang mengejutkan. Harpa itu berteriak dengan keras, “Tuanku, ada pencuri…!!!” Raksasa itu pun
terbangun. Ia segera mengejar Jack yang berlari sambil membawa harpa milik raksasa itu. Raksasa terus
mengejar, menuruni pohon kacang. Ketika hampir sampai di bawah, Jack berteriak dengan suara keras.
“Ibuu…. Ambilkan kapak dari gudang! cepat! cepat! Betapa terkejutnya sang Ibu melihat sosok raksasa yang
datang mengejar Jack, ia gemetar karena amat takut. Begitu turun dari pohon, Jack segera menebang pohon
kacang itu dengan kapaknya.

Dengan suara yang keras, pohon kacang rubuh. Raksasa itu pun jatuh ke tanah, dan mati. Ibu sangat lega
melihat Jack selamat. Sambil mengangis ia berkata : “Jack, jangan lagi kau melakukan hal yang menyeramkan
seperti ini. Betapapun miskinnya kita bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Dengan bersyukur kepada Tuhan,
pasti kita berdua akan hidup dengan baik.” “Maafkan saya Ibu, mulai sekarang saya akan bekerja dengan
sungguh-sungguh, kata Jack pada Ibunya.” Sejak saat itu, Jack bekerja dengan rajin setiap harinya. Dengan
ditemani harpa yang memainkan melodi-melodi indah yang menambah semangat kerja Jack.
Sumber: www.ceritaanak.org
Dongeng Anak Alibaba dan Penyamun
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Alibaba dan Penyamun. Cerita anak dan kisah anak Alibaba dan Penyamun
dapat diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih
sayang kepada anak kita

Pada jaman dahulu dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Kedua saudara
itu memiliki perbedaan dalam hidupnya. Alibaba hidup dalam kemiskinan dan tinggal di daerah pegunungan. Ia
mengandalkan hidupnya dari penjualan kayu bakar yang dikumpulkannya. Berbeda dengan kakaknya yang
hidup kecukupan, tetapi serakah.

Suatu hari, ketika Alibaba pulang dari mengumpulkan kayu bakar, ia melihat segerombol penyamun yang
berkuda. Alibaba segera bersembunyi karena takut dibunuh jika para penyamun melihatnya. Dari tempat
persembunyiannya, Alibaba memperhatikan para penyamun sedang sibuk menurunkan harta rampokannya dari
kuda mereka. Kepala penyamun tiba-tiba berteriak, “Alakazam ! Buka…..”. Pintu gua yang ada di depan
mereka tiba-tiba terbuka perlahan-lahan. Setelah itu mereka segera memasukkan seluruh harta rampokan
mereka. “Alakazam ! tutup… ” teriak kepala penyamun, pintu gua pun tertutup.

Setelah para penyamun tersebut pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat sembunyinya. Ia
mendekati pintu gua tersebut dan meniru teriakan kepala penyamun tadi. “Alakazam! Buka…..” pintu gua yang
terbuat dari batu itu terbuka. “Wah… Hebat!”, teriak Alibaba sambil terpana sebentar karena melihat harta yang
bertumpuk-tumpuk seperti gunung. “Gunungan harta ini akan Aku ambil sedikit, semoga aku tak miskin lagi,
dan aku akan membantu tetanggaku yang kesusahan”. Setelah mengarungkan harta dan emas tersebut, Alibaba
segera pulang setelah sebelumnya menutup pintu gua. Istri Alibaba sangat terkejut melihat barang yang dibawa
Alibaba. Alibaba kemudian bercerita pada istrinya apa yang baru saja dialaminya. “Uang ini sangat banyak…
bagaimana jika kita bagikan kepada orang-orang yang kesusahan..” ujar istri Alibaba. Karena terlalu banyak,
uang emas tersebut tidak dapat dihitung Alibaba dan istrinya. Akhirnya mereka sepakat untuk meminjam
timbangan kepada saudaranya, Kasim. Istri Alibaba segera pergi meminjam timbangan kepada istri Kasim.
Karena istri Kasim sangat pencuriga, maka ia mengoleskan minyak yang sangat lengket di dasar timbangan.

Keesokannnya, setelah timbangan dikembalikan, ternyata di dasar timangan ada sesuatu yang berkilau. Istri
Kasim segera memanggil suaminya dan memberitahu suaminya bahwa di dasar timbangan ada uang emas yang
melekat. Kasim segera pergi ke rumah Alibaba untuk menanyakan hal tersebut. Setelah semuanya diceritakan
Alibaba, Kasim segera kembali kerumahnya untuk mempersiapkan kuda-kudanya. Ia pergi ke gua harta dengan
membawa 20 ekor keledai. Setibanya di depan gua, ia berteriak “Alakazam ! Buka…”, pintu batu gua bergerak
terbuka. Kasim segera masuk dan langsung mengarungkan emas dan harta yang ada didalam gua sebanyak-
banyaknya. Ketika ia hendak keluar, Kasim lupa mantra untuk membuka pintu, ia berteriak apa saja dan mulai
ketakutan. Tiba-tiba pintu gua bergerak, Kasim merasa lega. Tapi ketika ia mau keluar, para penyamun sudah
berada di luar, mereka sama-sama terkejut. “Hei maling! Tangkap dia, bunuh!” teriak kepala penyamun.
“Tolong… saya jangan dibunuh”, mohon Kasim. Para penyamun yang kejam tidak memberi ampun kepada
Kasim. Ia segera dibunuh.

Istri Kasim yang menunggu di rumah mulai kuatir karena sudah seharian Kasim tidak kunjung pulang.
Akhirnya ia meminta bantuan Alibaba untuk menyusul saudaranya tersebut. Alibaba segera pergi ke gua harta.
Disana ia sangat terkejut karena mendapati tubuh kakaknya sudah tergeletak di tanah. Setibanya dirumah, istri
Kasim menangis sejadi-jadinya. Dia sangat sedih karena suaminya sudah meninggal dunia. Sebelum Kasim
dimakamkan, Alibaba membawa tubuh kakaknya itu ke tabib. Alibaba meminta tabib itu menjahit luka di tubuh
kakaknya. Setelah selesai menjahit, Alibaba memberikan upah beberapa uang emas.

Dilain tempat, di gua harta, para penyamun terkejut, karena mayat Kasim sudah tidak ada lagi. “Tak salah lagi,
pasti ada orang lain yang tahu tentang rahasia gua ini, ayo kita cari dan bunuh dia!” kata sang kepala
penyamun. Merekapun mulai berkeliling pelosok kota. Ketika bertemu dengan seorang tabib, mereka
bertanya,”Apakah akhir-akhir ini ada orang yang kaya mendadak ?”. “Akulah orang itu, karena setelah
menjahit luka mayat, aku menjadi orang kaya”. “Apa! Mayat! Siapa yang memintamu melakukan itu?” Tanya
mereka. “Tolong antarkan kami padanya!”. Setelah menerima uang dari penyamun, si tabib lalu mengantar
mereka ke rumah Alibaba. Si penyamun segera memberi tanda silang dipintu rumah Alibaba. “Aku akan
melaporkan pada ketua, dan nanti malam kami akan datang untuk membunuhnya,” kata si penyamun. Tetangga
Alibaba, Morijana yang baru pulang berbelanja melihat dan mendengar percakapan para penyamun.

