Anda di halaman 1dari 16

MATERI AJAR PUISI RAKYAT

Nama Mahasiswa : Dian Pratama


Nomor PedID : 20364336191001
Nomor NPK : 9911820094071
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2021
MATERI AJAR PUISI RAKYAT

I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayah Allah SWT kita dapat menyelesaikan
penyusunan bahan ajar untuk materi bahasa Indonesia untuk kelas VII.
Tujuan dari penulisan buku ini tidak lain adalah untuk membantu para
siswa di dalam memahami apa saja materi yang harus mereka pelajari
dan pahami selama mereka berada di jenjang kelas VII.
Buku ini juga akan memberikan informasi secara lengkap
mengenai materi apa saja yang akan mereka pelajari yang berasal dari
berbagai sumber terpercaya yang berguna sebagai tambahan wawasan
mengenai bab-bab yang dipelajari tersebut.
Pada bahan ajar ini berisi tentang puisi rakyat. Bahan ajar
terdiri dari materi : (1) memahami puisi rakyat dan (2) menyimpulkan
puisi rakyat. Materi dalam bahan ajar diharapkan agar kalian mampu
mampu meningkatkan pemahaman terhadap materi puisi rakyat.
Gurumu akan membimbing dan mendampingi dengan penuh
semangat. Berproseslah dengan penuh ketekunan dan kegairahan.
Anak-anakku generasi Indonesia...!
Selamat berlatih untuk menjadi generasi hebat di masa depan.
Cintai dan syukuri Bahasa Indonesia sebagai sarana merajut Indonesia.
Bahasa Indonesia anugerah Tuhan yang patut kita syukuri bersama.

B. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari bahan ajar ini, diharapkan kalian mampu
memahami puisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair) dan
menyimpulkan isi puisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair). Untuk
mencapai kompetensi tersebut maka kuasaialah materi yang tedapat
pada bahan ajar ini dengan sebaik-baiknya.

II. URAIAN MATERI


A. Memahami Puisi Rakyat
Dalam dunia kesastraan kita memiliki warisan turun-temurun
berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa
pengarangnya. Karena merupakan hasil turun-temurun dan tidak
diketahui siapa pengarangnya, puisi lama biasanya disampaikan dari
mulut-kemulut. Puisi rakyat terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan
seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga
pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita kenal
dengan sebutan rima.
Puisi rakyat merupakan kesusastraan rakyat warisan nenek moyang
yang memiliki nilai-nilai dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Puisi ini merupakan jenis puisi lama, sehingga terikat dengan struktur dan
ciri baik dalam hal panjang dan pendek suku kata, lemah tekanan suara,
maupun rima.
Suku kata adalah jumlah suku kata yang terdapat dalam 1 baris atau
1 bait puisi rakyat. Puisi rakyat yang baik pada umumnya berjumlah 8
sampai dengan 12 suku kata dalam 1 baitnya. Cara menghitung suku kata
dalam puisi rakyat cukup sederhana, contoh 1 baris puisi rakyat “kalau ada
sumur di ladang” maka jumlah suku katanya ada 9 yaitu “ka-lau-a-da-su-
mur-di-la-dang”.
Rima disebut juga sajak. Sajak ialah persamaan bunyi yang terdapat
pada beberapa kata. Persamaan bunyi itu dapat ditampilkan oleh tekanan,
nada tinggi, atau perpanjangan suara. Ditinjau secara menegar (vertical)
pada tiap akhir baris dalam satu bait, kita kenal beberapa istilah :
1. Sajak rata disebut juga sama atau rangai. Sajak ini biasa
dilambangkan dengan : aa/aa.
Misalnya :
Meski dicari seluruh negeri (a)
Tidaklah sama parasnya putri (a)
Cantik majelis bijak bestari (a)
Menjadi suluh di dalam puri (a)
2. Sajak silang disebut juga sajak berpalang atau sajak salib. Sajak
ini dilambangkan dengan ab/ab
Misalnya :
Beri hamba sedekah, o tuan (a)
Belum makan dari pagi (b)
Tolonglah patik, wahai tuan (a)
Seteguk air, sesuap nasi (b)
3. Sajak dekap atau berpeluk adalah sajak yang dilambangkan
dengan ab/ab.
Misalnya :
Bersama-sama bunga digubah (a)
Menjadi rangkaian halus pewangi (b)
Dan pulang kita bersuka hati (b)
Di kala surya terbenam merah (a)
4. Sajak berpasangan atau sajak kembar adalah sajak yang
dilambangkan dengan aa/bb.
Misalnya :
Ketika aku mulai membujur (a)
Berbaring di tempat tidur (a)
Bisikan : Ya Allhu Kudus (b)
Berilah akum impi yang bagus (b)

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia, karakteristik puisi rakyat diantaranya yaitu (1) memiliki bentuk
yang tetap, (2) terikat dengan jumlah baris per bait, (3) memiliki
pengulangan bunyi (rima) akhir, dan (4) jumlah kata per baris.
Pada bagian ini puisi lama yang akan dibahas adalah pantun, syair
dan gurindam.

