Anda di halaman 1dari 7

Teks puisi merupakan materi bahasa Indonesia kelas 7 - Materi ini membahas

pengertian puisi, unsur-unsur, ciri-ciri, jenis-jenis, struktur dan kaidah kebahasaan puisi.

Pernahkah kalian melihat orang membaca puisi? Pasti jawabannya pernah, siapa yang
tidak tahu Puisi Kidung Ibu Indonesia yang dibawakan oleh Sukmawati membawa
kontroversi. Karena didalamnya membandingkan Azan dengan kidung Ibu.

Lalu, apa yang dimaksud dengan puisi? Menurut Wikipedia, puisi diambil dari
bahasa Yunani Kuno yang artinya sebuah seni tertulis.

Secara singkat kita telah mengetahui apa itu puisi. Selanjutnya unsur-unsur puisi terbagi
menjadi dua, yaitu struktur fisik dan struktur batin.

Sedangkan, ciri-ciri dan jenis-jenis puisi bisa dibedakan menjadi puisi lama dan puisi
baru. Hal-hal yang disebutkan sebelumnya, akan kita bahas secara rinci.

Hal pertama yang harus kita ketahui yaitu pengertian puisi secara umum dan menurut
para ahli.

Pengertian Puisi
Pengertian Puisi Secara Umum

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan penyusun
baris dan bait yang bahasanya nampak indah dan penuh dengan makna.

Puisi lama adalah suatu karya sastra yang masih terikat oleh aturan-aturan tertentu
dalam pembuatannya. Aturan yang dimaksud antara lain: jumlah kata dalam satu baris;
jumlah baris dalam satu bait; rima (persajakan); banyaknya suku kata dalam setiap
baris; dan irama.

Puisi baru adalah salah satu karya sastra yang tidak terikat dengan aturan-aturan
tertentu dalam pembuatannya sehingga lebih bebas bentuknya dibandingkan puisi
lama, baik dalam segi jumlah suku kata, baris maupun sajaknya.

Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang bentuknya sudah ditentukan, biasanya
terdiri dari beberapa deret kalimat, ada juga yang berdasarkan mantra, dan ada yang
berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau juga hanya
berdasarkan irama.

Pengertian Puisi Menurut Para ahli

1. Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984)

Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra, serta
penyusunan larik dan bait.

2. Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9)

Puisi adalah ekspresi yang kongkret atau nyata dan bersifat artistik dari dalam pikiran
manusia dalam bahasa emosional dan berirama.

3. Carlyle

Puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa,
sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti halnya musik.
4. Samuel Taylor Coleridg

Puisi adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

5. Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8)

Mengatakan puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit


mungkin.

6. Putu Arya Tirtawirya (1980:9)

Puisi merupakan ungkapan secara samar dan implisit, dengan makna yang tersirat, di
mana kata-katanya condong pada makna konotatif.

7. Herman J. Waluyo

Puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan perasaan dan pikiran
sang penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

Unsur-Unsur Puisi

Secara sederhana, unsur-unsur puisi terdiri dari lima unsur, yakni kata, larik, bait, bunyi,
dan makna. Kelima unsur ini saling memengaruhi puisi menjadi utuh. Secara singkat
uraiannya sebagai berikut.
1. Kata: unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat
menentukan keutuhan dan kesatuan unsur-unsur yang lain.
2. Larik/Baris: larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa juga seperti sebuah
kalimat. Dalam puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat bait,
sebaliknya pada puisi baru tidak ada batasan.
3. Bait: kumpulan larik yang tersusun harmonis.
4. Bunyi: dibentuk oleh irama dan rima. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang
ditimbulkan oleh kata-kata atau huruf dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme)
adalah panjang pendek, tinggi rendah, dan keras lembut ucapan bunyi.
5. Makna adalah unsur tujuan dari diksi, pembentukan bait dan larik. Makna juga bisa
menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut.
Secara lebih detail, unsur-unsur puisi terbagi menjadi dua struktur, yaitu struktur
fisik dan struktur batin.

A. Struktur Fisik Puisi (Metode Puisi)

Struktur fisik puisi atau disebut juga metode dalam puisi yang terdiri dari hal-hal berikut:
 Perwajahan puisi (tipografi): bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi oleh
kata-kata, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
 Diksi: pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam puisinya.
 Imaji: susunan kata-kata atau kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penghilatan, perasaan, dan pendengaran. Imaji dapat dibagi tiga, yakni imaji
suara, imaji penglihatan, dan imaji raba atau sentuh.
 Kata kongkret: kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji.
 Bahasa figuratif: bahasa berkias yang dapat menghidupkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu.
 Versifikasi: menyangkut ritme, rima dan metrum.

B. Struktur Batin Puisi (Hakikat Puisi)


Sedangkan struktur batin puisi atau disebut juga hakikat suatu puisi terdiri dari hal-hal
beriku:
 Tema/makna (sense): media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan
tanda dengan makna, puisi harus bermakna, baik makna tiap baris, bait, kata maupun
makna secara keseluruhan.
 Rasa (feeling): merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisi.
 Nada (tone): sikap penyair terhadap pembacanya.
 Amanat/Maksud/Tujuan (itention): ada tujuan yang mendorong penyair untuk
menciptakan puisi.