Malam harinya, Alibaba didatangi seorang penyamun yang menyamar menjadi seorang pedagang minyak yang
kemalaman dan memohon untuk menginap sehari dirumahnya. Alibaba yang baik hati mempersilakan tamunya
masuk dan memperlakukannya dengan baik. Ia tidak mengenali wajah si kepala penyamun. Morijana, tetangga
Alibaba yang sedang berada diluar rumah, melihat dan mengenali wajah penyamun tersebut. Ia berpikir keras
bagaimana cara untuk memberitahu Alibaba. Akhirnya ia mempunyai ide, dengan menyamar sebagai seorang
penari. Ia pergi kerumah Alibaba untuk menari. Ketika Alibaba, istri dan tamunya sedang menonton tarian,
Morijana dengan cepat melemparkan pedang kecil yang sengaja diselipkannya dibajunya ke dada tamu Alibaba.

Alibaba dan istrinya sangat terkejut, sebelum Alibaba bertanya, Morijana membuka samarannya dan segera
menceritakan semua yang telah dilihat dan didengarnya. “Morijana, engkau telah menyelamatkan nyawa kami,
terima kasih”. Setelah semuanya berlalu, Alibaba membagikan uang peninggalan para penyamun kepada orang-
orang miskin dan yang sangat memerlukannya.
Sumber: www.ceritaanak.org
Dongeng Anak Asal Mula Guntur
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Asal Mula Guntur. Cerita anak dan kisah anak Asal Mula Guntur dapat
diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang
kepada anak kita

Dahulu kala peri dan manusia hidup berdampingan dengan rukun. Mekhala, si peri cantik dan pandai, berguru
pada Shie, seorang pertapa sakti. Selain Mekhala, Guru Shie juga mempunyai murid laki-laki bernama
Ramasaur. Murid laki-laki ini selalu iri pada Mekhala karena kalah pandai. Namun Guru Shie tetap menyayangi
kedua muridnya. Dan tidak pernah membedakan mereka.

Suatu hari Guru Shie memanggil mereka dan berkata, “Besok, berikan padaku secawan penuh air embun. Siapa
yang lebih cepat mendapatkannya, beruntunglah dia. Embun itu akan kuubah menjadi permata, yang bisa
mengabulkan permintaan apapun.” Mekhala dan Ramasaur tertegun. Terbayang oleh Ramasaur ia akan
meminta harta dan kemewahan. Sehingga ia bisa menjadi orang terkaya di negerinya. Namun Mekhala malah
berpikir keras. Mendapatkan secawan air embun tentu tidak mudah, gumam Mekhala di dalam hati.

Esoknya pagi-pagi sekali kedua murid itu telah berada di hutan. Ramasaur dengan ceroboh mencabuti rumput
dan tanaman kecil lainnya. Tetapi hasilnya sangat mengecewakan. Air embun selalu tumpah sebelum dituang
ke cawan. Sebaliknya, Mekhala dengan hati-hati menyerap embun dengan sehelai kain lunak. Perlahan
diperasnya lalu dimasukan ke cawan. Hasilnya sangat menggembirakan. Tak lama kemudian cawannya telah
penuh. Mekhala segera menemui Guru Shie dan memberikan hasil pekerjaannya.

Guru Shie menerimanya dengan gembira. Mekhala memang murid yang cerdik. Seperti janjinya, Guru Shie
mengubah embun itu menjadi sebuah permata sebesar ibu jari. ” Jika kau menginginkan sesuatu, angkatlah
permata ini sejajar dengan keningmu. Lalu ucapkan keinginanmu,” ujar Guru Shie. Mekhala mengerjakan apa
yang diajarkan gurunya, lalu menyebut keinginannya. Dalam sekejap Mekhala telah berada di langit biru.
Melayang-layang seperti Rajawali. Indah sekali.

Sementara itu, baru pada senja hari Ramasaur berhasil mendapat secawan embun. Hasilnya pun tidak sejernih
yang didapat Mekhala. Tergopoh-gopoh Ramasaur menyerahkannya pada Guru Shie. “Meskipun kalah cepat
dari Mekhala, kau akan tetap mendapat hadiah atas jerih payahmu,” kata Guru Shie sambil menyerahkan
sebuah kapak sakti. Kapak itu terbuat dari perak. Digunakan untuk membela diri bila dalam bahaya. Bila kapak
itu dilemparkan ke sasaran, gunung pun bisa hancur.

Ternyata Ramasaur menyalahgunakan hadiah itu. Ia iri melihat Mekhala yang bisa melayang-layang di
angkasa. Ramasaur segera melemparkan kapak itu ke arah Mekhala. Tahu ada bahaya mengancam, Mekhala
menangkis kapak itu dengan permatanya. Akibatnya terjadilah benturan dahsyat dan cahaya yang sangat
menyilaukan. Benturan itu terus terjadi hingga saat ini, berupa gelegar yang memekakkan telinga. Orang-orang
menyebutnya “guntur”.

Sumber: www.ceritaanak.org
Dongeng anak Raja Telinga Keledai
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Raja Telinga Keledai. Cerita anak dan kisah anak Raja Telinga Keledai dapat
diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang
kepada anak kita

Raja Zanas memerintah dengan sewenang-wenang. Kegemarannya menumpuk harta sebanyak mungkin yang
diperolehnya dari pajak rakyatnya. Raja Zanas selain tamak juga seorang raja yang sangat kikir. Rakyat yang
hidup sengsara tidak sekalipun pernah dipikirkannya. Anehnya raja yang zalim itu mempunyai kegemaran
mendengarkan musik.

Padahal kata orang-orang bijak musik dapat memperhalus perasaan. Oleh karena itu yang menyukainya akan
mempunyai perasaan yang lembut tetapi cerdas. Salah satu kegemaran Raja Zanas adalah mendengarkan tiupan
suling. Kebetulan di negerinya ada seorang peniup seruling yang sangat pandai bernama Tarajan.

Raja Zanas sangat memanjakan Tarajan dan kerap mengirim peniup seruling itu ke seluruh penjuru negeri
bahkan ke luar kerajaannya untuk berlomba. Tarajan selalu jadi juara pertama dan memperoleh hadiah-hadiah
yang menggiurkan. Sayang karena hal itu Tarajan jadi sombong dan congkak. Karena sombongnya Tarajan
mengaku dapat mengalahkan Dewa Apolo. Seorang Dewa bangsa Yunani yang sangat menguasai seni musik.

Tarajan mengusulkan pada Raja Zanas agar ia dipertandingkan dengan Apolo. Usul itu diterima dengan baik
bahkan raja merasa bangga jika Tarajan dapat mengalahkan pemain musik dari kerajaan langit itu. Dewa Apolo
yang mendengar tantangan itu menyanggupi. Justru Dewa itu ingin memberi pelajaran pada Tarajan dan Raja
Zanas yang berkelakuan tidak lazim.

