Anda di halaman 1dari 9

PROFIL PENALARAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN

MASALAH BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN


MATEMATIKA DAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN
Oleh
Dita Anjarini
11030174038
Pendidikan Matematika 2011A

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang
memiliki bidang kajian abstrak. Oleh karena itu, dalam mempelajari
matematika, seseorang membutuhkan kemampuan berfikir dan bernalar.
Melalui kegiatan bernalar dalam matematika, seseorang dapat melihat
bahwa matematika merupakan kajian yang masuk akal atau logis. Dengan
demikian seseorang merasa yakin bahwa matematika dapat dipahami,
dipikirkan, dibuktikan, dan dievaluasi. Kemampuan bernalar hendaknya
diterapkan dalam dunia pendidikan agar siswa dapat menyelesaikan
permasalahan dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan nyata.
Meskipun penalaran penting dimiliki siswa, namun kenyataannya
perkembangan penalaran setiap siswa berbeda beda. Ada siswa yang
mempunyai perkembangan penalaran yang tinggi, sedang dan ada yang
rendah. Siswa yang kurang berkembang dalam penalarannya dapat
memberikan beberapa masalah dalam belajar antara lain kurang
memahami materi pembelajaran, kesalahan dalam memahami dan
menjawab soal. Ketidakpahaman siswa dalam memahami pelajaran secara
tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Perbedaan jenis jenis kelamin seringkali menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya perbedaan kemampuan dalam bernalar. Dagun (dalam
Ningrum, 2013) berpendapat bahwa perbedaan kemampuan yang dimiliki
oleh laki laki dan perempuan hanya dipengaruhi oleh cara berpikir laki
laki dan perempuan yang berbeda, yakni pria lebih analisis dan fleksibel
dibandingkan wanita. Adanya cara berfikir yang berbeda memungkinkan
terjadinya perbedaan kemampuan bernalar dalam menyelesaikan suatu
masalah.

Salah satu materi matematika yang dipelajari di satuan pendidikan


Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII adalah Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel. Materi pokok Persamaan Linear Dua Variabel ini dapat
digunakan

untuk

mengetahui

bagaimana

penalaran

siswa

dalam

menyelesaikan masalah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
yang berjudul Profil Penalaran Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah
Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika dan Perbedaan Jenis
Kelamin.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian yang
diajukan peneliti adalah sebagai berikut
1. Bagaimana penalaran siswa berjenis kelamin laki laki dengan
tingkat kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah?
2. Bagaimana penalaran siswa berjenis kelamin laki laki dengan
tingkat kemampuan sedang dalam memecahkan masalah?
3. Bagaimana penalaran siswa berjenis kelamin laki laki dengan
tingkat kemampuan rendah dalam memecahkan masalah?
4. Bagaimana penalaran siswa berjenis kelamin perempuan dengan
tingkat kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah?
5. Bagaimana penalaran siswa berjenis kelamin perempuan dengan
tingkat kemampuan sedang dalam memecahkan masalah?
6. Bagaimana penalaran siswa berjenis kelamin perempuan dengan
tingkat kemampuan rendah dalam memecahkan masalah?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut
1. Mendeskripsikan penalaran siswa berjenis kelamin laki laki dengan
tingkat kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah
2. Mendeskripsikan penalaran siswa berjenis kelamin laki laki dengan
tingkat kemampuan sedang dalam memecahkan masalah
3. Mendeskripsikan penalaran siswa berjenis kelamin laki laki dengan
tingkat kemampuan rendah dalam memecahkan masalah
4. Mendeskripsikan penalaran siswa berjenis kelamin perempuan dengan
tingkat kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah
5. Mendeskripsikan penalaran siswa berjenis kelamin perempuan dengan
tingkat kemampuan sedang dalam memecahkan masalah

6. Mendeskripsikan penalaran siswa berjenis kelamin perempuan dengan


tingkat kemampuan rendah dalam memecahkan masalah
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian penalaran siswa ini diharapkan dapat memberi
manfaat antara lain
1. Memberikan informasi bagi guru matematika tentang penalaran
siswa berdasarkan tingkat kemampuan matematika dan jenis
kelamin.

Dari

informasi

tersebut,

guru

dapat

merancang

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bernalar siswa.


2. Memberikan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian mengenai penalaran siswa.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap penelitian ini, maka
peneliti mendefinisikan beberapa istilah sebagai berikut
1. Penalaran adalah suatu proses berfikir yang mengorganisasikan
pengetahuan pengetahuan untuk membentuk sebuah konsep baru
atau membuat sebuah kesimpulan.
2. Profil penalaran merupakan gambaran

tentang

bagaimana

penalaran siswa dalam permasalahan.


