Anda di halaman 1dari 14

MELAWAN SEPI

KAN KU NANTI
WALAUPUN DERU MENGGEBU-GEBU
OH RINDU INI TAKKAN KUBUNUH
MESKI MENGGILAS HATI DAN PERI
AKAN KUREDAM DAN KUTUNDUKKAN
WALAU KU TAHU TAK KAN MENANG

SERAUT WAJAHMU
TELAH DALAM TERUKIR DISANA
MEMBELENGGU BAGAI KABUT
SEPI BISU
SAMAR SURAM
KELAM MERADANG
MENOREHKAN LUKA MENGANGA
DIATAS LUKA LAMA

KADANG PERTANYAAN ITU KEMBALI MENGGEMA


OH INI PERANG SIAPA DAN UNTUK APA
KALUT MENGHIMPIT MENYESAKKAN DADA
ADAKAH HARAPAN DISANA
ATAU MENYISAKAN KEPALSUA SEMATA
YANG BERUJUNG LARA NESTAPA
OH INI PERANG SIAPA DAN UNTUK APA
TELAH JATUH KORBAN TERSERAK SIA-SIA
ATAU INI HANYA FRAGMEN PICISAN
DARI SANDIWARA EGO SEMU
YANG KEMBALI MENJELMA
DAN MENGATAS NAMAKAN CINTA
....

BAIT YANG TERAKHIR

Pengertian Puisi, Unsur Puisi, Struktur Puisi, Jenis Puisi, dan Ciri-ciri Puisi Terlengkap

10:08

Belajar

Pengertian Puisi, Unsur Puisi, Struktur Puisi, Jenis Puisi, dan Ciri-ciri Puisi Terlengkap - Hai, sahabat
Baris Puisi, pada kesempatan kali ini Admin mau memberikan sebuah karya/tulisan yang baik untuk
dibaca. Tulisan ini bermanfaat bagi kamu semua dalam mencari atau menambah inspirasi. Karena
situs ini diciptakan hanya untuk memanjakan kamu sebagai pembaca setia.

Ketika saat ini kamu membaca : Pengertian Puisi, Unsur Puisi, Struktur Puisi, Jenis Puisi, dan Ciri-ciri
Puisi Terlengkap, sebagai perbandingan nanti silakan baca juga :

 Pengertian Sajak, Jenis-jenis Sajak, dan Contoh Sajak Lengkap


 Pengertian Pantun, Ciri-Ciri, Jenis Pantun, dan Contoh Pantun Lengkap

 Pengertian Bait dan Rima dalam Puisi Lengkap

BarisPuisi - Salah satu bentuk karya sastra yang membuat dan memilih-milih kata untuk
menghasilkan makna yang indah yaitu puisi. Di bawah ini dijelaskan berbagai macam makna yang
ada kaitannya dengan puisi.

Pengertian Puisi

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengumpulkan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian
struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh ritma, rima,
ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Penekanan pada segi estetik pada suatu
bahasa serta penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima merupakan hal yang membedakan
pada puisi dari prosa. Tetapi, dari perbedaan tersebut masih saja ada yang diperdebatkan.

Perbedaan puisi dengan karya sastra lain sebenarnya memang cukup terlihat. Menurut pandangan
kaum awam biasanya cara dalam membedakan puisi dengan prosa yaitu dari jumlah huruf serta
kalimat dalam karya tersebut. Puisi pada umumnya lebih ringkas dan padat, sedangkan prosa lebih
mengalir seperti halnya mengutarakan cerita.

Terdapat banyak ahli dibidang sastra yang memberikan pengertian puisi. Beberapa dari para ahli
modern mempunyai pendekatan untuk mengartikan puisi tidak sebagai jenis literatur tetapi sebagai
sebuah perwujudan dari imajinasi manusia, yang hal ini menjadi sumber dari segala kreativitas.
Selain itu pada puisi juga terdapat curahan dari isi hati seseorang yang membawa orang lain ke
dalam keadaan hati yang sedang dialaminya. Berikut dirincikan pengertian puisi menurut para ahli.
Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Herbert Spencer

Menurut Herbert Spencer puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang mempunyai sifat
emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.