“Seandainya aku kalah biarlah aku mengabdi pada Raja Zanas seumur hidupku. Tetapi andaikan aku yang
menang aku minta separuh kerajaanmu dan kuserahkan pada rakyatmu” kata Dewa Apolo. Raja Zanas dan
Tarajan setuju. Mereka begitu yakin dapat mengalahkan Apolo yang tampak masih sangat muda itu.

Pada hari yang telah ditentukan pertandingan dimulai. Seluruh rakyat tumpah ruah ke halaman Istana.
Sedangkan Dewa Zeus sebagai penguasa seluruh khayangan ikut menyaksikan tanpa seorang pun yang tahu.
Sebagai penantang Tarajan dipersilakan meniup seruling terlebih dahulu. Dengan pongah Tarajan naik ke atas
podium lalu segera meniup serulingnya. Seruling emas berbalut intan permata milik Tarajan segera
mengumandangkan lagu-lagi yang sangat merdu. Naik turun seperti ombak. Lembut seperti angin pesisir.
Bergolak seperti ombak menerjang karang.

Semua yang mendengarkan bagaikan tersihir. Begitu hebatnya tiupan seruling Tarajan. Raja Zanas tertawa
terbahak-bahak dan yakin sekali peniup serulingnya akan keluar jadi pemenang. Tetapi Dewa Apolo tenang.
Diam bagaikan patung, tetapi bibirnya tersenyum. Pertanda kagum juga pada permainan seruling Tarajan. Dan
ketika usai sorak ssorai seperti membelah angkasa. Tarajan berdiri berkacak pinggang dengan wajah sangat
pongah.

Ketika giliran Dewa Apolo, Dewa kesenian itu mengangkat serulingnya dengan cantik sekali. Lembut bagaikan
menimang bayi suci. Dan ketika bibirnya mulai meniupkan sebuah lagu, langit berpendar-pendar antara siang
dan malam. Rakyat yang menonton terhanyut dalam irama yang luar biasa indah. Dengan mata terpejam semua
menari dengan lembut sekali. Mereka pun menyanyi sebuah lagu kedamaian yang sekonyong saja mampu
dinyanyikan. Rakyat yang jumlahnya tidak terhitung itu larut dalam lagu-lagu dan irama yang sebelumnya tidak
pernah mereka dengarkan tetapi sangat merdu mendayu-dayu.

Akhirnya Dewa Zeus yang menampakkan diri menyatakan Apolo sebagai pemenangnya. Dan meminta Raja
Zanas seger memberikan separuh kerajaannya pada rakyatnya. Tetapi raja kikir itu menolakk hingga membuat
Dewa Zeus marah. “Selama kau tidak memberikan pada rakyat apa yang telah kau janjikan, maka telingamu
akan membesar setiap hari.” Kata Dewa Zeus.
Memang benar. Telinga Raja Zanas tiap hari semakin besar hingga sangat berat dan membuatnya tidak bisa
berdiri apalagi berjalan. Jadilah ia raja bertelinga keledai. Akhirnya Raja Zanas menyerahkan separuh
kerajaannya pada rakyatnya. Dan berjanji tidak lagi kikir dan tamak. Dewa Zeuslah saksi dari ucapannya.

Sumber: www.ceritaanak.org
Dongeng Anak Peri dan Hutan Berkabut
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Peri dan Hutan Berkabut. Cerita anak dan kisah anak Peri dan Hutan Berkabut
dapat diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih
sayang kepada anak kita

Di sebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yang lugu. Sheila namanya. Ia senang sekali bermain di tepi
hutan. Ibunya selalu mengingatkannya agar tak terlalu jauh masuk ke hutan. Penduduk desa itu percaya, orang
yang terlalu jauh masuk ke hutan, tak akan pernah kembali. Bagian dalam hutan itu diselubungi kabut tebal.
Tak seorang pun dapat menemukan jalan pulang jika sudah tersesat.

Sheila selalu mengingat pesan ibunya. Namun ia juga penasaran ingin mengetahui daerah berkabut itu. Setiap
kali pergi bermain, ibu Sheila selalu membekalinya dengan sekantong kue, permen, coklat, dan sebotol jus
buah. Sheila sering datang ke tempat perbatasan kabut di hutan. Ia duduk di bawah pohon dan menikmati
bekalnya di sana. Sheila ingin sekali melangkahkan kakinya ke dalam daerah berkabut itu. Namun ia takut.

Suatu kali, seperti biasa Sheila datang ke daerah perbatasan kabut. Seperti biasa ia duduk menikmati bekalnya.
Tiba-tiba Sheila merasa ada beberapa pasang mata memperhatikannya. Ia mengarahkan pandangan ke
sekeliling untuk mencari tahu. Namun Sheila tak menemukan siapa-siapa. “Hei! Siapa pun itu, keluarlah! Jika
kalian mau, kalian dapat makan kue bersamaku,” teriak Sheila penasaran.

Mendengar tawaran Sheila, beberapa makhluk memberanikan diri muncul di depan Sheila. Tampak tiga peri di
hadapan Sheila. Tubuh mereka hanya separuh tinggi badan Sheila. Di punggungnya ada sayap. Telinga mereka
berujung lancip. Dengan takut-takut mereka menghampiri Sheila. Anak kecil pemberani itu tanpa ragu-ragu
menyodorkan bekalnya untuk dimakan bersama-sama. Peri-peri itu bernama Pio, Plea, dan Plop. Ketiga peri itu
kakak beradik.

Sejak saat itu Sheila dan ketiga kawan barunya sering makan bekal bersama-sama. Kadang mereka saling
bertukar bekal. Suatu hari Sheila bertanya kepada ketiga temannya, “Pio, Plea, Plop. Mengapa ada daerah
berkabut di hutan ini? Apa isinya? Dan mengapa tak ada yang pernah kembali? Kalian tinggal di hutan sebelah
mana?” tanya Sheila penuh ingin tahu. Mendengar pertanyaan Sheila ketiga peri itu saling bertukar pandang.
Mereka tahu jawabannya namun ragu untuk memberi tahu Sheila. Setelah berpikir sejenak, akhirnya mereka
memberitahu rahasia hutan berkabut yang hanya diketahui para peri.

“Para peri tinggal di balik hutan berkabut. Termasuk kami. Kabut itu adalah pelindung agar tak seorang pun
dapat masuk ke wilayah kami tanpa izin. Kami tiga bersaudara adalah peri penjaga daerah berkabut. Jika kabut
menipis, kami akan meniupkannya lagi banyak-banyak. Jika ada tamu yang tak diundang masuk ke wilayah
kami, kami segera membuatnya tersesat,” jelas Pio, Plea, Plop.

Sheila terkagum-kagum mendengarnya. “Bisakah aku datang ke negeri kalian suatu waktu?” tanya Sheila
berharap. Ketiga peri itu berembuk sejenak. “Baiklah. Kami akan mengusahakannya,” kata mereka. Tak lama
kemudian Sheila diajak Pio, Plea dan Plop ke negeri mereka. Hari itu Sheila membawa kue, coklat, dan permen
banyak-banyak. Sebelumnya, Sheila didandani seperti peri oleh ketiga temannya. Itu supaya mereka bisa
mengelabui para peri lain. Sebenarnya manusia dilarang masuk ke wilayah peri. Ketiga teman Sheila ini juga
memberi kacamata khusus pada Sheila. Dengan kacamata itu Sheila dapat melihat dengan jelas.

