Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

BAHASA INDONESIA

Pantun - Gurindam 12 - Syair

Oleh :
AFDAN ILHAM AFDILLAH JUNUS
KELAS VII

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BULANGO SELATAN


KABUPATEN BONEBOLANGO
TAHUN 2019
1. PANTUN
a. Pengertian Pantun
Pantun diambil dari kata “tuntun” yang bermakna mengatur, menyusun atau
menuntun. Maksudnya pantun adalah kata-kata yang disusun sedemikian rupa
sehingga menarik untuk didengar dan dibaca.
Sebenarnya pantun adalah puisi lama nusantara yang dikenal memiliki banyak
istilah di berbagai daerah. Misalnya dalam bahasa Padang atau Minangkabau
pantun dikenal dengan patuntun, dalam bahasa jawa dikenal dengan parikan dan
dalam bahasa sunda dikenal dengan istilah paparikan.
Pada awalnya pantun hanya diucapkan secara lisan. Namun seiring perkembangan
zaman maka banyak orang yang mengabadikan pantun dengan menulis. Itulah
kenapa pantun dalam pantun-pantun yang sobat baca tidak ada pengarangnya.
Karena memang pantun boleh dan bisa diucapkan oleh siapapun, tanpa bisa
mengklaim miliknya.
b. Ciri-ciri Pantun
Pantun adalah susunan kalimat yang terdiri dari 4 baris yang bersajak silang A-B-
A-B atau AAAA. Setiap kalimat dalam pantun tidak terlalu panjang, sekitar 4-12
suku kata.
Pantun memiliki 2 bagian, yakni bagian sampiran dan bagian isi. Bagian sampiran
yang terletak di awal pantun biasanya bercerita tentang fenomena alam dan tidak
ada kaitannya dengan isi. Kemudian bagian isi yang berada di akhir adalah pesan
utama pantun.

c. Jenis-jenis Pantun
Ada banyak jenis pantun di Indonesia. Jenis pantun dibedakan tema bahasan dalam
pantun. Misalnya pantun jenaka adalah jenis pantun yang isinya lelucon
menggelitik. Lalu pantun nasehat adalah jenis pantun yang berisi nasehat petuah.
Kemudian pantun cinta adalah jenis pantun yang berisi pesan-pesan cinta. Pantun
agama adalah jenis pantun yang berisi tentang pesan spiritual keagamaan.
Ada juga jenis pantun yang unik, yakni pentun yang berisi teka-teki sehingga yang
mendengarnya perlu menjawab teka-teki tersebut.

d. Contoh Pantun
Benang putih panjang sekilan,
Perahu berlayar dengan mualim.
Kasih Ibu sepanjang jalan,
Tak pernah surut tak bermusim.
Maknanya: Kasih sayang seorang Ibu sangat besar kepada anaknya. Tidak pernah
terputus bagaimanapun keadaannya

Tujuh sapi bertubuh kurus,


Mencari rumput ke tengah ladang.
Siang hari sibuk mengurus
Malam hari banyak begadang
Maknanya: Seorang Ibu bekerja siang malam. Siang hari mengurusi anak-anak,
rumah, dan berbagai macam hal lainnya. Sedangkan malam sering terbangun
untuk mengurusi kita sewaktu bayi
Sangat kencang angin topan,
Menerjang kayu jadi berantakan.
Berbakti kepada Ibu kewajiban
Berbakti kepada ayah jangan dilupakan.
Maknanya: Kita sebagai anak harus selalu berbakti kepada ibu dan kepada ayah.
Karena ibu dan ayah banyak berkorban untuk kita
Lihat kereta di kelokan,
Suara burung bersahut-sahutan.
Kepada Allah kita mendoakan,
Agar Ibu Bapak diberi kebahagiaan.

Maknanya: Kita harus senantiasa mendoakan orang tua agar diampuni oleh Allah.
Sehingga mereka dimasukan ke dalam surga.
Angin bertiup daun melayang,
Kepak sayap burung kutilang.
Sholat bagai sebuah tiang,
Agar rumah tetap menjulang.

Maknanya: Sholat adalah tiang agama. Dengan menegakan sholat, maka tegaklah
agama ini. Sedangkan bila sholat dilalaikan, maka berarti merobohkan agama.
Dari besi terbuat pedang,
Kayu ukir untuk mahligai.
Dunia ini bagaikan ladang,
Akhirat pula tempat menuai.