3. Kemampuan adalah kesanggupan dan kecakapan dalam melakukan
sesuatu.
4. Kemampuan matematika adalah kemampuan intelektual yang
dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal matematika.
F. ASUMSI DAN KETERBATASAN
Dalam penelitian ini, ada beberapa asumsi dan keterbatasan yang
diajukan antara lain
1. Asumsi
Dalam penelitian ini, perlu dikembangkan beberapa asumsi
untuk melandasi keberlakuan hasil penelitian. Adapun asumsi yang
dapat dikemukakan adalah sebagai berikut.
a. Siswa mengerjakan soal yang diberikan dengan sungguh
sungguh karena pada saat tes berlangsung diawasi oleh
peneliti dan guru bidang studi
b. Pada saat diwawancarai, siswa memberikan jawaban sesuai
dengan apa yang dipikirkan saat mengerjakan tes karena siswa
diberitahu bahwa jawaban siswa tidak mempengaruhi penilaian

2. Keterbatasan

Karena keterbatasan kemampuan peneliti dalam melakukan


penelitian maka peneliti memberikan beberapa batasan terhadap
penelitian ini yaitu:
a. Penelitian ini hanya dilakukan pada 12 siswa SMP kelas
VIII
b. 12 subyek penelitian terdiri dari 2 siswa laki laki
kemampuan tinggi, 2 siswa perempuan kemampuan tinggi,
2 siswa laki laki kemampuan sedang, 2 siswa perempuan
kemampuan sedang, 2 siswa laki laki kemampuan rendah,
2 siswa perempuan kemampuan rendah
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Penalaran
Menurut Keraf (dalam Ningrum, 2013) penalaran adalah
suatu proses berfikir yang berusaha mendapatkan sebuah
kesimpulan atau fakta baru dengan cara menghubungkan fakta
fakta yang telah diketahui sebelumnya. Sedangkan menurut
Suriasumantri (dalam Nurhayati, 2013) penalaran merupakan suatu
proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Kemudian dapat disimpulkan bahwa penalaran
adalah suatu proses berfikir yang mengorganisasikan pengetahuan
pengetahuan untuk membentuk sebuah konsep baru atau
membuat sebuah kesimpulan
2. Pemecahan Masalah
Dewiyani (dalam Abdillah, 2014) proses pemecahan
masalah adalah alat yang digunakan untuk mengubah keadaan
yang ditemui menjadi keadaan yang diinginkan. Pemecahan
masalah merupakan suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan dengan menggunakan strategi strategi yang cocok
dengan permasalahan. Polya menjelaskan beberapa tahapan yang
dapat dilakukan dalam memecahkan suatu masalah yaitu
memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melakukan
rencana penyelesaian dan melihat kembali penyelesaian.
3. Kemampuan Matematika
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan dalam
melakukan sesuatu. Menurut Sadullah (dalam Eka, 2013)

kemampuan matematika berkaitan dengan potensi seseorang yang


mencangkup pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
berbagai aktivitas seperti berpikir, bernalar, memecahkan masalah,
dan sebagaianya. Kemampuan matematika adalah kemampuan
intelektual yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal
matematika.
4. Perbedaan Jenis Kelamin
Dagun (dalam Ningrum, 2013) berpendapat bahwa
perbedaan

kemampuan

yang

dimiliki

oleh

laki

laki

dan perempuan hanya dipengaruhi oleh cara berpikir laki laki dan
perempuan yang berbeda, yakni pria lebih analisis dan fleksibel
dibandingkan wanita. Sedangkan Kartono (dalam Ningrum 2013)
menyatakan bahwa perempuan pada umumnya lebih akurat dan
lebih mendetail dalam memperhatikan sesuatu dibandingkan laki
laki. Namun perempuan cenderung kurang kritis sehingga kurang
mampu membedakan antara bagian bagian yang penting dan
bagian yang kurang penting. Kemudian dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir dan bernalar antara siswa laki laki dan
perempuan berbeda.
5. Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Apabila terdapat dua persamaan linear dua variabel yang
berbentuk ax + by = c dan dx + ey = f maka dikatakan dua
persamaan tersebut membentuk sistem persamaan linear dua
variabel. Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
tersebut adalah pasangan bilangan (x,y) yang memenuhi kedua
persamaan tersebut.
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel
dapat dilakukan dengan menggunakan metode grafik, substitusi,
eliminasi dan metode gabungan antara eliminasi dan substitusi.
H. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena penelitian ini
dimaksudkan untuk mendeskripsikan bagaimana penalaran siswa
dalam memecahkan masalah berdasarkan tingkat kemampuan
matematika dan jenis kelamin.

2. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII. Pemilihan
subyek dilakukan dengan mengelompokkan seluruh siswa ke dalam
kelompok kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah.
Pengelompokkan siswa berdasarkan nilai ujian/ ulangan harian
sebelumnya. Kemudian dari setiap kelompok dipilih 2 siswa laki
laki dan 2 siswa perempuan sehingga diperoleh 12 subyek. Dalam
pemilihan 12 subyek penelitian ini, peneliti meminta pendapat dari
guru matematika.
Cara penentuan tingkat kemampuan siswa dilakukan dengan
membagi siswa menjadi 3 kelompok berdasarkan nilai ujian atau
ulangan harian sebelumnya.
1. Kemampuan tinggi
: nilai 75
2. Kemampuan sedang
: 55 nilai 75
3. Kemampuan rendah
: nilai 55
3. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini yaitu:
1. Peneliti sebagai Instrumen yang Utama
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri. Hal ini disebabkan karena peneliti mengumpulkan data
utama dengan memberikan sebuah tes dan melakukan
wawancara terhadap subyek untuk mendapatkan informasi
yang dibutukan.
2. Instrumen Penelitian Pendukung
a. Soal tes
b. Lembar validasi soal tes
c. Pedoman wawancara
4. Prosedur Penelitian
Penelitian kualitatif terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap
persiapan, pelaksanaan, analisis dan penyusunan laporan penelitian.
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan
Pada tahap ini, peneliti:
1. Menyusun proposal penelitian
2. Melakukan survey ke sekolah dan membuat
kesepakatan