Daerah berkabut penuh dengan berbagai tumbuhan penyesat. Berbagai jalan yang berbeda nampak sama. Jika
tidak hati-hati maka akan tersesat dan berputar-putar di tempat yang sama. Dengan bimbingan Pio, Plea, dan
Plop akhirnya mereka semua sampai ke negeri peri. Di sana rumah tampak mungil. Bentuknya pun aneh-aneh.
Ada rumah berbentuk jamur, berbentuk sepatu, bahkan ada yang berbentuk teko. Pakaian mereka seperti
kostum untuk karnaval. Kegiatan para peri pun bermacam-macam. Ada yang mengumpulkan madu, bernyanyi,
membuat baju dari kelopak bunga… Semua tampak riang gembira.
Sheila sangat senang. Ia diperkenalkan kepada anak peri lainnya. Mereka sangat terkejut mengetahui Sheila
adalah manusia. Namun mereka senang dapat bertemu dan berjanji tak akan memberi tahu ratu peri. Rupanya
mereka pun ingin tahu tentang manusia. Mereka bermain gembira. Sheila dan para anak peri berkejar-kejaran,
bernyanyi, bercerita dan tertawa keras-keras. Mereka juga saling bertukar makanan. Pokoknya hari itu
menyenangkan sekali.

Tiba-tiba ratu peri datang. “Siapa itu?” tanyanya penuh selidik. “Ratu, dia adalah teman hamba dari hutan
utara,” jawab Plop takut. Ia terpaksa berbohong agar Sheila tak ketahuan. Ratu peri memperhatikan Sheila dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Setelah itu ia pergi. Sheila bermain lagi dengan lincah. Namun sayang ia
terpeleset. Sheila jatuh terjerembab. Ketika itu cuping telinga palsunya copot. Ratu peri melihat hal itu. Ia amat
marah.
“Manusia! Bagaimana ia bisa sampai kemari? Siapa yang membawanya?” teriaknya mengelegar. Pio, Plea, dan
Plop maju ke depan dengan gemetar. “Kami, Ratu,” jawab mereka gugup. “Ini pelanggaran. Jika ada manusia
yang tahu tempat ini, maka tempat ini tidak aman lagi. Kalian harus dihukum berat,” teriak ratu peri marah.
Sheila yang saat itu juga ketakutan memberikan diri maju ke depan. “Mereka tidak bersalah, Ratu. Akulah yang
memaksa mereka untuk membawaku kemari.” “Kalau begitu, kau harus dihukum menggantikan mereka!”
gelegar ratu peri.

Sheila dimasukkan ke dalam bak air tertutup. Ia akan direbus setengah jam. Namun ketika api sudah dinyalakan
ia tidak merasa panas sedikit pun. “Keluarlah! Kau lulus ujian, ” kata ratu peri. Ternyata kebaikan hati Sheila
membuat ia lolos dari hukuman. Ia diperbolehkan pulang dan teman perinya bebas hukuman. Ratu peri
membuat Sheila mengantuk dan tertidur. Ia menghapus ingatan Sheila tentang negeri peri. Namun ia masih
menyisakannya sedikit agar Sheila dapat mengingatnya di dalam mimpi. Ketika terbangun, Sheila berada di
kasur kesayangannya.

www.ceritaanak.org
Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu
14 March 2009 : : One Comment

Dongeng anak bercerita tentang Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu. Cerita anak dan kisah anak
Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu dapat diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah
pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang kepada anak kita

Di tengah padang rumput yang sangat luas, terdapat sebuah kolam yang dihuni oleh berpuluh-puluh katak.
Diantara katak-katak tersebut ada satu anak katak yang bernama Kenthus, dia adalah anak katak yang paling
besar dan kuat. Karena kelebihannya itu, Kenthus menjadi sangat sombong. Dia merasa kalau tidak ada anak
katak lainnya yang dapat mengalahkannya.

Sebenarnya kakak Kenthus sudah sering menasehati agar Kentus tidak bersikap sombong pada teman-temannya
yang lain. Tetapi nasehat kakaknya tersebut tidak pernah dihiraukannya. Hal ini yang menyebabkan teman-
temannya mulai menghindarinya, hingga Kenthus tidak mempunyai teman bermain lagi.

Pada suatu pagi, Kenthus berlatih melompat di padang rumput. Ketika itu juga ada seekor anak lembu yang
sedang bermain di situ. Sesekali, anak lembu itu mendekati ibunya untuk menyedot susu. Anak lembu itu
gembira sekali, dia berlari-lari sambil sesekali menyenggok rumput yang segar. Secara tidak sengaja, lidah anak
sapi yang dijulurkan terkena tubuh si Kenthus.

“Huh, berani makhluk ini mengusikku,” kata Kenthus dengan perasaan marah sambil coba menjauhi anak
lembu itu. Sebenarnya anak lembu itu pula tidak berniat untuk mengganggunya. Kebetulan pergerakannya sama
dengan Kenthus sehingga menyebabkan Khentus menjadi cemas dan melompat dengan segera untuk
menyelamatkan diri.

Sambil terengah-engah, Kenthus sampai di tepi kolam. Melihat Kenthus yang kelihatan sangat capek, kawan-
kawannya nampak sangat heran. “Hai Khentus, mengapa kamu terengah-engah, mukamu juga kelihatan sangat
pucat sekali,” Tanya teman-temannya.

“Tidak ada apa-apa. Aku hanya cemas saja. Lihatlah di tengah padang rumput itu. Aku tidak tahu makhluk apa
itu, tetapi makhluk itu sangat sombong. Makhluk itu hendak menelan aku.” Kata Kenthus..

Kakaknya yang baru tiba di situ menjelaskan. ” Makhluk itu anak lembu. sepengetahuan kakak, anak lembu
tidak jahat. Mereka memang biasa dilepaskan di padang rumput ini setiap pagi.”

“Tidak jahat? Kenapa kakak bias bilang seperti itu? Saya hampir-hampir ditelannya tadi,” kata Kenthus. “Ah,
tidak mungkin. Lembu tidak makan katak atau ikan tetapi hanya rumput.” Jelas kakaknya lagi.

“Saya tidak percaya kakak. Tadi, aku dikejarnnya dan hampir ditendang olehnya.” Celah Kenthus. “Wahai
kawan-kawan, aku sebenarnya bisa melawannya dengan mengembungkan diriku,” Kata Kenthus dengan
bangga.

” Lawan saja Kenthus! Kamu tentu menang,” teriak anak-anak katak beramai-ramai.

“Sudahlah Kenthus. Kamu tidak akan dapat menandingi lembu itu. Perbuatan kamu berbahaya. Hentikan!” kata
Kakak Kenthus berulang kali tetapi Kenthus tidak mempedulikan nasehat kakaknya. Kenthus terus
mengembungkan dirinya, karena dorongan dari teman-temannya. Sebenarnya, mereka sengaja hendak memberi
pelajaran pada Kenthus yang sombong itu.

