Anda di halaman 1dari 6

1.

Penyuluhan sebagai penyebarluasan informasi/inovasi


Adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih, banyak cara untuk
dapat mengakses dengan mudah dan cepat suatu informasi. Oleh
sebab itu, agar teknologi tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat
penggunanya, maka diperlukan strategi khusus untuk
mengkomunikasikannya/ menyebarluaskannya
2. Penyuluhan sebagai proses penerangan
Dengan penyuluhan diharapkan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan maupun sikap.
a) Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu, dan yang sudah tahu menjadi
lebih tahu.
b) Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan
dari yang tidak mampu menjadi mampu; melakukan suatu
pekerjaan yang bermanfaat.
c) Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahan dari
yang tidak mau, menjadi mau mencoba kesempatan.
3. Penyuluhan sebagai proses
perubahan perilaku
Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat
agar mereka tahu, mau, dan
mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan/keuntungan dan
perbaikan kesejahteraannya.
4. Penyuluhan sebagai p
roses pendidikan
Penyuluhan dapat dipandang sebagai proses pendidikan (Mardikanto
dalam Subejo, 2010) dengan ciri
-
ciri :
a. Penyuluhan adalah sistem pendidikan non
-
formal (di luar sistem sekolah) yang: (i) terprogram, (ii)
dapat dilakukan dimana saja, (iii
) tidak terikat waktu, (iv) disesuaikan dengan kebutuhan sasaran, (v)
pendidik dapat berasal dari peserta didik.
b. Penyuluhan adalah sistem pendidikan orang dewasa, sehingga: (i)
metode; (ii) pendidikan lebih
banyak bersifat saling mengisi dan berbagi pen
galaman/information and knowledge sharing, (iii)
keberhasilan bukan tergantung dari jumlah materi namun seberapa
jauh tercipta dialog, (iii) sasaran
utamanya adalah orang dewasa (baik dewasa dalam arti biologis
maupun psikologis).
Menurut Mardikanto (2010)
, keberhasilan penyuluhan tidak diukur dari seberapa banyak ajaran
yang
disampaikan, tetapi seberapa jauh terjadinya proses belajar bersama
yang dialogis, yang mampu
menumbuhkan kesadaran (sikap), pengetahuan dan perilaku “baru”
yang mampu mengubah perilak
u
kelompok sasarannya ke arah kegiatan dan kehidupan yang lebih
menyejahterakan setiap individu,
keluarga dan masyarakat. Jadi pendidikan dalam penyuluhan adalah
proses belajar bersama. Proses
belajar ini bukanlah proses menggurui, melainkan menumbukan sem
angat belajar bersama yang
mandiri dan partisipatif. Sehingga keberhasilan penyuluhan bukan
diukur dari seberapa jauh terjadi
transfer pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku, tetapi
seberapa jauh terjadi dialog, diskusi,
dan pertukaran pengalaman
.
5. Penyuluhan sebagai proses rekayasa sosial
Rekayasa sosial dalam hal ini memiliki pengertian segala upaya yang
dilakukan untuk menyiapkan
sumberdaya manusia agar mereka, mau dan mampu melaksanakan
peran sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi dalam sistem
sistem sosialnya masing
-
masing, dengan tujuan yaitu terwujudnya proses
perubahan sosial demi terciptanya kondisi sosial yang diinginkan oleh
perekayasa. Rekayasa sosial lebih
berkonotasi untuk membentuk (“to do to”) atau menjadikan masyarakat
menjadi sesu
atu yang baru
sesuai yang dikehendaki oleh perekayasa. Pengambilan keputusan di
tangan perekayasa (Mardikanto,
2010).
6. Penyuluhan sebagai proses pemasaran sosial
Menurut Mardikanto (2010), pemasaran sosial memiliki pengertian
menawarkan sesuatu (“to do f
or”);
dimaksudkan untuk menawarkan diri sesuatu kepada masyarakat.
Pengambilan keputusan di tangan
masyarakat itu sendiri. Termasuk dalam pengertian penawaran di sini
adalah penggunaan konsep
-
konsep pemasaran dalam upaya menumbuhkembangkan,
menggerakkan da
n mengembangkan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan yang ditawarkan
dan dilaksanakan oleh dan untuk
masyarakat yang bersangkutan.
7. Penyuluhan sebagai proses perubahan sosial
Menurut Mardikanto (2010), yang dimaksud dengan perubahan sosial
adalah tidak saja perubahan
(perilaku) yang berlangsung pada diri seseorang, tetapi juga perubahan
-
perubahan hubungan antar
individu dalam masyarakat, termasuk struktur, nilai
-
nilai, dan pranata sosialnya, seperti: demokratisasi,
transparansi, supremasi h
ukum, dan
-
lain.
8. Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan dalam hal ini (Tim Deleveri dalam Mardikanto, 2010)
sebagai suatu proses yang bertitik
tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf
hidupnya sendiri den
