Anda di halaman 1dari 4

Grezia Eleganza Nur Pradani Politik dan Pemerintahan UGM

Analysis of the movie The Burning Season in Civil Society as Social Movements
Film The Burning Season menggambarkan tentang maraknya pembukaan lahan di Cachoeira di pinggiran hutan Amazon, Brazil. Chico Mendez dibesarkan dengan lingkungan masyarakat yang penuh dengan penindasan terutama penindasan sumber daya manusia. Pada tahun 1951 di Brazil, keadaan Cachoieira penuh dengan eksploitas. Masyarakat bekerja sebagai penyadap karet. Walaupun dengan upah yang tidak begitu besar, masyarakat ikhlas dalam menjalankan setiap pekerjaannya karena hutan masih terlindungi. Walaupun penindasan terhadap buruh masih tetap marak terjadi oleh kaum borjuis pada saat itu. Seiring perkembangan jaman, pembukaan lahan dan pembangunan jalan semakin meluas di Cachoeira sehingga mengancam kehidupan di pinggiran hutan Amazon berupa ekosistem alam maupun keberlangsungan hidup masyarakat. Atas dasar itu, seorang pemuda bernama Wilson Pinheiro dan mahasiswi Sao Paolo bernama Regina membentuk Serikat Pekerja Pedesaan bernama Sindicato lewat sosialisasi forum gereja dan menumbuhkan kesadaran masyarakat. Kesadaran tersebut menimbulkan aksi protes yang berkala dengan skala konflik kecil sampai konflik besar. Protes pertama ditujukan pada penebang hutan sampai menyebabkan kendala pekerjaan. Hal ini membuat perusahaan Bordon menyuruh Kelompok peternak Darli Alves untuk menanggulangi aksi tersebut. Pemerintah yang bekerjasama dengan Bordon juga melancarkan aksi militer untuk mengatasi Sindicato. Chico yang awalnya seorang pemerhati pendidikan, tertarik untuk bekerjasama dengan Wilson dalam Sindicato. Organisasi ini semakin efektif sehingga Darli Alves membunuh Pinheiro. Pembunuhan Pinheiro memicu kemarahan masyarakat sehingga pemimpin perusahaan Bordon bernama Nilo Sergio tertembak mati. Hal ini menyebabkan pemerintah melalui jalur militer membekukan kegiatan Sindicato dan menangkap aktivis Sindicato kemudian dilakukan penyiksaan termasuk Chico Mendez. Namun Chico Mendez tetap gigih dalam perjuangannya, hal ini direkam oleh pembuat film dokumenter, Steven Keyle. Segala usaha telah dilakukan Chico termasuk ikut dalam pemilihan Gubernur Xapuri namun belum beruntung. Termasuk usaha untuk ikut ke Miami dalam rangka mencari simpati
1

media untuk menyatakan tuntutan kepada pemerintah agar menghentikan pembukaan lahan dan pembangunan. Kepulangan Chico tidak merubah apapun, bahkan penindasan yang dilakukan Darli Alves makin gencar dan membuat beberapa warga menjadi korban. Dampak yang terjadi semakin luas dari media yakni menyebarnya berita penindasan sehingga pemerintah Cachoeira melakukan mediasi dan mendapat keputusan bahwa pembukaan lahan akan dihentikan. Hal ini menyebabkan kelompok Darli Alves kecewa dan membunuh Chico Mendez di rumahnya pada tahun 1990 dan berita kematian Chico membuat kesadaran dalam hal pemberdayaan kaum buruh dan perlindungan hutan Amazon. Gerakan yang dilakukan oleh Sindicato dan diorganisir oleh Chico Mendez mempunyai karakteristik tertentu. Karakter gerakan ini yaitu; Pertama, kesadaran. Gerakan dilakukan atas dasar kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi hutan demi keberlanjutan hidup. Kedua, didasarkan atas kepentingan. Kepentingan masyarakat untuk mencari nafkah melalui hutan namun masih dalam batas melindungi hutan adalah hal yang diperjuangkan. Selain itu juga kepentingan untuk menghentikan pembukaan lahan serta pembangunan yang merugikan. Keempat, gerakan membawa isu tertentu yaitu isu lingkungan. Ketiga, aksi berkelanjutan. Aksi tidak hanya terjadi satu atau dua kali melainkan berlanjut sampai apa yang diinginkan oleh gerakan tersebut tercapai. Keempat, terorganisir dan terdidik yakni melalui didikan moral dengan tidak menggunakan persenjataan ketika melakukan perlawanan. Kelima, melalui jaringan yakni jaringan pertemanan dan forum gereja, forum gereja pada masa itu dianggap efektif dalam menimbulkan kesadaran masyarakat melalui kaitannya dengan sistem nilai. Berdasarkan karakter- karakter di atas, maka penulis memilih untuk menggunakan frame analisis civil society as social movements dalam pembahasan masyarakat sipil saat ini. Hal ini sangat ada kaitannya dengan perlawanan terhadap negara yakni perlawanan terhadap pemerintah yang membuat kebijakan tanpa berunding dengan masyarakat. Mirip yang terjadi di Eropa Timur dan Amerika latin yaitu mengenai perlawanan terhadap totalitarianisme negara yang membuat ilmuwan sosial dan politik mempelajarinya. Di dua wilayah ini (rejim komunis dan rejim militer), kekuatan-kekuatan asosiasional ditekan, dikooptasi, dikontrol serta diorganisir untuk kepentingan Negara dan gerakan sosial di sini ditujukan sebagai upaya demokratisasi (Indra, Nanang). Gerakan ini lebih bercirikan pada New Social Movements yang mengangkat isu- isu lebih modern seperti isu gender dan lingkungan sangat cocok dengan ciri gerakan dari
2

