Anda di halaman 1dari 7

Materi Bahasa Indonesia

Pengertian Gurindam
Pengertian Gurindam, Ciri-Ciri, Jenis dan Contoh Gurindam Terlengkap - Gurindam adalah jenis
puisi lama yang berasal dari Tamil (India) yang berisi tentang nasihat, dengan aturan setiap bait terdiri
atas 2 baris dan bersajak a-a. Gurindam berasal dari bahasa tamil yaitu Kirindam yang berarti mula-mula
amsal, perumpamaan.

Gurindam berisi 2 bait yang terdiri dari 2 baris kalimat berima sama, baris pertama berisikan semacam
soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan tentang jawaban atau akibat dari masalah atau
perjanjian pada baris pertama.

Gurindam disamakan dengan pantun nasihat, padahal kedua karya sastra tersebut berbeda karena
gurindam hanya terdiri dari 2 baris dalam 1 bait sedangkan pantun bisa lebih dari 4 baris.

Ciri-Ciri Gurindam
Adapun ciri-ciri gurindam diantaranya:

 Pada tiap baris bersajak a-a, b-b, dan lain sebagainya

 Gurindam hanya terdiri dari dua baris, tidak lebih pada tiap baitnya.

 Setiap baris hanya hanya terdiri dari sekitar 10 kata.

 Gurindam berisi nasehat atau filosofi hidup

 Pada tiap baris gurindam memiliki hubungan sebab-akibat.

 Baris kedua berupa isi.

Macam-Macam Gurindam
Terdapat 2 macam jenis gurindam yaitu gurindam berkait dan gurindamn berangkai. Berikut penjelasan
dan contohnya:

Gurindam Berkait

Gurindam Berkait adalah gurindam yang bait pertamanya berkaitan dengan bait berikutnya dan pada bait
selanjutnya. Berikut contoh gurindam berkait:

Sebelum berbicara pikir dahulu

Agar tak melukai hati temanmu

Kalau berbicara semaumu

Tentulah banyak orang yang membencimu


Siapa tak ingin sesat dunia akhirat

Maka cepatlah taubat sebelum terlambat

Tapi siapa yang lekas bertaubat sebelum kiamat

Maka didapatlah itu yang namanya selamat

Gurindam Berangkai

Gurindam berangkai adalah gurindam yang mempuntai kata yang sama pada setiap baris pertama baitnya.
Berikut contoh gurindam berangkai:

Temukan apa yang dimaksud sahabat

Temukan apa yang dimaksud maksiat

Janganlah menjadi orang yang memelas

Nanti kamu menjadi orang yang malas

Lakukan saja yang menurutmu benar

Lakukan saja yang menurutmu pantas

Hidup hanya bergantung hati

Hidup hanya sesaat dan kemudian mati

Contoh Gurindam

Pengarang gurindam yang terkenal yaitu Raja Ali Haji. Karya Gurindam Raja Ali Haji yang terkenal
berjudul Gurindam Dua Belas.

Pasal 1

Barang siapa tiada memegang agama

Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

Maknanya, bahwa sebagai manusia haruslah berpedoman pada agama, karena jika tidak arah hidup orang
tersebut tidak akan berguna.

Barang siapa mengenal yang empat

Maka dia itulah orang yang ma’rifat


Maknanya, bahwa dalam kehidupan terdapat empat tingkatan yang harus dikenal oleh manusia yaitu
Syariat, Tarekat, Hakekat, dan Ma’rifat. Jadi, jika seseorang telah mengenal tingkat yang keempat maka
dia akan mengenal Tuhannya.

Barang siapa mengenal Allah

Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah

Maknanya, seseorang yang bertaqwa kepada Allah, pasti akan taat pada perintah Allah.

Barang siapa mengenal diri

Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Maknanya, seseorang yang telah mengenal dirinya sendiri, maka ia akan mengenal kekuasaan Tuhan yang
sesungguhnya.

