Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Gayatri Prima S.

No. Absen

: 12

Kelas

: VI-B

LEGENDA JOKO DOLOG


Joko Dolog adalah sebuah patung di Kota Surabaya warisan Kerajaan
Majapahit. Tapi menurut cerita rakyat daerah Jawa Timur, Joko Dolog merupakan
sebuah patung yang konon merupakan penjelmaan dari tubuh Pangeran Jaka
Taruna, putra adipati Kediri. Menurut cerita, Joko Taruna ingin mempersunting
Purbawati, Dewi Adipati Jayengrana. Adipati Jayengrana merupakan Adipati
Surabaya. Tapi Jaka Taruna kalah bertarung melawan Pangeran Situbondo dan
juga Jaka Jumput hingga akhirnya berubah menjadi patung.
Pangeran Situbondo Hendak Mempersunting Purbawati
Alkisah Purbawati, putri Adipati Jayengrana tengah gelisah karena hendak
dilamar oleh Situbondo, seorang pangeran Madura, putra Adipati Cakraningrat.
Dewi Purbawati ingin menolak lamaran Pangeran Situbondo karena telah
mencintai Jaka Taruna dari Kadipaten Kediri. Tapi untuk menolak lamaran
Pangeran Situbondo ia merasa tidak enak mengingat hubungan persahabatan
ayahnya dengan ayah Pangeran Situbondo terjalin sangat baik. Ia khawatir akan
terjadi permusuhan antara Surabaya dan Madura.
Pangeran Situbondo berlayar dari Madura menuju Surabaya untuk melamar
Purbawati. Tidak lama kemudian, Pangeran Situbondo tiba di Surabaya. Ia segera
menemui Adipati Jayengrana.
Ada maksud apakah kiranya hingga Pangeran mau datang berkunjung ke
Surabaya ini?, tanya Adipati Jayengrana kepada Pangeran Situbondo.
Maafkan saya, Paman. Kedatangan saya kemari adalah ingin menyampaikan
maksud hati saya yang sudah lama terpendam, jawab Pangeran Situbondo.
Maksud apakah itu Pangeran?, tanya Adipati Jayengrana.
Sudah lama saya menginginkan Adinda Purbawati untuk menjadi istri saya,
Paman Adipati, kata Pangeran Situbondo.
Adipati Jayengrana menyerahkan sepenuhnya keputusan pernikahan pada
Purbawati. Karena merasa kebingungan, Purbawati akhirnya memberikan syarat

sangat berat pada Pangeran Situbondo jika ingin mempersuntingnya. Ia


memberikan syarat agar Pangeran Situbondo membuka hutan di wilayah Surabaya
yang terkenal sangat angker. Ia beralasan, hutan tersebut dibuka agar bisa menjadi
tempat tinggal mereka dan keturunan mereka.
Baiklah, Ayahanda. Hamba mau jadi istri Kakanda Pangeran Situbondo,
asalkan Kakanda Pangeran Situbondo bisa membuka hutan Surabaya agar
bisa menjadi perkampungan bagi anak cucu kita di hari nanti!, pinta Dewi
Purbawati.
Meskipun syaratnya sangat berat, tapi Pangeran Situbondo menyanggupinya.
Ia segera masuk ke dalam hutan Surabaya angker tersebut dan mulai bekerja
membuka hutan. Dengan kesaktiannya, Pangeran Situbondo merasa yakin dapat
membuka hutan tersebut dengan mudah.
Saat Pangeran Situbondo tengah membuka hutan, datanglah Pangeran Jaka
Taruna ke Surabaya. Ia merasa kaget ketika mengetahui bahwa Pangeran dari
Madura tengah membuka hutan sebagai syarat mempersunting Purbawati. Di
taman keputren, Pangeran Jaka Taruna melihat Dewi Purbawati kekasihnya itu
tengah melamun. Melihat yang datang adalah kekasih hatinya, Dewi Purbawati
pun menangis di hadapan Pangeran Jaka Taruna.
Apakah yang membuatmu sedih, Dinda?, tanyanya kemudian.
Oh, Kanda. Mengapa Kanda tega kepadaku. Mengapa Kanda tidak segera
melamarku. Sekarang aku dilamar oleh Kanda Pangeran Situbondo, lapor
Dewi Purbawati.
Apa? Kakanda Pangeran Situbondo telah melamarmu? Dan kamu tidak
menerimanya, kan?
Tentu saja tidak, Kanda. Tetapi aku mempergunakan satu syarat, aku mau
diperistri jika dia mampu membabat hutan Surabaya yang terkenal angker
itu, kata Dewi Purbawati.
Dinda! Kamu belum mengenal kesaktian Kanda Pangeran Situbondo. Tentu
dia akan bisa membabat hutan Surabaya dan akan memperistrimu.
Terkejutlah Dewi Purbawati mendengar keterangan dari kekasihnya.