“Sedikit lagi Kenthus. Teruskan!” Begitulah yang diteriakkan oleh kawan-kawan Kenthus. Setelah perut
Kenthus menggembung dengan sangat besar, tiba-tiba Kenthus jatuh lemas. Perutnya sangat sakit dan perlahan-
lahan dikempiskannya. Melihat keadaan adiknya yang lemas, kakak Kenthus lalu membantu.
Mujurlah Kenthus tidak apa-apa. Dia sembuh seperti sedia kala tetapi sikapnya telah banyak berubah. Dia malu
dan kesal dengan sikapnya yang sombong.

www.ceritaanak.org
Dongeng Anak Pulau Hantu
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Pulau Hantu. Cerita anak dan kisah anak Pulau Hantu dapat diceritakan
sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang kepada anak
kita

Tersebutlah dua orang jagoan yang selalu ingin menunjukkan dirinya lebih jago dari yang lain. Pada suatu hari,
mereka bertemu di perairan sebelah selatan Singapura.

Tanpa ba atau bu, mereka langsung saling menyerang. Mereka bertarung lama sekali hingga tubuh mereka
bersimbah darah. Karena sama-sama kuat, tak ada tanda-tanda siapa yang akan kalah.

Jin Laut tidak suka dengan pertarungan itu karena darah mereka mengotori laut. Jin Laut lalu
menjungkirbalikkan perahu mereka. Maksudnya agar mereka berhenti bertarung. Ternyata, mereka tetap
bertarung. Dengan kesaktiannya masing-masing, mereka bertarung di atas air.

“Hei, aku perintahkan kalian berhenti beratarung! Ini wilayah kekuasaanku. Kalau tidak…”

Bukannya berhenti, kedua jagoan itu malah bertempur lebih seru. Dengan isyarat tangan, mereka bahkan seperti
mengejek Jin Laut.

Jin Laut marah. Dia menyemburkan air ke wajah kedua jagoan itu sehingga pandangan mereka terhalang.
Karena tak dapat melihat dengan jelas, kedua jagoan itu bertempur secara membabi-buta. Mereka
mengayunkan pedang ke sana-kemari sekehendajk hati sampai akhirnya bersarang di tubuh lawan masing-
masing. Kedua jagoan itu pun menemui ajalnya.

Para dewa di kayangan mura karena Jin Laut turut campur urusan manusia. Mereka memperingatkan Jin Laut
untuk tidak lagi ikut campur urusan manusia. Jin Laut mengaku salah dan mencoba menebus dosa dengan
membuatkan tempat khusus agar roh kedua jagoan itu dapat bersemayam dengan tenang. Jin Laut menyulap
sampan yang ditumpangi kedua jagoan itu menjadi pulau tempat bersemayam roh mereka. Orang-orang
kemudian menyebut pulau itu sebagai Pulau Hantu.

(Dari ASEAN Folk Literature, diceritakan kembali oleh Prih Suharto, prih_suharto @yahoo. com)

www.ceritaanak.org
Dongeng Anak Bukit Merah
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Bukit Merah . Cerita anak dan kisah anak Bukit Merah dapat diceritakan
sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang kepada anak
kita

Dulu, Singapura pernah direpotkan oleh ikan todak. Ikan bermoncong panjang dan tajam itu suka menyerang
penduduk. Tak terhitung berapa banyak penduduk yang luka-luka dan mati akibat serangan ikan ganas itu.

Raja kemudian memerintahkan penglima perangnya untuk menaklukkan ikan-ikan jahat itu. Maka,
dipersiapkanlah sepasukan prajurit untuk membunuh ikan itu. Akan tetapi, hampir semua prajurit itu mati di
moncong Todak. Raja bingung bagaimana menundukkan ikan itu.

Di tengah kebingungannya, Raja didatangi seorang anak kecil.

“Mohon ampun, Paduka yang Mulia, bolehkah hamba mengatakan sesuatu tentang ikan-ikan itu?”

“Katakanlah!”

“Ikan-ikan itu hanya bisa ditaklukkan dengan pagar pohon pisang.”

“Apa maksudmu?”

Yang dimaksud anak kecil itu adalah pagar yang terbuat dari batang pohon pisang. Pohon-pohon itu ditebang,
dijajarkan, kemudian direkatkan dengan cara ditusuk dengan bambo antara yang satu dan lainnya hingga
menyerupai pagar. Pagar itu kemudian ditaruh di pinggir pantai, tempat ikan-ikan itu biasa menyerang
penduduk.

Raja kemudian memerintahkan Panglima untuk membuat apa yang dilkatakan anak kecil itu. Diam-diam
Panglima mengakui kepintaran si anak. Diam-diam pula dia membenci anak kecil itu. Gagasan si anak
membuat Panglima merasa bodoh di hadapan Raja.

“Seharusnya akulah yang mempunyai gagasan itu. Bukankah aku panglima perang tertinggi? Masak aku kalah
oleh anaka kecil,” katanya dalam hati.

Keesokan harinya, selesailah pagar pohon pisang itu. Pagar itu lalu ditaruh di tepi pantai sebagaimana yang
dikatakana si anak kecil.

Ternyata benar. Ikan-ikan yang menyerang pagar pohon pisang itu tak bisa menarik kembali moncongnya.
Mereka mengelepar-gelepar sekuat tenaga, tetapi sia-sia. Moncong mereka yang panjang dan tajam itu
menancap kuat dan dalam pada batang pohon pisang yang lunak itu. Akhirnya, dengan mudah penduduk dapat
membunuh ikan-ikan jahat itu.

Si anak pun diberi hadiah oleh Raja.

“Terima kasih. Kau sungguh-sungguh anak yang pintar,” puji Raja.

Orang-orang bersuka cita.

Akan tetapi, panglima perang yang iri dan kesal karena merasa tampak bodoh di hadapan Raja itu menghasut
Raja.

“Baginda, anak kecil yang cerdas itu tampaknya bisa menjadi ancaman jika dia besar nanti.”
“Maksudmu?”

“Siapa tahu, setelah besar nanti, dengan kepintarannya dia berhasrat merebut tahta Paduka.”

Raja terhasut. Ia lalu memerintahkan Sang Panglima untuk menyingkirkan anak itu.

Sang Panglima mendatangi rumah anak kecil itu dan dengan licik membunuh anak tak berdosa itu. Anehnya,
darah si anak mengalir deras dan membasahi seluruh tanah bukit tempat anak itu tinggal. Seluruh bukit menjadi
merah. Orang-orang lalu menyebut tempat itu Bukit Merah.

(Dari ASEAN Folk Literature, diceritakan kembali oleh Prih Suharto, prih_suharto @yahoo. com)
www.ceritaanak.org
Dongeng Anak Tamasya Ke Kampung Halaman
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Tamasya Ke Kampung Halaman. Cerita anak dan kisah anak Tamasya Ke
Kampung Halaman dapat diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan
memberikan rasa kasih sayang kepada anak kita

Di pinggiran metropolitan hiduplah keluarga yang hidupnya sangat sederhana, itulah keluarga kami, aku adalah
anak tunggal yang tidak memiliki adik ataupun kakak, setiap hari aku hanya makan seadanya terkadang hanya
makan nasi dengan mie atau roti kalau ada, aku jarang sekali bepergian atau berjalan-jalan kecuali karena suatu
sebab mendadak. Pada suatu hari aku berjalan-jalan ke Taman Safari karena mendapatkan juara satu di kelasku.
Aku berangkat bersama teman–temanku yang lain. Begitu senangnya hatiku, bisa berjalan-jalan ke tempat itu.
Kami berangkat menggunakan bis, aku duduk di samping kedua orang tuaku, begitu sampai di Taman Safari
kami berkeliling dengan bis itu melihat-lihat berbagai binatang yang berada di situ, setelah puas rombongan
kami berhenti di sebuah lapangan berumput hijau lalu kami membuka beberapa tikar yang cukup untuk orang
yang ikut rombongan di bis yang kami tumpangi.