Barang siapa mengenal dunia

Tahulah ia barang terpedaya

Maknanya, seseorang yang mengetahui akan kebahagiaan duniawi, maka ia akan tahu bahwa semua
hanyalah kesemuan saja.

Barang siapa mengenal akhirat

Tahulah ia dunia melarat

Maknanya, seseorang yang mengetahui akhirat, dirinya akan mengetahui kekekalan akhirat dan dunia
hanya sesaat saja.

Pasal 2

Barang siapa mengenal yang tersebut

Tahulah ia akan makna takut

Maknanya, seseorang yang takut akan Allah, akan patuh pada perintah dan menjauhi larangan Allah.
Barang siapa meninggalkan sembahyang

Seperti rumah tanpa tiang

Maknanya, seseorang yang tiada melakukan sembahyang, hidupnya akan terombang-ambing tidak kokoh
seperti tiang.

Barang siapa meninggalkan puasa

Tidaklah mendapat dua termasa

Maknanya, seseorang yang tidak menjalankan ibadah puasa, maka hidupnya tidak akan mengenal baik
dan buruk.

PANTUN
Pengertian Pantun

pantun adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empak baris serta memiliki sampiran
dan isi. Sebelum mengenal apa saja jenis dari pantun, ada baiknya teman-teman memahami dengan baik
dulu ciri-ciri dari jenis puisi lama yang satu ini. Tentu saja ini agar kalian dapat dengan mudah
mengklasifikasikan sebuah puisi lama itu layak disebut pantun atau tidak. Memahami ciri-ciri pantun juga
membuat kalian akan lebih mudah membuat jenis puisi yang satu ini.

Ciri-ciri Pantun

Jenis puisi lama yang asal bermula dari kata patuntun ini pada dasarnya diharapkan dapat menjadi
penuntun hidup bagi orang yang mendengar maupun membacanya. Tidak hanya sekadar berisi nasihat
dan imbauan, penyampaiannya pun memiliki cirri khas yang begitu kental, seperti berikut ini.

1. Tiap Bait Terdiri atas Empat Baris

Jika prosa mengenal ada paragraf untuk tiap rangkaian kalimat yang berada dalam satu gagasan utama,
jenis puisi lebih akrab menyebutnya sebagai bait. Tiap bait biasanya berisi untaian kata-kata yang berada
dalam satu gagasan dan umumnya mempunyai ciri khas tersendiri bergantung jenis puisinya.

Khusus untuk pantun, puisi lama yang satu ini memiliki ciri khas kuat, yaitu tiap baitnya selalu terdiri atas
empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik.

2. 8-12 Suku Kata di Tiap Baris

Mulanya pantun cenderung tidak dituliskan, melainkan disampaikan secara lisan. Karena itulah, tiap baris
pada pantun dibuat sesingkat mungkin, namun tetap padat isi. Oleh karena alasan inilah, tiap baris pada
pantun umumnya terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Memiliki Sampiran dan Isi

Salah satu keunikan pantun yang membuatnya menjadi begitu mudah diingat adalah jenis puisi lama yang
satu ini tidak hanya padat berisi, melainkan juga memiliki pengantar yang puitis hingga terdengar jenaka.
Pengantar tersebut biasanya tidak berhubungan dengan isi, namun menjabarkan tentang peristiswa
ataupun kebiasaan yang terjadi di masyarakat. Pengantar isi pantun inilah yang kerap dikenal sebagai
sampiran.

Untuk masalah penempatannya di dalam pantun, sampiran akan selalu berada di baris pertama dan kedua.
Sementara itu, isi pantun menyusul di posisi baris ketiga sampai keempat.

4. Berima a-b-a-b

Rima atau yang juga biasa disebut dengan sajak adalah kesamaan bunyi yang terdapat dalam puisi.
Biasanya, jenis-jenis puisi lama kental akan rima, termasuk dengan pantun. Khusus untuk pantun, jenis
puisi yang satu ini memiliki ciri khas yang begitu kuat, yakni rimanya adalah a-b-a-b.