dengan

pihak

sekolah

penelitian
3. Mempersiapkan surat ijin penelitian
4. Pemilihan Subjek Penelitian
b. Penyusunan Instrumen Penelitian

tempat

Instrumen yang disusun oleh peneliti antara lain:


1. Soal tes penalaran
2. Pedoman wawancara
3. Lembar validasi tes penalaran
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pemberian Tes
b. Melakukan Wawancara
3. Tahap Analisis
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data setelah data
terkumpul dengan menggunakan analisis data deskriptif secara
kualitatif. Analisis data meliputi analisis hasil tes soal
pemecahan masalah dan analisis data wawancara
a. Analisis Data Tes Pemecahan Masalah
b. Analisis Data Tes Wawancara
4. Tahap Penyusunan Laporan
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah
1. Tes Pemecahan Masalah
Dalam proses pengumpulan data, tes penalaran digunakan
untuk mendapatkan gambaran umum tentang penalaran subjek.
2. Wawancara berbasis tugas
Dalam proses pengumpulan data, wawancara digunakan
untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan detail
tentang penyelesaian tes pemecahan masalah yang telah
dilakukan oleh subyek.
6. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang dimiliki digunakan beberapa teknik
analisis data sebagai berikut.
1. Analisis tes pemecahan masalah
Dalam analisis tes pemecahan masalah, peneliti mengacu
tahap tahap pemecahan masalah Polya yaitu memahami
masalah, merencanakan penyelesaian, melakukan rencana
penyelesaian dan melihat kembali hasil penyelesaian.
2. Analisis wawancara
Dalam analisis data hasil wawancara, peneliti
menggunakan beberapa indikator kemampuan penalaran yang
diadaptasi dari tahap tahap pemecahan masalah Polya.
Adapun indikator pemecahan masalah penalaran sebagai
berikut.

Tahap
Pemecahan
Masalah Polya
Memahami
masalah

Merencanakan
penyelesaian

Melakukan
rencana
penyelesaian

Melihat
kembali
penyelesaian

J. DAFTAR PUSTAKA

Indikator Kemampuan Penalaran


Keruntutan Berpikir
Memberikan
Menarik
Argumen
Kesimpulan
Secara Tepat
Siswa
dapat
menyebutkan
informasi
yang
diketahui dari soal
dan
apa
yang
ditanyakan
soal
dengan tepat
Siswa
dapat Siswa
dapat
menyebutkan
menyebutkan
langkah awal yang teori, model,
akan
digunakan sifat sifat
dalam penyelesaian atau hubungan
masalah yang runtut yang
mendukung
dalam proses
pemecahan
masalah
Siswa
dapat Siswa mampu Siswa mampu
menyelesaikan soal menjelaskan
membuat
sesuai
dengan argumennya
kesimpulan
rencana penyelesaian mengenai
dari langkah
secara runtut dan langkah
langkah
menghasilkan
langkah yang pemecahan
jawaban benar
ditempuh
masalah
dalam proses
pemecahan
masalah
Siswa
melihat Siswa mampu Siswa
yakin
kembali keseluruhan memberikan
dengan
proses
pemecahan validitas
kesimpulan
masalah
hingga argumen pada proses
dan
penarikan
proses
jawaban dari
kesimpulan
pemecahan
pemecahan
masalah
masalah

Abdillah, F. 2014. Profil Kemampuan Penalaran Pada Siswa dalam


Memecahkan Masalah Konstektual Berdasarkan Tingkat Kemampuan
Matematika. Surabaya: Unesa.
Eka, R. 2013. Penalaran Proporsional Siswa Kelas VII SMP Negeri II
Beji Pasuruan Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika. Surabaya:
Unesa.
Ningrum, R. K. 2013. Profil Penalaran Permasalahan Analogi Siswa
Sekolah Menengah Pertama Ditinjau dari Perbedaan Gender. Surabaya:
Unesa.
Nurhayati, S. 2013. Kemampuan Penalaran Siswa Kelas VIII dalam
Menyelesaikan Soal Kesebangunan. Surabaya: Unesa.
Sabarguna, B. S. 2005. Analisis Data pada Penelitian Kualitiatif. Jakarta:
UI Press.
Wijaya, A. 2012. Matematika Itu Asyik (untuk SMP). Yogyakarta: Mobius.

Anda mungkin juga menyukai