Semua membuka bekal masing-masing kecuali aku, aku tak punya bekal, aku duduk termenung tiba-tiba ada
orang yang mencolek punggungku lalu ia bertanya “Kamu mau makan?”. Aku menjawab pelan “Sedikit saja
bu” kataku malu –malu, lalu orang itu memberikan nasi dan daging banyak sekali, “Bu kok banyak sekali ?”
kataku, “Kalau kebanyakan berikan kepada orang tuamu, nak panggil orang tuamu ibu mau berkenalan”, seteah
aku makan dan orang tuaku sudah berkenalan, kami pulang ke rumah. Setelah sampai aku tertidur pulas di atas
kursi panjang.

Setahun kemudian ibu yang bertemu di Taman Safari itu ke rumahku membawakan kue tart tiga bungkus, uang
sebanyak Rp. 100.000.00 [ seratus ribu rupiah ] dan durian montong sebanyak dua buah, kami segera
mengucapkan terima kasih kepadanya. Dan kami juga bersyukur mendapatkan uang sebesar itu karena sudah
beberapa tahun kami tidak pernah lagi pulang ke kampung ayah, maka uang itu digunakan untuk pergi ke
kampung ayah. Di sana aku sangat bahagia karena bisa bertemu keluarga yang dari dulu kuidam idamkan
karena sudah lama tidak bertemu. Pada waktu sholat Idul Fitri aku melihat ibu yang telah memberikan uang
kepadku dulu, rupanya dia juga warga dari kampung ayah yang sudah lama tinggal di Jakarta. Kami segera
berpelukan dan saling bermaaf-maafan.

Oleh Aisyah As-Salafiyah

www.ceritaanak.org
Dongeng Anak Pulau Kakak-Beradik
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Pulau Kakak-Beradik. Cerita anak dan kisah anak Pulau Kakak-Beradik dapat
diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang
kepada anak kita

Karena dianggap sudah cukup umur, Mina dan Lina dipanggil ibu mereka untuk membicarakan rencana
perkawinan kakak-beradik itu.

“Kalian sudah cukup dewasa. Sudah waktunya kalian membangun rumah tangga,” kata sang ibu.

“Kami mau dikawinkan dengan satu syarat,” kata Mina dan Lina.

“Apa syaratnya?”

Karena kami kakak-beradik, suami kami juga harus kakak-beradik.”

Sang ibu tahu, itu adalah cara mereka menolak perkawinan. Menurut Mina dan Lina, perkawinan membuat
orang kehilangan segala sesuatu yang mereka cintai: orang tua, teman, sanak-saudara, bahkan kampung
halaman.

Demikianlah, karena tak ada laki-laki kakak-beradik yang menyunting Mina dan Lina, mereka tak kunjung
menikah. Waktu pun terus berlalu. Ibu Mina dan Lina meninggal karena usia yang semakin tua. Sepeninggal
ibunya, gadis kakak-beradik itu tinggal bersama dengan paman mereka.

Pada suatu hari, sekelompok bajak laut menculik Lina. Pemimpin bajak laut itu ingin memperistri Lina. Lina
menolak dan meronta sekuat tenaga.

Penculikan itu diketahui oleh Mina. Karena tak ingin terpisah dari adiknya, Mina bertekad menyusul Lina.
Dengan perahu yang lebih kecil, Mina mengejar perahu penculik Lina. Teriakan orang sekampung tak
dihiraukannya. Mina terus mengejar sampai tubuhnya tak kelihatan lagi.

Tiba-tiba mendung datang. Tak lama kemudian hujan pun turun. Halilintar menggelegar, petir menyambar-
nyambar. Orang-orang berlarian ke rumah masing-masing. Ombak bergulung-gulung. Menelan perahu penculik
Lina, menelan Lina, menelan Mina, menelan semuanya.

Ketika keadaan kembali normal, orang-orang dikejutkan oleh dua pulau yang tiba-tiba muncul di kejauhan.
Mereka yakin, pulau itu adalah penjelmaan Mina dan Lina. Kedua pulau itu diberi nama Pulau Sekijang
Bendera dan Sekijang Pelepah, tetapi kebanyakan orang menyebutnya Pulau Kakak-Beradik.

(Dari ASEAN Folk Literature, diceritakan kembali oleh Prih Suharto, prih_suharto @yahoo. com)
www.ceritaanak.org
Dongeng Anak Untuk Sebuah Cita
14 March 2009 : : No Comment

Dongeng anak bercerita tentang Untuk Sebuah Cita. Cerita anak dan kisah anak Untuk Sebuah Cita dapat
diceritakan sebelum tidur agar anak-anak dapat menambah pengetahuan dan memberikan rasa kasih sayang
kepada anak kita

Namaku Aisyah, aku tinggal bersama kedua orang tuaku. Rumah kami berada di pinggiran metropolitan,
walaupun hidup kami sederhana namun tidak menyurutkan semangatku untuk belajar. Buktinya aku bisa
menduduki rangking satu terus, hingga kini aku sudah menginjak kelas IV MI. Hanya saja walaupun aku selalu
rangking kelas aku tidak pernah diberikan hadiah oleh kedua orang tuaku, mungkin mereka tidak mampu untuk
memberikan hadiah itu.

Ayahku bekerja sebagai karyawan rendahan di sebuah panti asuhan, gajinya hanya cukup untuk makan kami
sekeluarga, sedangkan ibuku hanya berada di rumah, dulu ibu pernah mengajar di TK dekat rumah, tapi karena
suatu sebab beliau tidak mengajar lagi, mungkin karena banyak guru-guru baru yang lebih tinggi
pendidikannya. Dalam keluargaku aku adalah anak tunggal, aku tidak punya adik dan juga tidak punya kakak,
hal inilah yang membuat hubunganku dengan ayah begitu dekat, walaupun beliau hanya karyawan rendahan
namun dia tidak pernah minder, apalagi menyerah dengan nasib. “Kita harus merubah nasib kita sendiri” begitu
katanya pada suatu hari.

Ternyata ucapan ayah bukan isapan jempol, beliau sangat bersungguh-sungguh untuk membuktikan ucapannya,
hal ini pula yang membuatku merasa untuk terus bersemangat belajar, walaupun aku tidak pernah diberikan
hadiah jika juara kelas, berbeda dengan teman-teman yang mempunyai keluarga yang kaya, jika mereka juara
pasti dibelikan macam-macam, hal ini aku ketahui dari majalah bekas yang sering dibeli oleh ayah. Yah….
Benar ayah memang sangat senang membaca, sudah banyak sekali buku-buku yang dibelinya, walaupun
kebanyakan adalah buku bekas. Aku sendiri juga sering sekali dibelikan majalah dan buku-buku bacaan bekas,
katanya sih kalau beli yang baru mahal.

