Anda di halaman 1dari 11

MATERI PEMBELAJARAN PUISI

A. Pengertian Puisi
1. Etimology (Bahasa)
       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait.
       Puisi adalah sebuah hasil karya sastra yang berasal dari ungkapan atau
curahan perasaan dan pemikiran seseorang.
       Puisi dibuat atas dasar ungkapan perasaan seseorang dengan rangkaian
bahasa yang indah serta mengandung makna, irama, rima, matra dan bait.

2. Terminology (Ahli)
a. Menurut Aminuddin (2009:134) kata puisi berasal dari bahasa Yunani
pocima “membuat” atau poeisis “pembuatan”. Puisi diartikan
“membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya
seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin
berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun
batiniah.

b. Hudson (dalam Aminuddin, 2009:134) mengungkapkan bahwa ″Puisi


adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai
media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti
halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam
menggambarkan gagasan pelukisnya″.

c. Menurut Ratih Mihardja (2012:18) ″Puisi adalah seni tertulis dimana


bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain
arti semantiknya″.

d. Dresden (dalam Ratih, 2012:18) mengatakan bahwa ″Puisi adalah


sebuah dunia dalam kata. Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan
cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang
membentuk sebuah dunia bernama puisi″.

e. Hasanuddin (2002:5) menyatakan ″Puisi adalah pernyataan perasaan


yang imajinatif penyair yang masih abstrak dikonkretkan, untuk
mengkonkretkan peristiwa-peristiwa yang telah ada di dalam fikiran
dan perasaan penyair, dan puisi merupakan sarananya″.

f. Menurut Waluyo (2002:25) ″Puisi adalah suatu bentuk karya sastra


yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya″.

g. Menurut Semi (1988:84) Puisi dapat diumpamakan sebagai suatu


pernyataan yang menyenangkan yang muncul dari suatu kemampuan,
penyairnya melihat sesuatu secara antusias dengan jurus yang tepat.
Penyair mempertimbangkan secara matang apa yang dilihatnya,
kemudian mengungkapkan hasil penglihatannya tanpa terlalu
berkecendrungan untuk mempermasalahkannya.

h. Mulyana (dalam Semi, 1988:83) ″Puisi adalah sintesis dari berbagai


peristiwa yang tersaring semurni-murninya dan berbagai proses jiwa
yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistem
korespondensi dalam salah satu bentuk″.

i. Menurut Semi (1988:84) Puisi dapat diumpamakan sebagai suatu


pernyataan yang menyenangkan yang muncul dari suatu kemampuan,
penyairnya melihat sesuatu secara antusias dengan jurus yang tepat.
Penyair mempertimbangkan secara matang apa yang dilihatnya,
kemudian mengungkapkan hasil penglihatannya tanpa terlalu
berkecendrungan untuk mempermasalahkannya. Sejalan dengan itu

j. Mulyana (dalam Semi, 1988:83) ″Puisi adalah sintesis dari berbagai


peristiwa yang tersaring semurni-murninya dan berbagai proses jiwa
yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistem
korespondensi dalam salah satu bentuk″.

B. Karakteristik Puisi
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan jenis puisi yang terkait oleh berbagai ketentuan,
seperti banyaknya larik setiap bait, banyaknya suku kata pada setiap larik,
ataupun pola iramanya.
a. Pantun
Merupkan puisi lama yang memiliki ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
 Terdiri dari empat baris
 Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
 Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris terakhir disebut
isi.
 Rima akhirnya berbunyi a-b-a-b
Contoh:
Semua bunga berwarna indah
Tumbuh dan mekar di taman ini
Segala nikmat yang diterima
Hendaklah s’lalu kita syukuri
Tumbuh dan mekar di taman ini
Membuat taman berwarna-warni
Hendaklah s’lalu kita syukuri
Supaya Tuhan pun merahmati

Pantun terdiri dari tiga jenis, yaitu:


1) Pantun Berkait (Seloka)
Pantun berkait (seloka) merupakan pantun yang terdiri atas beberapa
bait, dan bait yang satu dengan bait yang lainnya sambung
menyambung. Barus kedua dan keempat pada bait satu dipakai
kembali pada baris pertama dan ketiga pada bait kedua. Demikian
pula seterusnya.

Contoh:
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah Tuan

Buah kemuning di dalam puan


Dibawa dari indragiri
Putih kuning sambutlah tuan
Sambutlah dengan si tangan kiri

2) Talibun
Talibun merupakan pantun yang susunannya terdiri dari enam,
delapan, atau sepulu baris. Pembagian baitnya sama seperti pantun
biasa yakni terdiri dari sampiran dan isi. Jika satu bait terdiri dari
enam baris, maka tiga baris pertama sampiran dan tiga baris
berikutnya merupakan isi.