Yang dimaksud dengan rima a-b-a-b adalah ada kesamaan bunyi antara baris pertama dengan ketiga
pantun dan baris kedua dengan baris keempat. Jadi, kesamaan bunyi pada pantun selalu terjadi antara
sampiran dan isi.

Jenis-jenis Pantun

Setelah memahami ciri-ciri pantun, kini saatnya teman-teman juga mengenal jenis-jenis pantun yang
biasa diujarkan ataupun dituliskan seseorang. Berikut ini adalah jenis-jenis pantun berdasarkan tema
isinya.

1. Pantun Nasihat

Pada dasarnya, pantun dibuat untuk memberi imbauan dan anjuran terhadap seseorang ataupun
masyarakat. Karena itulah, tema isi pantun yang paling banyak dijumpai berjenis pantun nasihat. Pantun
yang satu ini memiliki isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan didikan.

Contoh:

Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi

Ingat manfaat, lantas cepat dibawa

Tiada belajar tiada yang rugi

Kecuali diri sendiri di masa tua

2. Pantun Jenaka

Sesuai namanya, jenis pantun yang satu ini memang memiliki kandungan isi yang lucu dan menarik.
Tujuannya tak lain untuk memberi hiburan kepada orang yang mendengar ataupun membacanya. Tidak
jarang pula, pantun jenaka digunakan untuk menyampaikan sindiran akan kondisi masyarakat yang
dikemas dalam bentuk ringan dan jenaka.
Contoh:

Duduk manis di bibir pantai

Lihat gadis, aduhai tiada dua

Masa muda kebanyakan santai

Sudah renta sulit tertawa

3. Pantun Agama

Jenis pantun yang satu ini memiliki kandungan isi yang membahas mengenai manusia dengan pencipta-
Nya. Tujuannya serupa dengan pantun nasihat, yaitu memberikan pesan moral dan didikan kepada
pendengar dan pembaca. Akan tetapi, tema di pantun agama lebih spesifik karena memegang nilai-nilai
dan prinsip agama tertentu.

Contoh:

Kalau sudah duduk berdamai

Jangan lagi diajak perang

Kalau sunah sudah dipakai

Jangan lagi dibuang-buang

(Tenas Effendy)

4. Pantun Teka-teki

Jenis pantun yang satu ini selalu memiliki ciri khas khusus di bagian isinya, yakni diakhiri dengan
pertanyaan pada larik terakhir. Tujuan dari pantun ini umumnya untuk hiburan dan mengakrabkan
kebersamaan.

Contoh:

Terendak bentan lalu dibeli

Untuk pakaian, saya turun ke sawah

Kalaulah tuan bijak bestari

Apa binatang kepala di bawah?

5. Pantun Berkasih-kasihan

Sama dengan namanya, isi dari jenis pantun yang satu ini erat kaitannya dengan cinta dan kasih sayang.
Umumnya, pantun berkasih-kasihan tenar di kalangan muda-mudi Melayu untuk menyampaikan perasaan
mereka kepada kekasih maupun orang yang disukainya.
Contoh:

Jelas sudah muram si duda

Karena kasihnya tiada lagi asa

Tiada detik bias wajah dinda

Hingga lapar tak lagi terasa

6. Pantun Anak

Tidak hanya untuk orang dewasa, pantun bisa juga disampaikan untuk anak-anak. Tentu saja isinya lebih
ringan dan menyangkut hal-hal yang dianggap menyenangkan oleh si kecil. Tujuan awal dari jenis pantun
yang satu ini adalah untuk mengakrabkan anak dengan pantun, sekaligus memberikan didikan moral bagi
mereka.

Contoh:

Kita menari ke luar bilik

Sembarang tari kita tarikan

Kita bernyanyi bersama adik

Sembarang lagi kita nyanyikan

Anda mungkin juga menyukai