Anda di halaman 1dari 9

Resume ke-1

KONSEP PERENCANAAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA

Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia

yang Dibina oleh Ena Noveria, M.Pd.

Dinda Putri

19016086

Sesi. Kamis 09.41:12.20

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KONSEP PERENCANAAN DAN PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA

A. Pengertian Perencanaan

Nana Sudjana (dalam Sulastriningsih Djumingin dan Syamsudduha


(2016):1-2) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam
pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang
akan datang. Perencanaan berarti penyusunan langkah-langkah penyelesaian suatu
masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan
tertentu. Dalam hal ini perencanaan mencakup rangkaian kegiatan untuk
menentukan suatu tujuan oleh lembaga penyelenggara. Setelah tujuan ditetapkan
perencanaan berkaitan dengan penyusunan pola,rangkaian, dan proses kegiatan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas perencanaan
berkaitan dengan penyusunan rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang
dapat diukur dengan terpenuhinya faktor kerjasama perumusan perencanaan,
program kerja, dan upaya penerapan program kerja tersebut dalam mencapai
tujuan.

Perencanaan dapat diartikan pula sebagai suatu proses penyusunan


berbagai keputusan yang akan dilaksanakan dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan itu adalah hasil pemikiran yang berupa keputusan yang
akan dilaksanakan. Pemikiran yang dirumuskan berupa perencanaan itu, biasanya
disusun dengan logis, sistematis, rasional, dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Perencanaan sebenarnya adalah suatu proses penyusunan serangkaian


kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Rangkaian kegiatan dalam perencanaan tersebut
berbentuk sistem.Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Perencanaan pembelajaran berarti suatu proses
penyusunan serangkaian kegiatan untuk menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Husen (dalam Sulastriningsih Djumingin dan Syamsudduha (2009): 2).
Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan
pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu
yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

B. Perencanaan Pembelajaran Bahasa

Abdul Majid (dalam Sulastriningsih Djumingin dan Syamsudduha (2016):


3-4) mengemukakan konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu:

1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang


mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku,
kognitif dan aspek yang berkaitan dengan teori-teori konstruktif terhadap solusi
dan problem-problem pembelajaran.

2. Perencanaan pembelajaran sebagaisuatu sistem adalah sebuah susunan dari


sumber-sumber pembelajaran dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan
pembelajaran. Pengembangan sistem pembelajaran melalui proses sistemik
selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan.

3. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu disiplin adalah cabang dari


pengetahuan yang senantiasa memerhatikan hasil-hasil penelitian dan teori
tentang strategi pembelajaran dan implementasinya.

4. Perencanaan pembelajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara detail


spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan
situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang
sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.

5. Perencaanaan sebagai suatu proses adalah pengembangan pembelajaran secara


sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan
pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini
dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi
terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pembelajaran.

6. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pembelajaran


yang dikembangkan dengan menghubungkan pembelajaran dari waktu ke waktu
dalam suatu proses. Proses tersebut dikerjakan perencanaan dengan mengecek
secara cermat apakah semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan
dilaksanakan secara sistematik.

Jadi, perencanaan pembelajaran dimaksudkan di sini adalah suatu sistem


yang terarah yang digunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Perencanaan ini meliputi: perencanaan perangkat pembelajaran, silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, media, sumber, bahan, alat, pelaksanaan
pembelajaran, metode,strategi pembelajaran, alokasi waktu, dan penilaian.
Semuanya ini seharusnya direncanakan dengan baik agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara maksimal.

C. Fungsi Perencanaan Pembelajaran Bahasa

Secara umum terdapat beberapa fungsi perencanaan pembelajaran, sebagai


berikut:

1. Fungsi kreatif pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang


akan dapat memberikan feedback yang dapat menggambarkan berbagai
kelemahan yang akan terjadi.

2. Fungsi inovatif. Suatu inovasi hanya akan muncul seandainya kita memahami
adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

3. Fungsi selektif. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran kitadihadapkan


pada berbagai pilihan strategi.

4. Fungsi komunikatif. Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan


kepada setiap orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, atau bahkan
pihak eksternal seperti orang tua dan masyakarat.
5.Fungsi predikatif. Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat
menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai
dengan program yang disusun.

6. Fungsi akurasi. Seringkali terjadi bahwa guru merasa kelebihan bahan pelajaran
sehingga mereka merasa waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya
bahan yang harus dipelajari siswa.

7. Fungsi pencapaian tujuan. Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan


materi akan tetapi membentuk manusia secara utuh.

8. Fungsi kontrol. Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran
tertentu. Dalam hal inilah perencanaan berfungsi sebagai kontrol yang selanjutnya
dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program
pembelajaran selanjutnya, Sanjaya (dalam Ariyanti R, dkk (2021): 42-43).

Fungsi perencanan pembelajaran menurut Oemar Hamalik (dalam


Sulastriningsih Djumingin dan Syamsudduha (2016):10).

1.Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan


pendidikansekolah,danhubungannyadenganpembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuantersebut.

2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya


terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

3. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan
adanya organisasi kurikuler yang baik, metode yang tepat dan hemat waktu.

4. Murid-murid akan menghormati guru dengan sungguh-sungguh


mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka.