Contoh:
Tangkap macan siapkan parang
Parang tajam hilangkan sengsara
Sampiran
Macan mati tinggalkan permata
Untuk persembahan bagi adinda
Kakanda mengarungi lautan garang
Untuk pergi demi hilangkan lara
Isi
Disini adinda tak pernah pejamkan mata
Demi menunggu kepulangan kakanda

3) Pantun Kilat (Karmina)


Pantun kilat (karmina) merupakan pantun yang terdiri dari dua baris;
baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi.

Contoh:
* Burung elang burung kutilang
Aku pulang membawa uang

* Kura kura dalam perahu


Pura pura tidak tahu

b. Syair
Syair merupakan bentuk puisi lama yang merupakan pengaruh
kebudayaan Arab. Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Terdiri atas empat baris
 Tiap baris terdiri dari 8-10 suku kata.
 Tidak memiliki sampiran semuanya merupakan isi
 Berima akhir a-a-a-a

c. Gurindam
Gurindam merupakan jenis puisi lama yang terdiri dari dua baris yang
berirama. Baris pertama umumnya sebab (hukum, pendirian),
sedangkan baris kedua merupakan jawaban atau dugaan.

Ciri dari gurinda adalah isinya berupa nasihan atau ajaran yang sarat
dengan nilai pendidikan, ajaran-ajaran keagamaan, ataupun petuah-
petuah hidup.

Contoh:
*Kepada guru harus beradab
Kepada rekan jangan biadab
*Belajar dengan penuh kesungguhan
Akan mendapatkan kemenangan
*Belajarlah dengan tulus ikhlas
Nanti Tuhan akan memberi balas
d. Mantra
Mantra merupakan jenis puisi yang terikat oleh aturan-aturan baku.
Salah satu jenis puisi tua yang keberadaannya dianggap memiliki
kekuatan gaib sebagaimana doa.

Contoh:
Mantra pengobat sakit perut
Gelang-gelang si gali-gali
malukut kepala padi
Air susu keruh asalmu jadi
aku sapa tidak berbunyi

2. Puisi Baru
Puisi baru merupakan jenis puisi yang tidak terikat oleh ketentuan banyak
larik pada setiap baitnya, banyaknya suku kata, ataupun pola rimanya.
Puisi baru memiliki karakteristik atau ciri yang membedakan dengan
bentuk karangan lain, seperti:
a. Padat makna
b. Banyak menggunakan kata-kata konotasi
c. Mengutamakan keindahan kata-kata
d. Disajikan dalam bentuk monlog
e. Dibentuk dalam bait-bait atau baris-baris yang tidak selesai, bukan
dalam bentuk paragraf.

1) Puisi Naratif
Puisi naratif merupakan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini
terbagi ke dalam beberapa macam yakni:
a) Balada
Balada merupakan puisi/sajak sederhana yang mengisahkan cerita
rakyat mengharukan

Contoh:
Balada Pembungkus Tempe
(W.S Rendra)

Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe

Pembungkus yang berjasa


Penuh kisah bertulis duka lara
Dibuang tanpa dibaca

Pembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?

b) Romansa
Romansa merupakan jenis puisi yang menggunakan bahasa
romantik yang berisi kisah percintaan dan diselingi perkelahian
dan petualangan.

Contoh:
Asmaradana
(W. S. Rendra)

Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa


hujan dari daun,
karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda
serta langkah
pedati ketika langit bersih kembali menampakkan
bimasakti,
yang jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak ada
yang berkata-kata.
Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia
melihat peta,
nasib, perjalanan dan sebuah peperangan yang tak
semuanya
disebutkan.
Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis.
Sebab bila esok
pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh
ke utara,
ia tak akan mencatat yang telah lewat dan yang
akan tiba,
karena ia tak berani lagi.
Anjasmara, adikku, tinggallah, seperti dulu.
Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu.
Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan
wajahku,
kulupakan wajahmu.

2) Puisi Lirik
Puisi lirik merupakan puisi yang dimana penyair mengungkapkan
gagasan pribadinya. Puisi lirik terbagi menjadi tiga macam:
a) Elegi
Elegi merupakan puisi yang mengungkapkan perasaan duka.

Contoh:
Senja di Pelabuhan Kecil
(Chairil Anwar)
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang


menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan


menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

b) Serenada
Serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.
Kata “serenada” berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada
waktu senja. Contohnya: Serenada karya W.S Rendra seperti
“Serenada Hitam”, “Serenada Biru”, “Serenada Kelabu”. Warna-
warna dibelakang tersebut melambangkan sifat nyayian cinta itu,
ada yang bahagia, sedih, kecewa, dan sebagainya.

c) Ode
Ode merupakan puisi yang berisikan pujaan terhadap seseorang,
hal, atau kejadian.

