5. Mantra adalah jenis puisi lama yang 7. Talibun adalah pantun yang jumlah baris
dianggap sakti dan mengandung tenaga dalam setiap baitnya lebih dari empat
gaib. baris. Talibun termasuk jenis puisi lama.
B. Puisi Modern
(a) Balada (b) Romance
Romance adalah puisi yang berisi
Balada ialah puisi yang berisi suatu
luapan perasaan kasih sayang terhadap
cerita. Misalnya, Jante Arkidam karya
kekasih.
Ajib Rosidi, Nyanyian Angsa karya
W.S. Rendra, Balada Terbunuhnya
(c) Elegi
Atmo Karpo karya W.S. Rendra.
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan
rasa duka atau keluh kesah karena
sedih, rindu atau murung, terutama
karena kematian seseorang. Puisi Amir
Hamzah yang terkumpul dalam (b) Puisi auditorium, ialah puisi
bukunya yang berjudul Nyanyi Sunyi yang cocok untuk dibaca di auditorium,
dan Buah Rindu kebanyakan tergolong di mimbar yang jumlah pendengarnya
jenis ini. bisa ratusan orang.
C. Puisi Baru
Ada beberapa macam puisi modern
yang dikemukakan oleh Waluyo (dalam (h) Puisi diafan, ialah puisi yang
Suroto, 1989: 74) puisi-puisi tersebut sedikit sekali menggunakan
adalah sebagai berikut. pengimajinasian kata-kata yang
digunakan sangat konkret dan bahasa
(a) Puisi kamar, ialah puisi yang bersifat figuratif, sehingga puisinya
cocok dibaca sendirian atau dengan satu mirip dengan bahasa sehari-hari.
dua orang pendengar saja di kamar.
(i) Puisi prismatis, ialah puisi yang passion. Suasana batin benar-benar
memunculkan berbagai macam makna terlibat dalam puisi ini. Misalnya, Senja
berkat kemampuan penyair yang di Pelabuhan Kecil karya Chairil
mampu menciptakan majas, versifikasi, Anwar.
diksi dan pengimajinasian secara serasi
dan seimbang. Dengan demikian puisi (l) Puisi demonstratif, ialah puisi
tersebut seolah memancarkan sinar yang melukiskan dan merupakan hasil
makna dari sebuah prisma. refleksi demonstrasi. Puisi jenis ini pada
umumnya bersifat kelompok, jadi bukan
(j) Puisi parnaisan, ialah puisi yang menyuarakan gejolak individu.
mengandung nilai-nilai keilmuan. Puisi Misalnya puisi demonstrasi yang
ini diciptakan dengan dasar muncul tahun ’66 yang berjudul Hati
pertimbangan ilmu dan pengetahuan Nurani karangan Sandy Tyas.
bukan inspirasi.
(m) Puisi pamflet, ialah puisi yang
(k) Puisi inspiratif, ialah puisi yang mengungkapkan protes sosial. Puisi
diciptakan berdasarkan mood atau jenis satire masuk dalam jenis puisi ini.
UNSUR-UNSUR PUISI
A. Unsur Batin Puisi atau Unsur makna puisi
Perasaan yang diutarakan dan yang disampaikan oleh para penyair dan pembuat puisi dinamakan
sebagai unsur puisi (Waluyo, 1991). Unsur batin puisi secara utuh yang merupakan wacana teks
puisi yang mengandung makna atau arti yang dapat kita rasakan dengan menghayati unsur unsur
puisi ini. Unsur batin puisi atau unsur makna puisi terdiri atas 4 bagian yang tidak terpisahkan
tapi dapat dibedakan, yaitu : tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair
terhadap pembaca (tone), amanat (intention) (Waluyo, 1991:180-181).
1. Tema
Sebuah puisi memiliki inti pokok pembicaraan meskipun puisi berbiara banyak hal akan tetapi
semua hal yang dibicarakan ataupun digambarkan harus menuju pada inti pembicaraan
pokoknya.