gan
menggunakan dan mengakses sumberdaya setempat sebaik mungkin.
Proses tersebut menempatkan
masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan (people or
community centered
development). Untuk itu, warga masyarakat didorong untuk
memanfaatkan sumberd
aya yang dimiliki
secara optimal serta terlibat secara utuh dalam mekanisme produksi,
ekonomi, sosial dan ekologi
(Mardikanto, 2010).
9. Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan
Menurut Mardikanto (2010), komunikasi pembangunan adalah:
a. Proses pe
nyadaran masyarakat, tentang keberadaannya, dan pentingnya
pemenuhan kebutuhan yang
terus bertambah (ragam, jumlah dan mutunya) serta pentingnya
pemecahan masalah
-
masalah yang
sedang dan akan dihadapi, untuk memperbaiki mutu hidupnya;
b. Proses penyampaian
informasi kepada segenap warga masyarakat tentang adanya kegiatan
pembangunan yang sedang dan akan diupayakan oleh pemerintah
bersama
-
sama dengan atau oleh
masyarakat;
c. Proses penyadaran masyarakat tentang pentingnya kegiatan
pembangunan bagi perbaikan
mutu
hidup mereka dan segenap warga masyarakat lainnya;
d. Proses penyadaran untuk tumbuh, bergerak, berkembang dan
terpeliharanya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan yang sedang diupayakan oleh pemerintah
bersama
-
sama dengan atau oleh
masyarakat;
e.
Proses untuk mengajak dan mendidik warga masyarakat untuk siap
melakukan perubahan
-
perubahan
perilaku dan menerapkan teknologi/inovasi yang sudah terpilih, guna
tercapainya perbaikan mutu hidup
yang telah direncanakan/ditetapkan;
f. Proses untuk terus
-
mene
rus mengembangkan semangat belajar dari segenap masyarakat, agar
senantiasa memahami keadaannya, masalah
-
masalah yang dihadapi, dan upaya
-
upaya pemecahan
masalah tersebut, agar mereka dapat terus
-
menerus memperbaiki mutu hidup.
g. Proses pemeliharaan dan p
engembangan partisipasi masyarakat secara berkelanjutan, demi terus
berkembangnya kegiatan pembangunan untuk mencapai mutu hidup
yang lebih baik lagi di masa
-
masa
mendatang.
Menurut Mardikanto (1994), penyuluh sebagai unsur komunikasi dan
komunikasi adala
h salah
pengubah antara dalam proses pembangunan. Berlo dalam Mardikanto
(1994) mengungkapkan unsur
-
unsur komunikasi yang terdiri atas sumber, pesan, media, atau saluran,
dan penerima. Sehubungan
dengan keempat unsur komunikasi tersebut, penyuluh sebagai a
gen pembaharuan (change agent)
memiliki fungsi ganda baik sebagai guru, penasehat dan organisator
(Mosher dalam Mardikanto, 1994).
Oleh sebab itu, efektivitas komunikasi sangat ditentukan oleh kualifikasi
penyuluh. Untuk itu hal
-
hal
yang dipertimbangkan (L
ionberger dan Gwin, 1989):
1. Kemampuan penyuluh untuk berkomunikasi;
2. Tersedianya suatu sistem (sarana) penunjang yang memungkinkan
penyuluh dan kliennya melakukan
sesuatu yang ingin mereka lakukan;
3. Adanya kebijakan pemerintah yang memungkinkan para
penyuluh dan kliennya melakukan apa yang
mereka ingin lakukan dalam upaya memperoleh suatu manfaat atau
imbalan tertentu (baik yang
sifatnya ekonomis maupun sosial).
10. Penyuluhan sebagai proses penguatan kapasitas (capacity
building)
Menurut Mardikanto (
2010), penguatan kapasitas di sini, adalah penguatan kemampuan
yang dimiliki
oleh setiap individu (dalam masyarakat), kelembagaan, maupun sistem
atau jejaring antar individu dan
kelompok/ organisasi sosial, serta pihak lain di luar sistem
masyarakatnya sam
pai di aras global.
Penguatan kapasitas adalah proses peningkatan kemampuan individu,
kelompok, organisasi dan
kelembagaan yang lain untuk memahami dan melaksanakan
pembangunan dalam arti luas secara
berkelanjutan.
Penguatan kapasitas untuk menumbuhkan pa
rtisipasi masyarakat tersebut, mencakup penguatan
kapasitas setiap individu (warga masyarakat), kapasitas kelembagaan
(organisasi dan nilai
-
nilai perilaku),
dan kapasitas jejaring (networking) dengan lembaga lain dan interaksi
dengan sistem yang lebih luas
.
Sehingga dari berbagai pemahaman di atas, maka disimpulkan bahwa
karena lingkup kegiatan
penyuluhan mencakup banyak aspek kehidupan, baik ekonomi, politik,
maupun sosial budaya, maka
penyuluhan dapat diartikan sebagai: “proses perubahan sosial,
ekonomi
, dan politik untuk
memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui
proses belajar bersama yang
partisipatif, yang melibatkan semua stakeholders pembangunan, demi
terwujudnya kehidupan yang
semakin berdaya, mandiri, dan partisipatif yang semakin
sejahtera dan berkelanjutan” (Mardikanto,
2005

Anda mungkin juga menyukai