Kalau begitu, Kanda harus menghalang-halangi Pangeran Situbondo. Atau


Kanda ikut saja membuka hutan Surabaya itu karena hal itu sudah
disayembarakan. Siapa yang dapat membabat hutan Surabaya dialah yang
berhak memperistri aku, kata Dewi Purbawati.
Demi cintanya, Jaka Taruna segera menemui Adipati Jayengrana. Ia
mengatakan bahwa ia telah lama menjalin kasih dengan Purbawati. Jaka Taruna
menyatakan ingin mempersunting Purbawati.
Adipati Jayengrana menjadi bingung. Ia menyesalkan mengapa Jaka Taruna
terlambat melamar Purbawati. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Adipati
Jayengrana selain menyerahkan masalah tersebut sepenuhnya kepada putrinya,
Purbawati. Purbawati lantas meminta Pangeran Jaka Taruna yang ia cintai untuk
ikut membuka hutan sebagai syarat mempersuntingnya.
Pangeran Jaka Taruna Berduel Dengan Pangeran Situbondo
Jaka Taruna segera pergi ke hutan Surabaya untuk ikut membukanya. Ia
membuka hutan di lokasi berdekatan dengan hutan tempat Pangeran Situbondo.
Ketika keduanya bertemu, Pangeran Situbondo bertanya sedang apa ia di hutan
tersebut. Pangeran Jaka Taruna mengatakan bahwa ia tengah membuka hutan
sebagai syarat menikahi Purbawati.
Mendengar jawaban Jaka Taruna, Pangeran Situbondo sangat marah. Ia
langsung menyerang Jaka Taruna. Keduanya lantas bertarung sengit mengerahkan
segala kesaktian masing-masing. Ternyata kesaktian Situbondo jauh di atas
kesaktian Jaka Taruna. Tidak lama kemudian Situbondo mampu memukul Joko
Taruna hingga tubuh Jaka Taruna terpental jauh. Tubuh Jaka Taruna tersangkut di
atas pohon. Situbondo kemudian pergi dari tempat itu meninggalkan Jaka Taruna
begitu saja.
Jaka Taruna berteriak-teriak minta tolong karena ia tidak mampu melepaskan
diri dari pohon. Namun hutan angker tersebut sangat jarang dilewati manusia
sehingga tidak ada seorang pun mendengarnya. Beberapa lama kemudian ada
seorang pemuda bernama Jaka Jumput mendengar teriakan Jaka Taruna. Ia
kemudian mendekati Jaka Taruna dan menanyakan apa yang telah terjadi. Jaka

Taruna kemudian menceritakan hal yang menimpanya. Setelah Jaka Jumput


menolongnya melepaskan dari pohon, Jaka Taruna meminta bantuannya untuk
mengalahkan Pangeran Situbondo. Ia berjanji jika Jaka Jumput mampu
mengalahkan Situbondo, ia akan mengabulkan apapun permintaan Jaka Jumput.
Andaikan saya bisa mengalahkan orang yang bernama Pangeran Situbondo
iu, apakah hadiah yang akan engkau berikan kepadaku?" tanya Jaka Jumput.
"Apa pun yang engkau minta, aku akan memenuhinya Jaka Jumput!" kata
Pangeran Jaka Taruna.
Jaka Jumput pun bersedia untuk mengusir Pangeran Situbanda. Ia segera
mencari Pangeran Madura itu di hutan Surabaya.
Situbondo Dikalahkan Jaka Jumput
Jaka Jumput menyatakan kesediannya untuk mengalahkan Situbondo. Ia
segera mencari Situbondo untuk menantang duel. Setelah ia bertemu Situbondo, ia
langsung menantang duel. Situbondo merasa marah karena ditantang duel oleh
orang yang baru ia kenal. Mereka berdua langsung bertempur, mengerahkan
segala kesaktiannya, sementara Jaka Taruna hanya menonton dari kejauhan.
Setelah sekian lama adu kesaktian, Situbondo mulai terlihat kelelahan.
Ternyata Jaka Jumput merupakan pemuda tangguh dan sakti mandraguna.
Situbondo akhirnya merasa tidak sanggup melawan Jaka Jumput. Ia kemudian
melarikan diri ke wilayah timur Kadipaten Surabaya. Wilayah tersebut di
kemudian hari diberi nama Situbondo, sesuai dengan nama Pangeran Situbondo.
Jaka Taruna Berbohong
Melihat Pangeran Situbondo kalah, Pangeran Jaka Taruna segera pergi
menemui Adipati Jayengrana dan Purbawati. Ia mengatakan bahwa Situbondo
telah kalah bertarung dan lari ke timur.
Paman Adipati, Hamba telah berhasil mengalahkan Pangeran Situbondo. Ia
telah lari ke wilayah timur dan tidak akan kembali. Oleh karenanya
izinkanlah hamba mempersunting Purbawati, kata Pangeran Jaka Taruna.