Maknanya: Hidup di dunia ini bukanlah tujuan, melainkan kesempatan untuk


mengumpulkan bekal akhirat. Di akhirat kita akan mendapatkan balasan dari
setiap amal yang kita lakukan.
2. GURINDAM 12
a. Pengertian
Gurindam adalah puisi lama yang saat ini masih sangat digemari. Gurindam
pertama kali dibawa ke Nusantara oleh seorang penyebar agama Hindu dari Tamil
(India), sehingga wajar jika gurindam versi kuno banyak didapati pengaruh ajaran
Hindu dalam sastra-sastranya.
Setelah masuk ke Nusantara, gurindam mengalami banyak perubahan, baik versi
bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia.
Jika dilihat dari barisnya, gurindam terbagi menjadi 2, yaitu gurindam berkait dan
gurindam berangkai.
Gurindam dilihat dari isi pesannya ada gurindam nasihat, gurindam pendidikan,
gurindam cinta, gurindam agama, gurindam motivasi, gurindam budi pekerti,
guindam moral, gurindam lingkungan hidup, gurindam sahabat, gurindam 12 dan
lain sebagainya.
Dari sekian tema gurindam tersebut, yang paling terkenal adalah gurindam dua
belas (12) yang dikarang oleh Raja Ali Haji pada tahun 1847. Gurindam karya Raja
Ali haji tersebut dinamakan gurindam 12 karena terdiri atas 12 fasal yang berisi
nasihat dan petunjuk menuju hidup yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Selain itu, gurindam 12 juga berisi pelajaran dasar ilmu tasawuf tentang mengenal
‘yang empat’; yaitu syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.
Gurindam 12 pertama kali diterbitkan pada tahun 1854 dalam Tijdschrft van het
Bataviaasch Genootschap No. II, Batavia. Gurindam 12 awalnya berbahasa Arab,
kemudian oleh Elisa Netscher diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda.
b. Contoh Gurindam 12
Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
Maksudnya setiap orang harus beragama karena agama sangat penting baginya,
orang yang tidak beragama akan buta arah dalam menjalankan hidupnya.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang ma’rifat
Untuk mencapai kesempurnaan di dalam kehidupan, manusia harus mengenal
empat hal. Empat hal tersebut adalah syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Orang yang mengenal Allah SWT, pastinya ia menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Orang yang memahami penciptaan dirinya, maka ia telah mengenal Penciptanya.
Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang terpedaya
Orang yang mengetahui bahwa dunia itu fana, ia akan berhati-hati menjalani
kehidupan, ia tahu bahw dunia hanyalah tempat tipu daya.
Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudharat
Orang yang menyakini adanya akhirat, pasti ia juga yakin bahwa dunia
tempatnya kemudharatan.

Barang siapa mengenal yang tersebut,


Tahulah ia makna takut
Seorang yang meyakini hal-hal di atas (Allah, penciptaan diri, agama, dunia dan
akhirat), ia akan semakin takut jika melanggar aturan-Nya.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang
Perumpamaan orang yang meninggalkan shalat seperti rumah tanpa tiang, karena
sejatinya shalat adalah tiangnya agama.
Barang siapa meninggalkan puasa,
Tidaklah mendapat dua termasa
Orang yang meninggalkan puasa wajib akan kehilangan kenikmatan kehidupan
dunia dan akhirat.
Barang siapa meninggalkan zakat,
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Orang yang tidak mau membayar zakat, hartanya tidak akan mendapat
keberkahan. baik di dunia terlebih di akhirat.
Barang siapa meninggalkan haji,
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, ia akan mudah menginkari janji yang
ia buat.
3. SYAIR
a. Pengertian
Syair adalah salah satu media yang biasa dipakai untuk mengungkapkan isi hati
mengenai suatu peristiwa, seseorang ataupun perasaan. Syair ini termasuk dalam
puisi lama, yang berasal dari Bahasa Arab, yakni syu’ur, yang artinya adalah
perasaan. Kata syu’ur ini lanjut berkembang sehingga menjadi syi’ru yang artinya
adalah puisi.
Karena merupakan puisi lama, jadilah syair ini terikat dengan aturan bait dan sajak.
Aturan-aturan ini jika hendak dijabarkan lebih lanjut lagi maka menjadi seperti di
bawah ini:
1. Setiap bait terdiri atas 4 baris
2. Tiap baitnya memiliki makna
3. Jumlah kata untuk setiap baris biasanya antara 4 kata hingga 5 kata
4. Jumlah suku kata tiap baris biasanya antara 8 hingga 12 suku kata
5. Rima-nya tetap yaitu a-a-a-a dan a-b-a-b
6. Menggunakan bahasa kiasan
Biasanya juga syair isinya mengenai cerita, dongeng atau petuah. Syair juga tidak
memiliki sampiran seperti pantun. Jadi, semua baris dalam syair ini memiliki makna
danisi. Berikut ini adalah ulasan singkat terkait contoh syair, mulai dari Contoh
syair agama, contoh syair cinta, conto syair persahabatan, contoh syair pendidikan,
contoh syair nasihat, contoh syair romantis, contoh syair kehidupan, contoh syair
jenaka, contoh syair kiasan, dll.

b. Contoh Syair
Syair Nasihat:
Orang kaya jangan suka menghina
Karena kaya miskin sama saja
Tiada manusia yang hina
Karena hidup itu layaknya roda

Jika berteman jangan bergaduh


Tak ada gunanya bila bermusuh
Jangan pula bersikap angkuh
Karena tersisih membuah hidup keruh

Walau kamu sudah besar


Jangan bertutur kata dengan kasar
Jadilah pribadi yang sabar
Agar tetangga tak jadi gusar
Jika diri terus ikuti syahwat
Hidup bisa jadi lebih berat
Jiwa bisa jadi tak terawat
Hati juga bisa rusak berkarat

Yang kaya harusnya keluarkan sedekah


Pandang orang yang posisinya di bawah
Jangan arahkan kepala menengadah
Agar diri tak tergoda untuk bermewah

Syair Guru
Kau mengajarku dengan sabar
Merubah kami jadi pintar
Bunga ilmu jadi makin mekar
Namun tetap ingat akan akar

Kami sering memberi duri


Pada ketulusan yang kau beri
Niat tetap ajar kami akhlak terpuji
Hingga sadar salah diri kami

Sedikitpun aku tak tahu


Alangkah congkaknya diriku
Berani mencampakkan ilmu
Yang kau sampaikan segenap kalbu

Wahai guru beribu terima kasih


Ajarkan ilmu di atas kertas putih
Buat hati jadi semakin bersih
Hilanglah segenap rasa sedih

Wahai guru terima kasih lagi


Ajari kami bagaimana hidup nanti
Doakan kesuksesan tiap langkah kami
Dengan keikhlasan menyelimuti hati

Anda mungkin juga menyukai