Mungkin ini juga yang membuatku mulai senang membaca. Kalau aku ingin membaca buku-buku yang baru
biasanya ayah mengajakku ke toko buku, di sana aku bisa membaca buku sepuasnya tanpa perlu membeli,
kalaupun terpaksa membeli paling-paling membeli majalah AAS atau buku-buku yang harganya murah.

Oh ya… ayahku bisa berubah dari seorang yang berpendidikan rendah menjadi orang yang suka membaca dan
banyak ilmunya bukan tanpa sebab, ternyata ucapan beliau yang dulu telah dilaksanakan, pantas saja setiap
akhir pekan ayah tidak pernah mengajakku jalan-jalan, rupanya beliau mengikuti kuliah kelas akhir pekan di
sebuah Universitas, ternyata tidak berhenti disitu, beliau juga mengikuti kursus komputer, bahasa Inggris,
bahasa Arab dan ikut kuliah juga di Universitas Terbuka (UT). Pantas saja ayah jarang sekali membeli baju atau
membeli barang-barang rumah tangga. Dan bunda sendiri juga sering mengeluh dengan uang belanjanya. “Bu
sabar saja ini khan buat kebaikan kita nanti” begitu kata-kata ayah yang pernah aku dengar.

Kini aku paham kenapa setiap juara kelas aku jarang diberikan hadiah, rupanya uang ayah digunakan untuk
biaya kuliahnya. Dan saat ini kami semua bersyukur, setelah ayah menyelesaikan kuliahnya kini ayah diangkat
sebagai karyawan tetap dan statusnya pun naik. Semoga saja tahun ini kalau aku juara bisa dibelikan sepeda.
“Bu Ayah berencana untuk melanjutkan sekolah Pasca Sarjana” kata ayah pada ibu. “Kalau ayah sudah yakin
ya silahkan saja bunda hanya mendoakan” sahut ibu pelan. Yah…melayang lagi deh hadiah juara kelasku.

Oleh Aisyah As-Salafiyah


www.ceritaanak.org
Mengapa Ulat menjadi Kupu-kupu
Tuesday, 21 July 2009 09:15

Dahulu kala di sebuah taman yang kecil, hiduplah sekumpulan ulat dan juga beber

“Hei para ulat! Jangan terus memakani daun kami!”

“Ya benar! Lihat…daun-daun kami jadi rusak, pergi kalian dari taman

Ulat-ulat merasa sangat sedih. Mereka memang memakani daun-daun bun

“Hei, kalian jangan pergi,” kata Rena si bunga sepatu kepada ulat,

“Benar, kami rela membagi daun kami kepada kalian,” ucap bunga sepa

Ulat sangat berterimakasih atas kebaikan bunga sepatu dan berkata.

“Terimakasih, kalian telah menolong kami.”

Akhirnya di taman itu bunga mawarlah yang paling indah karena daun

Suatu ketika, seorang manusia mendatangi taman itu. Dia berkata.

“Aku akan mengambil beberapa bunga disini. Oh tidak…bunga-bunga sep

Lalu manusia itu mencabut lima bunga mawar dari taman itu dan pergi

“Kami harus berterimakasih kepada kalian. Kalau daun kami tidak dim

Di taman itu kini hanya tersisa lima bunga mawar. Mereka berlima ta

“Kalian para ulat, kami mohon maafkanlah kesombongan kami. Kalian s

“Tapi mawar, daun itu memang milik kalian, hak kalian untuk memberi

“Tidak ulat, sungguh kami sangat menyesal,” ucap Okit, “sudah sehar

Rena si bunga sepatu menjawab.

“Itu benar Kit. Bisa-bisa beberapa waktu kedepan bunga-bunga di sin

Mendengar perkataan kedua bunga itu ulat-ulat sangat terharu dan se

“Terima kasih para bunga, kalian sangat baik kepada kami,” teriak H

Beberapa hari berlalu, setelah ulat memakan daun-daun bunga mawar d

“Wah…kalian telah berubah wujud! Kalian kini bersayap dan indah sek

“Terima kasih, “ kata Hili yang kini telah menjadi kupu-kupu, “Seka

Sepuluh kupu-kupu itu menolong bunga menyebarkan benihnya. Mereka m

Berkat pertolongan sepuluh kupu-kupu, beberapa minggu kemudian juml

Namun di tengah kebahagiaan itu, tiba-tiba seorang manusia kembali


“Kenanglah taman ini meskipun kalian dicabut olehnya!” teriak Okit

“Oh Tuhan, taman ini sekarang indah sekali! Bunga-bunganya jauh leb

Manusia itu kemudian pergi tanpa mencabut sekuntum bunga pun. Selur

Meidy Kautsar <meidykautsar@ gmail .com>


Sejarah Pensil

Penggunaan timbal dan grafit yang memberikan efek goresan abu-abu sudah dimulai sejak zaman

Pada tahun 1564 ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Inggris bagian utara. W

Karena berminyak, dahulu grafit dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berben

Tidak diketahui dengan pasti siapa yang pada awalnya memasukkan grafit ke dalam wadah kayu

Grafit kemudian diekspor untuk para seniman, dan pada abad ke 17 bisa dikatakan grafit telah digunakan dimana-ma

Para pembuat pensil melakukan percobaan dengan grafit untuk menciptakan alat tulis yang lebih baik.
Karena grafit menjadi hal yang begitu berharga dan menjadi incaran pencuri, pada tahun 1752 Parlemen Inggris meng

Pada tahun 1789 nama grafit yang berasal dari bahasa Yunani graphein resmi diberikan, sehingga menghilangkan keb
Dalam pembuatan pensil modern, grafit murni digunakan dengan cara dicampur dengan tanah liat.
Sejarah Kertas

Kertas pertama kali diciptakan oleh bangsa Cina. Tsai Lun adalah orang yang menemukan kertas yan

Teknik pembuatan kertas jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah setelah kalahnya pa

Teknik pembuatan kertas kemudian juga menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Pe
S
e
j
a
r
a
h

E
s

K
r
i
m

User Rating: / 13
Rate
Poor Best
Sunday, 17 August 2008 10:33

Sejarah Es Krim

Sebelum adanya sistem pendingin yang modern, es krim adalah makanan yang mewah dan hanya d

Dahulu, membuat es krim adalah hal yang sangat merepotkan. Untuk membuat es krim, Es didapat

Saat musim panas. es krim kemudian dibuat


Kisah dan Hikmah : TUJUH MACAM PAHALA YANG DAPAT DINIKMATINYA SELEPAS MATINYA
17 March 2009 : : No Comment

Dari Anas r.a. berkata bahwa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu selepas matinya.

1. Sesiapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahalanya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk
beramal ibadat di dalamnya.

2. Sesiapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.

3. Sesiapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.

4. Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang menggunakannya.

5. Sesiapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang memakannya baik dari manusia atau burung.

6. Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama ia diamalkan oleh orang yang mempelajarinya.

7. Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang mana ianya selalu mendoakan kedua orang tuanya dan
beristighfar baginya

8. yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur’an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi
anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri.

Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah S.A.W. telah bersabda : “Apabila telah mati anak Adam itu, maka
terhentilah amalnya melainkan tiga macam :

1. Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah)

2. Ilmu yang berguna dan diamalkan.

3. Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.


KISAH NERAKA JAHANAM
17 March 2009 : : No Comment

Dikisahkan dalam sebuah hadis bahwa sesungguhnya neraka Jahannam itu adalah hiam gelap, tidak ada cahaya
dan tidak pula ia menyala. Dan ianya memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu itu terdapat 70,000 gunung,
pada setiap gunung itu terdapat 70,000 lereng dari api dan pada setiap lereng itu terdapat 70,000 belahan tanah
yang terdiri dari api, pada setiap belahannya pula terdapat 70,000 lembah dari api.
Dikisahkan dalam hadis tersebut bahwa pada setiap lembah itu terdapat 70,000 gudang dari api, dan pada setiap
gudang itu pula terdapat 70,000 kamar dari api, pada setiap kamar itu pula terdapat 70,000 ular dan 70,000 kala,
dan dikisahkan dalam hadis tersebut bahwa setiap kala itu mempunyai 70,000 ekor dan setiap ekor pula
memiliki 70,000 ruas. Pada setiap ruas kala tersebut ianya mempunyai 70,000 qullah bisa.

Dalam hadis yang sama menerangkan bahwa pada hari kiamat nanti akan dibuka penutup neraka Jahannam,
maka sebaik saja pintu neraka Jahannam itu terbuka, akan keluarlah asap datang mengepung mereka di sebelah
kiri, lalu datang pula sebuah kumpulan asap mengepung mereka disebelah hadapan muka mereka, serta datang
kumpulan asap mengepung di atas kepala dan di belakang mereka. Dan mereka (Jin dan Mausia) apabila
terpandang akan asap tersebut maka bergetarlah dan mereka berlutut dan memanggil-manggil, “Ya Tuhan
kami, selamatkanlah.”

Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah S.A.W telah bersabda : “Akan didatangkan pada hari kiamat itu
neraka Jahannam, dan neraka Jahannam itu mempunyai 70,000 kendali, dan pada setiap kendali itu ditarik oleh
70,000 malaikat, dan berkenaan dengan malaikat penjaga neraka itu besarnya ada diterangkan oleh Allah S.W.T
dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang bermaksud : “Sedang penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras.”
Setiap malaikat apa yang ada di antara pundaknya adalah jarak perjalanan setahun, dan setiap satu dari mereka
itu mempunyai kekuatan yang mana kalau dia memukul gunung dengan pemukul yang ada padanya, maka
nescaya akan hancur lebur gunung tersebut. Dan dengan sekali pukulan saja ia akan membenamkan 70,000 ke
dalam neraka Jahannam.

ANJING-ANJING NERAKA
17 March 2009 : : No Comment

Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu’adz, “Wahai Mu’adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada
kekurangan :

· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.


· Bacalah Al-Qur’an
· tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain.
· Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.
· Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.
· Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat.
· Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak
baik.

· Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.


· Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.
· Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.

Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah S.W.T. yang bermaksud,
“Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain.”
Sabda Rasulullah S.A.W., “Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan merobek-robek daging orang
(menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itupun merobek serta menggigit tulangnya.”
Kata Mu’adz, ” Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat
terselamat daripadanya?”
Sabda Rasulullah S.A.W., “Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang telah dimudahkan serta
diringankan oleh Allah S.W.T.”
KISAH BERKAH DIBALIK MEMBACA BISMILLAH
17 March 2009 : : No Comment

Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mahu
mengerjakan kewajipan agama dan tidak mahu berbuat kebaikan.
Perempuan itu sentiasa membaca Bismillah setiap kali hendak bercakap dan setiap kali dia hendak memulakan
sesuatu sentiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan sentiasa
memperolok-olokkan isterinya.
Suaminya berkata sambil mengejak, “Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah.”

Isterinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada
suaminya. Suatu hari suaminya berkata : “Suatu hari nanti akan aku buat kamu kecewa dengan bacaan-
bacaanmu itu.”
Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan wang yang banyak kepada isterinya
dengan berkata, “Simpan duit ini.” Isterinya mengambil duit itu dan menyimpan di tempat yang selamat, di
samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan senyap-senyap
suaminya itu mengambil duit tersebut dan mencampakkan beg duit ke dalam perigi di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, “Berikan padaku wang yang
aku berikan kepada engkau dahulu untuk disimpan.”
Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan duit itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia
menghampiri tempat dia menyimpan duit itu dia membuka dengan membaca, “Bismillahirrahmanirrahiim.”
Ketika itu Allah S.W.T. menghantar malaikat Jibrail A.S. untuk mengembalikan beg duit dan menyerahkan duit
itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya, dia berasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika
itu juga dia bertaubat dan mula mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia
hendak memulakan sesuatu kerja.
Perhatikan Istrimu yang Setia…
23 February 2009 : : One Comment

Cinta, kapan cinta bisa dikatakan, artikel ini bercerita tentang cinta,
artikel islami, semoga yang membaca semakin bertakwa. artikel islam, cerita islam

Ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri.

Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan
memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.

Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. Itu
karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya.

Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya,
yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu masalah, dia akan
mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri kedua karena dia bisa membantunya melalui masa-masa sulit itu.

Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam
pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli terhadap isteri
pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan
isterinya itu.

Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat.

Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir, “Saat ini aku memiliki 4 isteri
disampingku, tapi ketika aku pergi, mungkin aku akan sendiri”.

Lalu, bertanyalah ia pada isteri keempatnya, “Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah
menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar hanya
untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku?”

“Tidak akan!” balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya.

Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya, “Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku.
Sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku?”

“Tidak!” sahut sang isteri. “Hidup ini begitu indah! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali!”

Perasaan sang rajapun hampa dan membeku.

Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri keduanya, “ Selama ini, bila aku membutuhkanmu, kau
selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku?”

“Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaaanmu!” jawab isteri keduanya. “Yang bisa aku
lakukan, hanyalah ikut menemanimu menuju pemakamanmu.”

Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.

Tiba-tiba, sebuah suara berkata:


“Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi.” Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari
siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus, seperti menderita
kekurangan gizi

Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu, “Seharusnya
aku lebih memperhatikanmu saat aku m asih punya banyak kesempatan!”

Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai ‘4 isteri’ dalam hidup kita….

‘Isteri keempat’ kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan untuk
membuatnya terlihat bagus, tetap saja dia akan meninggalkan kita saat kita meninggal.

Kemudian ‘Isteri ketiga’ kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita.
Saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.

Sedangkan ‘isteri kedua’ kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu yang sudah
dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita hingga ke pemakaman.

Dan akhirnya ‘isteri pertama’ kita adalah jiwa, roh, iman kita,

yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu.
Padahal, jiwa, ruh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi

Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik dalam hatimu sekarang!


Hanya inilah hal terbaik yang bisa kau tunjukkan pada dunia.

Semoga ada manfaat bagi yang membaca artikel islami ini, semoga diberi cinta
sejati, artikel islami, cerita islam

Anda mungkin juga menyukai