Herman Waluyo

Puisi ialah karya sastra yang bersifat tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.

Thomas Carlye
Puisi merupakan ungkapan pikiran yang memiliki sifat musikal.

Sumardi
Menurut Sumardi puisi merupakan salah satu karya sastra dengan bahasa yang diringkas,
dipadatkan, serta diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang imajinatif.

James Reevas
Menurut James Reevas puisi adalah suatu ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.

Pradopo
Menurut Pradopod puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang sangat
penting dan diubah dalam wujud yang berkesan.

Baja Juga : Tips Mudah Membuat Puisi

Jenis Puisi

1. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti jumlah kata dalam 1
baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), Banyak suku kata tiap baris dan Irama

a. Ciri-Ciri Puisi lama


Berikut ciri-ciri puisi lama :

 Puisi lama biasanya berupa puisi rakyat dan tidak diketahui nama pengarangnya.

 Puisi lama terikat oleh berbagai macam aturan-aturan seperti jumlah baris pada setiap
baitnya, sajak serta jumlah suku kata pada setiap barisnya.

 Disampaikan dari mulut ke mulut sehingga disebut juga dengan sastra lisan.
 Menggunakan majas atau gaya bahasa tetap dan klise.

 Biasanya berisikan atau bertemakan tentang kerajaan, fantastis, serta istanasentris.

b. Jenis puisi lama

 Pantun : puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12
suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun
menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

 Gurindam : puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.

 Karmina : pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.

 Mantra : ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib

 Seloka : pantun berkait.

 Syair : puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat atau cerita.

 Talibun : pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.

2. Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas daripada puisi lama
baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

a. Ciri-Ciri Puisi Baru

Ciri-ciri puisi baru antara lain:

 Dapat diketahui nama pengarangnya, berbeda dengan puisi lama yang tidak dapat diketahui
nama pengarangnya

 Perkembangannya secara lisan serta tertulis.

 Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti rima, jumlah baris dan suku kata.

 Menggunakan majas yang dinamis atau berubah-ubah.

 Biasanya berisikan tentang kehidupan.

 Biasanya lebih banyak memakai sajak pantun dan syair.

 Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris.

 Pada tiap-tiap barisnya berupa kesatuan sintaksis.

 Memiliki rima akhir yang teratur.


b. Jenis Puisi Baru

 Balada : puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing
dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah
menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam
bait-bait berikutnya

 Himne : adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.

 Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi
(metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung
baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

 Epigram : puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.

 Oktaf/Stanza : puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi
delapan seuntai).

 Romansa : puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih .

 Elegi : puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.

 Distikon : puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).

 Terzina : puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).

 Satire : puisi yang berisi sindiran/kritik

 Kuatrain : puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).

 Kuint : puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).

 Sektet : puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).

 Septime : puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).

 Soneta : puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama
masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.

Baca Juga: Perbedaan Puisi, Drama, dan Prosa Lengkap

Struktur Puisi

1. Struktur fisik puisi

 Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya

 Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu.
 Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.

 Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji.

 Bahasa figuratif yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo,
1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte,
hingga paradoks.

 Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri,
pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

 Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.

 Versifikasi yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada
puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:

a. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji
C.B.)
b. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang,
sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92])
c. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi.
Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

2. Sruktur Batin Puisi

Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut.

 Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda
dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun
makna keseluruhan.

 Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya.

 Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte,
bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu
saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca.

 Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada


pembaca.
Jadi sudah memahami pengertian puisi, unsur puisi, struktur puisi, jenis puisi, dan ciri puisi
kan? Mudah-mudahan bermanfaat untuk menambah pengetahuan Anda.

Mau puisi atau karya sastra kamu di tampilkan di situs ini? Silakan kirim karya kamu dengan klik >>
KIRIM KARYAMU. Tulisan tentang Pengertian Puisi, Unsur Puisi, Struktur Puisi, Jenis Puisi, dan Ciri-ciri
Puisi Terlengkap ini, mudah-mudahan bisa memberi inspirasi bagi kamu semua.