Tapi tidak lama kemudian datanglah Jaka Jumput di Kadipaten Surabaya


menemui Pangeran Jaka Taruna. Saat mengetahui bahwa Pangeran Jaka Taruna
mengaku-ngaku telah mengalahkan Pangeran Situbondo, Jaka Jumput merasa
geram. Ia segera menemui Adipati Jayengrana dan mengatakan bahwa Pangeran
Jaka Taruna telah berbohong.
Mohon maaf atas kelancangan hamba, Adipati Jayengrana. Pangeran Jaka
Taruna telah membohongi Kanjeng Adipati. Hamba telah mengalahkan
Pangeran Situbondo, bukan Jaka Taruna, kata Jaka Jumput.
Pangeran Jaka Taruna berang dengan pengakuan Jaka Jumput. Ia membantah
telah berbohong pada Adipati Jayengrana.
Jangan percaya dia Kanjeng Adipati. Akulah yang telah mengalahkan
Pangeran Situbondo. Jangan percaya orang yang baru dikenal, kata Pangeran
Jaka Taruna.
Adipati Jayengrana terperanjat dengan pengakuan Jaka Jumput. Ia merasa
bingung dengan keadaan ini. Ia lantas meminta bukti pada Jaka Taruna dan Jaka
Jumput bahwa mereka telah mengalahkan Pangeran Situbondo.
Jika memang salah satu diantara kalian benar-benar telah mengalahkan
Pangeran Situbondo, apa buktinya?, tanya Adipati Jayengrana.
Jaka Jumput kemudian mengeluarkan sebilah keris milik Pangeran
Situbondo, kemudian menyerahkannya pada Adipati Jayengrana.
Ini adalah keris milik Pangeran Situbondo, Kanjeng Adipati. Ini adalah bukti
bahwa hamba telah mengalahkan Situbondo, bukan Jaka Taruna, kata Jaka
Jumput.
Sedangkan Jaka Taruna tidak memiliki bukti apapun. Ia hanya terdiam.
Memang benar ini adalah keris milik Pangeran Situbondo, kata Adipati
Jayengrana.
Lantas mana bukti yang kau miliki hai Jaka Taruna?, tanya Adipati pada
Jaka Taruna.

Jaka Taruna Berubah Menjadi Patung Joko Dolog


Pangeran Jaka Taruna hanya terdiam. Ia merasa malu karena kebohongannya
terbongkar dengan kedatangan Jaka Jumput. Karena merasa tidak terima, ia lalu
menantang Jaka Jumput untuk berduel.
Kenapa Kanjeng percaya pada orang yang baru dikenal? Saya menantang
Jaka Jumput berduel. Kita buktikan siapa lebih kuat diantara kita berdua.
Baiklah, Siapa diantara kalian memenangkan pertarungan maka ia boleh
mempersunting putriku, Purbawati, kata Adipati Jayengrana.
Pangeran Jaka Taruna kemudian berduel dengan Jaka Jumput. Keduanya
mengerahkan kesaktian milik mereka. Jaka Taruna menggunakan keris pusakanya
sementara Jaka Jumput menggunakan senjata cambuk yang ia beri nama Kyai
Gembolo Geni. Awalnya pertarungan berjalan seimbang namun lambat laun Jaka
Taruna terlihat tidak mampu mengimbangi kesaktian Jaka Jumput. Sampai
akhirnya cambuk Jaka Jumput mengenai tubuhnya, sehingga membuat Pangeran
Jaka Taruna terjatuh dan tergeletak di tanah tidak berdaya.
Jaka Taruna, mengapa engkau berani membohongiku. Aku kecewa
denganmu, kata Adipati Jayerngrana.
Pangeran Jaka Taruna hanya diam tergeletak di tanah. Tubuhnya lemah seusai
bertarung. Ia juga sangat malu.
Mengapa engkau tidak menjawab pertanyaanku hai Jaka Taruna? Mengapa
sekarang engkau hanya diam seperti patung?, Adipati Jayengrana merasa
jengkel.
Tidak lama kemudian terjadi sebuah keanehan, tubuh Pangeran Jaka Taruna
berubah menjadi sebuah patung. Ucapan Adipati Jayengrana menjadi sebuah
kutukan. Di kemudian hari, patung Pangeran Joko Taruna dinamakan Joko Dolog.

Anda mungkin juga menyukai