Sindicato yang mengangkat isu lingkungan. Gerakan yang terjadi lebih kepada peran dari teori ketegangan dan gangguan (Steven), tidak hanya itu namun juga terdapat peran teori mobilisasi sumber daya yaitu dengan ciri digerakkannya gerakan secara kolektif, terlembaga dan bertahan, serta terdidik dan rasional (Mc Adam). Selain itu juga terdapat peran media massa yang menjadi pendukung dari gerakan untuk menyalurkan terhadap pemerintah. Gidden (1993) mengemukakan bahwa Social Movements merupakan suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama, atau gerakan mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif di luar lingkup lembaga- lembaga yang mapan. Sindicato melakukan hal ini secara otonom untuk merealisasikan kepentingannya yaitu menggagalkan pembukaan lahan dan pembangunan yang merusak lingkungan. Persoalan yang ada tidak dilihat sebagai bagaimana perjuangan kelas seperti teori marxix, namun bagaimana collective action atas nama collective goods adalah mungkin diantara individu-individu yang dikawal oleh self interest yang terbatas, tokohnya adalah Mancur Olson (1965). Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat sipil di dalamnya berangkat dari kepentingankepentingan sebagai contoh di dalam film The Burning Season yaitu kepentingan masyarakat dan lingkungan. Masyarakat sipil terbukti secara nyata telah dapat membuat perubahan dalam hal kebijakan. Maka dari itu masyarakat sipil mempunya relasi dengan demokratisasi dan good governance. Menurut Nanang Indra Kurniawan bahwa penguatan masyarakat sipil modern adalah ekspresi perlawanan terhadap dominasi negara dan pasar dalam kehidupan publik. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan politik merupakan salah satu penguatan dari masyarakat sipil. Selain itu masyarakat sipil dapat diperkuat dengan media massa sebagai penyalur antara masyarakat dengan negara. Menurut Gramsci masyarakat sipil merupakan konteks dimana seseorang menjadi sadar dan dimana seseorang untuk pertama kalinya ikut serta dalam aksi politik. Masyarakat Cachoiera sangat sesuai dengan teori ini yaitu masyarakat sedar setelah adanya hegemoni negara yang merugikannya. Dalam pandangan liberal, masyarakat sipil menjadi salah satu aspek pelaksanaan demokratisasi agar berjalan secara efektif, sedangkan dalam mainstreem radikal, masyarakat sipil dapat mengubah demokratisasi jika dirubah seluruh tatanan fundamentalnya (Pacivis, Kajian). Oleh karena itu dalam dapat disimpulkan bahwa masyarakat sipil sebagai sebuh gerakan sosial dapat menjadi sebuah penguatan demokratisasi dan dapat menciptakan suatu good governance.

Referensi www.wattpad.com, Civil Society, dilihat pada 23 Oktober 2011, <http://www.wattpad.com/122198civil-society>. Hadi, Syamsul et all 2003, Studi Literatur Wacana Civil Society, jurnal Pacivis FISIP UI, vol. 1, no. 3, hh. 77-87. Indra, Nanang, Civil Society and Social Movements, lembaran kuliah dipresentasikan pada mata kuliah Civil Society, Jurusan Politik & Pemerintahan, FISIPOL UGM, Yogyakarta. Nova, Longgina et all 2011, Mengapa Gerakan Lahir?, lembaran kuliah dipresentasikan pada mata kuliah Gerakan Politik Gedung BA103, Jurusan Politik & Pemerintahan FISIP UGM, Yogyakarta, September 2011.

Anda mungkin juga menyukai