Ciri-ciri Puisi

Adapun ciri-ciri dalam puisi meliputi ciri-ciri puisi lama dan ciri-ciri puisi baru yang akan
kami jelaskan sebagai berikut.

A. Ciri-ciri Puisi Lama


Berikut ini adalah ciri-ciri puisi lama yang harus Anda ketahui:
 Anonim: tidak diketahui siapa pengarangnya.
 Terikat jumlah baris, irama dan rima.
 Merupakan kesusastraan lisan.
 Gaya bahasanya klise dan statis (tetap).
 Isinya fantastis dan istanasentris

B. Ciri-ciri Puisi Baru

Sedangkan ciri-ciri puisi baru adalah sebagai berikut:

 Diketahui siapa pengarangnya


 Tidak terikat jumlah baris, rima dan irama.
 Berkembang secara tertulis dan lisan.
 Gaya bahasa dinamis (berubah-ubah).
 Isinya tentang kehidupan pada umumnya.

C. Ciri-ciri Puisi Secara Umum

Ada juga lho, ciri-ciri pusi secara umum.


 Diksi bersifat kias
 Diksi yang digunakan untuk mempertimbangkan adanya persajakan atau rima.
 Padat dan indah
 Berbentuk bait
 Penggunaan majas yang sangat dominan

Jenis-jenis Puisi

Setelah kita mengetahui ciri-cirinya, selanjutnya kita harus mengetahui jenis-jenis


dalalam puisi yang meliputi jenis puisi lama dan jenis puisi baru. Berikut penjelasan
singkatnya.

A. Jenis-jenis Puisi Lama

Berikut ini kami jelaskan beberapa macam jenis puisi lama.


1. Mantra: sebuah ucapan yang masih dianggap mempunyai kekuatan ghaib.
2. Pantun: salah satu puisi lama yang memiliki ciri bersajak a-b-a-b. (baca: pengertian
pantun dan contohnya)
3. Karmina: salah satu jenis pantun yang kilat/sangat pendek.
4. Seloka: pantun yang berkait. (baca: pengertian seloka dan contohnya)
5. Gurindam: puisi yang terdiri dari tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, dan biasanya
terdapat nasihat. (baca: pengertian gurindam dan contohnya)
6. Syair: puisi yang asalnya dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, dan
biasanya berisi nasihat atau sebuah cerita. (baca: pengertian syair dan contohnya)
7. Talibun: pantun genap yang tiap bait terdiri dari bilangan genap, misalnya 10,8, atau 6
baris.

B. Jenis-jenis Puisi Baru

Dan juga kami jelaskan macam-macam jenis puisi baru.


1. Balada: salah satu jenis puisi baru tentang cerita.
2. Himne: puisi yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, seorang pahlawan, atau
tanah air.
3. Ode: puisi berisi sanjungan bagi orang yang jelah berjasa.
4. Epigram: puisi yang mempunyai isi berupa ajaran hidup atau tuntunan.
5. Romansa: puisi yang isinya mengenai luapan perasaan seorang penyair tentang cinta
kasih.
6. Elegi: puisi yang mempunyai isi tentang keadilan.
7. Satire: puisi yang berisi tentang sindiran atau kritikan
8. Distikon: puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris/puisi 2 seuntai.
9. Terzinaa: puisi yang ada tiap baitnya terdiri dari 3 baris/puisi 3 seuntai.
10. Kuatrain: puisi pada tiap baitnya terdiri dari 4 baris/puisi 4 seuntai.
11. Kuint: puisi pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris
12. Sektet: puisi pada tiap baitnya terdiri dari 6 baris
13. Septime: puisi pada tiap baitnya terdiri dari 7 baris.
14. Oktaf atau Stanza: puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
15. Soneta: puisi yang terdiri dari 14 baris yang terbagi menjadi 2, dua bait pertama
masing-masing terdiri dari 4 baris dan dua bait kedua masing-masing 3 baris.

Kaidah/Ciri Kebahasaan Puisi

Selain itu kita juga harus memahami apa saja kaidah kebahasaan puisi ataupun ciri
kebahasaannya.
 Pemadatan bahasa: membuat kata-kata dalam puisi seakan bernyawa sehingga
mampu untuk menyihir pembaca.
 Pemilihan kata khas: agar puisinya lebih bermakna. Faktor yang harus
dipertimbangkan adalah makna kias, persamaaan bunyi (rima), lambang.
 Kata konkret: keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih berwujud
atau konkret.
 Pengimajian: dapat berupa kata ataupun rangkaian kata-kata yang bisa memperjelas
sesuatu yang ingin disampaikan penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca.
 Irama (ritme): dalam puisi sering kita jumpai pengulangan kata, frasa, bunyi maupun
kalimat.
 Tata wajah (tipografi): sebagai penyair menganggap tata wajah sebagai unsur puisi
yang paling penting.

Anda mungkin juga menyukai