Contoh:
Puisi untuk Guru
Karya: Muhammad Yanuar
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukkan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin kuucapkan
Terima kasih atas jasamu

3) Puisi Deskriptif
Puisi Deskriptif merupakan jenis puisi dimana penyair bertindak
sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau
suasana yang dipandang menarik perhatiannya.

a) Satire
Satire merupakan puisi yang mengungkapkan perasaan ketidak
puasan penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara
menyindir atau menyatakan keadaan yang sebaliknya.

Contoh:
NEGERIKU
Oleh : (Gus Mus)
Mana ada negri sesubur negeriku
Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tehu dan jagung tapi
juga pabrik, tempat rekreasi dan gedung
Prabot – prabot orang kaya di dunia dan burung-burung indah
piaraan mereka berasal dari hutanku
Ikan – ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku
Emas dan perak, perhiasan mereka digali dari tambangku
Air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku
Mana ada negri sekaya negeriku
Majikan – majikan bangsaku memiliki buruh – buruh
mancanegara
Brangkas – brangkas Bank ternama dimana – mana menyimpan
harta – hartaku
Negriku menumbuhkan konglomera dan mengikis habis kaum
melarat
Rata – rata pemimpin negriku dan handai tolannya terkaya
didunia
Mana ada negri semakmur negeriku
Penganggur – penganggur diberi perumahan, gaji dan pensiunan
setiap bulan
Rakyat – rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan
Rampok – rampok di beri rekomendasi, dengan kop sakti instansi
Maling – maling di beri konsensi
Tikus dan kucing dengan asik berkorupsi.

b) Puisi Impresionistik
Puisi impresionistik merupakan puisi yang dibuat oleh penyair
berdasarkan ungkapan kesan penyair terhadap suatu hal.

C. Pengertian Tema, Suasana dan Makna


1. Tema : Pokok persoalan yang akan diungkapkan dengan penyair. Dari
pokok persoalan itu kemudian lahir pula amanat atau pesan-pesan tertentu.
2. Suasana: Suasana yang menyertai kejadian, peristiwa, atau hal-hal yang
diungkapkan dalam puisi. Suasana biasanya menggambarkan rasa
gembira, bahagia, sedih, haru, kecewa, gelisah, berontak, tenang, pasrah,
bingung, sepi, bimbang, dsb.
3. Makna: Pesan atau amanat yang disampaikan oleh penyair.

TUGAS 1

Bacalah salah satu puisi tersebut. Kemudian tentukanlah:


a. Tema puisi tersebut!
b. Suasana dalam puisi tersebut!
c. Makna yang terkandung dalam puisi tersebut!

1. Tidak Ada New York Hari Ini

-Aan Mansyur-

Tidak ada New York hari ini


Tidak ada New York kemarin
Aku sendiri dan tidak berada disini
Semua orang adalah orang lain.

Bahasa ibu adalah kamar tidurku


Kupeluk tubuh sendiri
Dan cinta--kau tak ingin aku
Mematikan lampu
Jendela terbuka
dan masa lampau memasukiku sebagai angin
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening. Kau yang dingin dikenang.

Hari ini tidak pernah ada. Kemarin tidak nyata


Aku sendiri dan tidak menulis puisi ini.
Semua kata tubuh mati semata.

Puisi adalah museum yang lengang. Masa remaja dan negeri jauh. Jatuh dan
patah. Foto-foto hitam putih. Aroma kemeja ayah dan senyum perempuan yang
tidak membiarkanku merindukan senyum lain. Tidak ada pengunjung. Tidak ada
pengunjung.
Di balik jendela, langit sedang mendung.
*
Tidak ada puisi hari ini. Tidak ada puisi kemarin.
Aku menghapus seluruh kota sebelum sempat menuliskannya.

-Aan Mansyur-

(Antologi puisi “Tidak Ada New York Hari Ini”)

2. Bunga dan Tembok

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun Rumah
dan merampas tanah

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak
Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun jalan
raya seperti pagar besi

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang dirontokan di bumi kami sendiri

Jika kami bunga


Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
dengan keyakinan: engkau harus hancur! Dalam keyakinan kami
Dimanapun—tirani harus tumbang

-Wiji Thukul-

3. Pada Suatu Hari Nanti

Pada suatu hari nanti


Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri

Pada suatu hari nanti


Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap ku siasati

Pada suatu hari nanti


Impianku tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari.

-Sapardi Djoko Damono-


(Antologi Puisi “Hujan Bulan Juni”)

Anda mungkin juga menyukai