Kamu telah membaca Pengertian Puisi, Unsur Puisi, Struktur Puisi, Jenis Puisi, dan Ciri-ciri Puisi
Terlengkap dan url permalinknya adalah http://barispuisi.blogspot.com/2016/09/pengertian-puisi-
adalah.html.

Pengertian Bait dan Rima dalam Puisi Lengkap

08:24

Belajar Puisiku

Pengertian Bait dan Rima dalam Puisi Lengkap - Hai, sahabat Baris Puisi, pada kesempatan kali ini
Admin mau memberikan sebuah karya/tulisan yang baik untuk dibaca. Tulisan ini bermanfaat bagi
kamu semua dalam mencari atau menambah inspirasi. Karena situs ini diciptakan hanya untuk
memanjakan kamu sebagai pembaca setia.

Ketika saat ini kamu membaca : Pengertian Bait dan Rima dalam Puisi Lengkap, sebagai
perbandingan nanti silakan baca juga :

 Pengertian Pantun, Ciri-Ciri, Jenis Pantun, dan Contoh Pantun Lengkap

 Pengertian Bait dan Rima dalam Puisi Lengkap

 Puisi Cinta (Perasaan Ini)

 Puisi Sahabat (Tentang Kenyamanan Hati)

 Pengertian Sajak, Jenis-jenis Sajak, dan Contoh Sajak Lengkap

Ketika kita akan membuat sebuah puisi, hal yang harus menjadi pertimbangan yaitu berapa bait dan
seperti apa rimanya. Karena jika bait yang kita gunakan terlalu banyak untuk puisi yang pemaparan
tak banyak, jelas akan membuat bosan si pembaca. Begitu pula jika rima yang diterapkan tak
beraturan, pasti pembaca atau pendengar serasa didongengkan cerita biasa saja.

Lantas apa pengertian bait dan rima? Simak penjelasannya yuk.

1. Pengertian Bait

Pengertian bait dari berbagai sumber:


 Menurut KBBI, bait yaitu satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris, seperti
pantun yang terdiri atas empat baris.

 Menurut wikipedia, Bait (sastra), (dibaca "ba-it"), adalah bagian dari teks berirama (puisi
atau lirik lagu) terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis, meyerupai pengertian
paragraf dalam sastra atau tulisan.

 Bait merupakan bagian teks yang berirama.

 Bait bisa juga diartikan gabungan dari beberapa baris dalam puisi, biasanya terdiri dari 4
baris.

Dalam membuat sebuah puisi, kumpulan baris yang tersusun dapat pula disebut bait. Biasanya satu
bait puisi terdiri dari empat baris. Bahkan ada pula puisi yang satu bait isinya lebih dari empat baris.
Fungsi bait yaitu sama seperti penggunaan paragraf dalam sebuah karangan. Bait berfungsi untuk
memisahkan topik-topik atau ide / gagasan yang diekspresikan dalam bentuk puisi.

Contoh:

Si Jago

Bulunya hitam meliuk-liuk

Berekor panjang dan berpelatuk

Berkaki dua tanpa alas

Berlari-lari mengitari teras


Si Jago suka bertingkah lucu

Mematuk makanan tanpa malu

Jika ku panggil langsung datang

Begitu penurut si jago kecilku

Puisi “Si Jago” diatas dibagi menjadi 2 bait. Di tiap baitnya ada empat baris. Bait pertama dalam puisi
“Si Jago” membicarakan ciri-ciri tubuh si Jago. Sedangkan baris kedua membicarakan kebiasaan atau
sifat si Jago.

Baca Juga: Cara Membuat Puisi Paling Mudah

2. Pengertian Rima

Rima (persamaan bunyi) merupakan pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik maupun pada
akhir puisi (huruf vokal) yang berdekatan. Bunyi yang berima tersebut dapat ditampilkan oleh
tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan nada (suara). Puisi-puisi yang bergaya rima kental biasanya
yaitu puisi-puisi melayu dan beberapa puisi angkatan di bawah penulis kontemporer. Mereka
menulis puisi-puisi seperti bentuk pantun modern (kini). Artinya ada beberapa bunyi yang sama pada
setiap pengulangan bunyi yang berselang.

a. Pola Rima

Rima dapat pula diartikan sebagai bunyi akhiran yang sama dalam baris-baris puisi di tiap baitnya.
Ada beberapa pola rima yang digunakan dalam penulisan puisi Indonesia, diantaranya:

1) A-A-A-A

Bait puisi mempunyai rima dengan pola a-a-a-a artinya keempat barisnya mempunyai akhiran
dengan bunyi (vokal) yang sama semua.