Tema sering diartikan sebagai ide dasar dari puisi atau semua bentuk karya.Tema menjadi inti
dari keseluruhan makna dalam suatu puisi. Munculnya tema dalam puisi tertentu dalam pikiran
penyair akan memberikan dorongan yang kuat untuk menghasilkan karya puisi yang sesuai tema
yang kuat untuk menghasilkan karya puisi yang sesuai tema tersebut. Misalnya, ketika muncul
ide atau gagasan yang kuat berupa hubungan antara penyair dan tuhan, maka puisinya akan
bertema ketuhanan. Begitu pula ketika muncul ide atau gagasan yang berkaitan dengan persoalan
sosial, maka puisi nya akan bertema kritik sosial.
Dari sumber lain dijelaskan bahwa dalam sebuah puisi sang penyair tentu saja ingin
menyampaikan sesuatu hal kepada para penikmat puisinya. Dalam puisi tersebut, penyair dapat
menyampaikan dalam hasil karyanya hal yang dia dapatkan melalui penglihatan mereka, melalui
pengalaman mereka atau bahkan penyair puisi dapat membuat puisi yang menceritakan
pengalaman dirinya, orang lain atau dalam masyarakat tersebut dengan bahasanya sendiri. Para
penyair puisi ingin mengemukakan, mempersoalkan, mempermasalahkan hal-hal itu dengan
caranya sendiri. Tardigan ( 1984:10) menambahkan bahwa sang penyair ingin mengemukakan
pengalaman pribadinya kepada para pembaca melalui puisinya . Sehingga dapat disimpulkan
bahwa unsur puisi berupa tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh sang penyair yang
terdapat dalam puisinya.
Menurut Waluyo, seorang pembaca puisi atau penikmat puisi yang memiliki latar belakang
pengetahuan yang sama akan mengetahui tema puisi yang dibuat oleh penyair dikarenakan
sebuah tafsir puisi bersifat lugas, obyektif dan khusus (Waluyo, 1991:107)
Penyair harus cermat memilih kata-kata karena kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan
maknanya, komposisi bunyi, dalam rima dan irama serta kedudukan kata itu di tengah konteks
kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Dengan uraian singkat diatas,
ditegaskan kembali betapa pentingnya diksi bagi suatu puisi. Tarigan (1984:30) menjelaskan
bahwa dengan pilihan kata yang tepat dapat mencerminkan ruang, waktu, falsafah, amanat, efek,
nada suatu puisi dengan benar.
2. Imajinasi/Pengimajian
Pengertian Imaji adalah unsur unsur puisi yang memberikan gambaran dalam sebuah puisi, baik
yang menyentuh indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan
sebagainya. Tujuan dari penggambaran agar pembaca puisi dapat dibawa memasuki pengalaman
yang diungkapkan penyair. Pembaca puisi dapat ikut merasakan dan mengalami serta diajak
secara lebih jelas.
Menurut Tarigan (1984:30) bahwa dengan menggunakan pemilihan dan penggunaan kata yang
tepat dalam puisi dapat terwujud imaji yang diharapkan oleh para penyair puisi dalam puisi yang
mereka buat.