Untuk lebih memahami puisi rakyat, marilah kita membaca puisi


rakyat untuk mengenali bentuk.

1. Pantun
Pantun 1 Pantun 2
Ikut lomba dan kalah Berjalan-jalan menuju Bali
Pulang-pulang hati kesal Pergi jauh mencari aneka mainan
Waktu muda rajinlah sekolah Kepada Tuhan-lah kita kembali
Agar di masa tua tak menyesal Mohonlah doa dan ampunan
Gurindam
Jika kamu mengamalkan Al-Qur’an
Maka hidup penuh kebahagiaan

Untuk orang yang suka bersandiwara


Jalan hidupnya akan menyiksa

Rajin belajarlah di usia muda


Jangan pernah kamu menunda-nunda

Pikir dulu sebelum berkata


Agar tidak melukai sesama

Manusia yang tidak paham rukun Islam


Sudah jelas hidupnya akan kelam

Syair
Jauhi semua perbuatan jahat
Jauhi pula pebuatan maksiat
Mari kita segera bertaubat
Supaya kita selamat dunia akhirat

Jangan risau dengan cobaan


Jangan bersedih karena kesulitan
Berdoa saja pada Tuhan
Insya Allah Dia kan kabulkan

Jangan lalaikan perintah-Nya


Kerjakan yang disuruh-Nya
Bertaubatlah kepada-Nya
Dia pasti menerimanya

Ingatlah pada dosamu


Ingatlah akan kelalaianmu
Perbaiki hati dan dirimu
Tuhan pasti kan menyayangimu

Orang tua suruh kita mengaji


Orang tua suruh tafakur tiap hari
Agar paham perintah Ilahi
Agar paham perbuatan yang tak diridloi
Setelah membaca 3 puisi rakyat di atas, apakah Saudara paham
pantun, gurindam dan syair? Bagaimanakah ciri-ciri masing-masing puisi
rakyat?
Ketiga teks di atas memang berbeda untuk lebih jelasnya pelajarilah
uraian berikut ini.
1. Pantun
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya
dalam masyarakat. Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia.
Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau
daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur.
Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi
bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik)
secara tidak langsung, atau memberi nasihat. Melalui pantun
leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati
orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa
malu atau dipojokkan.
Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-
ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan
menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya. Ciri-
ciri pantun sebagai berikut :
a. Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
b. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
c. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
d. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
e. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Jenis-jenis pantun

P a n tu n N a se h a t

P a n tu n T e k a -T e k i

P a n iti a Je n a k a

P a n tu n A g a m a

P a n tu n A n a k

P a n tu n b e rk a sih -k a sih
2. Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang berasal dari negeri
India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam
berarti “mulamula” atau “perumpamaan”. Gurindam adalah puisi
lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya.
Ciri gurindam antara lain :
a. Terdiri atas dua baris dalam sebait
b. tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata
c. tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-
C, dan seterusnya
d. merupakan satu kesatuan yang utuh.
e. baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian
f. baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau
perjanjian
g. pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat
pada baris kedua)
h. isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau
kata-kata mutiara
3. Syair
Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara
bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah
syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti
“perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang
menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan
modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu
pada tradisi sastra syair negeri Arab.
Ciri-ciri syair antara lain :
a. Setiap bait terdiri dari empat baris.
b. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
c. Bersajak a-a-a-a.
d. Semua baris adalah isi.
e. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

Setelah membaca uraian di atas, dapatkah Saudara membedakan


pantun, gurindam, dan syair? Adakah persamaan dari ketiga puisi rakyat
tersebut? Tuliskan pebedaan dan persamaan ketiganya! Tulislah pada
table berikut!
Table 1. Perbedaan Pantun, Gurindam dan Syair
Pantun Gurindam Syair

Tabel 2. Persamaan Pantun, Gurindam dan Syair


Pantun Gurindam Syair

B. Menyimpulkan Puisi Rakyat


Setelah mengenal ciri umum puisi rakyat, pada bagian ini kamu
akan membaca berbagai puisi rakyat untuk memahami isi yang berupa
nilai-nilai luhur warisan nenek moyangmu! Memahami isi puisi rakyat
(pantun, gurindam, dan syair) berbeda dengan memahami prosa.
Dalam menyimpulkan isi puisi rakyat, Anda perlu memahami
beberapa unsur. Unsur-unsur yang perlu kamu pahami yaitu makna atau
arti, tema, dan pesan atau amanat dalam puisi rakyat.

