Pengertian Pantun
Pantun adalah sebuah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima
akhir ab ab.
2. Ciri-Ciri Pantun
Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut.
a. Tiap bait terdiri dari 4 baris.
b. Tiap baris terdiri dari 4 atau 5 kata.
c. Sajaknya berbentuk ab ab.
d. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
e. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
3. Jenis-Jenis Pantun
Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi:
1. Pantun tentang Lingkungan Alam
Contoh:
Galau hati buatku sesak
Melihat dirimu yang sendiri
Kalau bumi ini rusak
Manusia juga yang merugi
Mengalir angin serasa tertahan
Di tepi kota yang tercemari
Air dan udara anugerah Tuhan
Tapi kita sering mengotori
2. Pantun Nasihat
Contoh:
Jangan suka makan mentimun
Mentimun itu banyak getahnya
Jangan suka duduk melamun
Melamun itu tidak ada gunanya
3. Pantun Teka-teki
Contoh:
Kalau puan, puan cerana
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijaksana
Binatang apa tanduk di kaki
4. Pantun Jenaka
Contoh:
Limau purut di tepi rawa
Buah di lanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa
Melihat kucing duduk berbedak
5. Pantun Agama
Contoh:
Asam hadis asam gelugur
Ketiga asam riang-riang
Menangis di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Gurindam
Pengertian, Ciri Ciri, dan Contoh Gurindam - Gurindam adalah karya sastra lama yang
berbentuk puisi yang terdiri dari dua baris kalimat yang memiliki rima atau sajak yang sama.
Gurindam sendiri memiliki lebih dari satu bait yang terdiri dari 2 baris tiap baitnya. Baris
pertama pada gurindam merupakan baris syarat, masalah, persoalan atau perjanjian dan
baris kedua merupakan jawaban atau akibat dari masalah atau hal yang terjadi pada baris
pertama.
Gurindam sangat berbeda dengan pantun. Gurindam hanya memiliki 2 larik pada satu bait
pantun sedangkan pantun memiliki 4 baris dalam tiap bait. Di dalam gurindam, kalimat
antar larik/baris saling berkaitan. Sebenarnya gurindam merupakan satu kalimat majemuk
utuh yang memiliki hubungan sebab akibat.
Ciri-Ciri Gurindam
1. Gurindam terdiri dari dua baris tiap baitnya.
2. Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.
3. Tiap baris memiliki hubungan sebab akibat.
4. Tiap baris memiliki rima atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
5. Isi atau maksud dari gurindam ada pada baris kedua.
6. Isi gurindam biasanya berupa nasehat-nasehat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.
Macam-Macam Gurindam
Jika dilihat dari barisnya, ada 2 macam bentuk guridam, yaitu gurindam berkait dan
gurindam berangkai. Di bawah ini adalah pengertian dan contoh-contoh gurindam.
1. Gurindam Berkait
Gurindam berkait adalah gurindam yang bait pertama berhubungan dengan bait berikutnya
dan juga pada bait seterusnya.
Contoh:
Barang siapa yang hidupnya tidak ingin sesat di dunia dan akhirat
Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat
2. Gurindam berangkai
Gurindam berangkai adalah bentuk gurindam yang memiliki kata yang sama di setiap baris
pertama baitnya.
Contoh:
Contoh-Contoh Gurindam
Barang siapa tinggalkan sholat
Akan menuntun ke perbuatan maksiat
Barang siapa melakukan perbuatan maksiat
Pasti akan disiksa di akhirat
A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada
mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan
kepercayaan. (ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib).
Contoh:
2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)
CIRI-CIRI GURINDAM:
3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
Contoh :
Contoh :
5.KARMINA
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Contoh:
1. Distikon, adalah puisi yang terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya.
Contoh:
Ayah
Tajamnya matamu menyiratkan kekuatan
Dalam mendidik kami untuk tegap
Ayah..
Otot tanganmu tak pernah lelah
Membimbing kamu selalu maju ke depan
Terima kasih slalu kuucapkan
Atas semua pengorbanan dan letihmu
Semoga Tuhan selalu menjagamu
3. Quatrain, adalah puisi yang terdiri atas empat baris dalam tiap baitnya.
Contoh:
Akankah datang
Pagi esok dengan embun di atas daun
Sapaan halus dari bibir kecilmu
Rengkuhan manja dari tangan kecilmu
Langkah terhuyung namun semangat
Suaramu yang selalu memanggilku
Ibu
7. Oktaf/stanza, adalah puisi yang terdiri atas delapan baris dalam tiap baitnya.
Contoh:
Contoh:
Damayanti (2013:85) mengatakan bahwa dari segi bentuknya puisi dibagi menjadi menjadi
delapan macam yaitu:
1. Distikon : disebut juga puisi dua seuntai karena tiap baitnya terdiri atas dua baris
2. Terzina : disebut juga puisi tiga seuntai karena tiap baitnya terdiri atas tiga baris
3. Kuatrain : disebut juga puisi empat seuntai karena tiap baitnya terdiri atas empat baris
4. Kuint : disebut juga puisi lima seuntai karena tiap baitnya terdiri atas lima baris
5. Sektet : disebut juga puisi enam seuntai karena tiap baitnya terdiri atas enam baris
6. Septine : disebut juga puisi tujuh seuntai karena tiap baitnya terdiri atas tujuh baris
7. Oktaf atau stanza : disebut juga puisi delapanseuntai atau double kutrain karena tiap
baitnya terdiri atas delapan baris
8. Soneta : merupakan sebuah puisi yang terdiri atas empat belas bari yang terbagi
menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-
masing tiga baris.