Menurut Waluyo (1991: 97) terdapat hubungan yang erat tiap unsur unsur fisik puisi seperti
imajinasi atau imaji, pemilihan kata /diksi, dan data konkret. Dimana diksi yang dipilih harus
menghasilkan dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti yang kita hayati dalam
penglihatan, pendengaran atau cita rasa. Pengimajian atau pembayangan apa yang kita alami atau
ingin pembaca puisi bayangkan dibatasi dengan pengertian kata atau susunan kata-kata yang
dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan
Pilihan serta penggunaan kata-kata yang tepat dapat memperkuat serta memperjelas daya bayang
pikiran manusia dan energi tersebut dapat mendorong imajinasi atau daya bayang kita untuk
menjelmakan gambaran yang nyata. Dengan menarik perhatian kita pada beberapa perasaan
jasmani sang penyair berusaha membangkitkan pikiran dan perasaan para penikmat sehingga
mereka menganggap bahwa merekalah yang benar-benar mengalami peristiwa jasmaniah
tersebut (Tarigan, 1984:30). Dengan menarik perhatian pembacanya melalui kata dan daya
imajinasi akan memunculkan sesuatu yang lain yang belum pernah dirasakan oleh pembaca
sebelumnya. Segala yang dirasai atau dialami secara imajinatif inilah yang biasa dikenal dengan
istilah imagery atau imaji atau pengimajian (Tarigan, 1984:30).
Dalam puisi kita kenal bermacam-macam (gambaran angan) yang dihasilkan oleh indera
pengihatan, pendengaran, pengecapan, rabaan, penciuman, pemikiran dan gerakan. Selanjutnya
terdapat juga imaji penglihatan (visual), imaji pendengaran (auditif) dan imaji cita rasa (taktil)
(Waluyo, 1991:79).
3. Kata Konkret
Pengertian kata konkret sebagai unsur unsur puisi adalah kata kata yang dapat ditangkap dengan
indera manusia sehingga kata tersebut dinilai tepat dan memberikan arti yang sesungguhnya.
Dengan menggunakan kata konkret, menurut Tardigan (1984:32) para penikmat sastra akan
menganggap bahwa mereka benar-benar melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami segala
sesuatu yang dialami oleh sang penyair puisi tersebut.
Seperti dibahas sebelumnya, imajinasi atau imaji penting dihadirkan bukan hanya karena sebagai
unsur unsur puisi, akan tetapi dengan adanya gambaran tersebut pembaca mampu memahami
perasaan penyair puisi, oleh karena itu, kata kias/majas/bahas figuratif hadir sehingga tercipta
objek yang dapat dilihat oleh mata melalui kata kata yang ditulis dalam puisi tersebut.
Waluyo (1991:83) memandang bahwa bahasa figuratif lebih efektif untuk menyatakan apa yang
dimaksudkan penyair puisi disebabkan oleh 4 hal yaitu: (1) Bahasa figuratif/Majas/Bahasa kias
adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara
menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat. (2) Bahasa
figuratif/Majas mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, (3) Bahasa figuratif/Majas adalah
cara menambah intensitas, (4) Bahasa figuratif/Majas dalah cara untuk menghasilkan imaji
tambahan dalam puisi sehingga yang abstrak menjadi kongret dan menjadikan puisi lebih nikmat
dibaca. Berikut bahasa kias/Majas atau bahasa figuratif yang biasa digunakan dalam puisi
ataupun karya sastra lainnya:
Allegori: Cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini
mengkiaskan hal lain atau kejadian lain.
5. Rima dan Ritma
Salah satu unsur unsur puisi yang penting dan ada dalam puisi sebagai unsur fisik yang membuat
suatu puisi unik dan terdengar berbeda dengan yang lainnya adalah rima dan ritma. Berikut
penjelas rima dan ritma sebagai unsur unsur fisik puisi:
1. Rima: Pengertian Rima sebagai unsur puisi adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk
membentuk musikalisasi atau orkestrasi sehingga puisi menjadi menarik untuk dibaca.
Rima membuat efek bunyi makna yang diinginkan oleh penyair puisi menjadi indah dan
menimbulkan makna yang lebih kuat sehingga pesan dapat lebih tersampaikan kepada
para pembaca puisi
Ciri-ciri yang dapat dilihat sepintas dari puisi adalah perwajahannya atau tipografinya. Melalui
indera mata tampak bahwa puisi tersusun atas kata-kata yang membentuk larik-larik puisi. Larik-
larik itu disusun ke bawah dan terikat dalam bait-bait. Banyak kata, larik maupun bait
ditentukan oleh keseluruhan makna puisi yang ingin dituliskan penyair. Dengan demikian satu
bait puisi bisa terdiri dari satu kata bahkan satu huruf saja. Dalam hal cara penulisannya puisi
tidak selalu harus ditulis dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan seperti bentuk tulisan umumnya.