Bagaimana
menyimpulkan
puisi rakyat?

1. Makna atau arti puisi rakyat


Makna atau arti puisi rakyat dapat dipahami dengan baik jika
mengerti kata-kata yang terkandung dalam puisi. Kamu harus
menafsirkan arti setiap kata dalam puisi tersebut. Kata-kata
dalam puisi sering bermakna konotasi. Makna konotasi adalah
makna tambahan dari suatu kata atau ungkapan. Beriku ini
beberapa langkah memahami makna puisi rakyat :
a. Menemukan kata kunci dalam setiap baris atau larik
karena kata-kata tersebut merupakan inti baris.
b. Menguraikan bait puisi ke dalam bentuk prosa atau
parafrase.
c. Menafsirkan makna kata.
d. Mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata.
2. Tema puisi rakyat
Pada dasarnya tema atau topik puisi merupakan pokok
permasalahan dalam puisi. Tema adalah wujud permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Tema puisi bermacam-macam,
misal keagamaan, kehidupan alam, kemanusiaan, perjuangan
hingga persahabatan.
3. Pesan atau amanat puisi rakyat
Pesan atau amanat adalah kesan yang ditangkap pembaca setelah
membaca puisi rakyat. Cara menyampaikan amanat puisi
berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal.
Meski ditentukan dengan cara pandang pembaca, amanat tidak
lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair.
Bacalah pantun berikut, kemudian simpulkan isi pantun yang
terdapat di bawah ini!
Pantun 1 Pantun 2
Anak kecil bermain batu Ikut lomba dan kalah
Batu besar dilempar masuk sumur Pulang-pulang hati kesal
Belajar jangan mengenal waktu Waktu muda rajinlah sekolah
Juga jangan mengenal umur Agar di masa tua tak menyesal

Tabel 3. Isi pantun 1 dan 2


Isi Pantun 1 Isi Pantun 2
Bacalah gurindam berikut, kemudian simpulkan isi gurindam yang
terdapat di bawah ini!
Jika hendak mencapai akhirat
Teruslah berdoa dan jangan lupa bertaubat

Jika hendak menggapai cita-cita


Bekerjalah lebih dari rata-rata

Jika hendak hidup bahagia


Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia

Jika hendak mencari cinta sejati


Carilah dengan penuh hati-hati
Tabel 4. Isi gurindam
Gurindam Isi

Bacalah syair berikut, kemudian simpulkan isi syair yang terdapat di


bawah ini!
Wahai anak muda, kenali dirimu
Ialah jembatan bagi tubuhmu
Kehebatan untuk dirimu
Untuk kesuksessan bagimu

Agar kau bisa meraihnya


Semangatlah yang harus ada
Kerja keras kamu ada
Kesungguhan kamu ada

Selepas dari hal itu


Panggillah nama Tuhanmu
Memohonlah kepada Tuhanmu
Tuk dapat manfaat dari usaham
Tabel 5. Isi syair
Syair Isi

C. Tugas
Pada akhir bahan ajar. Untuk memastikan penguasaan terhadap materi
yang telah dipelajari, silahkan Saudara selesaikan tugas berikut.
Bacalah puisi rakyat di bawah ini!



Menuntut ilmu haruslah ikhlas
Wujudkan cita-citamu setinggi langit

Setelah membaca puisi rakyat di atas, lengkapi bagian puisi rakyat yang
rumpang di atas!

D. Forum Diskusi
Untuk menambah penguasaan materi, diskusikan bersama kelompok
kalian dalam menyimpulkan isi puisi rakyat di bawah ini!
Dengarlah wahai anakanda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
sebagai bekal sepanjang usia

Dengan ilmu engkau terjaga


Dari suramnya waktu dan masa
Cemerlang akan senantiasa
Menyinari dirimu di masa dewasa
III. PENUTUP
A. Rangkuman
Dalam dunia kesastraan kita memiliki warisan turun-temurun
berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa
pengarangnya. Puisi ini terikat dengan struktur dan ciri baik dalam hal
panjang dan pendek suku kata, lemah tekanan suara, maupun rima.
Suku kata adalah jumlah suku kata yang terdapat dalam 1 baris atau
1 bait puisi rakyat . Rima atau sajak ialah persamaan bunyi yang terdapat
pada beberapa kata. Dalam bahan ajar ini ada tiga puisi rakyat yang
dibahas yaitu pantun, gurindam, dan syair.

Pantun

Puisi
Rakyat

Gurindam Syair

Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam


masyarakat. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut
akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya.
Gurindam merupakan puisi lama yang berasal dari negeri India.
Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai
warisan budaya.
Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama
dengan masuknya Islam ke Indonesia. Dalam perkembangannya syair
tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas
Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab.
Dalam menyimpulkan isi puisi rakyat, Anda perlu memahami
beberapa unsur. Unsur-unsur yang perlu kamu pahami sebagai berikut :

Makna / arti
Tema
Pesan / Amanat
B. Tes Formatif
1. Salah satu ciri pantun adalah bersajak . . .
A. a-a-a-a C. a-b-a-b
B. b-b-b-b D. a-b-c-d
2. Puisi rakyat yang bersajak a-a, b-b, c-c disebut . . .
A. gurindam C. syair
B. pantun D. lirik
3. Perhatikan puisi rakyat di bawah ini!
Anak nelayan menangkap pari
Sampan karam melanggar karang
Amatlah malang nasibku ini
Ayah tiada ibu pun berpulang
Puisi rakyat di atas termasuk . . .
A. gurindam
B. puisi
C. syair
D. pantun
4. Perhatikan puisi rakyat di bawah ini!
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengasuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Kutipan puisi lama di atas termasuk dalam kategori . . .
A. gurindam
B. puisi
C. syair
D. pantun
5. Perhatikan pantun di bawah ini!
Aduh-aduh si burung … (1)
Bulunya lebat seperti … (2)
Aku dengar adik … (3)
Punya sahabat yang suka… (4)
Kata yang tepat digunakan untuk melengkapi pantun tersebut
adalah . . .
A. jalak, (2) hujan, (3) galau, (4) usil.
B. kenari, (2) sapu, (3) suara, (4) pujaan.
C. bangau, (2) jaket, (3) galau, (4) jail.
D. bangau, (2) mantel, (3) galau, (4) bandel.
6. Perhatikan gurindam berikut ini!
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Maksud isi gurindam tersebut adalah ….
A. Kemuliaan seseorang bergantung pada derajat sosialnya.
B. Kemuliaan dan derajat seseorang terlihat dari kelakuannya
sehari-hari.
C. Lihatlah kelakuan sehari-hari orang mulia yang kita kenal.
D. Kenalilah kemuliaan seseorang dari kehidupanya setiap hari
7. Salah satu puisi lama yang berasal dari negara India adalah . . .
A. gurindam
B. pantun
C. syair
D. dongeng
8. Berikut ciri-ciri syair yang tepat adalah . . .
A. Empat baris sebait, bersajak sama, tidak terikat jumlah suku
kata.
B. Empat baris setiap baitnya, bersajak aaaa, terikat jumlah suku
kata.
C. Sebait empat baris, bersajak abab, terdiri atas 8 – 12 suku
kata.
D. Sebaris empat bait, bersajak sama, terikat jumlah suku kata.
9. Perhatikan pantun rumpang berikut ini!
Buah cempedak buah durian
Pergi ke pekan naik sepeda
...
...
Larik yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah . . .
A. Jangan ragu berbuat baik
Senyum saja sudah ibadah

B. Pikir dulu sebelum bertindak


Menyesal kemudian tiada guna

C. Mari kita jalin silaturahmi


Untuk menambah sanak saudara
D. Supaya tidak sesal kemudian
Diperlukan selalu sikap waspada
10. Perhatikan pantun berikut ini!
Sari kelapa buah markisa
Markisa diolah untuk sedekah
Gembira hati tiada terkira
Bunda datang bawa hadiah
Baris yang merupakan sampiran berdasarkan pantun di atas
adalah . . .
A. Sari kelapa buah markisa – Bunda datang bawa hadiah
B. Sari kelapa buah markisa – markisa diolah untuk sedekah
C. Markisa diolah untuk sedekah – Gembira hati tiada tara
D. Gembiara hati tiada tara – Bunda datang bawa hadiah

Kunci Tes Formatif


1. C 6. B
2. A 7. A
3. D 8. B
4. C 9. D
5. D 10. D

DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-pantun-nasehat/
https://www.gurupendidikan.co.id/gurindam/
https://www.passinggrade.co.id/contoh-syair/
https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-gurindam/
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-suku-kata-dan-contohnya/
https://www.gurupendidikan.co.id/contoh-rima/
https://www.youtube.com/watch?v=jXhJ6psbiJs
https://id.wikipedia.org/wiki/Konotasi
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/04/190000569/puisi-rakyat-pengertian-
jenis-unsur?page=all
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru: Bahasa Indonesia untuk
SMP/MTs Kelas VII (Edisi Revisi). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa: Bahasa Indonesia
untuk SMP/MTs Kelas VII (Edisi Revisi). Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Hendy, Zaidan. 1993. Kesusastraan Indoesia I. Bandung: Angkasa

Anda mungkin juga menyukai