5.Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan


perkembanganprofesionalnya.
6. Membantu guru memiliki perasaan percaya diri pada dirisendiri dan jaminan
atas dirisendiri.

Dengan memperhatikan fungsi-fungsi perencanaan pembelajaran tersebut


akan menggambarkan bahwa seseorang pendidik yang selalu merencanakan
langkah-langkah pembelajarannya sebelum masuk kelas maka akan tumbuh dan
berkembang menjadi tenaga pendidik professional sehingga dengan demikian
mereka dapat memberikan pengajaran yang baik, yaitu dapat mencerdaskan
peserta didik.

D. Perencanaan Sebagai Suatu Sistem

Suatu sistem tidak sekedar gabungan dari bagian-bagian, tetapi harus


mempunyai tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai oleh fungsi dari satu atau dari
beberapa bagian dari sistem itu sendiri. (Suparman dalam Farida Jaya (2019): 14-
16).

Dari pengertian tersebut di atas, pembelajaran dapat dikategorikan sebagai


suatu sistem dengan pertimbangan :

1) Pembelajaran mempunyai bagian-bagian (variabel-variabel pembelajaran);

2) Setiap variabel pembelajaran mempunyai masing-masing fungsi, seperti


komponen kondisi berfungsi untuk memberi landasan atau pijakan terhadap
penggunaan metode yang efektif dan efisien;

3) Setiap variabel pembelajaran melakukan fungsi secara bersama-sama, yaitu


baik variabel kondisi, metode, maupun variabel hasil;

4) Fungsi itu dilaksanakan bersama-sama untuk mencapai tujuan, yaitu untuk


meningkatkan kualitas belajar siswa melalui penciptaan suatu model atau progam
pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dalam sebuah sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya tujuan.
Setiap sistem pasti memiliki tujuan, dan tujuan dari sistem telah ditentukan
lebih dahulu, serta menjadi tolok ukur pemilihan komponen serta kegiatan dalam
proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada
dalam suatu sistem mengarah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem adalah
pusat orientasi dalam suatu sistem.

2. Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja


system.

Penyelenggaraan pembelajaran di sekolah merupakan suatu sistem, maka


setiap komponen yang mempunyai fungsi tertentu itu mesti menyumbang secara
sepantasnya dalam rangka mencapai tujuan dan semua fungsi tersebut perlu
dikoordinasikan secara terpadu agar proses pembelajaran berlangsung secara
efektif dan cfisien.

3. Adanya komponen sistem.

Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya tiap sistem pasti memiliki


komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Agar fungsi
perencanaan dapat berjalan dengan baik diperlukan komponen silabus dan RPP,
agar fungsi administrasi dapat menunjang keberhasilan system pendidikan
diperlukan komponen administrasi kelas, administrasi siswa, administrasi guru,
dan lain sebagainya. Agar kurikulum berfungsi sebagai pedoman pendidikan
diperlukan komponen tujuan, isi atau materi pelajaran, strategi pembelajaran serta
komponen evaluasi pembelajaran. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus
dapat melaksanakan fungsinya dengan tepat. Jika suatu sistem itu adalah sebuah
mesin, maka setiap bagian (onderdil) adalah komponen dari mesin (sistemnya);
demikian pula halnya dengan pembelajaran di sekolah sebagai sistem, maka
semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan
kegiatan-kegiatan lain yang terjadi di dalamnya adalah merupakan komponen
sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen sistem.

4. Adanya interaksi antar komponen atau saling berhubungan.


Antar komponen dalam suatu sistem terdapat saling berhubungan, saling
mempengaruhi, dan saling ketergantungan. Misalnya: guru bisa menjalankan
fungsinya sebagai guru jika ada siswanya; karena siswa yang responsif, kritis, dan
koordinatif banyak membantu guru dalam mengembangkan kariernya.

Sistem sebagai suatu pendekatan merupakan cara pandang sesuatu secara


sistematik dan sistemik (menyeluruh), tidak terpisah-pisahkan. Perencanaan
pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. Karena
disamping landasan teori yang menjadi pijakan kegiatan pembelajaran,
perencanaan pembelajaran juga sangat ditentukan oleh pendekatan yang dipakai
dalam merancang pembelajaran. Dengan menggunakaan pendekatan sistem akan
memberi peluang dalam mengintegrasikan seluruh komponen yang
mempengaruhi belajar dalam desain pembelajaran. Dengan menggunakan analisis
sistem pembelajaran akan dapat diketahui keseluruhan komponen yang
mempengaruhi belajar, termasuk pula keterkaitan antara komponen tersebut.
Informasi ini sangat berguna dalam menetapkan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran yang tertera dalam silabus dan RPP.
Referensi

Farida Jaya. 2019. Perencanaan Pembelajaran. Medan: Fakultas Tarbiyah Dan


Keguruan UIN Sumatera Utara.

Rahayu, A., dkk. 2021. “Hakikat Perencanaan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra
Indonesia”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Volume 7. Nomor 1. Diunduh 25 Agustus 2021.

Sulastriningsih Djumingin dan Syamsudduha. 2016. Perencanaan Pembelajaran


Bahasa , Sastra Indonesia dan Daerah Teori dan Terapannya. Makassar:
Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar Hotel.

Anda mungkin juga menyukai