Contoh :

Ketika malam memekakan telinga

Ku terus coba pejamkan mata

Entah tak tahu kenapa


Makin ku pejam makin susah rasanya

2) A-A-B-B

Bait puisi mempunyai rima denga pola a-a-b-b artinya dua baris pertama mempunyai akhiran huruf
dengan bunyi yang sama dan dua baris terakhir mempunyai akhiran huruf dengan bunyi yang sama
juga tetapi berbeda dengan bunyi akhiran kedua baris pertama.

Contoh:

Tapal batas memisahkan kita

Dari pijarnya kasih asmara

Ku lihat kau makin menjauh

Kini bayangmu tak lagi bisa kurengkuh

3) A-B-A-B

Bait puisi mempunyai rima denga pola a-b-a-b artinya baris pertama dan ketiga mempunyai
akhiran huruf dengan bunyi yang sama dan baris kedua dan keempat mempunyai akhiran huruf
dengan bunyi yang sama juga tetapi berbeda dengan bunyi akhiran baris pertama dan ketiga.

Contoh :

Aku kirimkan doa untukmu

Saat mata tiba-tiba terjaga

Karena yang aku mau

Engkau damai di alam sana

4) A-B-B-A

Bait puisi mempunyai rima denga pola a-b-b-a artinya baris pertama dan keempat mempunyai
akhiran huruf dengan bunyi yang sama dan baris kedua dan ketiga mempunyai akhiran huruf dengan
bunyi yang sama juga tetapi berbeda dengan bunyi akhiran baris pertama dan keempat.

Contoh :

Jujurlah bila kau tak lagi cinta


Aku menyerah

Aku pasrah

Asal kau bahagia

Baca Juga: Pengertian Sajak, Jenis-jenis Sajak, dan Contoh Sajak Lengkap

b. Jenis- jenis Rima

Rima dalam penerapannya di bagi dalm berbagai macam jenis, antara lain:

1. Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir.

2. Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.

3. Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak
(suku kata sebunyi).

4. Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan
vokal yang sama.

5. Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).

6. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang
sama atau baris yang berlainan.

7. Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.

8. Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapaat pada huruf-huruf mati/konsonan.

Nah guys, sudah paham kan penjelasan tentang bait dan rima dalam puisi? Maka sekarang kamu
sudah tidak bingung lagi, jadi harapannya saat membuat puisi nanti kamu semakin jago dalam
membuat rima dan bait yang sesuai. Semoga bermanfaat.

Mau puisi atau karya sastra kamu di tampilkan di situs ini? Silakan kirim karya kamu dengan klik >>
KIRIM KARYAMU. Tulisan tentang Pengertian Bait dan Rima dalam Puisi Lengkap ini, mudah-
mudahan bisa memberi inspirasi bagi kamu semua.

Kamu telah membaca Pengertian Bait dan Rima dalam Puisi Lengkap dan url permalinknya adalah
http://barispuisi.blogspot.com/2017/11/pengertian-bait-dan-rima-dalam-puisi.html.

Bait, Irama dan Rima Dalam Pokok Bahasan Pelajaran Indonesia


Apa itu bait, irama dan rima ? Mungkin pertanyaan seperti itu pernah terlintas dalam benak anda.
sebenarnya, ketiga istilah tersebut bukan merupakan istilah baru lagi. Anda tentunya pernah
mempelajari istilah tersebut ketika anda duduk di bangku SD atau perguruan tinggi.

Hal ini karena apa itu bait, irama dan rima merupakan salah satu pokok bahasan dari pelajaran
bahasa Indonesia yang merupakan pelajaran yang telah kita pelajari dari SD hingga perguruan tinggi.