Think Smart Bahasa Indonesia oleh Ismail Kusmayadi untuk Kelas XII SMA/MA
program bahasa (2007) oleh penerbit Grafindo Media Pratama di Bandung
Pengantar Teori Sastra (2008) oleh Dr. Wahyudi Iswanto, diterbitkan oleh Grasindo di Jakarta.
Intonasi
Yaitu tekanan suara yang keluar dari mulut.Baik itu rendah,sedang,maupun tinggi. Intonasi
sangat berpengaruh pada arti sebuah kata dari puisi.Puisi tentunya akan terdengar mengalun-
alun apabila adanya tekanan puisi.Yang pada akhirnya akan memberikan kemerduan isi
puisi.Kamu bisa latihan olah tekanan suara.Misalnya (Oh , Ooh , Ohh...,Ohhh...,Ras, Rass, Rasss).
Kemerduan suara dihasilkan oleh dinamika suara tinggi-rendah yang baik.Dan memberikan
gambaran maksud dari isi puisi kalian.
Jeda
Kalimat puisi yang diucapkan mestinya bisa dimengerti dari kata yang satu maupun kebagian
kata yang selanjutnya.Kamu harus mengatur tempat singgah pembacaan atau jeda yang tepat
pada suatu kalimat.Sehingga tidak memotong kalimat tersebut dibagian kata yang sifatnya satu
pengertian, yang nantinya malah terdengar janggal ditelinga pendengar.Misalnya Rasa yang
terasa meniris jelma pedih kian meruntut.Kamu tidak boleh memotong (menjeda) kalimat pada
kata meniris,yang akhirnya antara penyambungan jelma pedih kian meruntut,itu akan memecah
suatu maksud isi kalimat.kalimat meniris jelma adalah satu kesatuan arti dari kalimat
tersebut.Apabila dipecah maka akan terdengar jelma pedih kian meruntut,ini akan terdengar
tidak berhubungan arti dengan kalimat selanjutnya.
Tempo
Selain jeda penghentian cepat-lambatnya tempo juga mempengaruhi isi suatu kalimat. Tempo
salah satu sentuhan awal untuk memberikan alunan suatu puisi.Kalimat-kalimat puisi yang
dialunkan akan terasa merdu apabila pemberian temponya diperhatikan.Misalnya, puisi tentang
kesedihan ini akan lebih banyak tempo lambat,sebaliknya puisi tentang suatu kemarahan atau
rasa gelora yang bergejolak akan lebih banyak tempo cepat.
Penghayatan
Bacalah berulang-ulang naskah puisi yang akan kamu bawakan.Carilah setiap kata-kata yang sulit
dari puisimu untuk diingat dan difasihkan.Puisi akan terasa energik apabila kamu dapat
menghayati setiap isi puisi tersebut.Apabila kamu bisa memahami keseluruhan isi puisi,maka
secara tidak langsung itu akan terbawa dengan suara yang keluar dari mulutmu dalam
pembawaan puisi.Penghayatan yang bagus akan seolah-olah mengajak pendengar mengikuti
cerita dari isi puisi. Misalnya puisi tentang kesedihan,maka penghayatannya juga sedih,bagitu
pula sebaliknya.
Pernapasan
Pernapasan disini maksudnya napas panjang,pendek,datar,ataupun terengah-engah.Ketika puisi
bertema kesedihan kamu bawakan maka napas terengah-engah perlu kamu
terapkan.Maksudnya seolah sedang merasa tersiksa suatu beban.Jadi,gunakanlah pernapasan
yang tepat untuk puisi kalian.