Mungkin sebagian dari anda merasa bingung mengapa bahasa Indonesia perlu dipelajari begitu
lama. Padahal, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita gunakan sehari hari untuk
berkomunikasi dengan orang lain.

Sebenarnya, jawabannya sangat mudah, karena bahasa Indonesia jauh lebih kompleks dari yang kita
pikirkan. Salah satu bahan kajian yang cukup kompleks adalah bait, irama dan rima ini. Pada
umumnya, ketiga istilah ini banyak digunakan pada berbagai jenis karangan, baik yang lama atau
yang baru.

Oleh karena itu, sebelum kita menulis karangan, misalnya puisi, syair atau pantun, maka terlebih
dahulu kita harus memahami apa itu bait, irama dan rima ? Biasanya, ketiga istilah ini banyak kita
temukan dalam menyusun puisi.

Meskipun kebanyakan puisi sekarang merupakan puisi bebas, namun dalam menyusun puisi baru
anda juga harus memperhatikan ketiga unsur tersebut, mengingat puisi merupakan karya yang
sangat mementingkan nilai keindahan dari pada karya lainnya.

Puisi sendiri jika diartikan secara umum merupakan seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk
menambah kualitas estetikanya. Puisi sendiri berbeda dengan prosa, meskipun banyak orang yang
tidak bisa membedaknnya.

Pada dasarnya, penekanan pada keindahan bahasa, penggunaan kata berulang dengan sengaja,
meter dan rima merupakan hal yang membedakan puisi dengan prosa. Banyak juga para ahli modern
yang berpendapat bahwa puisi bukanlah wujud dari literature, melainkan wujud dari imanjinasi
manusia.
Untuk menyusun karangan bebas, seperti puisi atau syair dan lainnya, simaklah pengertian dari apa
itu bait, irama dan rima ? yang akan disajikan berikut ini.

1. Bait

Bait atau yang kita kenal sebagai baris merupakan salah satu unsur yang menyusun sebuah
karangan. Bait sendiri merupakan unsur yang sangat penting dalam menyusun puisi. Dalam menulis
suatu puisi, biasanya kita membaginya ke dalam bagian yang kita sebut sebagai bait.

Biasanya satu bait puisi terdiri dari empat baris. Namun, ada juga puisi yang satu baitnya berisi lebih
dari empat baris. Sebenarnya, bait ini sama fungsinya seperti paragraf dalam sebiah karangan atau
wacana.

Bait ini berfungsi untuk memisahkan topik atau ide yang akan diekspresikan dalam suatu puisi.

2. Irama

Dalam menyusun sebuah puisi yang baik, salah satu unsur penting yang perlu kita perhatikan adalah
irama. Irama juga sering disebut sebagai tempo. Di dalam puisi, irama merupakan persamaan bunyi
yang dapat memberikan efek magis.

Dalam puisi sendiri, ada beberapa jenis irama, yaitu :

 Onomatope atau tiruan terhadap bunyi yang dapat memberikan efek magis

 Bentuk intern pola bunyi, misalnya dengan melakukan aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi dan lainnya

 Pengulangan kata atau ungkapan yang memperhatikan tinggi rendahnya, panjang


pendeknya dan kuat lemahnya bunyi. Hal ini merupakan hal yang paling menonjol dalam
membacakan puisi

3. Rima

Rima dalam puisi sering juga disebut sebagai pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik
sajak maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan. Akhir rima yang terdapat pada akhir larik
sebuah sajak, berpeluk rima akhir pada sebuah bait berlarik genap, yang larik pertamanya berima
dengan larik ketiga dan larik keduanya berima dengan larik keempat.

Selain ketiga unsur tersebut, ada juga unsur lain yang perlu anda perhatikan, khusunya dalam
membacakan puisi, di antaranya adalah :

 Ketepatan ekspresi atau mimic wajah

 Kinesik atau gerak tubuh

 Kejelasan artikulasi

 Timbre atau warna bunyi

 Irama puisi
 Intonasi yang digunakan

Inilah sekilas mengenai apa itu bait, irama dan rima ? Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai